Kecepatan dan Frekuensi Reaktans Sinkron Langkah-Langkah Menentukan Pengaturan Alternator Tanpa Beban

Stator merupakan elemen diam yang terdiri dari belitan-belitan jangkar, sedangkan rotor merupakan elemen yang berputar terdiri dari belitan-bellitan medan. Perbedaan penting antara generator dc dengan generator ac, yaitu pada generator dc jangkar yang berputar dan medan sistem diam, sedangkan generator ac sebaliknya. Rotor ada dua tipe, yaitu: 1 Kutub menonjol; yaitu tipe yang dipakai untuk alternator-alternator kecepatan rendah dan menengah 2 Silinderis halus; yaitu digunakan alternator-alternator dimana kecepatannya amat tinggi.

3.2.1 Kecepatan dan Frekuensi

Dalam suatu alternator hubungan tertentu antara kecepatan putar N dari rotor, frekuensi f dari emf yang dibangkitkan dan jumlah kutub-kutub P. Hubungan tersebut adalah: f = 120 PN ……………………………………………………………..3.3 Dimana; f = frekuensi hertz N = Kecepatan putar rpm P = Jumlah kutub-kutub Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 Sehubungan dengan persamaan ini, maka untuk f = 60 cps, harga P dan N dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti yang ditunjukkan Tabel 3.1 Tabel 3.1 Hubungan harga P dan N P 2 4 6 12 24 36 N 3600 1800 1200 600 300 200

3.2.2 Reaktans Sinkron

Selain dar reaktans bocor ada juga reaktans khayal Xa yang terdapat dalam belitan jangkar dalam menimbulkan jatuh tegangan yang harus diberikan pada reaksi jangkar yaitu Ixa. X L + Xa = Xs……………………………………..……………………………3.4 Dimana Xs disebut reaktans sinkron. Jatuh tegangan total alternator pada keadaan berbeban adalah: IRa + jIXs = I Ra + jXs = IZs………………………………………………..3.5 Dimana Zs dikenal sebagai impedans sinkron.

3.2.3 Langkah-Langkah Menentukan Pengaturan

Langkah-langkah menentukan pengaturan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan harga V 2. Menentukan IX L 3. Jumlahkan bentuk kurva beban nol, dan tentukan arus penguatan untuk E , misalnya IF 1 Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 4. Menentukan bentuk kurva beban nol, dan tentukan arus penguatan untuk E, misalnya IF 1 5. Menetukan IF 2 untuk keperluan reaksi jangkar 6. Jumlahkan If 1 dan If 2 secara vektor, dengan sudut antara keduanya 90 + φ 7. Baca pada kurva beban nol harga emf yang mempunyai arus medan If, yaitu = E . Akhirnya pengaturan dapat ditentukan.

3.2.4 Alternator Tanpa Beban

Pada generator sinkron atau alternator, keadaan tanpa beban ditunjukkan pada Gambar 3.2a mengandung arti bahwa arus armatur Ia = 0, dengan demikian besar tegangan terminal adalah: Vt = Ea = E ………………………………………………………….3.6 Oleh karena itu besar ggl armatur adalah merupakan fungsi dari fluks magnit, maka armatur dapat juga ditulis Ea = f φ …………………………………………………………….3.7 If Rf Ea Ra X L Vt Ia = 0 a Darwis Girsang : Studi Penggunaan Auto-Synchronizer Dalam Memparalel Alternator, 2007 USU e-Repository © 2008 b Gambar 3.2 a Alternator keadaan tanpa beban b Grafik hubungan antara arus penguat medan If dan Ea Dari persamaan 3.7 diatas, jika arus penguat medan diatur besarnya maka akan diikuti kenaikan fluks dan akhirnya juga pada ggl armatur. Pengaturan penguat arus medan pada keadaan tertentu besarnya, akan didapatkan besar ggl armatur tanpa beban dalam keadaan saturasi. Secara grafik hubungan antara arus penguat medan If dan Ea terukis pada Gambar 3.2b.

3.2.5 Alternator Berbeban