sudut gelombang bunyi ketika m aterial tersebut. Secara
engenai permukaan m matematis dapat ditulis seperti rumus berikut:
Energy Incident
Energy Absorbed
2.10
2 2
1 1
1 2
c 2.11
1 2
1 1
Z c
Z R
yang mana: Velocity
Particle Force
Applied c
Z
2 2
2
2.12
ini, oefisien serapan ditentukan langsung dari amplitudo tekanan dalam pola gelombang
tegak yang disusun di tabung. Tabung ini dapat digambarkan seperti gambar 2.5.
2.9. Metode tabung impedansi Resonator
Dalam mengukur koefisien serapan material salah satu metode standard yang sering digunakan adalah metode tabung impedansi resonator. Dengan metode
k
Keterangan : B = Tabung uta
L = Troli untuk ma
mengatur jarak er bunyi
P = Probe tube G = Pengukur jarak sumber
J = neck K = Mikropon
sumb
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Tabung impedansi resonator.SNI-Resonator Cepat rambat bunyi dalam tabung ditentukan dengan persamaan:
f r
2
1 76
.
c
c 1
2.13
imana nyi dalam tabung
at bunyi diudara bebas r = jari-jari tabung
f = frekuensi
koefisien serapan normal yang terjadi,
rkan loudspeaker yang menghasilkan gelombang, dan jika sembarang waktu, mak
2.14
ikut: 2.15
A = amplitudo maksimum gelombang datang
d : c’ = cepat rambat bu
c = cepat ramb
Metode ini hanya mengukur penggunaan metode ini untuk menunjukkan macam-macam sifat dari pada serapan
yangmana dimiliki oleh sebuah bahan. Jika nada-nada murni yang dihasilkan oleh sebuah oscillator yang digunakan
untuk menggeta perpindahan dari gelombang terjadi pada
a dapat dinyatakan sebagai berikut:
d
1
= A sin ωt – kx
k =
2 πλ
dan perpindahan gelombang pantulan dapat dinyatakan sebagai ber d
2
= A’ sin ωt + kx
Universitas Sumatera Utara
A’ = amplitudo maksimum dari gelombang pantulan
ai akibat perpindahan pada setiap titik seperti pada gambar 2.6,
d
1 – A dan λ4 terpisah, yang pertama menjadi 0, λ2, 3 λ 2 dan
lain-lai
1992.
Jika nilai maksimum dan minimum dari A2 maka:
Gambar 2.6 Dua gelombang yang merambat dengan arah berlawanan d
= 0
d
1
= A sin ωt-kx
d
2
= A’ sin ωt+kx
Jadi sebag besar d dapat diberikan dengan rumus:
= d
1
+ d
2
= A sin ωt – kx + A’ sin ωt + kx
= A sin ωt cos kx – A cos ωt sin kx + A’ sin ωt cos kx + A’ cos ωt sin kx
= A sin ωt cos kx + A’ sin ωt cos kx + A’ cos ωt sin kx – A cos ωt sin kx
= A 1 + A sin ωt cos kx + A 1 - A cos ωt sin kx 2.16
Dapat terlihat bahwa masing – masing nilai maksimum dan minimum adalah A 1 + A dan A
n. Sedangkan yang kedua menjadi λ 4, 3 λ4, 5 λ4, 7 λ4 dan sebagainya
Rochmah,
amplitudo pada tabung adalah A1 dan
A -
1 A1
A2 A1
A A
2.17
Universitas Sumatera Utara
atau: A2
A1 Amplitudo
A
A2 A1
2.18
R.T.Muehleisen dari
Illinois Institute of Technology mengkonversikan energi
gelombang suara menjadi energi listrik melalui Condensor Microphone yang diperkuat Amplifire dan mengout-putkannya pada Osciloscope yang mampu
menunjukkaan kepada kita bentuk dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik tegangan terhadap waktu pada layarnya, tergambar oleh pancaran electron yang
enum
e untuk mempercepat gerakannya, sehingga jatuh tertuju pada layar tabung. Susunan ini disebut dengan electron gun. Sebuah tabung juga mempunyai
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan eh ca
m buk lapisan phosphor dari layar menimbulkan pancaran cahaya, biasanya
berwarna hijau atau biru, ini sama dengan pengambaran pada layar Televisi.
Oscilloscope terdiri dari tabung vacum dengan sebuah Cathode electrode negative pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah Anode
electrode positiv
elektroda yang menyimpangkan pancaran elektron keataskebawah dan kekirikekanan.
ol thode dan ini menyebabkan Oscilloscope disebut secara lengkap dengan
Cathode Ray Oscilloscope atau CRO.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapan teori diatas dalam penelitian aAbsorpsivitas suara pada tabung impedance Tube R.T.Muehleisen mengilustrasikan gambar gelombang sinus
dan Baseline sebagai pengukuran energi suara maksimal tegangan maksimal dan energi suara minimal tegangan minimal yang terjadi di dalam tabung impedance
sebagai respon dari energi suara yang dipancarkan oleh Signal Generator pada Speaker, energi maksimal A1 yang terjadi di dalam tabung impedance tube adalah
tegangan maksimal pengukuran A ditambah tegangan minimal pengukuran B pada tabung impedance sewaktu diberi energi suara dan energi minimal pada tabung
impedance tube A2 adalah tegangan maksimal pengukuran A dikurang tegangan inimal pengukuran B. www. Iit.com. Illustrasi tersebut dapat dilihat pada
ambar 2.7.
Gambar 2.7. Ilustrasi pengukuran gelombang
diingat bahwa gambar gelombang sinus seperti pada gambar m
g
Sekali lagi perlu 2.7 bukanlah gelombang suara sesungguhnya, gelombang suara tidak dapat dilihat
oleh mata, tetapi energi gelombang suara dapat dikonversikan menjadi gelombang
Universitas Sumatera Utara
listrik dalam bentuk sinus, segitiga, dan segi empat yang menumbuk lapisan phospor pada layar osciloscope.
mengillustrasikan batas Baseline pada gambar 2.7 adalah suatu teknik dalam
Pengukuran tegangan yang terjadi pada tabung impedance tube. Contoh aplikasi terdapat pada Bab 3 sub Bab teknik pengambilan data.
t ditunjukan sebagai berbanding langsung terhadap
mplitudo kuadran yaitu: Tetapi
energi dapa
a
2 2
A2 A1
A2 -
A1 A
Energi
2.19 A’= sebagian dari energi pantulan
α = koefisien serapan - A’
= = 1
2 2
A2 A1
A2 -
A1 1
2 2
2 2
= A
A1 2
A1 A2
- A1
A2 A2
- A1
2 2
2 2
2
A2 A1
A2 2
1 2
A1 -
A2 2
1 2
A1
xA A
xA A
=
=
2 2
2 2
2
A2 A1
A2 2
1 2
A1 -
A2 2
1 2
A1
xA A
xA A
=
2
A2 A1
A2 2A1
A2 2A1
x
x
Universitas Sumatera Utara
2
A2 A1
2 2
1 2
A
A =
=
2
A2 A1
2 1
4
A x
A 2.20
Jika perbandingan maksimum dan minimum, A1A2 diukur maka rumus yang sesuai dapat dituliskan sebagai berikut:
2
A2 A1
1 2
1 4
A A
2
A2 A1
1 A1
A2 4
=
2 1
2 1
2 1
A1 A2
4
2 2
A A
A A
=
= 1
2 2
1 2
1 2
1 2
A1 A2
2
4
2
xA A
xA A
xA A
xA xA
A2A1 A2
A1 2
4
2.21
2.10. Penyerapan dan Pemantulan Akustik