Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Pemberian ASI Eksklusif Dikalangan Ibu Hamil Di Padang Bulan Tahun 2012

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL

DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012

Oleh:

GRACE A M HUTAGALUNG 090100245

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL

DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

GRACE A M HUTAGALUNG 090100245

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemberian ASI Eksklusif di Kalangan Ibu Hamil di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2012

NAMA : Grace A M Hutagalung NIM : 090100245

Pembimbing Penguji I

( dr. Ichwanul Adenin, M.Ked(OG), (dr. Richard Hutapea, Sp.KK(K)) Sp.OG(K))

NIP. 19590223 198603 1 001 NIP. 19621030 198910 1 001 Penguji II

( dr. Masitha Dewi Sari, Sp.M ) NIP. 19761024 200501 2 001

Medan, Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang: ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain. Pemberian ASI secara eksklusif sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka setiap ibu seharusnya mengetahui hal-hal tentang pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan, dan sikap ibu hamil mengenai pemberian ASI eksklusif.

Metodologi: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dan didesain dengan desain cross-sectional dan teknik pengambilan sample dilakukan secara consecutive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan medan pada bulan Oktober 2012- November 2012. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 68 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan wawancara dan analisis data digunakan program SPSS .

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan reponden terhadap pemberian ASI eksklusif dalam kategori baik 60,3%, kategori cukup 33,8% dan kategori kurang 5,9%. Sikap responden terhadap pemberian ASI eksklusif dalam kategori positif 86,6% dan kategori negatif 13,2%.

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan Tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap ASI Eksklusif sebagian besar termasuk dalam kategori baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat sikap ibu-ibu hamil terhadap pemberian ASI eksklusif tergolong tingkat sikap positif.


(5)

ABSTRACT

Background: Exclusive breastfeeding is breastfeeding without the addition of any liquid or solid foods.Exclusive breastfeeding was instrumental in the growth and development of children. Thats why every mother should know things about exclusive breastfeeding. This study aims to determine the knowledge and attitudes of pregnant women about breast-feeding.

Methods: The method of this study is descriptive study and designed with cross-sectional design and sampling techniques performed consecutive sampling. This study was conducted in Padang Bulan health center field in October 2012 - November 2012. The sample size used is as many as 68 respondents. The data was collected using a questionnaire with interviews and was analyzed using SPSS program.

Result: The results showed that the knowledge of respondents on exclusive breastfeeding mostly 60.3% in good categories, while those 33.8% in intermediate knowledge and 5.9 in low level knowledge. Respondent attitudes towards exclusive breastfeeding in the positive category 86.6% and 13.2% in negative category.

Conclusion: The conclusion of this study indicate level of knowledge of pregnant women in health centers to Padang Bulan in exclusive breastfeeding were mostly good. In this research can also be seen mothers attitudes towards exclusive breastfeeding rate relatively in positive attitude.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemberian ASI Eksklusif di Kalangan Ibu Hamil di Puskesmas Padang Bualn Tahun 2012” disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menerima banyak bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

Dosen pembimbing penulis yang terhormat, Bapak dr. Ichwanul Adenin, M.Ked(OG),Sp.OG(K) yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membimbing penulis dengan sabar serta memberikan masukan dan saran yang berarti bagi penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Yang terhormat, Bapak dr. Richard Hutapea, Sp.KK(K) dan Ibu, dr. Masitha Dewi Sari, Sp.M selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Yang terhormat, Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD. KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kedua orang tua penulis, Bapak Drs. A. J. H Hutagalung dan Ibu Dra. M. B. Simanjuntak, S.Pd yang telah membesarkan dan mendidik penulis. Penulis sangat berterima kasih atas doa, dukungan, dan motivasi yang telah mereka berikan selama ini. Juga kepada adik-adik penulis, Willly Chandra Hutagalung, Wesly Hendra Hutagalung, Wnda Felicia Hutagalung yang turut memberi dorongan dan semangat.


(7)

Terima kasih kepada teman-teman penulis: Christine, Ester, Shinly, Rebecca, Nelly, Dhiny dan Dorothy serta teman-teman angkatan 2009 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Teman-teman satu bimbingan KTI dengan penulis, Devi Nonika dan Pariksit Anumanthan yang juga membantu untuk memberikan saran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh responden yang telah berpartisipasi dan membantu penulis. Juga kepada seluruh staf Puskesmas Padang Bulan Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Penulis meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini berhubungan dengan penulis apabila penulis telah melakukan kesalahan baik disengaja ataupun tidak.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 7 Januari 2013


(8)

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Pengesahan ...i

Abstrak ...ii

Abstract...iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ...viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ...x

BAB 1 PENDAHULUAN ...

1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengetahuan ... 6

2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 6

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 6

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi... 6

2.2. Sikap ... 7

2.2.1. Definisi Sikap ... 8

2.2.2. Tingkat Sikap ... 8

2.2.3. Ciri-ciri Sikap ... 9

2.3. ASI Eksklusif ... 9

2.3.1. Definisi ASI Eksklusif ... 9

2.3.2. Manfaat ASI ... 10

2.3.3. Komposisi ASI ... 11

2.4. Manajemen Pemberian ASI ... 12

2.3.1. Frekuensi Menyusui ... 12

2.3.2 Isyarat Bayi Ingin Menyusu ... 13

2.3.3. Teknik Menyusui ... 13

2.5. Cara Menyimpan ASI ... 14

2.6. Kendala Pemberian ASI Ekslusif ... 15

2.6.1. Produksi ASI Kurang ... 15

2.6.2. Ibu Kurang Memahami TataLaksana ASI ... 16

2.6.3. Ibu Ingin Melakukan Relaktasi ... 17


(9)

2.6.5. Kelainan Ibu ... 17

2.6.6. Ibu Hamil Saat Menyusui ... 19

2.6.7. Ibu Bekerja ... 19

2.6.8. Kelainan Bayi ... 20

2.7. Kontraindikasi Pemberian ASI ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…. 22 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 22

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 25

4.1. Rancangan Penelitian ... 25

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.2.1 Lokasi Penelitian ………. 25

4.2.2 Waktu Penelitian ………... 25

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

4.3.1. Populasi ... 25

4.3.2. Sampel ... 25

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 27

4.5. Metode Analisis Data ... 28

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

5.1. Hasil Penelitian... 29

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 29

5.1.2. Deskripsi Karakteristik responden... 29

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan... 32

5.1.4 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap... 37

5.2. Pembahasan ... 41

5.2.1 Analisa Karakteristik responden`... 41

5.2.2 Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil mengenai ASI Eksklusif... 42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 44

6.1. Kesimpulan... 44

6.2. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...30

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan..30

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...31

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak...32

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap ASI Eksklusif...33

Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap ASI Eksklusif...34

Tabel 5.7 . Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Kelompok Umur...35

Tabel 5.8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenjang Pendidikan...36

Tabel 5.9. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jumlah Anak...37

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap ASI Eksklusif ...38

Tabel 5.11 Distribusi Sikap Responden Terhadap ASI Eksklusif...39

Tabel 5.12 Distribusi Sikap Responden Menurut Kelompok Umur...40


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Pengukuran

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Data Induk


(13)

ABSTRAK

Latar Belakang: ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain. Pemberian ASI secara eksklusif sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka setiap ibu seharusnya mengetahui hal-hal tentang pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan, dan sikap ibu hamil mengenai pemberian ASI eksklusif.

Metodologi: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dan didesain dengan desain cross-sectional dan teknik pengambilan sample dilakukan secara consecutive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan medan pada bulan Oktober 2012- November 2012. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 68 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan wawancara dan analisis data digunakan program SPSS .

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan reponden terhadap pemberian ASI eksklusif dalam kategori baik 60,3%, kategori cukup 33,8% dan kategori kurang 5,9%. Sikap responden terhadap pemberian ASI eksklusif dalam kategori positif 86,6% dan kategori negatif 13,2%.

Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan Tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap ASI Eksklusif sebagian besar termasuk dalam kategori baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat sikap ibu-ibu hamil terhadap pemberian ASI eksklusif tergolong tingkat sikap positif.


(14)

ABSTRACT

Background: Exclusive breastfeeding is breastfeeding without the addition of any liquid or solid foods.Exclusive breastfeeding was instrumental in the growth and development of children. Thats why every mother should know things about exclusive breastfeeding. This study aims to determine the knowledge and attitudes of pregnant women about breast-feeding.

Methods: The method of this study is descriptive study and designed with cross-sectional design and sampling techniques performed consecutive sampling. This study was conducted in Padang Bulan health center field in October 2012 - November 2012. The sample size used is as many as 68 respondents. The data was collected using a questionnaire with interviews and was analyzed using SPSS program.

Result: The results showed that the knowledge of respondents on exclusive breastfeeding mostly 60.3% in good categories, while those 33.8% in intermediate knowledge and 5.9 in low level knowledge. Respondent attitudes towards exclusive breastfeeding in the positive category 86.6% and 13.2% in negative category.

Conclusion: The conclusion of this study indicate level of knowledge of pregnant women in health centers to Padang Bulan in exclusive breastfeeding were mostly good. In this research can also be seen mothers attitudes towards exclusive breastfeeding rate relatively in positive attitude.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

WHO (World Health Organization) merekomendasikan ibu di seluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama untuk mencapai pertumbuhan optimal, pembangunan dan kesehatan. Setelah itu, bayi harus diberi makanan pendamping yang bergizi dan tetap menyusu sampai bayi berusia dua tahun atau lebih (WHO, 2011).

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat memberikan ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. (Depkes RI, 2011).

Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004.

Sayangnya, pada ibu pekerja, terutama di sektor formal, sering kali mengalami kesulitan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena keterbatasan waktu dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui di tempat kerja. Dampaknya, banyak ibu yang bekerja terpaksa beralih ke susu formula dan menghentikan memberi ASI secara eksklusif. (Depkes RI, 2011).


(16)

Kurangnya perawatan pribadi dan tepat waktu termasuk menyusui jarang dialami oleh bayi yang lahir dari ibu yang bekerja telah dilaporkan meningkatkan kemungkinan kematian neonatal (Titaley, 2008).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan karotenoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula (Depkes RI, 2011).

Mengutip hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004-2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0–6 bulan) meningkat dari 58,9% pada tahun 2004 menjadi 61,3% pada tahun 2009. Begitu juga dengan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif terus menerus dari usia 0 sampai 6 bulan juga meningkat dari 19,5% tahun 2005 menjadi 34.3% pada tahun 2009 (Depkes RI, 2011).

Meskipun terdapat kenaikan cakupan, tetapi keadaan ini belum menggembirakan. Mengingat, jumlah pekerja perempuan di Indonesia, mencapai sekitar 40,74 juta jiwa, dengan jumlah pekerja pada usia reproduksi berkisar sekitar 25 juta jiwa yang kemungkinan akan mengalami proses kehamilan, melahirkan dan menyusui selama menjadi pekerja. Karena itu, dibutuhkan perhatian yang memadai agar status ibu yang bekerja tidak lagi menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI Ekslusif (Depkes RI, 2011).

Pengetahuan ibu tentang menyusui berkaitan dengan tingkat pendidikan. Ibu yang mendapatkan informasi tentang menyusui dari seseorang, dokter, tetangga, televisi, majalah dan buku lebih banyak yang melanjutkan menyusui daripada ibu yang tidak mendapatkan informasi (Ludvigsson, 2003).

Pengaruh pengetahuan terhadap perilaku dapat bersifat langsung maupun melalui perantara sikap, untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan


(17)

yang nyata diperlukan faktor pendukung/kondisi yang memungkinkan (Musfiati, 2010). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatan perseorangan untuk memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan mempertinggi ilmu kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit (Kumalasari, 2011).

Walaupun pendidikan kesehatan terhadap ibu telah dilakukan dalam program promosi kesehatan namun perilaku pemberian ASI eksklusif ternyata masih rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini ditujukan untuk melihat Gambaran pengetahuan dan sikap tentang pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu hamil (Notoatmodjo, 2003).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap tentang pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu hamil?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.3.1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil mengenai pemberian ASI eksklusif

2. Untuk mengetahui sikap ibu hamil mengenai pemberian ASI eksklusif 3. Untuk mengetahui gambaran umur dan tingkat pendidikan ibu hamil


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk Pengetahuan Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan masyarakat, khususnya para ibu dan calon ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi.

1.4.2. Untuk pengelola program KIA di puskesmas

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang Gambaran pengetahuan dan sikap pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu hamil sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi dalam melakukan upaya promotif-preventif bidang kesehatan khususnya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan anak.

1.4.3. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten

Merupakan bahan masukan dalam rangka penyusunan dan pengambilan data mengenai pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu hamil sehingga dapat diambil kebijakan promosi kesehatan khususnya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan anak.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendengaran dan penglihatan (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mencakup 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003), yaitu: a. Know (Tahu)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Comprehension (Memahami)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkannya terhadap objek yang telah dipelajarinya.

c. Aplication (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


(20)

d. Analysis (Analisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Synthesis (Sintesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses – proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Dapat disimpulkan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur.

b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.


(21)

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, di mana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.

d. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah atau tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya.

f. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. (Notoatmodjo, 2003).


(22)

2.2. Sikap

2.2.1. Definisi Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.

Sikap mempunyai 3 komponen pokok : a. Afektif

Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis atau evaluasi terhadap suatu objek.

b. Kognitif

Merupakan aspek intelektual, kepercayaan, ide dan konsep yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

c. Konatif

Merupakan aspek fungsional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap secara utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2. Tingkat Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: a. Menerima (receiving)

Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon (responding)

Merespon berarti memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.


(23)

Pada tingkat menghargai, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

c. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab berarti menerima semua resiko terhadap sesuatu yang telah dipilih.

2.2.3. Ciri-ciri Sikap

Menurut Maulana (2009), Sikap memiliki beberapa ciri yaitu:

a. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu, sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.

d. Sikap dapat tertuju pada satu atau banyak objek.

e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi, hal ini yang membedakannya dengan pengetahuan.

2.3. ASI eksklusif

2.3.1. Definisi ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan. WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI selama 6 bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI eksklusif pemantauan tumbuh kembang bayi harus dilakukan rutin tiap bulan baik Posyandu atau di rumah sakit (Tjipta, 2009).


(24)

2.3.2. Manfaat ASI

Adapun kelebihan ASI menurut Kelly (2010) adalah:

1. ASI adalah jenis susu alamiah. Komposisi ASI sangat ideal dengan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.

2. Sebelum ASI keluar, payudara ibu menghasilkan kolostrum, cairan berwarna kekuningan, yang mengandung antibodi dan gizi yang dibutuhkan bayi baru lahir.

3. ASI memberikan perlindungan bayi yang menyusu dari penyakit. Bayi yang menyusu ASI juga mengalami lebih sedikit kemungkinan alergi.

4. Ibu tidak akan memberi susu berlebihan karena bayi dapat berhenti sendiri jika sudah merasa kenyang. Ibu tidak perlu merasa khawatir bayi akan mengalami kegemukan. Sedangkan, pemberian susu botol dapat mendorong bayi menghabiskan susunya meskipun lebih dari yang dibutuhkan.

5. ASI sangat cocok untuk bayi, ekonomis, dan menghemat waktu. Ibu tidak perlu direpotkan dengan botol dan susu formula. Bepergian dengan bayi menyusu lebih mudah, karena tidak perlu membawa tas besar yang berisi perlengkapan bayi kemanapun pergi.

6. Feses bayi yang menyusu ASI baunya ringan dan mudah dibersihkan, dan bayi yang menyusu ASI juga jarang terkena diare.

7. Menyusu dengan ASI cara yang menyenangkan untuk memberi bayi kontak manusiawi dan kehangatan yang penting untuk perkembangan awal bayi, dan merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk menghisap kuat.

8. Karena untuk menghasilkan ASI menggunakan kalori ibu, sekitar lima ratus per hari, dan karena menyusu menyebabkan kontraksi uterus (rahim) sehingga cepat mengembalikan rahim ke ukuran sebelum hamil, ibu yang menyusui bayinya akan mengalami penurunan berat badan lebih cepat dibandingkan ibu yang tidak memberi ASI.


(25)

2.3.3. Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu. Menurut Supariasa (2001), diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning daripada ASI matur. Lebih banyak mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gamma globulin. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI matur dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI matur. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI matur. Ph lebih alkali. Total energinya hanya 58 kalori/100 ml kolostrum.Vitamin yang larut lemak lebih banyak dibanding ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitin dibandingkan ASI matur. Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. ASI Peralihan

Air susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur. ASI peralihan berlangsung dari hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandingkan kolostrum.

3. ASI Matur

ASI Matur adalah ASI yang disekresi pada hari kesepuluh atau setelah minggu ketiga sampai minggu keempat dan seterusnya. Komposisi ASI dimasa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI matur ini adalah cairan berwarna kekuning-kuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Ph 6,6-6,9, terdapat anti microbial


(26)

factor. Kadar air dalam ASI matur 88 gram/100 ml. Volume ASI mature antara 300-850 ml/24 jam.

2.4. Manajemen Pemberian ASI 2.4.1. Frekuensi Menyusui

Sulit diprediksi berapa kali sehari bayi harus disusui, saat pemberian ASI dilakukan berdasarkan permintaan bayi. Sebagian ibu berharap agar mereka dapat mengetahui berapa lama bayi mereka dapat menyusu.

Menurut Cadwell (2011), terdapat beberapa faktor yang berperan dalam menentukan kisaran frekuensi pemberian ASI untuk bayi yang sedang menyusu:

a. Ibu memiliki kapasitas jumlah penyimpanan ASI yang berbeda dalam payudara mereka. Kapasitas penyimpanan ASI ini adalah jumlah ASI yang dapat terakumulasi sebelum memberikan sel-sel suatu pesan untuk mengurangi jumlah ASI. Seorang ibu dapat memiliki kapasitas penyimpanan yang memungkinkan payudara menyimpan ASI lebih lama atau lebih singkat dibandingkan dengan ibu yang lain.

b. Bayi memiliki kisaran keterampilan dalam melekat dan mengisap ASI. Semakin sering bayi menyusu, semakin terampil bayi dalam melekat dan menghisap ASI.

c. Bayi yang kekurangan kalori biasanya tampak mengantuk dan enggan menyusu. Kadang kala, ibu dan pengasuh tidak dapat membedakan bayi yang mengantuk, kekurangan nutrisi, dan kekurangan kalori dengan bayi yang kenyang.

d. ASI sangat sempurna bagi bayi; ASI sangat mudah dicerna. Hal ini berarti bahwa ASI harus lebih sering diberikan dibandingkan makanan yang bukan berasal dari manusia, seperti susu formula. Bayi baru lahir menyusu 10 sampai 12 kali sehari.

e. Banyak orang yang mengira bahwa tangisan bayi sebagai isyarat untuk mulai menyusui. Tangisan sebenarnya merupakan isyarat menyusui paling lambat. Pada saat bayi menangis, bayi menjadi sangat tidak dapat diatur dan tidak mau makan dengan baik.


(27)

2.4.2. Isyarat Bayi ingin Menyusu

Isyarat bayi ingin menyusu adalah tanda bahwa bayi dalam keadaan yang baik untuk diberi makan (disusui). Tanda ini dimulai saat fase tidur aktif (diidentifikasikan dengan adanya REM pada bayi). Saat bayi menjadi lebih lapar dan semakin sering terbangun, isyarat bayi ingin menyusu menjadi lebih jelas:

a. Rooting, menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut mencari-cari.

b. Semakin sering terbangun, khususnya REM (Rapid Eye Movement) dengan kelopak mata tertutup.

c. Memfleksikan tungkai dan lengan. d. Berupaya mendekatkan tangan ke mulut. e. Mengisap jari atau kepalan tangan.

f. Gerakan mouthing (gerakan menghisap) pada bibir dan lidah.

g. Tangisan dianggap sebagai isyarat paling akhir bayi ingin menyusu karena tangisan pada bayi cukup bulan biasanya tidak dimulai dari tangisan yang nyata sampai isyarat bayi ingin menyusu yang lebih samar telah gagal mendapatkan perhatian ibu.

2.4.3. Teknik Menyusui

Menurut Suradi (2010) dalam IDAI (2010), teknik menyusui yang baik dan benar adalah:

1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola dan sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu

3. Ibu duduk dengan santai, kaki tidak boleh menggantung 4. Posisikan bayi dengan benar:

a. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.


(28)

b. Perut bayi menempel ke tubuh ibu c. Mulut bayi berada di depan puting ibu

d. Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu , jangan berada diantara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang diatas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.

e. Telinga dan lengan yang diatas berada dalam satu garis lurus.

5. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.

6. Cek apakah perlekatan sudah benar a. Dagu menempel ke payudara ibu b. Mulut terbuka lebar

c. Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.

d. Bibir bayi terlipat keluar

e. Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI )

f. Ibu tidak kesakitan g. Bayi tenang

2.5. Cara menyimpan ASI

Menurut Suradi (2008) dalam IDAI (2008), cara menyimpan ASI yang diperah adalah sebagai berikut:

1. ASI yang telah diperah dan belum diberikan dalam waktu 30 menit, sebaiknya disimpan dalam lemari es.

2. ASI dapat disimpan selama 24-48 jam dalam lemari es dengan menggunakan kontainer yang bersih, misalnya plastik.

3. ASI yang diperah harus tetap dingin terutama selama dibawa transportasi.

4. ASI yang tidak digunakan selama 48 jam, sebaiknya didinginkan di freezer dan dapat disimpan selama 3 bulan.


(29)

5. sebaiknya diberi label tanggal pada ASI yang diperah, sehingga bila akan digunakan, ASI yang awal disimpan digunakan terlebih dahulu.

6. Jangan memanaskan ASI dengan direbus, cukup direndam dalam air hangat. Juga jangan mencairkan ASI beku langsung dengan pemanasan, pindahkan dahulu ke lemari es pendingin agar mencair baru dihangatkan.

2.6. Kendala Pemberian ASI eksklusif :

Menurut Partiwi (2008) dalam IDAI (2008), beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu melakukan konsultasi ke Klinik Laktasi, yaitu:

2.6.1. Produksi ASI kurang

Ibu merasa ASI nya kurang, padahal sebenarnya cukup, hanya ibunya yang kurang yakin dapat memproduksi ASI yang cukup. Payudara makin sering dihisap menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak.

Ada dua hal yang dapat diyakini sebagai tanda ASI kurang, yaitu:

a. Pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300 gram. (dalam 1 minggu pertama kelahiran berat badan bayi masih boleh turun sampai 10% dan dalam kurun waktu 2 minggu sudah kembali ke berat badan semula), sedangkan pada bulan kedua sampai bulan keenam kurang dari 500 gram per bulan, atau bayi belum mencapai berat lahirnya pada usia 2 bulan.

b. Bayi mengeluarkan urine (air seni) yang pekat, baunya tajam/menyengat, dengan kekerapan kurang dari 6 kali per hari.

Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai penyebab berkurangnya ASI, yaitu:

1. Faktor menyusui

Hal –hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah: a. Tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini


(30)

c. Memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot

d. Kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusu e. Tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui 2. Faktor psikologis ibu

Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASI nya berkurang. Stress, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.

3. Faktor fisik ibu

Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI.

Khusus untuk ibu menyusui yang sedang sakit, hanya sebagian kecil yang tidak boleh menyusui. Ibu yang sedang mengkonsumsi obat antikanker atau mendapat penyinaran zat radioaktif tidak diperkenankan untuk menyusui. Sedangkan, ibu penderita HIV memerlukan pendekatan khusus.

4. Faktor bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan.

2.6.2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar

Ibu sering kurang memahami tata laktasi yang benar, termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus berpisah dari bayinya.

Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah ASI nya dan diberikan kepada bayinya dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya tidak menggunakan dot, karena dapat mempersulit bayi bila kembali menyusu (bingung


(31)

puting). Untuk mengurangi kemungkinan ibu belum memahami tatalaksana laktasi yang benar, pada saat usia kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu melakukan konsultasi ke klinik laktasi untuk melakukan persiapan pemberian ASI eksklusif.

2.6.3. Ibu ingin melakukan relaktasi

Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui ingin memulai menyusui kembali. Biasanya setelah tidak menyusu beberapa lama, produksi ASI akan berkurang, dan bayi akan malas menyusu dari ibunya apalagi jika ia sudah diberikan minuman melalui botol. Untuk mengembalikan agar bayi dapat menyusu dari ibu kembali, dapat digunakan alat yang disebut ‘suplementer’.

Suplementer menyusui adalah alat yang digunakan sebagai suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada payudara yang kurang memproduksi ASI. Suplementer berupa cangkir dan slang plastik. Dengan menggunakan suplementer bayi tidak marah karena mendapat susu dari selang dan payudara ibu akan terangsang kembali untuk memproduksi ASI.

2.6.4. Bayi sudah terlanjur mendapat prelakteal feeding

Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air madu, atau susu formula dengan dot. Hal ini tidak diperbolehkan karena selain akan menyebabkan bayi malas menyusu, bahan tersebut mungkin menyebakan reaksi intoleransi atau alergi.

2.6.5. Kelainan Ibu

Kelainan ibu yang sering dijumpai adalah sebagai berikut: 1. Puting lecet/puting luka

Penyebab paling utama dari puting lecet ini adalah perlekatan yang kurang baik. Bila bayi tidak melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan menggesek kulit payudara, sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi terus menyusu akan merusak kulit puting dan menimbulkan luka ataupun retak pada puting.


(32)

Yang pertama dan utama diperhatikan adalah posisi bayi saat menyusu dan perlekatannya. Puting yang retak, luka juga dapat disertai jamur (Kandidiasis). Mulut bayi sebaiknya dilihat apakah terdapat jamur yang dapat mengganggu proses menyusu atau adakah ikatan di bawah lidah yang membuat lidah tidak dapat menjulur keluar (tongue tie).

2. Payudara penuh dan/atau bengkak

Ibu sering datang ke Klinik Laktasi karena payudaranya bengkak, penuh dan terasa nyeri. Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah bayi lahir dimana proses menyusu masih belum mantap. Payudara penuh berbeda dengan payudara bengkak.

Payudara penuh:

a. Terjadi beberapa hari setelah persalinan, yaitu saat ASI sudah mulai diproduksi

b. Payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI masih dapat mengalir keluar

c. Ibu tidak merasa demam. Payudara bengkak (engorgement):

a. Payudara tampak merah, mengkilat, dan sangat nyeri b. Terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe c. Sekresi ASI sudah mulai banyak

d. ASI tidak dikeluarkan sempurna

Payudara bengkak dapat dicegah dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusukan bayi tanpa jadwal dan jangan memberi minuman lain pada bayi. Lakukan masase dan keluarkan ASI.

3. Mastitis dan abses

Mastitis merupakan reaksi peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak. Abses payudara merupakan suatu komplikasi dari mastitis berupa kumpulan nanah yang terlokalisir diantara jaringan payudara.

Mastitis, memperlihatkan gejala klinis payudara nampak merah, bengkak keras, terasa panas dan nyeri sekali. Dapat mengenai kedua atau


(33)

hanya satu payudara. Penyebabnya antara lain puting lecet atau saluran ASI tersumbat yang tidak ditatalaksana dengan baik. Mastitis dapat di tatalaksana dengan mengistirahatkan ibu, ASI tetap harus dikeluarkan, berikan antibiotik dan kompres/minum obat pengurang rasa sakit.

Abses, memperlihatkan gejala klinis berupa benjolan kemerahan, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri. Pada benjolan teraba fluktuasi dan suhu tubuh meningkat. Bila dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat. ASI tetap dikeluarkan, berikan antibiotik, insisi abses, dan kompres/ minum obat pengurang rasa sakit.

2.6.6. Ibu hamil saat masih menyusui

Menyusui eksklusif adalah salah satu cara kontrasepsi, sehingga biasanya ibu jarang hamil lagi selama menyusui. Akan tetapi seandainya ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka dianjurkan:

1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal.

2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama.

3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.

2.6.7. Ibu bekerja

Ibu bekerja bukan merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang ingin kembali bekerja diharapkan berkunjung ke Klinik Laktasi untuk menyiapkan cara memberikan ASI bila bayi harus ditinggal. Langkah-langkah bila ibu ingin kembali bekerja:

1. siapkan pengasuh bayi (nenek, kakek, anggota keluarga lain, pembatu,

baby sitter) sebelum ibu mulai bekerja kembali.

2. Berlatihlah memerah ASI sebelum ibu bekerja kembali. ASI yang diperah dapat dibekukan untuk persediaan/ tambahan apabila ibu mulai bekerja.


(34)

3. Latihlah pengasuh bayi untuk terampil memberikan ASI perah dengan cangkir.

4. Hindari pemakaian dot/ empeng karena kemungkinan bayi akan menjadi ‘bingung puting”.

5. Susuilah bayi sebelum ibu berangkat bekerja, dan pada sore hari segera setelah ibu pulang, dan diteruskan pada malam hari.

6. Selama di kantor, perah ASI setiap 3-4 jam dan disimpan di lemari es, diberi label tanggal dan jam ASI diperah. ASI perah ini akan diberikan esok harinya selama ibu tidak di rumah.

7. ASI yang disimpan di lemari es perlu dihangatkan sebelum diberikan kepada bayi dengan merendamnya dengan air hangat. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dikembalikan ke dalam lemari es.

8. Apabila ASI yang diperah kemarin tidak mencukupi kebutuhan bayi sampai ibu kembali dari bekerja, dapat digunakan ASI beku yang sudah disiapkan sebelumnya. ASI beku ini kalau akan diberikan harus ditempatkan di lemari es pendingin supaya mencair dan harus digunakan dalam 24 jam.

2.6.8. Kelainan bayi

Bayi yang menderita sakit atau dengan kelainan kongenital mungkin akan mengganggu proses menyusu. Kelainan ini perlu ditatalaksana dengan benar agar keadaan tersebut tidak menjadi penghambat dalam proses menyusu.

2.7. Kontraindikasi Pemberian ASI

Menurut Lawrence (2005) dalam buku Prawirohardjo (2008), beberapa kontraindikasi pemberian ASI yaitu:

a. Bayi yang menderita galaktosemia. Dalam hal ini bayi tidak mempunyai enzim galaktase sehingga galaktosa tidak dapat dipecah. Bayi demikian tidak boleh meminum susu formula.

b. Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI yang memenuhi syarat AFASS.


(35)

c. Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung.

d. Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obatan tertentu (antikanker). e. Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu

menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat. Setelah itu, bayi boleh menyusu lagi. Sementara itu, ASI tetap diperah dan dibuang agar tidak mengurangi produksi.


(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Pengetahuan

Sikap

Pemberian ASI Eksklusif


(37)

Dengan menggunakan kuesioner berisi 17 pertanyaan dengan penilaian: a. Skor 1 bila benar

b. Skor 0 bila salah kategori pengetahuan :

a. Baik (76-100 %) jawaban dijawab benar b. Cukup (60-75%) jawaban dijawab benar.

c. Kurang (<60%) jawaban dijawab benar (Arikunto, 2006).

2. Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan kuesioner berisi 13 pertanyaan dengan ketentuan:

a. Skor 2 bila jawaban SS b. Skor 1 bila jawaban KS c. Skor 0 bila jawaban TS Kategori Sikap

Positif : skor T ≥ nilai mean

Negatif : skor T < nilai mean (Azwar, 2011).

3. Hamil adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di tubuhnya.

4. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain.

5. Cara ukur : Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab dengan untuk mendapatkan keterangan tentang suatu hal atau masalah

6. Alat ukur : Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis memperlajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.


(38)

7. Skala pengukuran : 1. Pengetahuan : ordinal

Ordinal adalah data yang mempunyai order atau rangking atau peringkat kualitatif. Data ordinal kategorikal tidak dalam bentuk angka (kualitatif).

2. Sikap : Nominal

Nominal adalah data yang bersifat kualitatif dengan karakter yang absolute atau mutlak.


(39)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang), dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting Padang Bulan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu melakukan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan yang dimulai dari bulan Oktober-November 2012.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu Hamil yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan bulan Oktober2012-November 2012 .

4.3.2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan dan memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakterisitik umum dari subjek penelitian yang layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan subjek. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


(40)

a. Semua Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan. b. Bersedia menjadi subjek penelitian responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden. b. Ibu hamil dengan kondisi fisik dan jiwa yang tidak mungkin dijadikan

sampel penelitian.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus estimasi proposi untuk populasi. (Wahyuni, 2007):

Dimana :

n = besar sampel minimum

Z²1 - α/2 = nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan ( absolut ) yang dapat ditolerir N = jumlah di populasi

Pada penelitan ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 90% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z²1 - α/2 = 1,645. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p= 0,5 mempunyai nilai р(1-P) paling besar


(41)

sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10% . Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

=

(

,

���

)

.

,

(

� − �

,

)

(

,

��

=

��

,

��

Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah 67,65 orang, yang dibulatkan menjadi 68 orang. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada Ibu hamil yang datang ke Puskesmas Padang Bulan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer , yaitu data yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan kuesioner kepada sampel penelitian.

Data yang telah diikumpul diolah secara manual dengan lengkap sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kuesioner yang telah masuk, apakah semua pertanyaan dapat diisi oleh responden.

2. Coding, yaitu memberi kode atau langkah-langkah tertentu terhadap kuisioner.

3. Tabulating, yaitu mempermudah analisa data pengolahan dari dan pengambilan kesimpulan, maka hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentasi


(42)

4.5. Metode Analisis Data

Pengelolaan data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif,. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, diteliti, kemudian diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) sesuai dengan tujuan penelitan yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap pemberian ASI eksklusif di kalangan Ibu hamil.


(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan. Penelitian ini diikuti 68 orang ibu hamil yang bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang tertulis dalam kuesioner yang dibagikan. Dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi karakteristik responden yang terdapat di Puskesmas Padang Bulan.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Puskesmas Padang Bulan ini terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 68 orang ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan. Gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan ibu dan jumlah anak di Puskesmas Padang Bulan. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.


(44)

5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

<20 2 2,9

20-24 14 20,6

25-29 30-34 35-39 Total 21 21 10 68 30,9 30,9 14,7 100,0

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur antara 25-29 dan 30-34 dengan masing-masing 30,9 %. Dan paling sedikit berumur dibawah 20 tahun yaitu 2,9 %.

5.1.2.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

SD/Sederajat 6 8,8

SMP/Sederajat 6 8,8

SMA/Sederajat D3 S1 Total 31 10 15 68 45,6 14,7 22,1 100,0

Pendidikan responden merupakan salah satu unsur penting yang ikut menentukan status pengetahuan dan sikap responden. Responden yang paling banyak adalah pada tingkat pendidikan SMA yaitu 45,6 % sedangkan frekuensi terkecil pada SMP 8,8 % dan SMA 8,8 %.


(45)

5.1.2.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 39 57,4

Perawat 1 1,5

Petani PNS Tk Sayur Wiraswasta Bidan 1 12 2 12 1 1,5 17,6 2,9 17,6 1,5

Total 68 100,0

Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebesar 57,4%,sebagai PNS 17,6%, Wiraswasta 17,6% dan terendah masing-masing Perawat, Petani, dan Bidan sebesar 1,5%.

5.1.2.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Frekuensi (n) Persentasi (%)

0 2 2,9

1 36 52,9

2 12 17,6

3 15 22,1

4 2 2,9

6 1 1,5


(46)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden paling banyak memiliki jumlah anak 1 sebesar 52,9% dan yang paling sedikit adalah memiliki jumlah anak 6 dengan frekuensi 1,5%.

5.1.3 Deskripsi Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan responden terhadap ASI eksklusif dinilai dari jawaban-jawaban responden terhadap 17 pertanyaan mengenai ASI eksklusif yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(47)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap ASI Eksklusif

No Item Pertanyaan

Pengetahuan Benar Salah N (%) N (%)

1. Pengertian ASI Eksklusif 62 91,2 6 8,8

2. Pemberian pertama ASI 62 91,2 6 8,8

3. Warna Kolostrum 54 79,4 14 20,6

4 Lamanya keluar Kolostrum 41 60,3 27 39,7

5 Isyarat bayi menyusu 60 88,2 8 11,8

6 Manfaat ASI bagi ibu 46 67,6 22 32,4

7 Pemberian ASI yang benar 54 79,4 14 20,6

8 Cara menyimpan ASI perah 33 48,5 35 51,5

9 Waktu pemberian ASI 58 85,3 10 14,7

10 Penyebab puting susu ibu lecet 29 42,6 39 57,4 11 Bayi yang diberi ASI lebih sehat 63 92,6 5 7,6 12 Kolostrum sebagai antibodi 63 92,6 5 7,6 13 Oles ASI ke daerah puting menjaga

kelembaban puting

52 76,5 16 23,5

14 Pipi bayi kempot saat menghisap puting 50 73,5 18 26,5 15 Penghisapan puting segera,mempercepat

pengeluaran ASI

39 57,4 29 42,6

16 Manfaat ASI bagi ibu 61 89,7 7 10,3

17 Bayi bingung puting bila diberi ASI dan dot bersamaan

54 79,4 14 20,6

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang benar dalam menjawab kuesioner dan paling banyak adalah mengenai pengertian ASI Eksklusif dan Pemberian pertama ASI (pertanyaan nomor 1 dan 2) yang masing-masing sebesar 62 responden (91,2%), dan dapat diketahui pula bahwa jumlah


(48)

responden yang benar dalam menjawab kuesioner dan paling sedikit adalah pertanyaan “penyebab puting susu ibu lecet” (pertanyaan nomor 10) dimana hanya 29 responden (42,6%) yang menjawab dengan benar.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka tingkat pengetahuan responden digolongkan kurang, sedang, dan baik. Distribusi tingkat pengetahuan tersebut dapat dilihat berupa frekuensi dan persentase dalam tabel berikut :

Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap ASI Eksklusif Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 41 60,3

Cukup 23 33,8

Kurang 4 5,9

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden yang baik terhadap ASI Eksklusif cukup tinggi yaitu sebesar 60,3%, sedangkan pengetahuan yang cukup mengenai ASI Eksklusif sebesar 33,8%. Dan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang cukup rendah yaitu sebesar 5,9%.

Tingkat pengetahuan responden juga dipengaruhi berdasarkan karakteristik responden yaitu kelompok umur, jenjang pendidikan, dan jumlah anak. Sebaran distribusinya berupa frekuensi dapat dilihat sebagai berikut :


(49)

5.1.3.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Kelompok Umur

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Dalam Tahun)

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

<20 1 1 0 2

20-24 5 7 2 14

25-29 13 6 2 21

20-34 13 8 0 21

35-39 9 1 0 10

Total 41 23 4 68

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari kelompok umur yang dominan yaitu antara 25-29 tahun terdapat 13 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 6 responden berpengetahuan cukup dan 2 responden berpengetahuan kurang. Sedangkan dari kelompok minoritas yaitu usia kurang dari 20 tahun dengan hanya 2 responden masing-masing memiliki pengetahuan yang baik dan sedang.


(50)

5.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenjang Pendidikan

Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Responden

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

SD 2 3 1 6

SMP 3 2 1 6

SMA 15 14 2 31

D3 8 2 0 10

S1 13 2 0 15

Total 41 23 4 68

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tingkat pendidikan mayoritas responden yaitu SMA/Sederajat dominan memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 15 responden. Sedangkan tingkat pendidikan minoritas responden yaitu SD dominan memiliki pengetahuan cukup (3 responden) dan SMP dominan pengatahuan baik (3 responden).


(51)

5.1.3.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jumlah Anak Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jumlah Anak

Jumlah Anak Responden

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

0 1 1 0 2

1 20 14 2 36

2 8 4 0 12

3 10 3 2 15

4 2 0 0 2

6 0 1 0 1

Total 41 23 4 68

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah responden yang memiliki 1 orang anak, yang memiliki tingkat pengetahuan baik ada 20 responden, pengetahuan cukup 14 responden dan kurang ada 2 responden. Responden yang paling sedikit adalah responden yang memiliki 6 orang anak, yaitu 1 orang responden dengan tingkat pengetahuan cukup.

5.1.4 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap

Data lengkap distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai sikap Ibu hamil mengenai pemberian ASI Eksklusif dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(52)

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap ASI Eksklusif No Item Pertanyaan

Sikap Sangat Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N (%) N (%) N (%) 1. ASI Eksklusif penting untuk ibu 63 92,6 5 7,4 0 0 2. Ibu menyusui harus siaga

memberi ASI Eksklusif 62 91,2 4 5,9 2 2,9 3. ASI Eksklusif tidak diberi

makanan tambahan 49 72,1 12 17,6 7 10,3

4 ASI Eksklusif meningkatkan

ikatan ibu dan bayi 52 76,5 13 19,1 3 4,4 5 Meneteki segera setelah bayi

lahir 44 64,7 12 17,6 12 17,6

6 Areola tertutupi mulut bayi saat

menyusu 37 34,4 24 35,3 7 10,3

7 Membersihkan puting ibu dengan alkohol dapat membuat lecet

30 44,1 19 27,9 19 27,9

8 Bayi yang menyusu beresiko

kecil mengalami kegemukan 19 27,9 41 60,3 8 11,8 9 BH terlalu ketat menurunkan

produksi ASI 30 44,1 20 29,4 18 26,5

10 ASI Eksklusif meningkatkan

kecerdasan anak 49 72,1 13 19,1 6 8,8

11 Berat badan ibu kembali ke semula bila memberi ASI Eksklusif

30 44,1 29 42,6 9 13,2

12 ASI melindungi bayi dari diare 49 72,1 16 23,5 3 4,4 13 ASI meningkatkan kekebalan


(53)

Dari tabel diatas, dapat dilihat yang paling banyak dijawab dengan sangat setuju adalah pada pernyataan nomor 1 ada 63 responden (92,6%), yang menjawab kurang setuju pada pernyataan nomor 8 sebanyak 41 responden (61,3%) dan yang tidak setuju ada pada pernyataan nomor 7 sebanyak 19 responden (27,3%). Sedangkan pernyataan yang paling sedikit dijawab sangat setuju adalah pertanyaan nomor 8 sebanyak 19 responden (27,9%), yang menjawab kurang setuju pada pernyataan nomor 2 sebanyak 4 responden (5,9%), dan yang menjawab tidak setuju paling sedikit pada pernyataan nomor 1 yaitu tidak ada yang menjawab (0%).

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka sikap responden digolongkan Positif dan negatif. Distribusi sikap tersebut dapat dilihat berupa frekuensi dan persentase dalam tabel berikut :

Tabel 5.11 Distribusi Sikap Responden Terhadap ASI Eksklusif

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif 59 86,6

Negatif 9 13,2

Total 68 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap responden yang positif terhadap pemberian ASI Eksklusif cukup tinggi yaitu sebanyak 59 responden (86,6%), dan yang negatif sebanyak 9 responden (13,26%).

Sikap responden juga dideskripsikan berdasarkan karakteristik responden yaitu kelompok umur dan jenjang pendidikan. Distribusinya berupa frekuensi dapat dilihat sebagai berikut:


(54)

5.1.4.1 Distribusi Sikap Responden Menurut Kelompok Umur Tabel 5.12 Distribusi Sikap Responden Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Dalam Tahun)

Sikap Responden Total

Positif Negatif

<20 2 0 2

20-24 11 3 14

25-29 18 3 21

30-34 19 2 21

35-39 9 1 10

59 9 68

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari kelompok umur dominan antara 25-29 tahun terdapat 18 responden yang sikap positif dan 3 responden yang memiliki sikap negatif, antara umur 30-34 terdapat 19 responden yang memiliki sikap positif dan 2 responden yang memiliki sikap negatif. Sedangkan dari kelompok minoritas yaitu usia kurang dari 20 tahun dengan hanya 2 responden, masing-masing memiliki sikap positif.


(55)

5.1.4.2 Distribusi Sikap Responden Menurut Jenjang Pendidikan Tabel 5.13 Distribusi Sikap Responden Menurut Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Responden

Sikap Responden Total

Positif Negatif Total

SD 3 3 6

SMP 5 1 6

SMA 28 3 31

D3 9 1 10

S1 14 1 15

59 9 68

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari kelompok pendidikan yang dominan yaitu SMA/Sederajat sebagian besar memiliki sikap positif yaitu sebesar 28 responden dan sikap negatif sebesar 3 responden. Sedangkan tingkat pendidikan minoritas responden yaitu SD memiliki sikap positif 3 responden dan negatif 3 responden, dan SMP memiliki sikap positif 5 responden dan negatif 1 responden.

5.2. Pembahasan

5.2.1 Analisa Karakteristik responden

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan hubungan antara umur, jenjang pendidikan dan pekerjaan terhadap proses pemberian ASI Eksklusif di kalangan ibu. Menurut Ludvigsson, Pengetahuan ibu tentang menyusui berkaitan dengan tingkat pendidikan. Ibu yang mendapatkan informasi tentang menyusui dari seseorang, dokter, tetangga, televisi, majalah dan buku lebih banyak yang melanjutkan menyusui daripada ibu yang tidak mendapatkan informasi. Semakin tua umur seseorang maka proses – proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan


(56)

mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Dari hasil penelitian ini, data responden terbanyak adalah berkisar umur 25-34 tahun. Dan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA/Sederajat sebanyak 31 responden (45,6%).

5.2.2 Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil mengenai ASI Eksklusif

Dari hasil analisa tingkat pengetahuan responden penelitian didapati tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Medan terhadap Pemberian ASI Eksklusif sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 60,3%,dalam kategori cukup sebesar 33,8% dan hanya 5,9% responden yang memiliki pengetahuan yang cukup rendah yaitu sebesar 5,9%. Hal ini mirip dengan penelitian yang dilakukan terhadap ibu-ibu yang bekerja sebagai pegawai bank swasta oleh shahlini, yang diketahui bahwa 89% ibu-ibu memiliki tingkat pengetahuan terhadap ASI Eksklusif baik,dan 11% memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden salah/tidak tahu dalam menjawab pertanyaan “Penyebab puting susu ibu lecet”, “cara menyimpan ASI perah”. Hal ini menunjukkan responden belum mendapat informasi lengkap dan baik mengenai hal tersebut, meskipun sumber informasi dapat diperoleh dari keluarga, tetangga, ,media cetak, media elektronik, dan sebagainya. Karena itu perlu lebih lagi dilakukan upaya-upaya seperti penyuluhan agar pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif semakin baik.

Dari hasil analisa mengenai sikap responden,didapati hasilnya mayoritas positif yaitu sebanyak 59 (86,6%) responden dan yang negatif sebanyak 9 (13,26%) responden. Hal ini juga mirip dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan oleh vishalini, sebagian besar responden memiliki sikap baik dalam pemahaman tentang ASI eksklusif yaitu sebesar 77%. Sedangkan responden dengan sikap kurang baik sebanyak 23%. Sikap ibu berhubungan dengan pengalaman, motivasi dan perasaan yang dialami ibu mengenai ASI.

Dari hasil analisa mengenai umur ibu, dapat dilihat pada tabel 5.1 bahwa responden terbanyak adalah berkisar antara umur 25-34 tahun (30,9%) hal ini mirip pada penelitian sebelumnya yang dilakukan pada ibu-ibu pekerja di bank


(57)

swasta oleh shahlini, mayoritas responden adalah dari golongan usia di antara 27 hingga 29 yaitu sebanyak 33 ibu (33.0%).

Dari hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari tingkat pendidikan S1 dan D3 memiliki dominan tingkat pengetahuan yang baik dibandingkan yang berpendidikan SD,SMP,SMA/Sederajat. Hal ini mirip seperti yang telah dilakukan sebelumnya di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus oleh Wahyuningrum dimana semua responden (100%) dengan jenjang pendidikan Perguruan tinggi memiliki pengetahuan baikdan pendidikan SD 83% nya memiliki pengetahuan kurang terhadap ASI Eksklusif.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap ASI Eksklusif sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 60,3 %, kategori cukup yaitu sebesar 33,8% dan kurang sebesar 5,9%.

2. Dari distribusi umur ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif, tampak bahwa dari kelompok umur yang dominan yaitu antara 25-29 tahun terdapat 13 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 6 responden berpengetahuan cukup dan 2 responden berpengetahuan kurang.

3. Berdasarkan jenjang pendidikan ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif, tampak bahwa tingkat pendidikan mayoritas responden yaitu SMA/Sederajat, dimana termasuk dalam kategori baik 15 responden,tingkat pengetahuan cukup 14 responden, dan 2 responden dalam kategori kurang.

4. Berdasarkan distribusi umur ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif, tampak bahwa sikap mayoritas responden antara umur 25-29 tahun terdapat 18 responden yang sikap positif dan 3 responden sikap negatif.

5. Berdasarkan distribusi jenjang pendidikan ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian ASI Eksklusif, tampak bahwa dari kelompok yang dominan yaitu SMA/Sederajat sebagian besar memiliki sikap positif yaitu sebesar 28 responden dan sikap negatif sebesar 3 responden.


(59)

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini. Saran-saran tersebut adalah:

1. Dilakukan kembali penelitian mengenai topik seperti ini di daerah terpencil dengan jumlah responden yang banyak.

2. Ditingkatkan peran tenaga kesehatan khususnya di KIA, penyuluhan terhadap pentingnya pemberian ASI Eksklusif di kalangan ibu hamil terutama bumil yang primigravida.

3. Kepada kepala Puskesmas Padang Bulan, sebagai bahan rujukan data mengenai keberhasilan dan upaya sosialisasi dan konseling lebih lagi mengenai pentingnya pemberian ASI Ekslusif.

4. Bagi dinas kesehatan untuk dapat menyebarluaskan informasi tentang pentingnya ASI Eksklusif terutama bagi bayi agar dapat terciptanya bangsa Indonesia yang cerdas.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin, 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cadwell, karin,cindy turner., 2011. Buku saku manajemen laktasi. Jakarta : EGC Depkes RI, 2011. Banyak sekali manfaat asi bagi bayi dan ibu. Jakarta: Pusat

Komunikasi Publik Kementrian Kesehatan RI. Diakses dari:

Depkes RI, 2011. Ibu bekerja bukan alasan menghentikan pemberian ASI eksklusif. Jakarta: Pusat Komunikasi Publik Kementrian Kesehatan RI.

Diakses dari:

Kelly, Paula.2010. Asuhan Neonatus & Bayi.Jakarta: EGC

Kumalasari,Rayi, 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan (knowledge) tentang skabies dengan timbulnya kejadian skabies. Diakses dari:

Lawrence, R., A., Breastfeeding. A Guide for Medical Profession. Dalam: Prawirohardjo, S., Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka 382-383

Ludvigsson,J.F., 2003. Breastfeeding in bolivia-information and attitudes. Swedia: Pediatric Department of orebro University Hospital. Available from:

Musfiati, 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kebersihan Diri Dengan Perilaku Pencegahan Skabies Di Asrama Pondok Pesantren Dalum Bulusari Sayung Demak. Diakses dari:

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmojo,S., 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


(61)

Pratiwi, I.,G., Ayu Nyoman., 2008. Kendala Pemberian ASI Eksklusif. Dalam: Hegar, Badriul, dkk, Bedah ASI. Jakarta: Penerbit IDAI

Supariasa, I Dewa Nyoman,dkk., 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Rineka Cipta

Suradi,R, 2010. Prosedur medik pada bayi baru lahir tatalaksana pemberian ASI.

Dalam: Kosim,M., Sholeh, dkk, Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Penerbit IDAI

Suradi,R, 2008, Air susu ibu dan ikterus. Dalam: Hegar, Badriul, dkk, Bedah asi, Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Titaley, Christiana, dkk, 2008. Determinants of neonatal mortality in Indonesia.Australia: university of sydney. Available from:

[accessed 14 april 2012]

Wahyuni, Arlinda Sari. 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

World Health Organization, 2011. Exclusive Breastfeeding for babies everywhere. Geneva: Department of Communications WHO. Available from:


(62)

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Grace. A. M. Hutagalung Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 30 Mei 1990 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Setia Baru No.11 A Medan

Riwayat Pendidikan:

1. Sekolah Dasar Kristen Immanuel Medan 1996−2002 2. Sekolah Menengah Kristen Immanuel Medan 2002−2005 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan 2005−2008 Riwayat Pelatihan:

1. Pengabdian Masyarakat Sidikalang Mahasiswa Kristen FK USU 2012 tanggal 19-23 Juli 2012

Riwayat Organisasi:

1. Seksi Konsumsi Pengabdian Masyarakat Sidikalang Mahasiswa Kristen FK USU 2012


(64)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Sejahtera,

Saya Grace A. M , sedang menjalani pendidikan dokter di FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemberian ASI Eksklusif di Kalangan Ibu Hamil di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2012”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengetahuan dan Sikap Ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Dalam penelitian ini responden akan mengisi identitas diri(nama, alamat, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak). Selanjutnya responden akan menjawab 30 pertanyaan dalam kuisioner sesuai dengan pengetahuan dan sikap responden terhadap pemberian ASI eksklusif.

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini ibu sekalian tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya

Nama :Grace A. M Hutagalung Alamat :Jl. Setia Baru No. 11A Medan No.HP : 081396192130

Terima kasih saya ucapkan kepada Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah dipersiapkan.

Medan, 2012 Peneliti,


(65)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat : Telepon / Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemberian ASI Eksklusif di Kalangan Ibu Hamil di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2012”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ... 2012


(66)

LAMPIRAN 3

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG

BULAN TAHUN 2012

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Pendidikan : Pekerjaan : Jumlah Anak :

Alamat :

B. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI

1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan air susu ibu ( ASI ) eksklusif? a. Pemberian ASI saja selama 3 bulan

b. Pemberian ASI saja selam 6 bulan

c. Pemberian ASI ditambah makanan tambahan (bubur, nasi tim, pisang, pepaya, biscuit, dll) dan cairan tambahan (susu formula, air putih, madu, dll) selama 2 tahun.

2. Kapan sebaiknya bayi diberikan ASI pertama kali? a. Segera setelah bayi lahir

b. Diberikan setelah ibu pulang dari rumah sakit c. Sebaiknya seminggu setelah lahir

3. Menurut ibu, ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) berwarna apa? a. Putih kehijau-hijauan

b. Kekuning-kuningan


(67)

4. Pada hari pertama sampai hari ke berapa kolostrum keluar? a. Lebih dari satu minggu

b. Tiga atau empat hari setelah bayi lahir c. Sampai 6 bulan setelah bayi lahir 5. Isyarat bayi ingin menyusu adalah :

a. Menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut mencari-cari b. Tidur pulas

c. Mengepalkan tangan

6. Apa manfaat diberikannya ASI bagi ibu?

a. Meningkatkan kepercayaan diri ibu sehari-hari b. Mencegah kehamilan selamanya

c. Sebagai alat kontrasepsi (KB) alamiah bagi ibu 7. Berikut salah satu langkah pemberian ASI yang benar?

a. Sebelum memberikan ASI sebaiknya ibu memerah sedikit ASI dan mengoleskan ke puting dan areola sekitarnya.

b. Sebelum memberikan ASI ibu seharusnya minum susu terlebih dahulu c. Sebelum memberikan ASI bayi perlu diberi madu

8. Cara menyimpan ASI yang diperah?

a. ASI sisimpan dalam lemari es selama 24-48 jam

b. ASI dipanaskan terlebih dahulu,lalu disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam.

c. ASI disimpan dalam lemari es selama 24-48 jam kemudian direbus sebelum diberi pada bayi.

9. Kapan saja sebaiknya ASI diberikan? a. Tiga kali sehari

b. Tidak dijadwalkan,sesuai keinginan bayi c. Diberi bergantian dengan susu formula 10. Penyebab puting susu ibu lecet adalah?

a. Bayi menyusu tidak sampai pada bagian gelap disekitar puting b. ibu memakai BH ketat


(68)

No

Pertanyaan 11-17 (berdasarkan pernyataan dibawah ini,isilah tanda “√” pada kolom yang paling benar jawabannya)

Jawaban Benar

Salah 11. Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih sehat dibandingkan

bayi yang tidak diberi ASI eksklusif

12. ASI yang pertama kali keluar mengandung kolostrum yang berguna untuk kekebalan tubuh .

13. Mengoleskan ASI ke daerah puting berfungsi sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.

14. Segera setelah bayi lahir, biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri.

15. Pada saat bayi menghisap puting susu ibu, pipi bayi sampai kempot.

16. Penghisapan puting susu ibu oleh bayi segera setelah lahir dapat membantu mempercepat pengeluaran ASI.

17. Bayi mengalami kesulitan menghisap puting bila ibu meneteki dan memberi ASI melalui dot secara bergantian.


(69)

C.SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN ASI

No

Pernyataan 1-10 (Berdasarkan pernyataan di bawah ini, isilah tanda ”√” pada kolom yang paling benar)

Jawaban

SS KS TS

1. Menurut saya, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi. 2. Menurut saya, ibu menyusui harus

siaga memberikan ASI eksklusif. 3. Menurut saya, pemberian ASI

eksklusif sebaiknya tidak diberi makanan dan minuman tambahan lainnya.

4. Saya yakin, memberi ASI eksklusif dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

5. Menurut saya, meneteki bayi seharusnya segera setelah bayi lahir. 6. Menurut saya, pada saat bayi

menyusu, daerah kecoklatan sekitar puting susu harus tertutupi oleh mulut bayi.

7. Menurut saya, membersihkan puting susu ibu dengan alkohol ataupun sabun dapat menyebabkan lecet. 8. Menurut saya, bayi yang diberi ASI

eksklusif memiliki resiko kecil mengalami kegemukan.


(70)

9.

Menurut saya, pemakaian BH yang terlalu ketat dapat menurunkan produksi ASI.

10. Saya yakin, bila saya memberikan ASI eksklusif, akan meningkatkan kecerdasan anak.

11. Menurut saya, berat badan ibu dapat kembali seperti semula dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

12. Saya yakin, ASI dapat melindungi bayi dari diare.

13. Menurut saya, ASI dapat

meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Keterangan:

S = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju


(71)

KelompokUmur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <20 2 2.9 2.9 2.9

20-24 14 20.6 20.6 23.5

25-29 21 30.9 30.9 54.4

30-34 21 30.9 30.9 85.3

35-39 10 14.7 14.7 100.0

Total 68 100.0 100.0

Jumlah Anak Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 2.9 2.9 2.9

1 36 52.9 52.9 55.9

2 12 17.6 17.6 73.5

3 15 22.1 22.1 95.6

4 2 2.9 2.9 98.5

6 1 1.5 1.5 100.0


(1)

S1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 5 7.4 7.4 7.4

2 63 92.6 92.6 100.0

Total 68 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 2.9 2.9 2.9

1 4 5.9 5.9 8.8

2 62 91.2 91.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 10.3 10.3 10.3

1 12 17.6 17.6 27.9

2 49 72.1 72.1 100.0

Total 68 100.0 100.0


(2)

S4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 4.4 4.4 4.4

1 13 19.1 19.1 23.5

2 52 76.5 76.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

S5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 12 17.6 17.6 17.6

1 12 17.6 17.6 35.3

2 44 64.7 64.7 100.0

Total 68 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 10.3 10.3 10.3

1 24 35.3 35.3 45.6

2 37 54.4 54.4 100.0

Total 68 100.0 100.0


(3)

S7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 19 27.9 27.9 27.9

1 19 27.9 27.9 55.9

2 30 44.1 44.1 100.0

Total 68 100.0 100.0

S8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 8 11.8 11.8 11.8

1 41 60.3 60.3 72.1

2 19 27.9 27.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

S9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 18 26.5 26.5 26.5

1 20 29.4 29.4 55.9

2 30 44.1 44.1 100.0

Total 68 100.0 100.0


(4)

S10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 8.8 8.8 8.8

1 13 19.1 19.1 27.9

2 49 72.1 72.1 100.0

Total 68 100.0 100.0

S11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 13.2 13.2 13.2

1 29 42.6 42.6 55.9

2 30 44.1 44.1 100.0

Total 68 100.0 100.0

S12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 4.4 4.4 4.4

1 16 23.5 23.5 27.9

2 49 72.1 72.1 100.0

Total 68 100.0 100.0


(5)

S13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 5.9 5.9 5.9

1 9 13.2 13.2 19.1

2 55 80.9 80.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

KelompokUmur * Kelompok Sikap Crosstabulation

Count

Kelompok Sikap

Total

POSITIF NEGATIF

KelompokUmur <20 2 0 2

20-24 11 3 14

25-29 18 3 21

30-34 19 2 21

35-39 9 1 10

Total 59 9 68


(6)

Pendidikan Responden * Kelompok Sikap Crosstabulation

Count

Kelompok Sikap

Total

POSITIF NEGATIF

Pendidikan Responden SD 3 3 6

SMP 5 1 6

SMA 28 3 31

D3 9 1 10

S1 14 1 15

Total 59 9 68