EFEKTIVITAS ANTARA LATIHAN KONTRAKSI EKSENTRIK HYDROTERAPY DENGAN LATIHAN BALLISTIC STRETCHING UNTUK FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA REMAJA PUTRI

EFEKTIVITAS ANTARA LATIHAN KONTRAKSI EKSENTRIK HYDROTERAPY DENGAN LATIHAN BALLISTIC STRETCHING UNTUK FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA REMAJA PUTRI

1 Nastiti Az-zahra 2 , Fudjiwati Ichsani 1,2 Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jln. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk Jakarta nastiti07@gmail.com

Abstract

Purpose this reseach is to determine difference effect of exercise eccentric contraction hydrotherapy with ballistic stretching exercise on flexibility of muscle hamstring in adolescent 16-17 years old. Methode the research is purposive experiment, where an increase in the value of flexibility measured using sit and reach. The sample consisted of

24 subject from SMAN 27 Bandung, randomly selected to be into two groups. The treatment group I with the eccentric contraction exercises correction hydrotherapy meanwhile treatment group II with ballistic stretching exercises. data which obtained from normality test is normal, meanwhile data resulted in homogen variant. The results of hypothesis testing in the treatment group I p value = 0.001, it means eccentric contraction exercises hydrotherapy can improve the flexibility of the hamstring muscles. In the treatment group II p value = 0.001, it means ballistic stretching exercises can improve the flexibility of the hamstring muscles. On the Independent Sample t-Test showed 0.76, which means eccentric contraction exercises hydrotherapy same as ballistic stretching exercises in improving flexibility of the hamstring muscles. Exercise eccentric contractions hydrotherapy same as ballistic stretching exercises in improving the flexibility of the hamstring muscles.

Keywords: eccentric contraction hydrotherapy, ballistic stretching, hamstring.

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efek latihan kontraksi eksentrik hydrotherapy dengan latihan ballistic stretching terhadap fleksibilitas otot hamstring pada remaja putri 16-17 tahun. Metode penelitian ini bersifat purposive exsperiment, nilai fleksibilitas diukur menggunakan sit and reach test . Sample terdiri dari 24 orang siswi SMAN 27 Bandung dipilih secara acak untuk dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok perlakuan I dengan latihan kontraksi eksentrik hydrotherapy exercise sementara kelompok perlakuan II terdiri dengan latihan ballistic stretching . Uji normalitas data berdistribusi normal sedangkan uji homogenitas didapatkan data memiliki varian homogen. Hasil uji hipotesa pada kelompok perlakuan I didapatkan nilai p=0,001 yang berarti latihan Kontraksi eksentrik hydrotherapy dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring . Pada kelompok perlakuan II didapatkan nilai p=0,001 yang berarti latihan ballistic stretching dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring . Pada hasil

Independent Sample t-Test menunjukan 0,76 yang berarti latihan kontraksi eksentrik

hydrotherapy dan latihan ballistic stretching sama baiknya dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring . Latihan kontraksi eksentrik hydrotherapy dan latihan ballistic stretching sama baiknya dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring.

Kata kunci : Kontraksi eksentrik hidroterapi , ballistic stretching, hamstring.

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 29

Pendahuluan

Usia remaja merupakan masa-masa tubuhnya tetap lebih fleksibel dibandingkan eksplorasi untuk mencari tahu apa yang menjadi dengan pria. Karena struktur tubuh putri memiliki tujuan, masa mencari tahu jati diri dan keinginan massa lebih sedikit, kepadatan tubuh kurang dan mereka di masa depan. Sehingga remaja proporsi lemak lebih banyak jika dibandingkan dikatakan produktif karena memiliki kemampuan dengan pria sehingga fleksibilitas wanita untuk melakukan aktivitas rutin dan mampu terutama remaja putri lebih tinggi. untuk mengembangkan dirinya lebih baik seperti

Terkadang akibat tuntutan peran dan kematangan biologis, kognitif dan mental-sosial. kegiatan sehari-hari mereka yang terlalu lama Menurut Monks, Knoers,

Haditono duduk dengan posisi kurang baik untuk postur membedakan masa remaja menjadi empat secara anatomi yang berimbas pada nyeri bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, pinggang. Tanpa mereka sadari banyak masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja perubahan yang diakibatkan overuse otot-otot pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja yang berubah menjadi tegang akibat proteksi akhir 18 – 21 tahun.

dan

dari duduk terlalu lama. Jika hal ini dibiarkan, Fleksibilitas adalah kemampuan untuk akan terjadi pemendekan otot yang berimbas melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi nyeri dan kelainan gerak lainnya. Selain itu, dengan dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon, fleksibilitas terutama bagian otot Hamstring yang dan

stabilisasi tubuh jika fleksibilitas yaitu aktivitas, kegemukan/obesitas, mengalami pemendekan akan merubah tidak usia, gender, latihan angkat beban, struktur hanya postur tapi gerak saat berjalan, berlari, tulang, otot, ukuran sendi, dan jaringan ikat di duduk yang bisa berimbas pada kelainan sistem sekitar sendi. Namun, bagi pra-remaja putri tulang belakang seperti scoliosis. masih tergolong fleksibel karena pada masa

ligamen. Beberapa

faktor penentu berfungsi sebagai

Desain dan berbagai latihan untuk remaja inilah pertumbuhan masih terjadi baik peningkatan fleksibilitas tubuh sangat beragam penambahan tinggi maupun berat badan. sesuai keinginan dan daerah yang akan

Jaringan lunak masih ikut berkembang seiring ditingkatkan sistem fleksibilitas tubuhnya, apakah dengan pertumbuhan tinggi badan. Meskipun itu regio tangan, kaki, pinggang, dll. Namun yang pada akhirnya masa remaja berakhir dengan harus diperhatikan adalah ketika melakukan perkembangan dan pertumbuhan di akhir usia 21 stretching dan dosis latihan. Karena otot harus tahun. Tidak dapat dipungkiri pada usia remaja di -stretch sesuai dengan pemanjangan otot dengan sangat produktif dan aktif. Walaupun normal agar lebih efektif. Salah satu caranya remaja putri lebih cepat mengalami pertumbuhan adalah dengan Gerakan ballistic stretching dan tubuh sehingga lebih cepat juga berhenti kontraksi eksentrik hidroterapi.

(i)

(ii)

Gambar 1. (i) ballistic stretching. (ii) kontraksi eksentrik hidroterapi

Otot Hamstring

Semimembranosus, dan Biceps femoris. Otot Otot hamstring tersusun oleh tiga

hamstring terletak mulai dari paha belakang otot dan tendonnya, yaitu Semitendinosus,

yang menghubungkan ke tuberositas ischia Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 30 yang menghubungkan ke tuberositas ischia Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 30

lateral tungkai bawah saat flexi. berfungsi sebagai stabilitas gerak seperti menekuk lutut, paha bergerak menjauhi

Fascia

tubuh, ekstensi pinggul. Kumpulan otot Fascia adalah jaringan ikat fibrosa Hamtring merupakan otot yang panjang,

yang sangat penting sebagai pembungkus multiarticular,

yang menghubungkan antarjaringan tubuh. mengalami cedera yang berulang.

Pada permukaan superficial atau permukaan Otot semimembranosus yang melekat

dangkal, fascia tepat terletak langsung di pada otot panggul dan tibia memiliki tendon

bawah kulit yang menciptaan struktur seperti proksimal terpanjang semua otot hamstring.

sarang lebah tipis dan berisi jaringan adiposa Otot ini memiliki fungsi untuk fleksi dan

(lemak). Sedangkan fascia yang lebih dalam ekstensi pada lutut dan pinggang yang

berfungsi sebagai pembungkus sistem merupakan fungsi juga dari otot hamstring.

muskuloskeletal di dalam tubuh dan bersifat Tendon Semimembranosus pada akhir distal

tebal. Fascia tersusun dari kolagen, elastin yang lebih tebal dan lebih pendek

fascia untuk dibandingkan dengan tendon Semitendinosus

yang

memungkinkan

bergerak/mengulur sesuai pergerakan otot. tetapi melebar proksimal, membentuk besar

Fascia mengandung serat otot yang aponeurosis, luas, yang memberikan tendon

memungkinkan otot untuk dapat berdekatan distal panjang rata-rata 26,1 cm, yang

dengan jaringan lunak seperti ligament, mencakup 59,4% dari

sendi, maupun otot-otot lainnya tanpa terjadi panjang otot. Sehingga dengan demikian

perlengketan.

tendon bagian distal dari Semimembranosus Fascia memiliki tiga lapisan yakni bisa dibilang tebal untuk menjaga kestabilan

lapisan superficial fascia, deep fascia, dan tubuh. Persarafan: N. tibialis (L5-S2).

retinacula cutis fibers.

Otot Semitendinosus yang mem- Superficial fascia atau subcutaneous bentuk otot Hamstring melintang dari bagian

fascia karena lebih dekat dengan kulit. atas otot hamstring yakni permukaan bagian

Karena terletak antara kulit dan lapisan awal dalam dari dasar panggul (dikenal sebagai

dalam fascia berserat yang menyelubungi tuberositas

sacrotuberous. Pada

Retinacula Cutis fibers merupakan terdapat bursa anserina diantara permukaan

Semitendinosus

jembatan penghubung antara superficial tibia dan tempat perlekatan pada pes

fascia dengan deep fascia. anserinus. Otot ini bekerja pada dua sendi,

fascia adalah jaringan gerakannya yaitu ekstensi pada sendi

Deep

pembungkus periosteum dan biasanya panggul dan fleksi pada sendi lutut serta

terdapat molekul asam hyaluronic terletakk rotasi medialis tungkai bawah. Persarafan: N.

antara deep fascia dan superficial fascia. tibialis (L5-S2).

Lapisan ini berfungsi untuk membantu Biceps femoris caput longum bermula

pergerakan otot, menyediakan jalan terusan pada tuberositas ischiadicum yang akan

pembuluh darah, membantu melakukan gerakan menghasilkan

menyediakan tempat tambahan untuk otot, gerak ekstensi (retroversi) sendi panggul

dan sebagai lapisan bantalan otot. bersama dengan otot Semimembranosus. Persarafan yang ada di Biceps femoris adalah

Saraf

N. tibialis (L5-S2) untuk caput longum, dan Sistem saraf merupakan sekumpulan N. peroneus communis (S1-S2) untuk caput

sel saraf yang berfungsi sebagai penghantar breve. Gerakan yang dihasilkan biceps

impuls baik dari sistem motorik dan sistem sensorik. Inti dari sel saraf adalah neuron.

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 31

Dan penyusun neuron terdiri atas dendrit Golgi Tendon Organ (GTO) adalah yang berfungsi dalam menerima masukan,

stretch receptor yang terletak di dalam akson tunggal yang berfungsi dalam

tendon otot tepat di luar perlekatannya pada transmisi impuls, Sel glial membantu kerja

serabut otot tersebut. GTO ikut bekerja sama neuron.

dengan muscle spindle untuk mengontrol Pada otot Hamstring banyak sel saraf

seluruh kontraksi otot dalam pergerakan seperti terdapat Golgi Tendon Organ dan

tubuh. Sedangkan peran golgi tendon organ muscle spindle sehingga terjadi kontraksi

dalam proses pergerakan atau pengaturan dan relaksasi sesuai dengan impuls yang

motorik adalah mendeteksi ketegangan dibutuhkan

selama kontraksi otot atau peregangan otot.

Fisiologi Fleksibilitas

Kontraksi Eksetrik Hamstring

Otot

Latihan

Hidroterapi

Respon neurofisiologi otot terhadap Hidroterapi memberikan dampak baik peregangan otot bergantung pada muscle

bagi seluruh tubuh seperti meningkatkan proprioceptif yakni struktur muscle spindle

sirkulasi darah, menurunkan inflamasi, dan golgi tendon. Ketika otot diregang

membantu proses recovery injury pada dengan cepat, maka serabut afferent primer

connective tissue, meningkatkan kualitas akan merangsang α motorneuron pada

hidup, juga membantu mengurangi stress medulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi

dengan membantu melepaskan sistem otot

endorfin dalam tubuh (Moore, E. 2007). ( monosynaptik stretch reflex).

dengan meningkatkan

tegangan

Aquatic therapy atau Hidroterapi sangat Peran

berguna untuk membantu pasien dengan pengaturan motorik adalah mendeteksi

kondisi gangguan muskuloskeletal, masalah perubahan panjang serabut otot. Sebetulnya

neurologic, patologi kardiopulmonari, dan muscle spindle bekerja sebagai suatu

kondisi lainnya.

pembanding dari panjang kedua jenis Pada dasarnya, latihan kontraksi serabut otot intrafusal dan ekstrafusal. Bila

eksentrik adalah salah satu gerakan dynamic panjang serabut ekstrafusal jauh lebih besar

stretching yang dilakukan di air. Adapun daripada panjang serabut intrafusal, maka

pembebanan pada kaki hanya untuk spindle

membantu proses penambahan fleksibilitas berkontraksi. Sebaliknya, bila panjang

yang telah ditunjang oleh tekanan dalam air. serabut ekstrafusal lebih pendek daripada

untuk gangguan serabut intrafusal, maka spindle menjadi

Sangat

dianjurkan

ataupun meningkatkan terinhibisi (keadaan yang menyebabkan

fleksibilitas

fleksibilitas di dalam air karena tekanan refleks

dalam air dan suhu hangat yang sesuai akan terjadinya kontraksi otot). Namun antara

memberikan efek sedatif pada jaringan golgi tendon organ dengan muscle spindle

muskuloskeletal sehingga proses yang ada perbedaan fungsi. Muscle spindle

dihasilkan akan lebih cepat dan lebih baik. berfungsi untuk mendeteksi perubahan

merupakan latihan panjang serabut otot, sedangkan golgi

Latihan

eksentrik

prestretching otot sehingga menghasilkan tendon

Stretch shortening cycle. Gerakan yang ketegangan otot. Sinyal dari golgi tendon

dilakukan membutuhkan kekuatan otot organ dihantarkan ke medula spinalis untuk

secara maksimal tetapi waktu minimum menyebabkan efek refleks pada otot yang

dengan aktivasi prorioceptif dan elastisitas bersangkutan sehingga menyebabkan otot

otot. Semakin cepat otot berkontraksi berileksasi.

eksentrik maka semakin cepat juga menghasilkan stretch reflex. Kontraksi

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 32 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 32

lurus terhadap dorong ke atas daya konsentrik dengan memfasilitasi peningkatan

dengan

kontraksi

apung dan sejajar dengan dasar kolam. muscle

Saat melakukan apung didukung latihan, proprioceptif. Stretch shorten cycle memiliki

daya apung tanpa bantuan atau penyimpanan energi dan stimulasi reflex

menghambat gerakan mirip dengan ROM perengangan untuk peningkatan panjang

aktif di darat.

otot dan mengaktifkan

peregangan

3. Tekanan hidrostatik

monosynaptic. Pada latihan eksentrik, ada

hidrostatik dapat tiga faktor yang berhubungan yakni gaya

Tekanan

digunakan dalam rehabilitasi untuk otot, kecepatan gerak, dan

mengontrol efusi untuk memungkinkan penguluran.

derajat

melakukan olahraga dalam air. Efek dari tekanan hidrostatik terjadi segera pada

Faktor Air Hidroterapi Terhadap

darah yang akan didorong ke proksimal

Fisiologi Tubuh

dari ekstremitas bawah, dinding dada Beberapa faktor yang mempengaruhi

dikompresi, dan diafragma dipindahkan penanganan hidroterapi daya apung dan

upwardly. Perubahan ini memiliki dampak berat jenis, tekanan hidrostatik, viskositas,

pada parameter dan dinamika fluida yang akan memberikan

yang

signifikan

pelatihan. Tekanan air yang dihasilkan efek nyaman bagi tubuh ketika di air,

oleh air Hidroterapi/ aquatic therapy pada sehingga

pasien yang mengalami kekakuan preventif, promotif, rehabilitatif.

merasakan peningkatan fleksibilitas pada

1. Thermodinamik otot Hamstring setelah 20 menit (John Demi terpusatnya suhu tubuh

Lambeck, 2008).

tipe kolam yang sesuai untuk melakukan

4. Viskositas dan Dinamika Fluida terapi adalah berkisar 33.5°-35.5°C

Viskositas didefinisikan sebagai karena suhu tersebut mempertahankan

gesekan yang terjadi antara molekul durasi perendaman dan latihan yang

individu dalam cairan dan bertanggung cukup dengan memberikan efek terapi

jawab untuk resistensi terhadap aliran. tepat tanpa merasa panas atau dingin

Selain itu, ketika seorang pasien yang berlebihan.

yang mengalami nyeri dengan gerakan Selain itu daya hantar suhu air yang

kecepatan gerakan, tinggi dapat meningkatkan vasodilatasi

mengurangi

perlawanan juga meningkat, sehingga berlebih yang mampu membuat tubuh

memungkinkan pasien untuk mengontrol mudah dehidrasi di dalam air.

intensitas latihan. Aliran air adalah faktor Perpindahan panas oleh air akan

lain yang mempengaruhi resistance langsung terasa dari awal perendaman,

karena aliran air bergejolak mening- itu disebabkan kapasitas panas manusia

katkan gesekan antara molekul dan lebih kurang daripada air sehingga

meningkatkan resistensi membuat kemampuan tubuh untuk

karenanya

terhadap gerakan.

menyeimbangkan suhu secara terpusat Sehingga kontraksi eksentrik merupakan maupun

gerakan yang dihasilkan ketika otot ketimbang air kolam.

adanya gerakan

2. Daya apung dan berat jenis konsentrik dari otot agonis sehingga terjadi Latihan daya apung yang dibantu,

penambahan panjang otot yang dipengaruhi yang gerakan ke arah permukaan air,

oleh faktor-faktor fisiologis pada air. meningkatkan mobilitas dan jangkauan

Latihan eksentrik hidroterapi menerap- gerak (ROM). Latihan daya apung yang

kan gerakan eksentrik seperti gerakan di didukung adalah gerakan yang tegak

darat dengan cara mengulur otot secara aktif

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 33 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 33

sampel untuk melakukan gerakan kaki menendang ke depan dengan

mengontrol

gerakan ballistic semampunya jangan terlalu pinggang dan lutut posisi ekstensi atau lurus

dipaksakan karena tekanan maksimal yang tanpa menekuk dan pergelangan kaki posisi

dilakukan saat melakukan stretching tidak menekuk membentuk 90° secara berulang.

dapat diatur tegangan yang dihasilkannya. Air kolam Hidroterapi merupakan media yang baik untuk meningkatkan fleksibilitas

Indikasi dan Kontraindikasi Ballistic

karena tekanan air dan viskositas akan

Stretching

membantu meringankan gerakan dan secara

Indikasi

Kontraindikasi

tidak disadari akan memberikan resisten

masih 1. Terdapat fraktur untuk peningkatan ROM. Suhu air kolam (32-

1. ROM

dan inflamasi 35°C) akan memberikan efek sedatif yang

berada

pada

batas normal 2. Nyeri tajam ketika memungkinkan

gerakan sendi ekstensibilitas pada jaringan soft tissue

untuk

meningkatkan

meski terdapat

gangguan baik 3. Haematoma tubuh. Latihan daya apung yang dibantu

4. Hipermobilitas oleh gerakan ke arah permukaan air akan

saat

5. Usia lanjut meningkatkan mobilitas dan jangkauan gerak

beraktivitas

(>45tahun) (ROM).

2. Kelemahan otot

dan

Dapat disimpulkan, ketika kontraksi

pemendekan

eksentrik dilakukan, kepala myosin tidak

jaringan.

menarik aktin untuk

terikat

tetapi

melepaskan aktin dengan tahanan. Dan Peregangan balistik adalah dilakukan dalam kondisi tersebut otot mengalami

secara aktif dan gerakannya dipantul- penguluran dan panjang otot bertambah.

pantulkan artinya, gerakan otot yang sama Dengan mediator air, tekanan pada otot

dan pada persendian yang sama dilakukan ketika eksentrik akan meminimalisir nyeri

secara berulang-ulang Balistik stretching dengan pemanfaatan tekanan hidrostatik dan

akan memfasilitasi stretch reflex dari muscle thermodinamik pada air sehingga ketika

spindle tipe Ia dan II dengan dihantarkan terjadi pemanjangan otot tidak merasakan

neuron sehingga nyeri sama sekali.

oleh alpha

motor

mengaktifkan

yang mengalami penguluran untuk berkontraksi menahan

otot

Ballistic Stretching

panjang ototnya. Tetapi, ketika gerakan Salah satu metode dinamik stretching

mengayun sudah mencapai maksimal tidak yang dilakukan dengan cara seperti mencium

ada gerakan berhenti/tahan posisi ketika lutut secara berulang-ulang dengan tinggi

mencapai maksimal ROM saat melakukan tahanan yang diberikan oleh tubuh. Gerakan

ballistic stretching.

seperti menghentak akan mengaktifkan GTO

( Golgi Tendon Organ) agar mengulur secara

Metode Penelitian

maksimal.

bersifat quasi Meskipun dalam beberapa penelitian

Penelitian

ini

exsperiment, dimana peningkatan nilai banyak yang menyatakan bahwa Ballistic

fleksibilitas diukur menggunakan sit and stretching adalah salah satu teknik stretching

reach test. Sample terdiri dari 24 orang siswi yang rentan mengakibatkan injury sehingga

SMAN 27 Bandung kemudian dipilih secara banyak yang menyarankan untuk melakukan

acak untuk dibagi kedalam dua kelompok. static stretching atau bahkan dynamic

Kelompok perlakuan I terdiri dari 12 orang stretching. Namun ada baiknya sebelum

sample dengan latihan kontraksi eksentrik melakukan stretching ballistic lebih baik

hidroterapi sementara kelompok perlakuan II Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 34 hidroterapi sementara kelompok perlakuan II Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 34

latihan

stretching dapat diinstruksikan untuk melakukan gerakan

ballistic

Asesmen

menendang dengan lutut lurus dan Dalam

tangan dengan sebelum latihan baik sampel pada perlakuan

tenaga seperti akan

I atau perlakuan II dilakukan terlebih dulu menendang tangan. Ulangi gerakan secara melakukan

berulang-ulang dilakukan selama 30 detik menggunakan sit and reach. Pengukuran

pengukuran

dengan

(±25-32 gerakan) dan pada detik ke 30 dilakukan setiap minggu di hari pertama

sampel diharuskan menahan gerakan selama pada awal pertemuan dan pertemuan

5 detik. Gerakan diulangi sebanyak 5 set. terakhir setiap minggunya. Pengukuran

Lakukan selama 4 minggu dengan dua kali dilakukan guna memperoleh hasil dari latihan

pertemuan tiap minggunya.

Perlakuan

Hasil

Sampel diharapkan menggunakan pakaian yang nyaman (seperti kaos dan

Tabel 1

celana training). Dan tidak menggunakan

Nilai Fleksibilitas M. Hamstring Pada

alas kaki. Lalu instruksikan sampel untuk

Kelompok Perlakuan I Menggunakan

mendorong garis kecil pada papan sit and

Sit and Reach (cm)

reach board sejauh mungkin dan tahan

Kelompok Perlakuan I

beberapa saat untuk memastikan angka

Sampel

sebelum sesudah Selisih

yang dihasilkan. Saat melakukan gerakan

17 mendorong 19 garis kecil, bagian lutut diharuskan pada posisi lurus tanpa ada

1 -2

gerakan menekuk. Ulangi gerakan 3 kali agar

3 -10

mendapatkan hasil maksimal, ambil nilai

terjauh. Lakukan pengukuran setiap akhir

minggu untuk evaluasi.

Untuk kelompok perlakuan I dengan

7 18 21 latihan 3 kontraksi eksentrik hidroterapi menerapkan gerakan eksentrik seperti

gerakan di darat dengan cara mengulur otot

secara aktif dengan adanya resisten dari

tekanan air untuk mencapai ROM maksimal.

Gerakan yang dilakukan adalah tubuh tegak

12 7 11 dengan bersandar pada dinding, lalu 4 instruksikan sampel untuk melakukan

Sumber data : data pribadi gerakan menendang dengan lutut lurus

sejauh mungkin. Kolam yang digunakan

data, nilai mean adalah olam air hangat dengan suhu berkisar

Berdasarkan

sebelum intervensi 4.875±7.4776 dan nilai 32°-35°C. lakukan gerakan ini. Lakukan

mean sesudah intervensi 12.75±6.851. sebanyak 15 repetisi selama 2 set dengan

istirahat selama 30 detik – 1 menit. Latihan dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi

pertemuan dua kali per minggu.

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 35

Tabel 2 Nilai Fleksibilitas M. Hamstring Tabel 3 Distribusi Nilai Fleksibilitas Pada Kelompok Perlakuan II

dengan Sit and Reach Test (dengan Menggunakan Sit and Reach (cm) satuan cm)

Kelompok Perlakuan II

Sebelum

Sesudah P

Sampel sebelum

Sumber data: Data Pribadi

6 -2

7 9 Peneliti melakukan uji homogenitas

7 2 10 8 pada kelompok perlakuan I dan kelompok

8 -4

15 19 perlakuan II didapatkan hasil statistik

9 16 11 dengan uji 5 levene’s test yaitu nilai P= 0,76 dimana nilai P>α (P>0,05) yang menyatakan

10 7 9 2 bahwa data sampel bersifat homogen.

11 10 15 5 Untuk menguji signifikasi dua sampel

12 4 13 9 yang saling berpasangan pada kelompok Sumber data : data pribadi

perlakuan I, dengan data terdistribusi normal maka di gunakan uji parametrik yaitu Paired

Sampel t-Test.

pengukuran fleksibilitas dengan sit and reach Tabel 3 menjelaskan bahwa dari pada kelompok perlakuan II nilai mean

jumlah perlakuan I dengan sampel 12 orang sebelum latihan sebesar 3.25±4.6346.

didapat nilai sebelum latihan berdasarkan sit sedangkan sesudah latihan 12±4.0899.

and reach mean sebesar 4.875±7.4776 dan Untuk mengetahui apakah sampel

sesudah latihan 12,75 ±6,851. Sedangkan berdistribusi normal atau tidak maka peneliti

nilai P= 0,001 yang berarti latihan kontraksi melakukan uji normalitas pada kelompok

eksentrik hidroterapi memberi efek terhadap perlakuan I dan perlakuan II dengan

fleksibilitas M. Hamstring pada remaja putri. menggunakan uji Shapiro-Wilk. Untuk menguji signifikasi dua sampel Setelah dilakukan uji normalitas

yang saling berpasangan pada kelompok fleksibilitas otot Hamstring dengan sit and

perlakuan II, dengan data terdistribusi reach test ( Saphiro-Wilk Test) didapatkan

normal maka di gunakan uji parametrik yaitu kesimpulan bahwa sampel berdistribusi

Paired Sampel t-Test dan hasil kelompok normal dengan kelompok perlakuan I

perlakuan II didapat nilai sebelum latihan sebelum latihan nilai P=0,966 terdistribusi

adalah 3,25±4,6334 dan nilai mean sesudah normal dan selisih P=0,122 terdistribusi

latihan 12±4,0899 nilai P=0,001 atau normal,

P>α(P>0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha terdistribusi normal. Dan pada kelompok

diterima yang berarti latihan Ballistic perlakuan II sebelum latihan nilai P=0,4

efek terhadap terdistribusi normal, sesudah latihan P=0,83

Stretching

memberi

fleksibilitas M. Hamstring pada remaja putri. terdistribusi normal, dan selisih nilai P=0,168

Untuk menguji signifikasi dua sampel terdistribusi normal.

yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II, dengan data terdistribusi normal maka di gunakan uji parametrik yaitu Independent

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 36

Sampel t-Test. Dengan ketentuan hasil Approaches to Prevention and pengujian hipotesis Ho diterima bila nilai p >

Treatment.

nilai α (0.05) dan Ho ditolak bila nilai p < nilai α (0,05). Alikhajeh, Yaser., Rahimi, NM., Nooroz, K., Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai mean

(2015). Effects of a Hydrotherapy on sesudah pada kelompok perlakuan I sebesar

Flexibility and Muscular Strength in 12,75 ±6,851 dan nilai mean sesudah pada

Elderly Men. Mashdad, Iran: JBS kelompok perlakuan II sebesar 12±4,0899.

Journal Research

Berdasarkan hasil Independent Sampel t- Test dari data tersebut di dapatkan nilai

Anonymous, Ballistic Stretching, Stretchify, p=0,76 dimana nilai p> nilai α (0,05). Hal ini

(2013). diakses 14 Januari 2016: berarti Ho diterima, sehingga dapat

www.stretchify.com/ballistic- disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

stretching/.

efektifitas latihan

kontraksi

eksenrik

hidroterapi dan latihan Ballistic stretching Ao, A., U, B., Boa,A. (2005). Influence dalam

Tightness of Age on Hamstring In Hamstring remaja putri.

meningkatkan fleksibilitas

otot

Apparently Health. Nigeria: Journal Of Nigerians Physiotherapy.

Kesimpulan

Banks, Aaron & Reimann, Bonnie. (2013). penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat

New Aquatic Activities and Games for disimpulkan sebagai berikut:

Secondary

Physical Education.

1. Latihan kontraksi eksentrik hydrotherapy London: Department of Health and efektif meningkatkan fleksibilitas M.

Exercise Science.

Hamstring remaja putri

2. Latihan ballistic stretching mampu Becker, Bruce E. (2009). Aquatic Therapy: meningkatkan fleksibilitas M. Hamstring

Scientific Foundations and Clinical remaja putri

Rehabilitation

Applications.

3. Tidak ada perbedaan antara latihan Washington: the American Academy Kontraksi eksentrik hidroterapi dengan

Medicine and latihan ballistic stretching meningkatkan

fleksibilitas M. Hamstring pada remaja putri

Best, TM., Sherry, MA., Silder, A., Thelen, DG. (2011). Hamstring Strains: Basic

Clinical Research Aboodarda, Saied Jalal, Page, PA.,Behm, DG.

Daftar Pustaka

Science

and

Applications for Pr eventing the (2013). Enhanced Performance with

Injury. Madison, Elastic

Recurrent

Wisconsin: National Strength and Eccentric

a Conditioning Association Countermovement Jump.International

Phase

of

Journal Sports Physiology

Bradley, Paul S., Olsen, PD. (2005). The Performance 8(2) : 181-187 (ISI-

and

Effect of Static, Ballistic, and Citied Publication)

Neuromuscular Facilitation Stretching on Vertical Adams, R Gerald, Thomas P. Gullotta, TP,.

Proprioceptive

Performance. Journal of (2005). Handbook of Adolescent

Jump

Strength and Conditioning Research, Behavioral Problems: Evidence-Based

2007, 21(1), 223 –226. West Virginia:

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 37

National Strength & Conditioning Geytenbeck, Jenny. (2002). Evidence of Association

Effective Hydrotherapy. Australia: Physiotherapy, University of South

Burke DG, MacNeil SA, Holt LE,. The Effect

Australia.

Of Hot Or Cold Water Immersion On Isometric Strength

Ivan, Zoric. (2011). Anatomy, physiology and Strength Condition Res 2003; 14 (1):

Training.

biomechanics of hamstrings injury in 23-5.

football and effective strength and flexibility exercises for its prevention.

Cabral, C., Marques, A., Sacco, I., 6th INSHS International Christmas Vanconcelos, A. (2009). Effect of

Sport Scientific Conference, 11-14 Frequency of Static Stretching on

2011. International Flexibility, Hamstring Tightness And

December

Network of Sport and Health Science. Electromyographic Activity. Brazilian

Szombathely, Hungary Journal Medical Biomedical Research. Brazil

K, Boone J., A, Dee E., Gildea CP, Kavanaugh CR, Moore SD, Quinlevan ME.,

D. Gallon., Rodacki,A.,

Reichard RL., Ronan, KA., Sanchez Z, Drabovski, B., Outi, T., Bittencourt, L.

Hernandez.,

Whittington, AG . 2011. Eccentric

(2011). The Effects of Stretching on Training. America: University of The Flexibility, Muscle Performance

Kentucky

and Functionality of Institutionalized

Older Women. Volume 44(3) 229- Krohn, Kathryn. (2011). The Effects of 235. Brasil:Brazilian Journal of

Kinesio Tape on Hamstring Flexibility. Medical and Biological Research

Washington DC, America.

Davis, D.S. , Ashby, P.E., McCale,K.L., Mahieu, N.N., McNair, P., Muynck, M.D., McQuain, J. A., Wine, J.M. (2005).

Stevens, V., & Blanckaert, I. (2006). The Effectiveness of 3 Stretching

Effect of Static and Ballistic Stretching Techniques on Hamstring Flexibility

Muscle-Tendon Tissue Using

on

the

Ghent, Belgium: Parameters. Journal of Strength and

of Rehabilitation Conditioning Research, 2005, 19(1),

Departement

Sciences and Physical Therapy,

27 –32. West Virginia: National University Hospital Ghent. Strength & Conditioning Association

Fasen, JM, O’Connor, AM, Schwartz, SL, Mercer, S.R., Woodley, Stephanie .J. (2005). Watson, JO, Plastaras, CT, Garvan,

Hamstring Muscle: Architecture and CW, Bulcao, C, Johnson, SC, and

Innervation. Dunedin, New Zealand: Akuthota, V. A . 2009.

Musculoskeletal Research Group Controlled Trial of Hamstring

A Randomized

Stretching: Comparison of Four Moore, Elaine. (2007). Medicinal Benefits of Techniques.America: Journal of

Hydrotherapy. Shevchuk: National Strength and Conditioning Research,

Center for Complementary and National Strength and Conditioning

Medicine, National Association

Alternative

Institutes of Health

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 38

Oliver, Dalton. (2014). Why you need to

Properties.Ghent, Understand the Stretch-Shortening

tendon

Tissue

Departement of Cycle.Stack. Diakses 16 Januari 2016.

Belgium:

Rehabilitation Sciences and Physical www.stack.com/a/stretch-shortening-

Therapy, University Hospital Ghent. cycle Sinclair. (2007). Hydrotherapy and Massage Orchard, J., Seward, H . Epidemiology of

for Musculoskeletal Injuries. America injuries in the Australian Football

Schelender, Jamie. 2008. Sit and League, seasons 1997 –2000. Br J

Reach.

Sports Med. 2002 Feb; 36(1): 39 – 44.doi: 10.1136/bjsm.36.1.39

Thein Nissenbaum, Jill M. (2012). Aquatic

Rehabilitation.

Panteleimon, B., Panagiotis, I., & Fotis, B. (2010). Evaluation of Hamstring

Vaile, Joanna . Effect Of Hydrotherapy On Flexibility by Using Two Different

The Signs And Symptoms Of Delayed. Measuring

Eur J Appl Physiol (2008) 102:447 – Sportlogia 6

Piñero, J. Castro, Chillon, P., Ortega, FB. Vincent, Heather K. (2013). Eccentric (2009). Criterion-Related Validity of

Resistance Exercise for Health and Sit-and-Reach and Modified Sit-and-

Fitness. America: The American Reach Test for Estimating Hamstring

College of Sports Medicine. Flexibility in Children and Adolescents Aged 6 – 17 Years. Journal of Sports

Wilcock, Ian M., Cronin, JB., Hing, WA. Medicine, Int J Sports Med 2009; 30:

(2006). Physiological Response to 658 – 662. New York.

Water Immersion: A Method for Sport Recovery. New Zealand: Sport

Padulo, Johnny, Laffaye, G., Chamari, K.

Medicine

(2011). Concentric and Eccentric: Muscle Contraction or Exercise?.

Woolstenhulme, Mandy T., Griffiths, CM. Journal of Sports Science and

( 2006). Ballistic Stretching Increases Medicine (2013) 12, 608-609. Rome.

Flexibility and Acute Vertical Jump Height

Combined With Russell T. Nelson. (2004). Eccentric Training

When

Activity. Journal of and

Basketball

Static Stretching Improve Strength and Conditioning Research, Hamstring Flexibility of High School

2006, 20(4), 799 –803. Florida. Males. Journal of Athletic Training

2004; 39(3):254 –258. The National Athletic Trainers’ Association, Inc

Shadmer, Azadeh, Hadian, MR., Naiemi, SR. (2009) , Hamstring Flexibility in Young Woman Following Passive Stretch and Muscle Energy Technique. Journal of Back

and

Musculosceletal

Rehabilitation 22:143-144. Mahieu, Nele Nathalie. 2007. Effect of Static and Ballistic Stretching on the Muscle-

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 39

PERBANDINGAN KESEIMBANGAN PADA ANAK AUTISTIC DAN ANAK ADHD USIA 10-12 TAHUN DI KECAMATAN CIPUTAT

1 2 Cicilia Febriani Hayuningrum 3 , Abdul ChalikMeidian , Ahmad Syakib 1&2 Dosen Fisioterapi, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta

3 Praktisi Fisioterapi Anak, Jakarta Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

cicilia.hayuningrum@gmail.com

Abstract

Purpose this reseach is to determine differences balance between ADHD and autistic children aged 10-12 years in Ciputat. Sample consisted of 14 samples; 7 autistic child and 7 children with ADHD aged range of 10-12 years. This study is a quantitative descriptive, which is determine differences balance between autism and ADHD children aged 10-12 years, balance in autistic and ADHD children were measured with two measuring devices, Bruinink-oseretsky Test of Motor Proficiency (BOTMP) and Clinical Test of Sensory Interaction for Balance (CTSIB). Normality test using Shapiro Wilk Test. Measurement of mean ± SD obtained the balance of the balance in the group of autistic children with tests BOTMP 21.1429 ± 7.08116, and the test CTSIB is 79.4286 ± 28.04673. Children with ADHD with BOTMP is 20.4286 ± 5.71131, and with CTSIB 95 ± 30.36445. The test results by Shapiro Wilk normality test data obtained on the balance of autistic children and ADHD are normally distributed. Results of hypothesis testing by independent samples t-test showed p = 0,339 (p> 0.05) and p = 0,839 (p> 0.05), which means Ho is accepted, there is no difference in the balance of autistic children and children with ADHD aged 10-12 years in Ciputat.

Keywords: Autism, ADHD, Balance

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perbedaan keseimbangan pada anak autistic dananak ADHD usia 10-12 tahun di kecamatan Ciputat. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 14 sampel; 7 sampel merupakan anak dengan diagnose autistic dan 7 sampel merupakan anak dengan diagnosis ADHD dengan range usia 10-12 tahun . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keseimbangan antara anak autism dan anak ADHD usia 10-12 tahun, dimana keseimbangan pada kelompok anak autistic dan ADHD diukur dengan dua alat ukur, yaitu Bruinink-oseretsky Test of Motor Proficiency (BOTMP) dan Clinical Test of Sensory Interaction for Balance (CTSIB). Untuk uji normalitas menggunakan analisa statistic Shapiro Wilk Test . Dari pengukuran keseimbangan didapatkan mean±SD keseimbangan pada kelompok anak autistic dengan tes BOTMP 21,1429±7,08116, dan dengan tes CTSIB adalah 79,4286±28,04673. Sedangkan pada anak ADHD dengan tes BOTMP adalah 20,4286±5,71131, dan dengan tes CTSIB adalah 95±30,36445. Hasil uji normalitas dengan Shapiro wilk test didapatkan data keseimbangan pada anak autistic dan ADHD terdistribusi normal. Hasil uji hipotesis dengan independent sampel t-test menunjukkan nilai p=0.339 (p>0.05)dan p=0.839 (p>0.05) yang berarti Ho diterima sehingga tidak ada perbedaan keseimbangan pada anak autistic dan anak ADHD usia 10-12 tahun di Kecamatan Ciputat .

Kata Kunci : Autism, ADHD, Keseimbangan .

Pendahuluan

memiliki cirri khas tersendiri, sehingga jika Proses tumbuh kembang dimulai dari

terjadi masalah pada salah satu tahap tumbuh dalam kandungan, masa bayi, dan masa balita.

kembang maka akan memberikan dampak Setiap tahapan pada tumbuh kembang anak

terhadap tahap tumbuh kembang selanjutnya.

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016

Prevalensi anak yang menderita autism tercapainya level keseimbangan sesuai dengan dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder

usia, akan memampukan anak-anak untuk (ADHD) terus mengalami peningkatan dari

dapat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya waktu ke waktu. Peningkatan jumlah anak yang

sehingga dapat dikatakan bahwa keseimbangan menderita autism dan ADHD tidak hanya terjadi

memiliki pengaruh terhadap kognisi dan di dunia, tetapi juga di Indonesia. Hal ini

anak. selain itu, ditunjang dengan data yang menyatakan

kemampuan

sosial

keseimbangan dalam berdiri dan berjalan akan bahwa prevalensi anak yang menderita ADHD

memampukan anak untuk dapat mencapai level di Indonesia adalah 35,2% pada anak laki-laki

kemandirian yang sesuai dengan usianya, dan 18,3% pada anak perempuan. Sedangkan,

misalnya keseimbangan berdiri akan penting untuk penderita autism di dunia saat ini

dalam proses anak untuk dapat memakai mencapai 15-20 kasus per 10.000 anak atau

celana sendiri dan keseimbangan dalam berkisar 0,15-0,20%. Jika angka kelahiran di

berjalan membuat anak mampu melakukan Indonesia 6 juta per tahun maka jumlah

berbagai aktivitas fungsionalnya. penyandang autis di Indonesia bertambah

Peneliti melakukan penelitian untuk 0,15% atau 6.900 anak per tahunnya

membandingkan dan mencari perbedaan antara (MashabidanTajudin, 2009).

keseimbangan pada anak dengan ADHD dan Autism merupakan gangguan tumbuh

anak dengan autism. Hal ini dilakukan karena kembang yang disebabkan karena adanya

secara klinis, kedua kelompok anak ini memiliki gangguan

mempertahankan berlangsung seumur hidup. Anak dengan ASD

keseimbangan baik statis dan dinamis. Anak- memiliki tiga karakteristik utamaya itu adanya

anak dengan ADHD dan autism mengalami kesulitan dalam hal interaksi sosial, komunikasi

kesulitan dalam mempertahankan posisinya dan adanya perilaku yang berulang-ulang dan

seringkali mengalami sifatnya sama.

sehingga

mereka

kesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam ADHD adalah istilah yang digunkan untuk

satu posisi dan kesulitan saat berpartisipasi mendefinisikan gangguan perkembangan yang

dalam kegiatan bermain dengan anak terlihat baik pada anak-anak maupun pada

seusianya.

dewasa yang ditandai dengan adanya Pemilihan rentang usia 10-12 tahun gangguan dalam perilaku, gangguan pada

didasari karena pada rentang usia ini sumber atensi dan ketidakmampuan bertahan pada

sensorik utama yang digunakan untuk satu aktivitas (Barkley, 2006).

mempertahankan keseimbangan adalah sama Kasus autism dan ADHD lebih dikenal

yaitu informasi dominan berasal dari sistem sebagai gangguan tumbuh kembang dengan

proprioseptif dan diikuti dengan kombinasi gejala utama dalam hal social dan perilaku.

dengan sistem informasi lainnya. Namun menurut beberapa penelitian, anak dengan autism dan ADHD juga mengalami

Metode Penelitian

gangguan dalam hal sensorimotor. Penelitian dilakukan di dua tempat, yaitu Anak dengan ADHD dan autism memiliki

Bintaro dan Sekolah beberapa permasalahan yang sama dalam hal

Klinik Permataku

Berkebutuhan Khusus Bhakti Luhur selama 4 sensorimotor diantaranya adalah gangguan

hari yaitu pada tanggal 11, 18, 16 dan 27 koordinasi, gangguan postural control dan

Februari 2016. Populasi dari penelitian ini gangguan keseimbangan.

adalah semua anak yang terdapat di dalam Keseimbangan

Kelas Autistic di Sekolah Bhakti Luhur dan komponen yang penting bagi proses tumbuh

menjadi

salah satu

seluruh anak yang ada di Klinik Permataku. kembang anak. Keseimbangan menjadi dasar

Sampel diperoleh dengan terlebih dahulu bagi anak-anak untuk dapat mencapai tahap

dilakukan assesment untuk mengelompokkan perkembangan yang lebih tinggi lagi.Dengan

sampel menjadi dua yaitu autism dan ADHD

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016

HASIL TES CTSIB ANAK NORMAL,

wali. Setelah itu, calon sampel dikelompokkan

AUTISTIC DAN ADHD

berdasarkan hasil pengisisan kuisioner menjadi kelompok autism dan kelompok ADHD. Jumlah total populasi pada kedua tempat tersebut

adalah 56 orang, dengan jumlah sampel

25 sebanyak 14 orang. Dengan jumlah 7 orang Anak Normal sampel pada kelompok autism dan 7 orang 20

Autistic

sampel pada kelompok ADHD.

10 ADHD

Selanjutnya pada 2 kelompok sampel ini

dilakukan tes keseimbangan yang terdiri dari 0 Item 1 Item 2 Item 3 tes Item 4 Bruinink-oseretsky test of Motor Proficiency

(BOTMP) dan Pediatric Clinical Test of Sensory

Grafik perbandingan tes CTSIB pada anak Interaction in Balance (P-CTSIB).

normal, autistic dan ADHD.

Hasil Dan Pembahasan

2. PengujianHipotesis

1. Deskripsi Data

Setelah diketahui bahwa seluruh data Secara keseluruhan, sampel yang didapat

terdistribusi normal, uji hipotesis yang berjumlah 14 orang, dengan 7 orang anak digunakan dalam penelitian ini adalah non autism dan 7 orang anak ADHD. Berdasarkan

parametrik, yaitu dilakukan uji statistik jenis kelamin, pada kelompok anak autistic

Independent T Test.

keseluruhan sampel berjenis kelamin laki-laki Dengan pengujian hipotesa Ho diterima (100%), sedangkan pada kelompok anak ADHD jika p > 0,05 dan Ho ditolak jika p < 0,05 ,

2 orang sampel berjenis kelamin perempuan adapun hipotesis yang tegak adalah : (29%) dan 5 orang berjenis kelamin laki-laki

Ho : Tidak terdapat perbedaan pada (71%).Berdasarkan usia, pada kelompok autism keseimbangan anak autsitic dan anak ADHD sampel yang berusia 10 tahun berjumlah 3

usia 10-12 tahun.

orang (43%), sampel berusia 11 tahun Ha : Terdapat perbedaan pada keseimbangan berjumlah 1 orang (14%) dan yang berusia 12

anak autistic dan anak ADHD usia 10-12 tahun. tahun berjumlah 3 orang (43%).Sedangkan

pada kelompok ADHD, 5 sampel berusia 10 Independent tahun (72%), dan sampel yang berusia 11

T test tahun berjumlah 1 orang (14%) dan 12 tahun P berjumlah 1 orang (14%).

HASIL TES BOTMP PADA ANAK

NORMAL, AUTISTIC DAN ADHD

Berdasarkan hasil uji Independent T Test dari data tersebut didapatkan p > 0,05 , hal ini

berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan

Anak Normal

bahwa: Tidak terdapat perbedaan pada

Autistic 5 ADHD

keseimbangan anak autsitic dan anak ADHD

0 usia 10-12 tahun.

Anak ADHD dan autism mengalami kesulitan

mempertahankan keseimbangan. Dari hasil tes BOTMP, terlihat

dalam

Grafik perbandingan hasil tes BOTMP bahwa anak autism lebih sulit mempertahankan keseimbangan secara dinamis dibandingkan

pada anak normal, autistic dan ADHD. secara statis. Hal ini disebabkan karena anak

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016

banyak.

dalam posisi dinamis. Sedangkan, dari hasil tes CTSIB

Daftar Pustaka

didapatkan hasil bahwa anak ADHD lebih sulit Alvarez JA, Emory E. (2006). Executive function mempertahankan keseimbangan secara statis

and the frontal lobes: a meta-analytic dengan

review. Neuropsychol Rev, 16(1):17-42. dibandingkan dengan keseimbangan dinamis. Hal ini dikarenakan anak dengan ADHD

Andrew W. Smith, Franciska F. Ulmer, Del P. mengalami kesulitan dalam mempertahankan

Wong. (2012). Gender Differences In atensi terutama ketika diminta untuk bertahan

Postural Stability Among Children dalam satu posisi statis. Didapatkan hasil bahwa pada kedua

Bauman, M.L., & Kemper, T.L. (2005). kelompok anak autistic dan ADHD memiliki

Neuroanatomic observations of the brain gangguan dalam hal keseimbangan. Pada anak

in autism: a review and future autistic dan ADHD, latihan keseimbangan

directions. International Journal of merupakan salah satu latihan yang dapat

Developmental Neuroscience, 23 (2-3), diberikan untuk meningkatkan kemampuan

mempertahankan keseimbangan. Barkley, R. A. (2006). Attention Deficit

Kesimpulan Dan Saran

Hyperactivity Disorder: A handbook for Dari penelitian yang dilakukan pada

diagnosis and treatment (3rd edition). kelompok sampel anak autism dan ADHD

New York: Guilford Press, 72 Spring St., berusia 10-12 tahun didapatkan hasil bahwa :

New York, NY 10012 (800-365-7006 or

1. Terdapat gangguan keseimbangan pada

info@guilford.com).

anak autism usia 10-12 tahun

2. Terdapat gangguan keseimbangan pada Brotowidjojo, Mukayat D. (2009). Metodologi anak ADHD usia 10-12 tahun

penelitian dan penulisan karangan

3. Tidak terdapat perbedaan gangguan ilmiah. Yogyakarta : Liberty. kesiembangan antara anak autism dan ADHD usia 10-12 tahun.

Casanova, M. F., El-Baz, A., Elnakib, A., Switala, Berdasarkan seluruh proses penelitian

A. E., Williams, E. L., Williams, D. L., et yang telah dilakukan maka peneliti memberi

al. 2011. Quantitative analysis of the saran sebagai berikut :

shape of the corpus callosum in patients

1. Bila didapatkan kelompok anak autism dan with autism and comparison individuals. ADHD

Autism, 15(2), 223-238. keseimbangan.

2. Sebelum melakukan pengukuran sebaiknya Fotini Venetsanou, Antonis Kambas. (2011). fisioterapi memeriksa apakah sampel dalam

The Effects Of Age And Gender On kondisi siap diukur sehingga pengukuran

Balance Skills In Preschool Children. dapat dilakukan dengan valid.

Active Children-Active Schools Research

3. Fisioterapi harus mampu memberikan

Group, Greece

arahan yang mudah dipahami oleh sampel sehingga sampel dapat mengikuti prosedur

Giuseppe Pichierri. (2014). Cognitive-motor pengukuran dengan sebaik-baiknya.

interventions – A novel approach to

4. Rekan-rekan fisioterapis maupun mahasiswa improve physical functioning in older fisioterapi

mengembangkan penelitian lebih lanjut dari

Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016

Greg Allen. (2005). The Cerebellum in Autism. Kimberly Ann Fournier. (2008).

A Dissertation University of Texas : Dallas

Presented To The Graduate School Of The University Of Florida In Partial Fulfillment

Gustafsson P, Svedin CG, Ericsson I, Lindén C, Of The Requirements For The Degree Of Karlsson

G. Doctor Of Philosophy University Of Florida Reliability and validity of the assessment of neurological soft-signs in childrenwith

MK,

Thernlund

Lee M, Martin Ruiz C, Graham A, Court J, Jaros and without attention-deficit-hyperactivity