Pengetahuan Pembahasan .1 Karakteristik Responden Penelitian

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

5.2.2 Pengetahuan

Dari 10 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk mengukur apakah pertanyaan yang digunakan bisa mengukur variabel yang diinginkan oleh peneliti. Dari hasil uji validitas, hanya didapati 3 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan pertama, ke-2 dan ke-3. Lalu dilakukan uji validitas kembali dengan 25 pertanyaan yang berbeda dan diapat 4 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7. Dari tujuh pertanyaan yang telah valid ini, nilai maksimum yang bisa dicapai responden adalah 10. Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan tentang DBD yang masih belum cukup baik karena rata-rata nilai total pengetahuan responden hanya 5.27 dari nilai maksimum 10. Pada tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden memiliki pengetahuan sedang yakni 75 orang 83,3. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Florensi 2004 yakni sebanyak 79 responden mempunyai pengetahuan sedang. Namun berbeda dengan apa yang diperlihatkan oleh Hutapea 2007 dalam penelitiannya di Kelurahan Gung Negeri, Kabupaten Karo didapatkan 98,2 responden berpengetahuan baik dan hanya 1.8 yang berpengetahuan sedang. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sampel dan distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan dari penelitian Hutapea 2007. Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan, selain memberikan gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pula banyak salah paham mengenai DBD yang terjadi di masyarakat. Dari tabel 5.4 dapat dilihat sebanyak 74 orang 82.2 menjawab penyebab DBD adalah nyamuk, bukan virus. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Namun Florensi 2004 memberikan hasil yang berbeda yakni sebanyak 52 responden dapat menjawab penyebab DBD adalah virus, sedangkan 42 lainnya menjawab nyamuk. Selain itu, dari tabel 5.4 dapat dilihat sebanyak 37 responden 41.1 menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya yang tinggi terus-menerus. Peneliti berasumsi bahwa responden yang menjawab demikian karena gambaran demam DBD adalah pelana kuda, yakni suhu yang meningkat tiba-tiba, lalu tetap Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010. tinggi selama kurang lebih 3 hari lalu pada hari ke-4 demam baru akan turun dan kembali demam pada hari ke-6. Jadi karena adanya fase demam yang tingi terus menerus sehingga banyak yang menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya tinggi terus-menerus. Hal yang sama ditunjukkan oleh penelitian Olga 2008 bahwa 70,5 menjawab ciri demam DBD adalah suhu yang tinggi terus menerus. Kesalahpahaman yang lain mengenai DBD adalah penanganan awal pasien tersangka DBD selama di rumah yang cenderung memilih pemberian jus jambu biji merah sebanyak 53 orang 58,9. Padahal penanganan awal pasien tersangka DBD selama di rumah menurut Ditjen PPMPL adalah pengkompresan dan memberi obat penurun demam. Penelitian yang dilakukan Olga 2008 juga menyatakan hal serupa, dimana responden lebih memilih memberikan jus jambu sebagai obat yang bisa diberikan di rumah. Namun karena pada penelitian Olga 2008, responden bisa memilih lebih dari satu jawaban, maka responden yang memilih pemberian antipiretik sebanyak 72,3 sebagai obat yang bisa diberikan di rumah. Berbeda dengan apa yang didapat dari penelitian ini yaitu hanya 33 orang 36,7 yang akan memberikan obat penurun panas. Dari tabel 5.3, gejala dan tanda DBD yang diketahui paling banyak oleh responden adalah nyeri otot dan bintik-bintik merah yaitu sebanyak 80 orang 88,9. Olga 2008 dalam penelitiannya, ada sekitar 87,5 dari responden yang mengetahui bintik-bintik merah merupakan tanda dari DBD, namun hanya 27,7 yang mengetahui nyeri tulang merupakan gejala DBD. Gejala pembesaran hati adalah gejala DBD yang paling sedikit diketahui responden yaitu 16 orang 17,2, mungkin dikarenakan tidak setiap orang yang terkena DBD mempunyai gejala pembesaran hati dan pembesaran hati dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik yang memerlukan kemampuan khusus. Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Dilihat dari distribusi jenjang pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah lulusan SMA sebanyak 35 orang 38,9. Pengetahuan baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.