HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, pada tahun 2017 ini melaksanakan Riset Implementatif PIS-PK di Kabupaten Lampung Selatan. Riset ini dilakukan dengan metode Parcipatory Action Research (PAR), mendampingi pelaksanaan PIS-PK di tiap tahap (persiapan, P1, P2 dan P3) untuk mengetahui lebih detail tentang implementasi PIS-PK. Salah satu pendampingan yang dilakukan adalah pelatihan KS. Pelatihan sangat penting dilakukan untuk penguatan kompetensi tenaga kesehatan yang akan melaksanakan KS. Tim riset memulainya dengan mengikuti sekaligus melakukan pengamatan Trianing Of Trainer (TOT) KS. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi/sharing materi kepada anggota tim yang lain, pendampingan pelatihan KS yang dilaksanakan oleh Bapelkes Lampung dan workshop pendamping KS 2018 dengan metode

yang disesuaikan dengan temuan riset. Beberapa temuan riset dan saran kami susun, seperti tampak pada Tabel 1. 5

Kepala puskesmas yang mengikuti pelatihan KS lebih memahami dan mampu merencanakan tindak lanjut pelaksanaan PIS-PK di wilayahnya pasca pelatihan dengan baik. Hal ini terlihat pada hasil evaluasi pelaksanaan PIS-PK untuk 4 lokus penelitian yang mengikutsertakan kepala puskesmas, pelaksanaan PIS-PK lebih baik dan keempat kepala puskesmas tersebut dapat sharing pengalaman dengan kepala puskesmas lain dalam pelatihan Manajemen Puskesmas.

Urutan penyampaian materi diubah dengan mengedepankan Kebijakan dan konsep dasar PIS-PK dilanjutkan dengan materi Manajemen Pendekatan Keluarga sebelum materi- materi yang memuat program. Hal ini karena materi PIS-PK, Manajemen Pendekatan Keluarga merupakan hal yang baru, sedangkan materi program merupakan pengulangan Urutan penyampaian materi diubah dengan mengedepankan Kebijakan dan konsep dasar PIS-PK dilanjutkan dengan materi Manajemen Pendekatan Keluarga sebelum materi- materi yang memuat program. Hal ini karena materi PIS-PK, Manajemen Pendekatan Keluarga merupakan hal yang baru, sedangkan materi program merupakan pengulangan

Sehubungan dengan pentingnya materi Manajemen Pendekatan Keluarga, maka Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) perlu dijelaskan secara detail per Definisi Operasional (DO) sehingga diperlukan waktu penyampaian materi yang lebih panjang (dalam kurikulum

T 2 jpl, P 3 jpl, PL 3 jpl). 3 Berdasarkan workshop untuk pendamping KS 2018 maka penyampaian materi tentang Prokesga memelukan waktu 180 menit (4 jpl). Inti pelatihan

adalah pemahaman akan Prokesga per-DO, entry data, analisis/menginterprestasikan hasil IKS yang ada sehingga mampu menyusun rencana kegiatan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.

Modul yang digunakan juga perlu direview kembali antara indikator, DO dalam Prokesga dan materi yang tertulis di power point, agar mengikuti perubahan/kesepakatan yang terkini. Misalnya untuk DO indikator jamban, dalam materi ajar tentang sanitasi lingkungan ditekankan pada jamban sehat dengan kriterianya namun dalam Prokesga adalah jamban saniter. Materi tentang KIA dalam modul dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan balita namun dalam Prokesga adalah pertumbuhan (Apakah dalam 1 bulan terakhir ditimbang?). Menambahkan materi “Pengorganisasian Lapangan”, misalnya sebelum ke lapangan kita harus berkoordinasi dengan kepala desa/RW/RT, membuat listing keluarga (rumah tangga). Hal ini sangat penting dan berguna dalam penulisan RT/RW terutama bagi daerah yang memiliki struktur yang berbeda, misalnya lingkungan, jorong, tiuk. Penting juga dalam penulisan no urut bangunan/rumah bagi setiap tim surveyor.

Materi untuk komunikasi efektif sebaiknya difokuskan pada pemanfaatan/cara menggunakan Paket Informasi Keluarga (Pinkesga) untuk edukasi saat kunjungan rumah secara efektif; pencatatan temuan diluar 12 indikator serta cara mengkomunikasikannya dengan pemegang program yang bersangkutan dan kelapa puskesmas. Fasilitator yang menyampaikan sebaiknya mempunyai penguasaan materi dan persiapan yang baik sesuai dengan kompetensinya, tetap menitikberatkan pada PIS-PK (bukan masing-masing program). Khusus kelas aplikasi KS sebaiknya tidak dilaksanakan dalam kelas besar, sehingga materi dapat lebih jelas diterima. Fasilitator perlu memberikan contoh kasus dan pelaksanaan kunjungan rumah di lapangan yang lebih banyak. Hal ini dapat menggunakan pengalaman pelaksanaan KS tahun 2016 -2017 (dalam bentuk foto, gambar, contoh kasus atau film pendek).

Praktek lapangan (PKL) dilakukan dengan persiapan lapangan yang lebih baik. Koordinasi dengan puskesmas dan RW/RT lokasi PKL dan dibuat daftar Rumah Tangga (sebagai listing) yang akan dikunjungi oleh tim yang terbentuk sehingga mencerminkan kegiatan yang akan dilakukan dilapangan nantinya. Prokesga dan Pinkesga disiapkan dalam jumlah yang cukup. Pihak penyelenggara pelatihan menyiapkan sinyal yang kuat Praktek lapangan (PKL) dilakukan dengan persiapan lapangan yang lebih baik. Koordinasi dengan puskesmas dan RW/RT lokasi PKL dan dibuat daftar Rumah Tangga (sebagai listing) yang akan dikunjungi oleh tim yang terbentuk sehingga mencerminkan kegiatan yang akan dilakukan dilapangan nantinya. Prokesga dan Pinkesga disiapkan dalam jumlah yang cukup. Pihak penyelenggara pelatihan menyiapkan sinyal yang kuat

Tabel 1 . Temuan dan Saran Pelatihan Keluarga Sehat

setiap puskesmas mengirimkan 5 orang sebagai

Kepala puskesmas sebaiknya juga mengikuti pelatihan

surveyor (pemegang program/staf puskesmas)

keluarga sehat sehingga memahami dan

1. merencanakan tindak lanjut pelaksanaan PIS-PK di wilayahnya pasca pelatihan dengan lebih baik atau pelatihan Manajemen Puskesmas yang memuat materi KS lebih didahuluan daripada pelatihan KS.

2. Jadwal Pelatihan

Konsep PIS-PK  Materi Program 

Dapat diubah menjadi Konsep PIS-PK  Manajemen

a. Urutan materi Manajemen Pendekatan Keluarga  terlalu fokus Pendekatan Keluarga  Materi Program

pada program, materi mengenai pendataan kurang mendapat perhatian

b. Jam Pelajaran Untuk MI.7 “Manajemen Pendekatan Keluarga” Diperlukan sekurangnya 180 menit (4 jpl) untuk

(pengenalan kuesioner) tersedia waktu 2 jpl 

penyampaian materi pengenalan kuesioner dan

dirasakan tidak cukup

analisis IKS. Untuk materi analisis IKS secara manual

Untuk praktek sebanyak 3 jpl dirasa cukup

diperlukan waktu tambahan, sekurangnya 60 menit.

3. Modul:

Perlu review antara Indikator, DO, dan materi ppt agar Operasional

a. Definisi

1. Terdapat perbedaan istilah antara materi

program dan definisi operasional (contoh:

mengikuti kesepakatan yang terkini.

materi sanitasi lingkungan: jamban sehat dan jamban saniter)

2. Indikator pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita, namun definisi

operasional hanya “pemantauan pertumbuhan”

b. Materi PPT

Terdapat perbedaan versi kuesioner antara PPT

Diperlukan review ppt (menggunakan kuesioner

dan kuesioner yang digunakan

ter”update”)

Menambahkan materi “Pengorganisasian Lapangan”, “Pengorganisa lapangan (pengorganisasian lapangan). Saat

c. Materi

Tidak ada materi mengenai persiapan turun ke

misalnya sebelum ke lapangan kita harus berkoordinasi sian Lapangan” pendataan menimbulkan kendala dalam

dengan kepala desa/RW/RT, membuat listing keluarga

penentuan jadwal, pengisian Blok I (pengenalan

(rumah tangga).

tempat) hingga berakibat kesulitan analisis masalah menurut wilayah karena kesalahan tempat) hingga berakibat kesulitan analisis masalah menurut wilayah karena kesalahan

Sebaiknya materi difokuskan pada pemanfaatan/cara Komunikasi

d. Materi

Materi maupun PPT sudah lengkap, namun

menggunakan Pinkesga untuk edukasi saat kunjungan Efektif

Fasilitator kurang dapat menyampaikan esensi

komunikasi efektif dalam Program KS

rumah secara efektif; pencatatan temuan diluar 12 indikator serta cara mengkomunikasikannya dengan pemegang program yang bersangkutan dan kelapa puskesmas

4 Fasilitator

Beberapa fasilitator kurang menguasai materi.

Perlu penekanan pada penyelenggara pelatihan, materi

Jumlah fasilitator untuk materi Manajemen

Manajemen Keluarga (aplikasi) tidak disampaikan

Pendekatan Keluarga (aplikasi) terbatas,

dalam bentuk kelas besar

sehingga materi disampaikan dalam kelas besar dan tidak dapat memahami secara optimal oleh peserta

5 Metode

Fasilitator kurang memberikan contoh kasus dan

Contoh kasus dan pelaksanaan kunjungan rumah di

Pengajaran

aplikasi di lapangan. Peserta tidak dapat

lapangan diperbanyak.

membayangkan, apa yang perlu dilakukan berkaitan Program KS

Dapat menggunakan pengalaman pelaksanaan KS tahun 2016 -2017 (dalam bentuk foto, gambar, atau contoh kasus)

6 Praktik Lapangan

a. Koordinasi antara Puskesmas dan

a. Persiapan lapangan yang lebih baik. Koordinasi

(PKL)

penyelenggara Pelatihan masih kurang

dengan puskesmas dan RW/RT lokasi PKL, dapat

sehingga banyak waktu terbuang untuk

dibuat daftar Rumah Tangga (sebagai listing) untuk

menentukan rumah tangga yang akan

memudahkan kunjungan. Hal ini dilakukan sebelum

dikunjungi

jadwal PKL

b. Saat kunjungan rumah belum memanfaatkan Pinkesga sebagai bahan edukasi

b. Memasukkan topik penggunaan Pinkesga dalam Materi “Komunikasi Efektif”

c. Entri data hasil PKL kurang didukung oleh

kondisi sinyal yang baik sehingga

c. Pihak penyelenggara pelatihan menyiapkan sinyal