Alternator Berbeban Pengaturan Tegangan Alternator

b Gambar 3.2 a Alternator keadaan tanpa beban b Grafik hubungan antara arus penguat medan If dan Ea Dari persamaan 3.7 diatas, jika arus penguat medan diatur besarnya maka akan diikuti kenaikan fluks dan akhirnya juga pada ggl armatur. Pengaturan penguat arus medan pada keadaan tertentu besarnya, akan didapatkan besar ggl armatur tanpa beban dalam keadaan saturasi. Secara grafik hubungan antara arus penguat medan If dan Ea terukis pada Gambar 3.2b.

3.2.5 Alternator Berbeban

Dengan adanya beban yang terpasang pada output generator sinkron atau alternator, maka segera mengalir arus armatur Ia. Dengan adanya arus armatur ini, pada kumparan armatur atau kumparan jangkar timbul fuks putar jangkar. Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 Fluks putar jangkar ini bersifat mengurangi atau menambah fluks putar yang dihasilkan oleh kumparan rotor. Hal ini tergantung pada faktor daya beban. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.3 Dengan adanya fluks putar armatur akibat timbulnya arus armatur, maka pada kumparan timbul reaktans pemagnit Xm. Reaktans pemagnit bersama-sama dengan reaktans bocor dikenal dengan nama reaktans sinkron Xa dan secara matematis ditulis: Xa = X L + Xm ……………………………………………………….3.8 Dengan demikian bagian rangkaian listrik dari generator sinkron alternator berbeban, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Alternator Berbeban

3.2.6 Pengaturan Tegangan Alternator

Diagram vektor pada Gambar 3.4 memperlihatkan bahwa perbedaan antara tegangan terminal V dalam keadaan berbeda, dengan tegangan E pada saat tidak berbeban, dipengaruhi selain oleh faktor kerja juga oleh besarnya arus jangkar I yang mengalir. Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 φ φ φ Gambar 3.4 Diagram perubahan tegangan V untuk Faktor Kerja yang berbeda-beda Dengan memperhatikan perubahan tegangan V untuk faktor kerja berbeda-beda pada Gambar 3.4, karakteristik tegangan terminal V terhadap arus jangkar I dapat di gambarkan seperti Gambar 3.5. Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan dinyatakan; Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 Pengaturan tegangan = V V E − ……………………………………………..3.9 Gambar 3.5 Karakteristik V terhadap arus jangkar I

3.3 Mengoperasikan Alternator dengan Mesin Diesel Sebagai Penggerak Mulanya.