VCO Voltage Control Oscilator Penguat Operasional

Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008. USU Repository © 2009 lvii Gambar 3.9b RF Proccesor

3.10 VCO Voltage Control Oscilator

VCO dapat berfungsi karena adanya AFC, dimana AFC digunakan untuk mengunci transceiver frequency pada base station. AFC-voltase dihasilkan multi mode conventer oleh 11Bit DA conventer. Rangkaian ini di dukung karena menggunakan VCO voltage controled oscilator yang mana VCO akan menghasilkan getaran sebesar 3420 – 3840 mhz. Dimana frequensi tersebut akan di olah oleh RF Procccesor untuk proses PLL yang akan menghasilkan gelombang pemancaran ataupun penerimaan yakni untuk frequency 900-1800-1900 mhz. Sistem ini di dukung karena adanya VCTXOvoltage controlled temperature compensated cristal oscilator.VCTXO akan menghasilkan denyut sebesar 26 mhz. sistem ini ada pada Crystal Oscilator 26 Mhz. Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008. USU Repository © 2009 lviii Gambar 3.10 VCO

3.11 Penguat Operasional

Berbagai upaya dilakukan para ilmuwan untuk membuat rangkaian ektronika menjadi sekecil mungkin namun masih dapat diperbaiki dengan mudah jika terjadi kerusakan. Salah satu perwujudan kekompakan rangkaian elektronik adalah penguat operasional. Penguat operasional Operational Amplifier adalah chip yang umumnya digunakan untuk penguatan sinyal dan nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor dan komponen lainnya. Umumnya op-amp terdiri dari dua input dan satu output. Chattopadhyay D., 1989 Keluaran dari penguat ialah V o dan mempunyai rumus: V = AV + – V - 1 V RL -V +V V in - + Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008. USU Repository © 2009 lix Gambar 3.11 Simbol Penguat Operasional Op-Amp A adalah penguatan tegangan simpul terbuka dari amplifier, v + ialah tegangan input non-inverting, dan v - ialah tegangan input inverting. V + dan V - adalah tegangan node terhadap ground. Umumnya penguatan tegangan simpul terbuka berkisar dalam orde 10 5 – 10 6 . biasanya sebuah resistor diletakkan di antara node output dan input inverting untuk menyediakan umpan balik dan penguatan yang dapat diatur. Gambar 1.1 merupakan simbol op-amp. Op-amp bekerja secara linear, karena itu op-amp menyesuaikan keluaran arus sehingga perbedaan tegangan diantara kedua input mendekati 0. V - = V + 2 Fitur penting lainnya adalah hambatan inputnya sangat besar dan dapat diasumsikan tidak terbatas pada banyak aplikasi. Dari pembahasan-pembahasana tadi, dapat diberikan beberapa poin mengenai karakteristik op-amp; 1. bandwith tidak terbatas 2. impendansi input nyaris tidak terbatas besar sekali 3. impendansi keluaran mendekati 0 Op-amp yang paling banyak digunakan dalam aplikasi umum ialah LM 741 dengan hambatan input sebesar 2 M Ω. Pada rangkaian op -amp, arus mengalir dalam kisaran orde µA. Dalam op-amp ideal, penguatan tegangan simpul terbuka open loop A menuju tak terbatas infinity. I 1 = 0 3 dengan i 1 didefenisikan sebagai arus yang memasuki input non-inverting dan input inverting. Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008. USU Repository © 2009 lx Rangkaian amplifier pembalik ialah rangkaian op-amp yang membalikkan sinyal input. Gambar 1.2 menampilkan rangkaian amplifier pembalik dengan sumber daya terhubung ke + V cc dan – V cc’ sinyal positif dan negatif penting karena biasanya sinyal input merupakan sinyal AC dan terjadi penguatan pada output dengan kisaran dari tegangan positif hingga ke tegangan negatif. Gambar 3.11b Rangakaian Inverting Amplifier dan bentuk sinyal keluaran Untuk menganalisa rangkaian tersebut, kita akan menggunakan hukum arus kirchhoff untuk menentukan tegangan keluaran v dan penguatan tegangan rangkaiana yang diberikan oleh rumus: Penguatan tegangan = v v s 4 R2 R1 +Vcc -Vcc R3 ~ Vs 2 3 V0 - + Hendy Setiawan : Prinsip Kerja Telepon Selular, 2008. USU Repository © 2009 lxi Sangatlah penting untuk membedakan penguatan tegangan rangkaian dan penguatan tegangan simpul terbuka op-amp. Penguatan tegangan simpul terbuka op-amp ialah penguatan tegangan dari dua input op-amp terhadap output op-amp. Untuk menganalisa rangkaian op-amp, kita lihat node input 2 dan 3. Memisalkan op-amp ideal dengan tidak ada arus mengalir pada input op-amp, arus yang melalui R 3 ialah nol sehingga v 3 = 0. Dari persamaan di atas, diketahui bahwa v 2 = v 3 = 0 karena rangkaian op-amp berperilaku secara linier v - =v + . Arus yang melalui resistor R 1 adalah : iR1 = v 1 -v 2 R 1 = v s – 00R 1 = V s R 1 5 dari persamaan 3 kita tahu bahwa i R1 =i r2 =V s R 1 , sehingga: i R2 = 0-v R 2 =i R1 =v s R 1 6 -v R2=v s R1 7 v =-v s R2R1 8 untuk mencari penguatan tegangan, kita harus membagi tegangan output dengan input tegangan : Penguatan tegangan = -v0vS=R2R1 9 Sebagai catatan, penguatan tegangan akhir bernilai negatif sehingga dinamakan inverting amplifier. Meskipun demikian, kadang kala penguatan tegangan negatif tidak diinginkan. Dalam kasus tersebut, kita dapat menggunakan keluaran dari inverting amplifier sebagai input dari inverting amplifier kedua sehingga total penguatan tegangan menjadi positif. Robert L. shrader, 1991

3.12 Crystal Oscilator 26 Mhz