Material Akustik Bunyi dan Kebisingan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Material Akustik

Material akustik adalah material teknik yang fungsi utamanya adalah untuk menyerap suarabising. Tiap-tiap material akustik memiliki nilai kemampuan penyerapan bunyi yang berbeda-beda, seperti pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Koefisien penyerapan bunyi dari material akustik. Sumber : Doelle, Leslie L, 1993 Frekuensi Hz Material 150 250 500 1000 2000 4000 Gypsum board 13 mm Kayu Gelas Tegel geocoustic 81 mm Beton yang dituang Bata tidak dihaluskan Steel deck 150 mm 0.29 0.15 0.18 0.13 0.01 0.03 0.58 0.10 0.11 0.06 0.74 0.01 0.03 0.64 0.05 0.10 0.04 2.35 0.02 0.03 0.71 0.04 0.07 0.03 2.53 0.02 0.04 0.63 0.07 0.06 0.02 2.03 0.02 0.05 0.47 0.09 0.07 0.02 1.73 0.03 0.07 0.40

2.2. Bunyi dan Kebisingan

Bunyi, secara psikologis, didefinisikan sebagai hasil dari variasi-variasi tekanan disuatu medium baik udara maupun air yang berlaku pada permukaan telinga yang mengubah variasi tekanan menjadi sinyal-sinyal elektrik dan diterima otak sebagai bunyi. Bunyi juga dapat didefinisikan sebagai gangguan fisik dalam media Universitas Sumatera Utara yang memiliki tekanan dan sebagai medium pemindah gelombang bunyi. Medium ini dapat berupa udara, gas dan benda padat. Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam sebuah kepuusannya No. Kep 48 MENLH111996 ; tentang baku tingkat kebisingan mengistilahkan “ Kebisingan adalah bunyi yag tidak diinginkan dari usahakegiatan manusia dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan “. Tingkat kebisingan dari beberapa sumber dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Tingkat kebisingan rata-rata diukur pada beberapa jarak. Sumber Kebisingan Tingkat Kebisingan, dB Detik arloji Halaman tenang Kantor Pembicaraan normal, 1m Mobil di lalu lintas kota, 7m Industri Ruang teletype surat kabar Motor tempel 10 HP, 17m Jet lepas landas, 1100m Motor sport, 10m Mesin potong rumput, 3m Sirine, 50 HP, 30m Roket ruang angkasa 20 30 60 32 70 80 80 88 90 94 105 138 175 Sumber : Hemond Jr, Conrad J, 1983 2.2.1 Pengaruh Kebisingan Kebisingan yang cukup tinggi, di atas 70 dB dapat menyebabkan kegelisahan, kurang enak badan, kejenuhan mendengar, sakit lambung dan masalah peredaran darah. Kebisingan di atas 85 dB dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara kemunduran serius pada kondisi kesehatan seseorang. Bila hal ini berkepanjangan dapat merusak pendengaran yang bersifat sementara maupun permanen. Tingkat kebisingan yang cukup tinggi untuk menyebabkan ketulian sementara atau permanen terjadi di industri. Berbagai kriteria telah ditetapkan dan menyatakan tingkat kebisingan maksimum yang tidak boleh dilampaui. Bila tingkat kebisingan melampaui tingkat kebisingan yang membahayakan maka harus diambil suatu tindakan pencegahan untuk mereduksinya. Tabel 2.3 memperlihatkan batasan tingkat kebisingan pada industri yang dizinkan oleh Walsh-Healey Public Contracts, yang jika dilampaui harus dilakukan tindakan proteksi terhadap pekerja. Tabel 2.3. Tingkat kebisingan yang dizinkan oleh Walsh-Healey Public Contracts. Durasi, perhari Jam Tingkat Bunyi dB 8 6 4 3 2 1.5 1 0.5 0.25 atau kurang 90 92 95 97 100 102 105 110 115 Sumber : Hemond Jr, Conrad J, 1983 2.2.2. Teknik Pengendalian Kebisingan Pengendalian kebisingan merupakan tindakan penurunanpengurangan kebisingan di sumber-sumber kebisingan, mengontrol jalannya kebisingan dan perlindungan terhadap pendengar, jika tingkat kebisingan sudah melewati batas yang Universitas Sumatera Utara diizinkan. Penurunan kebisingan dengan metoda aplikasi akustik pada permesinan sejak tahap desain merupakan hal yang paling efektif mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan persoalan pengendalian kebisingan bersifat multi dimensi atau lintas ilmu. Untuk mendapatkan suatu rancangan material akustik, komponen mesin maupun ruangan yang bersifat low noise design, ada hal-hal tertentu yang harus dilakukan, salah satunya adalah identifikasi. Source atau Noise Generation Mechanism NGM harus diketahui, bersifat apakah NGM-nya, apakah air borne, solid borne, ataupun fluid borne. Identifikasi ini mencakup sumber, propagasi dan radiasi dan berdasarkan data-data kualitatif, eksperimen dan pengalaman.Dalam mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan suatu sistem haruslah diketahui komponen-komponen mana saja yang bersifat aktif maupun pasif. Dalam arti mana saja yang memiliki NGM dan yang tidak memiliki NGM. Indentifikasi propagasi atau jalannya rambatan bunyi mencakup komponen mana saja yang berpotensial meneruskan dan yang merefleksikan kembali dalam satu material. Dengan demikian, dapat diketahui karakteristik atau perilaku rambatan. Identifikasi radiasi sangat tergantung dari bentuk geometri dari stuktur mesin atau komponen. Bagianarea mana saja yang berpotensial dan bersfat dominan. Radiasi juga dipengaruhi oleh situasi sekitar objek yang menjadi permasalahan, seperti tipe medan bunyi, ruang terbuka atau tertutup dan emisi dari mesin-mesin yang berdekatan. Ikhwansyah, 2002.

2.3. Frekuensi