Bernard Lewis dan Islam: Telaah Buku What Went Wrong?

Bernard Lewis dan Islam: Telaah Buku What Went Wrong?

Mahfudoh

Bernard Lewis lahir pada tanggal 31 Mei 1916 M di Stoke Newington, London. Ia adalah sejarawan Inggris-Amerika keturunan Yahudi kelas menengah. Pada tahun 1963, ia lulus dari sekolah studi orientalis (sekarang SOAS, School of Oriental and African Studies) dengan gelar BA dalam bidang khusus sejarah timur dan interaksi antara Islam dan Barat. Pada tahun 1937, dia melakukan studi pasca sarjana di Universitas Paris dan memperoleh “Diplome des Etudes Semitiques”. Tahun 1938, ia kembali lagi ke almamaternya (SOAS) dan menjabat sebagai asisten dosen Sejarah Islam. Selama perang Dunia II, Lewis bertugas di Angkatan Darat Inggris, kemudian dipindahkan ke Departemen Luar Negeri. Seusai perang, ia kembali lagi ke SOAS. 434

Beberapa buku karya Bernard Lewis yang terkenal di antaranya The Arabs in History, The Emergence of Modern Turkey, The Political Language of Islam, The Muslim Decovery of Europe dan The Middle East: A Brief History of the Last 2000 Years.

Pandangan Bernard Lewis

Dalam buku What Whent Wrong, Lewis mengemukakan 7 bab keruntuhan Khilafah Islamiyah, khususnya Daulah Utsmaniyah dan kemunduran umat Islam. Di antara pandangan-pandangannya, ia menguraikan bahwa sudah sejak lama masyarakat dunia Islam, terutama yang berada di Timur Tengah bertanya-tanya dan mengajukan pertanyaan, “apa yang salah?” Isi dan bentuk pertanyaan ini muncul sebagai akibat dari interaksi mereka dengan dunia Barat. Setelah melakukan perbandingan terhadap berbagai peristiwa, masyarakat Islam menyadari bahwa hampir semua bidang kehidupan di dalam masyarakat ternyata tidak berjalan dengan baik. Tentunya ada alasan mengapa mereka bertanya, merasa sedih dan prihatin bahkan marah. Dunia Islam dulu pernah memimpin peradaban dunia selama 13 tahun dan mencapai prestasi yang gemilang selama berabad-abad. Dalam pandangan umat Islam sendiri, Islam identik dengan peradaban, dan di luar peradaban itu yang hanya adalah kaum Barbar dan kafir. Cara pandang seperti ini pernah dimiliki oleh hampir semua peradaban seperti Yunani, Romawi, India, Cina dan bangsa-bangsa yang ada sekarang ini.

Ketika Islam mencapai puncak kekuasaannya, hanya ada satu peradaban yang tingkat, kualitas, dan prestasinya sebanding dengan kekuasaan Islam, yaitu Cina. Namun peradaban Cina masih bersifat lokal dan terbatas pada satu kawasan saja, yaitu Asia

434 www.Wikipedia.com

Timur. Selain itu, peradaban tersebut hanya berlaku untuk satu ras saja. Sebaliknya Islam menciptakan peradaban dunia yang mencakup semua etnis, ras, dan bangsa, bahkan antar benua. Islam pernah mencapai derajat tertinggi dalam sejarah manusia dalam bidang seni dan ilmu peradaban. 435

Beberapa pandangan Bernard Lewis dalam bukunya What Went Wrong? dapat disarikan dalam beberapa poin berikut ini.

1. Pelajaran dari Medan Perang Menurut Lewis, kekhalifahan Utsmaniyah mengalami kekalahan perang dari pihak

kristen, sehingga menandatangani perjanjian perdamaian Carlowitz. Kekalahan itu bukan sesuatu yang sama sekali baru. Sebelumnya kaum Muslimin pernah mengalami banyak kekalahan dari pihak Kristen, seperti lepasnya Spanyol, berdirinya Rusia dan berkembangnya dominasi Eropa di Asia Selatan dan Tenggara. Dari sudut pandang kalangan Muslim, peristiwa-peristiwa itu adalah hal yang sangat kecil dan sepele. Peristiwa-peristiwa itu hampir sama sekali tidak mempengaruhi perimbangan kekuasaan antara dunia Islam dan Kristen, yang telah lama bersaing sejak kemunculan Islam pada abad ke-7 dan penaklukan Syiria, Palestina, Mesir Afrika Utara dan Eropa Selatan yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Kristen.

Perdamaian yang ditandatangani di Carlowitz memberikan pelajaran berharga bagi kaum Muslimin. (1) Dalam hal kemiliteran, mereka dikalahkan oleh kekuatan yang lebih unggul. (2) Yang lebih rumit adalah pelajaran mengenai diplomasi dan ini dipelajari dalam proses negosiasi perdamaian tersebut. Pada abad-abad pertama kekhalifahan Utsmaniyah, membuat perjanjian merupakan hal yang sangat sederhana. Pemerintah Utsmaniyah mampu mendiktekan berbagai ketentuannya, dan pihak musuh yang dikalahkan harus menerima ketentuan tersebut. Dalam proses negosiasi perjanjian Carlowitz, pemerintah Utsmaniyah untuk pertama kalinya harus menggunakan seni yang disebut diplomasi. Dengan diplomasi dan cara-cara politik lainnya, mereka berupaya mengubah atau bahkan mengurangi point-point kesepakatan militer tersebut. Hal ini sangat merugikan kaum Muslimin, di mana mereka tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam hal ini. Karena hal ini, akhirnya rezim Utsmaniyah meminta campur tangan pihak luar dalam urusan pemerintahannya. Mereka mendapatkan bantuan dan bimbingan dari 2 kedutaan asing di Istambul, yakni Inggris dan Belanda. Dari sini sudah terlihat kelemahan Utsmaniyah yang lama kelamaan semakin dimanfaatkan oleh mereka. Selain itu kekhalifahan juga mencari bantuan dari bangsa Eropa dalam hal melatih dan melengkapi kekuatan militer mereka, serta membentuk aliansi dengan kekuatan Eropa untuk melawan kekuatan Eropa lainnya.

Secara tradisional, kekhalifahan Utsmaniyah dan tentaranya pada saat itu masih solid sebagaimana sebelumnya. Dalam hal ini dan hal lainnya, penemuan dan eksperimen bangsa eropa lah yang mengubah perimbangan kekuasaan antara kedua belah pihak. 436

435 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, (Jakarta: Ina Publikatama, 2004 )Hal 3- 7.

436 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 22-26.

Namun, kekalahan demi kekalahan di medan perang membuat lepasnya sejumlah wilayah kekuasaan Islam. Seperti Eropa, Crimea dan berdirinya Rusia. Diperlukan langkah-langkah baru untuk mengatasi ancaman-ancaman itu, dan beberapa langkah tersebut melanggar norma-norma Islam yang berlaku. Di antaranya menerima tenaga pengajar non Muslim dan menyerahkan murid-murid muslim kepada mereka. Perubahan selanjutnya adalah menerima sekutu non-Muslim dalam perang melawan pihak non-Muslim lainnya.

Lalu, lemahnya negara-negara Islam terbesar ditandai oleh ekspansi Eropa pertama kali di Asia dan di daerah-daerah yang menentang kekuatan Islam pada masa itu. Ketidakberdayaan dunia Islam melawan bangsa Eropa pada saat itu sangat jelas terlihat pada tahun 1798, ketika pasukan ekspedisi Perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berhasil menginvasi, menduduki, dan memerintah Mesir. Fakta bahwa pasukan Eropa yang jumlahnya kecil dapat menginvasi salah satu wilayah yang berada di jantung kekuasaan Islam tanpa mendapat perlawanan yang berarti adalah pelajaran yang sangat pahit, namun nyata. Pelajaran kedua muncul beberapa tahun kemudian ketika kekuasaan Perancis dipaksa keluar dari Mesir, bukan oleh warga Mesir atau kekuasaan Mesir, tetapi oleh satu skuadron angkatan laut Kerajaan Inggris. Ini juga merupakan pelajaran yang sangat gamblang karena ternyata sebuah negara Eropa dapat datang dan pergi dan berbuat sesukanya di negara Islam dan hanya negara Eropa lainnya yang dapat mengusirnya. 437

Peperangan-peperangan ini secara cukup mengejutkan, ternyata menunjukkan berbagai kelemahan negera-negara Islam di bandingkan dengan negara-negara Eropa. Melakukan berbagai upaya perbaikan dalam bidang kemiliteran hanya karena mengalami kegagalan dalam bidang militer di pandang tidak cukup. Maka mereka mencari upaya lain untuk memperbaikinya. 438

2. Mencari Kekayaan dan Kekuasaan Kaum Muslim secara umum enggan dan tidak terdorong untuk melakukan usaha

di wilayah Kristen, dan memang para pakar Syari’ah sebagian besar melarang mereka untuk melakukan perjalanan seperti itu ke Eropa, kecuali untuk tujuan khusus dan terbatas. Misalnya untuk menebus tawanan perang dan membeli bahan persediaan pada masa paceklik. Kenyataan ini berbanding terbalik dengan Kristen. Alasan dari semua itu adalah karena adanya larangan seorang Muslim menetap di negara non-Muslim.

Hanya karena alasan-alasan praktis, masyarakat Timur Tengah mau menerima dan menggunakan peralatan Barat seperti kanon dan senapan, teleskop serta kacamata. Di samping itu, menurut Lewis, proses modernisasi yang dilakukan secara sadar dan sengaja mengharuskan dilakukan hubungan yang lebih dekat dan lama dengan masyarakat Barat, dan menuntut masyarakat Timur Tengah mempelajari berbagai bahasa Eropa yang sebelumnya di pandang rendah. Mereka bahkan dituntut untuk tinggal beberapa lama di kota-kota Eropa. 439 Tujuan dari pembelajaran bahasa adalah

437 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal. 39. 438 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal. 43. 439 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam,hal 45-46.

memunculkan perubahan komunikasi dan menjadi faktor utama terkait dengan hubungan antara kedua peradaban tanpa melalui perantara orang asing atau kaum minoritas. Lalu, dampak dari revolusi dan pembelajaran bahasa yang dilakukan kaum Muslim, membantu upaya penerjemahan yang dilakukan masyarakat Timur Tengah dalam memahami buku-buku Barat. Dengan hilangnya hambatan bahasa, pengamatan terhadap Barat dapat dilakukan secara langsung, dan akibatnya umat Muslim semakin mengetahui kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh bangsa Eropa dalam hal kekayaan dan kekuatannya. 440

3. Hambatan Sosial dan Budaya Dengan semakin bertambahnya pengetahuan, Timur Tengah semakin menyadari

adanya kesenjangan dalam kekuatan militer antara Timur Tengah dan Barat. Ini mengalihkan perhatian utama mereka kepada persenjataan dan cara pandang mereka kemudian kepada kegiatan produksi ekonomi serta administrasi pemerintahan, yang dipandang sebagai faktor-faktor utama keunggulan Barat. Di sini, mulai disadari adanya perbedaan posisi wanita antara kedua peradaban. Ajaran Kristen, dari semua gereja dan aliran, melarang poligami dan memiliki selir. Sedangkan Islam membolehkan keduanya. Menurut tradisi dan hukum Islam, ada tiga kelompok orang yang tidak terkena prinsip umum hukum dan agama umat Islam, yaitu orang kafir, budak, dan wanita. Dan wanita mendapatkan tempat yang terburuk dari ketiganya. Bangkitnya kekuatan Barat dan menyebarnya pengaruh Barat ke dunia Islam membawa perubahan penting bagi ketiga kelompok tersebut. Menghapus perbudakan dan juga memperjuangkan hak-hak dan status wanita (emansipasi). 441

Hal yang selanjutnya yang mulai disadari oleh bangsa Timur berkaitan dengan budaya berpakaian. Reformasi berpakaian dimulai semenjak pada akhir abad ke XVIII dan terus berlangsung sejak saat itu. Pasukan tentara muslim mulai menggunakan seragam ala Barat dan persenjataan Barat. Begitu juga dengan kaum wanita, mereka mengadopsi sebagian elemen pakaian Barat.

Budaya selanjutnya yang disadari sebagai kesalahan adalah bahwa kaum Muslimin enggan untuk menerima ilmu pengetahuan Eropa, mengingat jauh lebih besarnya kontribusi peradaban Islam pada abad pertengahan terhadap munculnya ilmu pengetahuan modern. Namun, di akhir abad pertengahan, terjadi perubahan yang dramatis. Di Eropa muncul gerakan ilmu pengetahuan Renaissance, penemuan dan revolusi teknologi, serta perubahan besar yang mendahului, menyertai, dan mengikutinya. Baik secara intelektual maupun material, di dunia Islam penelitian independen akhirnya terhenti, dan ilmu pengetahuan sebagian besar tereduksi menjadi pemujaan terhadap kumpulan tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang telah terbukti. Akhirnya, hubungan antara Kristen dan Islam dalam hal ilmu pengetahuan kemudia menjadi terbalik. Mereka yang dulunya adalah murid kemudian menjadi guru, mereka yang dulunya menjadi penguasa, kemudian harus menjadi murid, yang sering kali merasa malas dan benci. Mereka mau menerima produk ilmu pengetahuan kaum kafir

440 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 49-56. 441 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 79-83.

dalam masalah perang dan kedokteran, di mana ilmu tersebut dapat membedakan antara kemenangan dan kekalahan, dan antara hidup dan mati. Namun, filosofi dan konteks sosial politik yang mendasari pencapaian ilmu pengetahuan ini ternyata lebih sulit untuk diterima atau bahkan diakui oleh kaum Muslim. Penolakan ini merupakan salah satu perbedaan yang mencolok antara Timur Tengah dan belahan dunia lainnya yang bukan dunia Barat yang terus menerus mengalami dampak perubahan Barat. 442

4. Modernisasi dan kesetaraan Sosial Kesalahan lainnya adalah bahwa dalam Islam kesetaraan sosial benar-benar

diperhatikan. Islam menegaskan kedudukan dan kehormatan seseorang ditentukan hanya berdasarkan keshalihan dan amal baik. Namun realitas mengenai adanya penaklukan dan kekaisaran, mau tidak mau menciptakan kalangan elit baru dan dalam perjalananya mereka terus berupaya untuk mempertahankan status dan berbagai kemudahan yang mereka dapatkan untuk keturunannya. Keadaan ini terus berulang dalam daulah Islamiyah yaitu munculnya kalangan aristokrat, padahal Islam tidak mengajarkannya. Namun, Islam mengakui adanya ketidaksetaraan sosial tertentu yang telah di tegaskan berdasarkan kitab sucinya. Contohnya adalah hubungan antara majikan dan budak, pria dan wanita, orang beriman dan orang kafir. 443

Budak, wanita dan non Muslim merupakan golongan yang tidak mendapatkan kesetaraan sosial, sehingga memunculkan protes dan gerakan-gerakan meminta kesetaraan yang dilakukan warga Islam karena pengaruh Barat.

5. Sekularisme dan Masyarakat Madani Sekularisme adalah paham yang mengajarkan pemisahan kekuasaan negara

dengan agama. Paham ini berasal dari masyarakat Kristen yang pada waktu itu yang menentang kekuasaan Gereja terhadap negara yang banyak kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dan hanya menguntungkan pihak Gereja. Sedangkan dalam Islam, seorang penguasa Islam menegakkan aturan negara berdasarkan agama, yang di lakukan dari awal periode kekalifahan sampai berakhirnya dinasti Turki Utsmani. Umat Islam pertama kali mengenal sekularisme dari peristiwa revolusi perancis, yang mereka pandang bukan sebagai sekuler (konsep dan kata yang tidak mereka kenal pada waktu itu), namun sebagai upaya de-kristenisasi yang menarik perhatian mereka. Mereka menganggap revolusi Perancis merupakan gerakan pemikiran pertama di Eropa sebagai non-Kristen atau bahkan anti kristen. Oleh karena itu, sejumlah muslim mengamati Perancis dengan harapan dari gerakan pemikiran tersebut mereka dapat mengetahui rahasia ilmu pengetahuan dan kemajuan Barat, yang terlepas dari hal-hal yang berbau Kristen. Namun, setelah memahami hakikat sekularisme yang sebenarnya, mereka menganggap hal itu tidak dikenal dalam Islam. Tapi, pada abad XIX, istilah tersebut menjadi semakin akrab di telinga kalangan intelektual Islam didikan Barat, dan pada abad XX banyak di antara mereka yang menjadi pemimpin di negara- negara mayoritas Muslim. Negara sekuler pada hakikatnya dapat dibangun di atas negara bangsa. Hanya

442 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 91-100 443 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 101-102 442 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 91-100 443 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 101-102

Pada kenyataannya, masyarakat madani telah dikenal dalam Islam sejak zaman Rasulullah. Masyarakat madani menjamin terciptanya kesejahteraan seluruh aspek kehidupan warganya. Salah satu contohnya adalah tradisi sumbangan pribadi yang dikukuhkan secara legal sebagai bentuk ibadah yang di sebut wakaf. Wakaf ini dapat menghasilkan keuntungan untuk tujuan kebaikan, seperti pemeliharaan tempat ibadah, sekolah, pemandian umum, dapur umum, sumber air bersih, dan semacamnya. Para donatur bisa berasal dari kalangan penguasa atau pejabat pemerintahan. Dengan cara yang seperti ini, atau yang lainnya, modernisasi di Timur Tengah ternyata malah membatasi lingkup kebebasan dan kemandirian banyak perkumpulan masyarakat yang pada akhirnya menghambat terciptanya masyarakat sipil atau masyarakat madani yang sebenarnya. 445

Itulah beberapa pandangan Bernard Lewis tentang hal-hal yang menyebabkan kehancuran dan keruntuhan Islam.

Motivasi dan Pendekatan Bernard Lewis

Sebagai bagian dari diskursus tentang Islam pasca kolonialisme, dapat dikatakan bahwa motivasi Bernard Lewis adalah member respond terhadap kritik yang diajukan oleh Edward Said dalam Orientalism. Ia menolak tesis Said yang menegaskan bahwa kajian ketimuran diciptakan oleh Eropa untuk kepentingan kolonialisme dan imperialism. Dai uraian tentang sebab-sebab kemunduran Islam di satu sisi, dan kemajuan Eropa di sisi lainnya pada waktu yang bersamaan, Bernard Lewis seolah ingin menegaskan analisis akademiknya secara ilmiah dalam menyanggah kritik Said.

Oleh karena itu, Bernard Lewis menyebut beberapa karya bukunya sebagai pandangan yang tidak apologetik, dan balance. Ini bisa dilihat, misalnya, dalam bukunya yang lain “Islam dan His People”. Tapi, di satu sisi ia memang objektif dalam menuliskan gagasan-gagasannya, namun di sisi lain ia juga bersifat provokatif, ketika ia menyebut kaum muslimin mengalami kemunduran karena tidak mengalami keunggulan seperti yang dialami Barat. Sikap provokatif juga terlihat dalam karyanya yang berjudul Krisis Jihad, ketika ia kembali mengulang kritiknya mengapa Islam mengalami kemunduran, sementara Eropa mampu menciptakan modernisme. Dengan semua analisisnya yang bersifat provokatif, ia seolah-olah mengatakan bahwa Islam tidak mempunyai visi modern dan tetap berada dalam visi tradisionalnya.

444 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 111-130 445 Bernard Lewis, Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, hal 135-136

Di sini, kesan lain adalah munculnya motif politik, atau lebih tepatnya adalah “keuntungan politis” dari sikap provokatif yang digaungkan oleh Bernard Lewis sehingga analisis “ilmiah”-nya kemudian dianggap sebagai masukan yang berharga bagi kebijakan politik Amerika Serikat dalam hubungannya dengan Islam dan politik Timur Tengah.

Sikap Kita

Ada anggapan bahwa pandangan-pandangan Bernard Lewis dianggap telah menjelek- jelekkan Islam, dikatakan sebagai pandangan yang tidak objektif, dan bertendensi untuk menyerang Islam. Untuk itu, muncul berbagai saran agar umat Islam berhati-hati terhadap pandangan yang dianggap tidak tulus tersebut. 446 Menyikapi hal ini, sikap hati- hati dapat dilakukan dengan cara menyaring apa-apa yang berasal dari Barat dengan mengambil apa yang baik dan membuang yang kita anggap kurang baik. Westernisasi, sekularisasi, dan beragam gagasan Barat lainnya harus secara hati-hati disikapi, karena bisa saja tidak cocok untuk iklim politik danbudaya kaum muslim. Namun, kemajuan teknologi dan di bidang lainnya bisa dijadikan rujukan.

446 Lihat www.insistnet.com

Daftar Pustaka

Buku dan Artikel

Abd al-Khathîb, ‘Abdullah (tt). al-Radd ‘Alâ Mazâ’imi al-Mustasyriqain; Ignaz Goldziher Wa Joseph Schacht Wa Man Ayyadahumâ Min al-Mustaghribîn Abdul Ghani al-Qodhi, Syeh Abdul Fattah, (tt). Al-qira’at Fi Nazhar al-Mustasyriqiin wa al- Mulhidin. Diterjemhkan dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Sayid Agil Husin Munawar dan Drs. Abd Rahman Umar Semarang, PT. Karya Toha Putra, tt.

Abu Rayyah (tt). Adwa’ ‘ala al-Sunnah al-Muhammadiyyah Kairo: Dar al-Ma’arif: t.t.; Shalahuddin al-Adlabi, Minhaj Naqd al-Matn ‘Inda ‘Ulama al-Hadits al-Nabawi Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983.

Adams, Charles J. (1971) “The Islamic Relegious Tradition,” dalam Religion and Man: An

Introduction, ed. W. Richard Comstock New York: Harper & Row Publishers. Adlabi, Shalahuddin (1983). Minhaj Naqd al-Matn ‘Inda ‘Ulama al-Hadits al-Nabawi.

Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah. Ali al-Imam, Ahmad (1998). Variant Readings of the Quran: A Critical Study of Their Historical and Linguistic Origins. Virginia: The International Institute of Islamic

Thought. Amal, Taufik Adnan (2001). Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Yogyakarta: Forum Kajian

Budaya dan Agama. -------, (2005). Rekontruksi Sejarah Al-Qur’an, Jakarta: Alvabet. Amin, Kamaruddin (2009). Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadits Jakarta:

Hikmah. Andrae, T. (1936), Muhammed The Man and His Faith.

Anshari, Faiq Ihsan (2007). Pencarian Sebuah Keautentikan, dalam Jurnal Aufklarung, cetakan I November 2007, h. 102-104.

Arberry, A. J. (1955) The Koran Interpreted. Allen & Unwin, London. Arif, Syamsuddin (2005). “Gugatan Orientalis Terhadap Hadis dan Gaungnya di Dunia

Islam”, dalam Jurnal al-Insan, no.2, vol.1. -------, (2008). Orientalis & Diabolisme Pemikiran, Jakarta: Gema Insani Press, 2008. Arifin, Bey (1983). Islam dan Para Orientalist. Surabaya: Bina Ilmu. Armas, Adnin (2004). “Kritik Arthur Jeffery Terhadap al-Qur’an,” Majalah Islamia, tahun

I No.2/Juni-Agustus 2004. -------, (2005). Metodologi Bible dalam Studi al-Qur’ân, Jakarta: Gema Insani Press. -------, (2006) “Arthur Jeffery: Orientalis Penyusun al-Qur’an Edisi Kritis”, Majalah

Islamia, Vol III No.1, 2006, h. 73. Ash-Shiddieqy, Hasbi (1999). Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits Semarang: Pustaka

Rizki Putra. Asqâllânî, Ibnu Hajar, Tahdzîb al-Tahdzîb Beirut: Mu’assasah al-Risâlah, tt

Azami, M.M. al-, (1968). Studies in Early Hadits Literature, American Trust Publication, Indianapolis, Indiana.Azami, M.M. al-. Dirasat fi al-hadis al-Nabawi wa Tarikh Tadwinih, Beirut: al-Maktab al-Islami, 1980.

-------, (1980). Hadis nabawi, dan sejarah kodifikasinya, terj. H.Ali Mustafa Ya’kub,M.A. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1980

-------, (1982). Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muhadditsîn Riyadh; Maktabah al-‘Immariyyah. -------, (1985). Manâhij al-Mustasyriqîn fi al-Dirâsat al-Islâmiyyah Tunis: Maktabah al-

Tarbiyyah al-Arabî, 1985. -------,(1994). Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj. Ali Mustofa Yaquf Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1994 -------, (2000) Studies in Early Hadith Literature, Pent: Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yakub,

Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. ke-2, 2000. -------, (2003). The History of The Qur’anic Text, from Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments, Leicester: UK Islamic

Academy. -------, (2004). On Schacht’s Origins of Muhammadan Jurisprudence, Riyad: King Saud

University diterjemahkan oleh; Asrofi Shodri, Jakarta; Pustaka Firdaus, cet. 1, 2004.

-------, Origins of Muhammadan Jurisprudence Oxford, 1979 file Pdf. Didownload dari www.4shared.com

-------, (2005). Sejarah Teks al-Qur’an: dari Wahyu sampai Kompilasi, terj. Anis Malik Thaha, dkk Depok: Gema Insani.

-------, (2009). Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, penterjemah Ali Mustafa Yaqub Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009.

Badawî, Abdurrahman (1993). Mausû’ah al-Mustasyriqîn, Beirut: Dâr al-‘Ilmi al-Malayîn, cet. ke-3.

Badawi, Abdurrahman. Ensiklopedi Tokoh Orientalis. Yogyakarta: LKIS, 2003. Badeau, John S. (1960). “Arthur Jeffery – A Tribute,” The Muslim World 50 1960. Baiquni, Achmad (1997). Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman Yogyakarta: Dana

Bakhti Prima Yasa.. Baljon, J.M.S. (1991). Tafsir Qur’an Muslim Modern, Jakarta: Pustaka Firdaus. Bell, Richard (1937–9) The Quran Translated, with a critical re-arrangement of the

Surahs. 2 vols. Berg, Herbert (2003). Weaknesses in the Arguments for the Early Dating of Qur'anic

Commentary, in J.D. McAuliffe (eds.). With Reference for the Word. Medieval Scriptural Exegesis in Judaim, Christianity and Islam. Oxford: Oxford University Press 329-345.

Bijlefeld, William A. (1974) Some recent contributions to Qur_anic studies. Selected publications in English, French, and German, 1964–1973. The Muslim World 64, 79–102, 172–9, 259–74.

Bin Nabî, Malik (1993). Intâj al-Mustasyriqîn, Beirut: Dâr Ilm al-Malâyîn.

Boullata, Issa J. Ed (1992), An Anthology of Islamic Studies Canada: McGill Indonesia IAIN Development Project, 1992, part I.

Böwering, Gerhard (1980). The Mystical Vision of Existence in Classical Islam: The Qur’ānic Hermeneutics of the ūfī Sahl at-Tustarī (d. 283/896). Berlin: de

Gruyter. Studien zur Sprache, Geschichte und Kultur des Islamischen Orients, series no. 9.

-------, (1991). “The Qur’ān Commentary of al-Sulamī, in W.B. Hallaq and D.P. Little (Eds.), Islamic Studies Presented to Charles Adams, Leiden: E.J. Brill, 1991, pp. 41 –

56. -------, (1995), The Minor Qur’ān commentary of Abū ‘Abd al-Ra mān Mu ammad b. al- usayn as-Sulami (d. 412/1021), Beirut: Librairie Orientale.

-------, (1996). "The Major Sources of Sulami’s Minor Qur’ān Commentary", in Oriens vol.

35, (1996), pp. 35-56. -------, (2003), “The Scriptural Senses in Sufi Qur’an Interpretation?” in J.D. McAuliffe

(eds), With Reference for the Word. Medieval Scriptural Exegesis in Judaim, Christianity and Islam. Oxford: Oxford University Press, pp. 346-364.

-------, (2008), “Recent Research on the Construction of the Qur’an”, in , Gabriel Said Reynold (ed) (2008). The Qur’an in Its Historical Context. London: Routledge, pp. 70-87.

Brugman, J. dan Schroder, F.(1979). Arabic Studies in the Netherlands, Leiden. Bucaille, Maurice (1976) La Bible, le Coran et la Science. -------, (1994). Bibel, Qur’an dan Sains Modern, terj. M. Rosyidi. Jakarta: Bulan Bintang. -------, (2007). Fir’aun dalam Bibel dan al-Qur’an, terj. Mukhlish Madiyan. Bandung: PT

Mizan Pustaka, 2007. Buchari, Mannan (2006). Menyingkap Tabir Orientalisme, Jakarta: Amzah, 2006. Bukhârî, Muhammad bin Isma’îl (1987). Shahîh al-Bukhârî Beirut: Dâr Ibn Katsîr, cer. 3,

1987. Calder, N. (1993). "Tafsir from Tabarī to Ibn Kathīr, Problems in the description of a

genre, illustrated with reference to the story of Abraham" in G.R. Hawting and Abdul-Kader A. Shareef (eds.), Approaches to the Qur’ān. London: Routledge, pp. 103-140.

Cragg, Kenneth (1971) The Event of the Quran: Islam in its Scripture. Allen & Unwin, London.

Cragg, Kenneth (1973) The Mind of the Quran: Chapters in Reflection. Allen & Unwin, London.

Crone, Patricia dan Cook, Michael (1992). “Hagarism: the Making of the Islamic World”,

h. 3-9, dalam Issa J. Boullata ed, An Anthology of Islamic Studies Canada: McGill Indonesia IAIN Development Project, 1992, part I, no. 5.

Crone, Patricia (2002). Roman, Provincial and Islamic Law. Cambridge: Cambridge University Press.

Daniel, Brown (2000). Islam Menyoal Relevansi Dalam Modern, terj. Jaziar Radianti dan Entin Sriani Muslim, Cet. I Bandung: Mizan.

Daniel, Norman (1960). Islam and the West: the Making of an Image. Edinburgh, 1960. Daya, Burhanuddin dan Herman Leonard Beck (1992). Ilmu Perbandingan Agama di

Indonesia dan Belanda, terj. Lilian D. Tedjasudhana, Jakarta: INIS. Donner, Fred M. (1997). Narratives of Islamic Origins: The Beginnings of Islamic Historical Writing Princeton: Darwin Press. -------, (2002). “From believers to Muslims: Communal self-identity in the early Islamic

community,” Al-Abhath 50–1 (2002–3), 9–53. -------, (2008) “The Qur’an in recent scholarship: challenges and desiderata” dalam

Gabriel Said Reynolds (ed) The Qur’an in Its Historical Context. London: Routledge. 29-50.

Dutton, Yasin (2003). The Origins of Islamic Law; the Qur’an, the Muwaththa, and Madinan ‘Amal, pent: M.Maufur Jogjakarta; Islamika, cet. 1. Dzahabi, (1981). Siyar Al-A`lam Al-Nubala` Beirut: Muasasah Ar-Risalah.

Eliade, M. ed (1995). The Encyclopedia of Religion, New York: Macmillan Library USA. Esposito, John L (2001). Ensiklopedi Oxford dalam Islam Modern, terj. Eva Y.N. dkk, jil. II

Bandung: Mizan. Fathurrahman (1974)., Ikhtisar Mushthalah al-Hadis, Bandung: P.T. al-Ma’rifat. Fauzi, M. Latif (2009). “Telaah atas Karya Charles J. Adams” dalam Studi Islam ”Center

for Islamic Studies, 2009, dikutip dari http://cfis.uii.ac.id, diakses pada 20-10- 2011, 13.11.

Fuad, Abdul Mun’im (1988). Min al-Iftira’ât al-Mustasyriqîn ‘Alâ Ushûl al-Aqîdah fi al- Islâm Riyâd: Maktabah al-‘Abikan.

Geiger, A. (1970). Judaism and Islam, trans. F. M. Young, repr. with prolegomenon by M. Pearlman New York: KTAV Publishing House, 1970, 1981, p. xxix. dikutip dari: Andrew Rippin, Western Scholarship and The Qur’ân, The Cambridge Companion to Qur’an, ed: Jane Dammen McAuliffe. Cambridge University Press, 2007. Hal. 239.

-------, (1998). “What did Muhammad Borrow from Judaism?” dalam The Origins of The Koran, editor Ibn Warraq New York: Prometheus Books, 1998. Hal. 165-126. Dikutip dari: Adnin, Metodologi Bible dalam Studi al-Qur’ân,. 132.

-------, (2000). Der Ham-burger Tempelstreit, eine Zeitfr-age, NachgelasseneS chriften I . hal. 170. Dikutip dari; Ken Koultun-Fromm, Historical Memory in Abraham Geiger’s Account of Modern Jewish Identity, Indiana University Press: Jewish Social Studies, Vol 7, No.1, 2000. Hal. 119.

Ghazali, Muhammad Al-. (1980) Al-Sunnah al-Nabawiyah baina ahl-Fiqih wa ahl-Al- hadits, Bairut: Dar al-Syuruq. ------, (2008). al-Qur’an Kitab Zaman Kita, terj. Masykur Hakim dan Ubaidillah, Bandung: Mizan.

Ghulshani, Mahdi (2003). Filsafat sains menurut al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Ghurab, Ahmad Abd al-Hamid. Menyingkap Tabir Orientalisme, terj. A. M. Basamalah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.

Gibb, H.A.R. (1946) Mohammedanism, An Historical Survey. -------, Journal Of Comparative Legislation and International Law , dikutip dari Yahya

Murâd dalam, Rudûd ‘Alâ Syubhâh al-Mustasyriqîn, h. 192 file pdf di download dari http://www.kotobarabia.com.

Gilliot, Claude (1990) Exégèse, langue, et théologie en Islam. Paris: Virin. -------, (2002). “Exegesis of the Qur’ān: Classical and Medieval” in Encyclopaedia of the

Qur’ān (J.D. McAuliffe (Gen. ed.) assist. by C. Gilliot [et al.], Leiden: E.J. Brill, vol. ii, pp. 99-124.

-------, (2004) “Le Coran, fruit d’un travail collectif?” dalam D. De Smet, G. de Callatay and J.M.F. Van Reeth (eds), Al-Kitab. La sacralité du texte dans le monde de l’Islam, Acta Orientalia Belgica.

-------, (2008). “Reconsidering the authorship of the Qur’an: is the Qur’an partly the fruit of a progressive and collective work? Dalam Gabriel Said Reynolds (ed) The Qur’an in Its Historical Context. London: Routledge. pp. 88-108.

Godlas, Alan. "Sufi Koran Commentary: A Survey of the Genre" in http://www.uga.edu/islam/suftaf/tafsuftoc.html.

Goldziher. Ignaz (1971). Muslim Studies, Vol.2, terj. C.R. Barber dan S.M. Stem, London: Geogie Allen & Unwin LTD.

-------, (1991). An Introduction to Islamic Theology and Law Jakarta: INIS. -------, (2003). Madzhab Tafsir Dari Aliran Klasik Hingga Modern, diterjemahkan oleh M.

Alaika Salamullah, dkk, Jogjakarta: elSAQ Press, 2003. Grabar, Oleg (1982). Edward Said, Bernard Lewis, "Orientalisme: Sebuah Bursa" , New

York Review of Books, Vol. 29, No 13, tanggal 12 Agustus 1982. Hanafi, A (1981). Orientalisme, Jakarta: Pustaka al-Husna, cet. I. Haq, Simulasi Metode Penafsiran al-Quran http://nucim.org/dina/diskursus Hasan, Muhammad Tholhah (2005). Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan

Zaman, Jakarta: Lantabora Press, 2005. Hawting G.R. and Shareef, Abdul-Kader A. (eds.) (1993). Approaches to the Qur’ān.

London: Routledge. Hermansen, Marcia (1998) "The Prophet Muhammad in Sufi Interpretations of the Light

Verse", Part Two, The Islamic Quarterly, 42, no. 3, pp. 218 - 227. -------, (1998). "The Prophet Muhammad in Sufi Interpretations of the Light Verse", The Islamic Quarterly, 42, no. 2, pp. 144 – 155. Heschel, Susannah (1999). Revolt of the Colonized: Abraham Geiger 's Wissenschaft des Judentums as a Challenge to Christian Hegemony in the Academy, Duke University

Press: New German Critique, No. 77. Summer, 1999. Hidayat, Syarif. “Studi al-Qur’an ala Wansbrough”, dalam Orientalisme al-Qur’an dan Hadis. Hitti, Philip K. 2005. History of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, tt.

Hitti, Philip K. (1936). review “Concordance et Indices de la Tradition Musulmane” Journal of American Oriental Society JAOS, vol 56, 1936, hal 511. Hoeven, H. Van Der (1994) “A.J. Wensinck”, Biografisch Woordenboek van Nederland, Den Haag, 1994, vol. IV.

Hoodbhoy, Pervez (1997). Islam dan Sains: Pertarungan menegakan rasionalitas, terj. Luqman, Bandung: Pustaka.

Ibn Sallam, Abu ‘Ubayd al-Qasim. (1991) Fadha’il al-Qur’an, ed. Wahbi Sulayman Ghawaji, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Cet. Pertama;

Ismail, Jakub (1971) Orientalisme dan Orientalisten, Surabaya: C.V. Faizan. Itr, Nur ad-Din (1994). Ulum Hadits Jilid I terj. Endang Soetari dan Mujio Bandung: Rosda

Remaja. Izutsu, Toshihiko (1964) God and Man in the Koran: Semantics of the Koranic Weltanschauung. Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, Tokyo. ------, (1997). Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik Terhadap al-Quran, ter.:

Supriyanto Abdullad, et.all., Cet., I Yogyakarta: Tiara Wacana. Jansen, J.J.G. (1980) The Interpretation of the Koran in modern Egypt,Leiden: Brill. -------, (1997). Diskursus Tafsir al-Quran Modern. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. -------, (1997) Dual Nature of Islamic Fundamentalism.

Jeffery, Arthur (1926). “The Quest of The Historical Mohammed”, The Muslim World 16 1926.

-------, (1929). “Christian at Mecca, The Muslim World 19 1929 -------,(1935). “Progress in the Study of the Quranic Text”, The Moslem World 25: 1935. -------, (1937) Materials for the History of the Text of the Koran. E. J. Brill, Leiden. (Classic

study of the history of Quranic text, although showing little sensitivity for Muslims’ concerns about its uniqueness and authenticity.)

-------, (1952) The Qur’an as Scripture, New York: R.F. Moore and Co. -------, (2006). Orientalis Penyusun al-Qur’an Edisi Kritis”, Majalah Islamia, Vol III No.1,

2006, hlm 75-. Juynboll, G.H.A. (1969). The Authenticity of The Traditions Literature: Discussion in Modern Egyp Leiden: E.J. Brill. -------, (1983) Muslim Tradition: Studies in Chronology, Provenance, and Authorship of Early Hadith New York: Cambridge University Press, 1983. -------, ed. (1982) G.H.A. Studies of the First Century of Islamic Society, Carbodale and

Edwardsville: Southern Illinois Unversity Press. -------, (1990) Some Isnad-Analytical Methods Illustrated on the Basis of Several Woman- Demeaning Sayings From Hadith Literature, dalam edisi W.A.L. Stokhof dan N.J.G.

Kaptein, Beberapa Kajian Islam dan Indonesia, terj. Lilian D. Tedjasudhana, Jakarta, INIS, 1990.

-------, (1996). Nafi Mawla of Ibn Umar and his Position in Muslim Hadith literature, dalam Studies on the Origins and Uses of Islamic Hadith Leiden: Variorum, 1996.

-------, (1999) The Authenticity of The Tradition Literature Discussion in Modern Egpyt, Pent: Ilyas Hasan Bandung: Mizan.

-------, “ReAppraisal of some Technical Terms in Hadith Science”. Islamic Law and Society.

VIII. No. 3 -------, (1999). Kontroversi Hadits di Mesir terj. Ilyas Hasan Bandung: Mizan, 1999. Kartanegara, Mulyadhi (2006). Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam, Jakarta: Baitul Ihsan. Keeler, Annabel (2006). Sufi Hermeneutics: The Qur’ān Commentary of Rashīd al-Dīn

Maybudī. Oxford: Oxford University Press. Khalidi, Musthafa al- dan Umar Farrukh, al-Tabshir wa al-Isti’mar fi Bidal al-‘Arabiyah,

Beirut: tp, 1957. Khatib, Muhammad ‘Ajjaj al- (1989) al-Sunnah Qabla al-Tadwin Beirut: Dar al-Fikr. -------, (1989). Ushul al-Hadis ‘Ulumuhu wa Mushthalahhuh Beirut: Dar al-Fikr. -------, Hadits Nabi sebelum dibukukan, Jakarta: Gema Insani Press, 1999. ------, Ushul al-Hadits Beirut: Dar el-Fikr, 2006. Khuluq, Lathiful. Strategi Belanda Melumpuhkan Islam. Biografi C. Snouck Hurgronje.

Penerbit Pustaka Pelajar. Koningsveld, P.S. van (1992). Kajian Islam di Belanda sesudah Perang Dunia II, dalam

Burhanudin Daya dan Herman Leonard Beck, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia dan Belanda, terj. Lilian D. Tedjasudhana, Jakarta: INIS.

Koningsveld, P.Sj. van. Snouck Hurgronje dan Islam. PT. Girimukti Pasaka Koultun-Fromm, Ken (2000). Historical Memory in Abraham Geiger’s Account of Modern

Jewish Identity, Indiana University Press: Jewish Social Studies, Vol 7, No.1, 2000. Leaman, Oliver (ed.) (2006). The Qur’an: an Encyclopedia. London: Routledge. Leemhuis, F. (1988). “Origins and Early Development of the tafsīr Tradition” in A. Rippin,

Approaches to the History of the Interpretation of the Qur’ān. Oxford: Clarendon Press, pp. 13 – 30.

-------, (2003). “Discussion and Debate in Early Commentary of the Qur’an”, in McAuliffe, J.D (ed), With Reference for the Word. Medieval Scriptural Exegesis in Judaim, Christianity and Islam. Oxford: Oxford University Press, pp. 320-328.

-------, (2006), “From Palm Leave to the Internet”, in McAuliffe, J.D.(ed.). Cambridge Companion to the Qur’an. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 145-162. Lewis, Bernard (1970). Obituary; Joseph Schacht dalam BSOAS London, vol. 33, No.2 1970, diunduh dari http://www.jstor.org/action/

-------, (2004). Apa Yang Salah? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam, Jakarta: 2004.Luxenberg, Christoph (2007). The Syro-Aramaic Reading of the Qur’an. A contribution to the decoding the language of the Qur’an. Berlin: Verlag Hans Schiller. First published 2004.

Mahmud, M. Natsir, (1996). “Fenomenologi dan Aplikasinya dalam Studi Agama”, dalam Uswah No. 8 tahun 1996.

Marfu’ah, Ema (1997). Metode Kritik Hadits G.H.A. Juynboll: Studi Aplikatif terhadap Hadits-hadits Misogini, Skripsi Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga.

Masrur, Ali (2007). Teori Common Link G.H.A Juynboll, Melacak Akar Kesejarahan Hadis Nabi Yogyakarta: LkiS. Mawdudi, Sayyid Abu al-A’la (1988) Towards Understanding the Quran. Trans. Zafar Ishaq Ansari. Islamic Foundation, Leicester.

McAuliffe, J.D. (1991). Qur’ānic Christians: An Analysis of Classical and Modern Exegesis. Cambridge: Cambridge Univ. Press, 1991.

-------, (2003). With Reference for the Word. Medieval Scriptural Exegesis in Judaim, Christianity and Islam. Oxford: Oxford University Press. -------, (2007) The Cambridge Companion to Qur’an, Cambridge: Cambridge University Press, 2007.

-------, (1988). “Qur’ānic Hermeneutics: The Views of al- abarī and Ibn Kathīr” in A. Rippin, Approaches to the History of the Interpretation of the Qur’ān. Oxford:

Clarendon Press, 1988, pp. 46 – 62. McKay, A. (1977). Spain in the Middle Ages, London: tp, 1977, h. 22; Qasim As-Samarra’i, Bukti-bukti Kebohongan Orientalis, terj. Syuhudi Ismail. Mingana, Alphonse (1927). Bulletin of the Jhon Rylands Library, Manchester. Motzki, Harald (2010). Analysing Muslim Traditions: Studies in legal, Exegetical, and

Maghazi Hadith. Leiden: E.J. Brill. -------, “Whither Hadith-Studies? A Critical Examination of G.H.A. Juynboll’s Nafi’, the

Mawla of Ibn ‘Umar, and hisposition in Muslim Hadith Literature”, part 1, trans. Frank Griffel and Fiona Ford, 2.

Mun’im, Abdul Fu’âd (2002). Min al-Iftira’ât al-Mustasyriqîn ‘Alâ Ushûl al-Aqîdah Fi al- Islâm Riyâd: Maktabah al-‘Abîkan, 1422 H. Murâd, Yahyâ, Rudûd ‘Alâ Syubhâh al-Mustasyriqîn, file pdf didownload dari http.www.kotobarabia.com

Murshifî, Sa’d, al-Mustasyriqûn Wa al-Sunnah Beirut: Mu’assasah al-Rayyan, tt Mustaqim, A. (2002) “Teori Sistem Isnad dan Otentisitas Hadis menurut Perspektif

Muhammad Mustafa Azami,” dalam Fazlur Rahman dkk, Wacana Studi Hadis Kontemporer Yogyakarta: Tiara Wacana, h. 56-.

Mustaqim, A. dan Syamsuddin, Sahiron ed. (2002). Studi al-Quran Kontemporer. Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir, Yogyakarta: Tiara Wacana. Naisabûrî, Muslim bin al-Hajjaj al-. Shahih al-Muslim Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâts al-‘Arabî, tt

Neuwirth, A. (2007). Studien zur Komposition der mekkanischen Suren (second edition). Neuwirth, Angelika. Sinai, Nicolai. (et.al, eds.) (2010). The Qur’an in Context. Leiden: Brill.

Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Barry (1994). Kamus Ilmiah Populer,Surabaya: Penerbit Arkola.

Pickthall, Mohammed Marmaduke (1930) The Meaning of the Glorious Koran: An Explanatory Translation. A. A. Knopf, London. (Classic English translation, following Egyptian standard verse numbering and based on traditional interpretations.)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997), Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.

Qardhawi, Yusuf (1999). Bagaimana Memahami Hadis Nabi, terj. Muhammad al-Baqir, Cet. IV, Bandung: penerbit Kharisma.

Qattan, Manna’ Khalil al-, (1978). Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an Beirut: Dar al-Fikr, 1978. ------, (1992). Mabahis fi Ulum al-Qur’an. pent Muzakris AS. Bogor: Lintera AntarNusa. Rahman, Fatur. Ikhtisar Mushthalah al-Hadis, Cet.I, Bandung: P.T. al-Ma’rifat, 1974 Rahman, Fazlur (1980) Major Themes of the Quran. Bibliotheca Islamica, Minneapolis. -------, (1983). Major Themes of The Qur’an, pent Anas Mahyuddin, Bandung: Pustaka. -------, (1985). Approach to Islam in Religious Studies, dalam Richard C. Martin, Approach

to Religious Studies, USA: The University of Arizona Press, 1985. -------, Pendekatan Terhadap Islam Dalam Studi Agama. -------, (1996). Tema Pokok al-Qur’an, Bandung: Penerbit Pustaka, 1996. -------, (1994). Islam, terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 1994. Rakhmat, Jalaludin (1996). “Kata Pengantar” dalam Islam dan Tantangan Modernitas:

Studi Atas Pemikiran Hukum Fazl al-Rahman Bandung: Mizan, Cet. I. Ratna, Nyoman Kutha (2008). Post-Kolonialisme Indonesia, Relevansi Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. dalam www.carabaca.blogspot.com “Sastra Poskolonial, Sastra Pembebasan”

Reynolds, Gabriel Said. A Muslim Theologian in the Sectarian Milieu: ʿAbd al-Jabbār and the Critique of Christian Origins (Leiden 2004), -------, (ed) (2008). The Qur’an in Its Historical Context. London: Routledge.

Rippin, AndRew. (ed.) (1988). Approaches to History of the Interpretation of the Qur’ān. Oxford: Clarendon Press.

-------, (1993) Interpreting the Bible through the Quran. In: Hawting, G. R. and Shareef, A.-K. (eds.) Approaches to the Quran. Routledge, London and New York, pp. 249–

59. -------, (ed.) (2006). The Blackwell Companion to the Qur’an. Oxfored: Blackwell

Publishing. -------, (2007). “Western Scholarship and The Qur’ân,” The Cambridge Companion to

Qur’an, ed: Jane Dammen McAuliffe. Cambridge University Press, hal. 239- Rippin, Andrew. Analisis Sastra Terhadap al-Qur'an, Tafsir, dan Sirah: Metodologi John Wansbrough. Robinson, Neal (1996) Discovering the Qur_an: A Contemporary Approach to a Veiled Text. SCM Press, Saeed, Abdullah (2006) Interpreting the Quran: Towards a Contemporary Approach.

London: Routledge.

Sahidah (2007), “Sumbangan Kajian Islam di Jepang,” artikel tanggal 18 Februari 2007, dari http://ahmadshahidah.blogspot.com/2007

Said, Edward (1979). Orientalism. New York: Vintage Books, 1979, dikutip dari http://www.edelmensch.blogspot.com

Said, Edward (1998). “Antara Dunia”, London Review of Books, 7 Mei 1998. Salim, Fahmi (2010). Kritik Terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal. Jakarta: Perspektif,

2010. Samarrai, Qasim (1996). Bukti-bukti Kebohongan Orientalis, terj. Syuhudi Ismail, Jakarta:

Gema Insani Press. Sands, Kristin Zahra (ed.) (2006). Sufi Commentaries on the Qur’an in Classical Islam.

London: Routledge. Sarong, A. Hamid. Pemikiran politik Islam Snouck Hurgronje dan formalisasi syariat Islam di Aceh. Schacht, Joseph (2003). Introduction to Islamic Law, pent: Joko Supomo Jogjakarta;

Islamika, 2003 cet;1. Schacht, Joseph (2011). A Revaluation of Islamic Tradition, file didownload dari

http://answering-Islam.org/Books/Schacht/revaluation.html diakses senin 14 Desember 2011.

Schacht, Joseph (2010). The Origins of Muhammadans Jurisprudence terj. Joko Supomo. Yogyakarta: Insan Madani.

Schoeler, G. (2006). The Oral and the Written in Early Islam, London and New York. -------, (2009). The Genesis of Literature in Islam. From the Aural to the Written,

Edinburgh: Edinburgh University Press. Schoeler, G. and Gorke, A. (eds.) (2008). Die ältesten Berichte über das Leben

Muhammads Princeton: Princeton University Press. Sells, Michael (1999) Approaching the Quran: The Early Revelations.White Cloud Press,

Ashland, OR. Sells, Michael (1999) Approaching the Quran: The Early Revelations. White Cloud Press,

Ashland. Serial Dialog Pencerahan Afkar (2008). Orientalisme vs Oksidentalisme. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2008. Setiawan, Muhammad Nur Kholis (2005). al-Quran: Kitab Sastra Terbesar, Cet. I

Yogyakarta: eLSAQ Press. Sezgin, Fuat. Geschichte des Arabischen Schrifttums, diarabkan oleh Mahmûd Hijâzî

dengan tajuk, Târîkh Turâts al-Arabî Riyâdh: Jami’ah al-Imâm Ibn Su’ûd, tt. Shahidah (2006). “Mungkinkah, Belajar Islam Dari Jepang,” 22 September 2006. Shalih Shubhi al-, (1988). Ulum al-Hadis wa al-Muhadditsun Beirut: Dar al-’Ilm li al-

Malayin, 1988. Shihab, M. Quraish. Orientalisme, dalam Jurnal Studi al-Quran, edisi kedua. Shihab, Muhammad Quraish (2010), Membumikan Al-Qur’an Jilid II, Jakarta, Lentera

Hati, 2010.

Shihab, Umar (2005). Kontekstual al-Quran: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Hukum Dalam al-Quran, Cet. III Jakarta: Paramadina. Siba’î, M. (tt). al-Sunnah wa Makarimuha Kairo: Dâr al-Hadîts.

Sijistani, Abu Bakr ‘Abdullah Ibn Abu Daud Sulayman Ibn al-Ash’ath al-, (2002). Kitab al- Masahif, Editor Muhibbuddin Abd Subhan Wa’id, Beirut: Dar al-Basyair al- Islamiyyah, Cet. Kedua.

Sijistânî, Abû Dâwud Sulaimân bin al- Asy’ats (tt). Sunan Abû Dâwud Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî, tt.

Singh, Amritjit (2004). Wawancara Dengan Edward W. Said Oxford: 2004. Sirry, Mun’im (2005). Rekontruksi Sejarah Teks al-Qur’an, artikel tertanggal 11 April

2005 Soetari Ad., Endang (1994). “Pandangan Orientalis Terhadap Hadis” dalam Mimbar Studi No.63, Th.1994. hlm.2 Sou’yb, Joesoef (1985). Orientalisme dan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Southern, R.W. (1962)Western Views of Islam in the Middle Ages, Cambridge..

Stokhof, W.A.L. dan Kaptein, N.J.G. (1990). Beberapa Kajian Islam dan Indonesia, terj. Lilian D. Tedjasudhana, Jakarta: INIS.

Suharto, Ugi (2004). “Peranan Tulisan dalam Periwayatan Hadis” dalam Jurnal Islamia, Tahun I, No. 2 2004.

Suminto, Aqib. Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: Penerbit LP3ES. Suryadilaga, Muhammad al-Fatih (2002). “Pendekatan Historis John Wansbrough Dalam

Studi al-Quran”, dalam Abdul mustaqim dan Sahiron Syamsuddin ed., Studi al- Quran Kontemporer. Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suyuti, (1988). Tadrib ar-Rawi fi Syarh at-Taqrib an-Nawawi. Beirut: Dar al-Fikr. 1988. Syamsudin, Sahiron. Memahami dan Menyikapi Metode Orientalis dalam Kajian al-Qur’an, Thahhan, Mahmud (tt). Taysir Mushthalah al-Hadits. Jeddah: Haramain. t.th. Tirmidzi (2006). Shahih al-Tirmidzi, Beirut: Daar al-Fikr. Umar, A. Muin (1978). Orientalisme dan Studi Tentang Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Umar, Nasaruddin. “Al-Quran di Mata Mantan Intelektual Muslim: Ibn Warraq dan Mark

A. Gabriel”, dalam Jurnal Studi al-Quran, edisi kedua. Umri, Muhammad Qâsim (tt). Dirâsah fi al-Manhaj al-Naqd ‘Inda al-Muhadditsîn Jordan-

Dâr al Nafâis. Vries, Andreas de (2011). “Christiaan Snouck Hurgronje: History of Orientalist

Manipulation of Islam-Analysis”, September 14, 2011, NEW CIVILIZATION dalam http://www.eurasiareview.com/14092011-christiaan-snouck-hurgronje- history-of-orientalist-manipulation-of-islam-analysis/ diakses pada 10-10-2011.

Waardenburg, J. (1955). “Wensinck A.J.” dalam Mircea Eliade ed, The Encyclopedia of Religion, New York: Maemillan Library USA, 1995, vol. V,

Wandenburg, “Wensinck A.J., “The Encyclopedia of Religion”.

Wansbrough, John (1977) Quranic Studies: Sources and Methods of Scriptural Interpretation. Oxford University Press, Oxford; reprint with annotations Prometheus Press, Amherst NY, 2004.

Watt, William Montgomery (1953) Muhammad at Mecca. Clarendon Press, Oxford. -------, (1956) Muhammad at Medina. Clarendon Press, Oxford. -------, (1970). Bell’s Introduction to the Qur’an. Edinburgh: Edinbrurgh University Press. -------, (1972). Islam dan Peradaban Dunia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1972. -------, (1977) Bell’s Introduction to the Quran. Edinburgh University Press, Edinburgh. -------, (1983). “Islam and Christianity Today,” London: Routledge. -------, “Titik temu Islam dan Kristen Persepsi dan salah persepsi” terj. Zaimudin, Jakarta,

1996. -------, (1998). Bell’s Introduction to The Qur’an, pent Lilian DT, Jakarta: INIS, 1998. Wensinck, A.J. (1921). “Proposed Alphabetical Index to Arabic Books of Tradition”,

Journal of The Royal Asiatic Society JRAS, 1916, hal. 840-. Wensinck, A.J. “The Importance of Tradition for Study of Islam”, The Moslem World, 11,

1921, hal.245 Wensinck, A.J. (1965). The Muslim Creed: its Genesis and Historical Development London:

Frank Cass & Co Ltd., 1965. Wensink, Mu’jam al-Mufahras fi al-alfâdz al-Ahâdîts. Wieland, Rotraud (2002). “Exegesis of the Qur’an: Early Modern and Contemporary” in

Encyclopaedia of the Qur’ān (Gen. ed. J.D. McAuliffe, assist. by C. Gilliot [et al.], Leiden: E.J. Brill, (vol. ii, 124-142).

Wild, Stefan (ed.) (1996) The Quran as Text. E. J. Brill, Leiden. Wilson, J. Christy (1967). “The Epic of Samuel Zwemer”, The Muslim World, 57 1967,

No.2, hlm. 87. Witkam, Jan Just (1987). “Masyru’ Ta’lif al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis an-

Nabawi: ‘Ardh Tarikhi’ dalam pengantar al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis an-Nabawi, Leiden, E. J. Brill, 1987, vol. VIII, bag ز.

Wittingham, Martin (2007). Al-Ghazali and the Qur’an: One book many meanings. London: Routledge.

Yahya, Murâd. Rudûd ‘Alâ Syubhâh al-Mustasyriqîn, file pdf di download dari www.kotobarabia.com.

Yaqub, Ali Mustafa 1992). Imam Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadits, Jakarta: Pustaka Firdaus.

-------, (2008). Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus. Zain, Muhammad (1999). Kredibilatas Abu Hurairah dalam Perdebatan: Suatu Tinjauan

dengan Pendekatan Fenomenologis, Tesis, Jogyakarta: Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga.

Zaqzûq, Muhamad Hamdî (1990). al-Istisyrâq wa al-Khalfiyyah al-Fikriyyah Li al-Sharrâ’ al-Hadhârî Qatar: al-Ummâh, cet. 1.

Zarkasy Badruddin Muhammad ibn Abdullah (2006). al-Burhân Fi Ulûm al-Qur’ân, Kairo: Dar al-Hadis, 4 vol.

Zarkasy, Hamid Fahmy (2003). Mengkritisi Kajian Islam Orientalis, ISLAMIA vol. II, no. 3, Desember 2003.

Zirikli, Khair al-Din (1980). al-A’lam, Beirut: Dar al-ilm al-Malayin. Zuhdi, Achmad. Pandangan Orientalis Barat tentang Islam: Antara yang Menghujat dan

yang Memuji, Surabaya: PT. Karya Pembina Swajaya, 2004, cet. I. Zwemer, “Death of Arent Jan Wensinck”, The Moslem World, tanpa tahun, hal. 104.

Sumber-sumber internet

http://agama.kompasiana.com/2010/11/09/ http://ahmadshahidah.blogspot.com/2007 http://answering-Islam.org/Books/Schacht/revaluation.html , senin 14 Desember 2011 http://anwarsy.wordpress.com http://bible.ca/Islam/Library/Islam-quotes-Izutsu.htm http://blog.re.or.id/orientalisme.htm http://cfis.uii.ac.id, diakses pada 20-10-2011, 13.11. http://de.wikipedia.org/wiki/Hans_Jansen http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--

amalikmada http://en.wikipedia.org/Louis_Massignon diakses pada 08-11-2011.

http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Orientalism_(book)&oldid=457998686 diakses 08-11-2011.

http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Orientalism_(book)&oldid=457998686 diakses 08-11-2011.

http://en.wikipedia.org/wiki/Abraham_Geiger http://en.wikipedia.org/wiki/Comparative_religion diakses pada tanggal 29-November-

2011 http://en.wikipedia.org/wiki/Divine_comedy diakses pada tanggal 29-November-2011 http://en.wikipedia.org/wiki/Ignaz_Goldziher diakses 15-09-2011.

http://en.wikipedia.org/wiki/John_Wansbrough diakses pada 15-09-2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Maurice_Bucaille diakses pada 22-11-2011.

http://en.wikipedia.org/wiki/Maurice_Bucaille diakses pada 27-10-2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Philip_Khuri_Hitti diakses pada tanggal 29-November-

2011 http://hgbudiman.wordpress.com/2010/11/16/sejarah-dan-budaya-arab-philip-k-

hitti-arabs-a-short-history-sebuah-resensi/- diakses pada tanggal 15-desember - 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Maurice_Bucaille http://id.wikipedia.org/wiki/William_Montgomery_Watt. diunduh pada 22 september

2011 http://khoirulfuadi.blogspot.com/2010/10/pemikiran-edward-said-kolonilaisasi.html http://kuliahsosiologi.blogspot.com/2011/05/edward-said-orientalism-and-

beyond.html http://menyempal.wordpress.com/kajian-pemikiran/edward-said-menafsir-ulang-

hubungan-barat-dan-timur/ http://mohdfikri.com/blog/biografi-tokoh/tokoh-orientalis/william-montgomery-watt-

1909-2006.html http://munirulabidin.wordpress.com/2011/08/19/latar-historis-penulis-tafsir-fi-

tafsir-fi-zhilal-al-quran http://nazhroul.wordpress.com/2010/05/22 http://nl.wikipedia.org/wiki/Hans_Jansen_(arabist) diakses pada 10-10-2011.

http://nusantaracentre.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=31- diakses pada tanggal 30-desember-2011

http://nusantaracentre.wordpress.com/2009/02/11/peran-intelektual-bedah- pemikiran-edward-said/

http://pikirancerah.wordpress.com/tag/orientalisme/ pada tgl 30/9/`11 jam 7.53. http://tiarawacana.co.id/kat_infobuku.php?ID http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www1.uni-

hamburg.de/COMST/team2.html, diakses pada 20-10-2011, 13.11 http://Wahyunisheefa.blog.com http://weberseventy.blogspot.com/2009/02/resume-pemikiran-edward-said-

dalam_25.html http://www.carabaca.blogspot.com “Sastra Poskolonial, Sastra Pembebasan” http://www.ibtbooks.com/author.php. http://www.INSISTNET.com. Diakses pada 25-11-2011. http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Abraham_Geiger http://www.religioscope.com/info/dossiers/textIslamism/faraj_jansen.htm http://www-personal.umich.edu/~beh/hb/motzki_nafi.html diakses pada 26-11-2011.