Pemecahan Masalah dengan Metode Analytical Hierarchy Process

3.2 Pemecahan Masalah dengan Metode Analytical Hierarchy Process

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon siswa baru. Dalam penelitian ini, kriteria- kriteria yang dibutuhkan calon siswa baru adalah Nilai Ujian Nasional SMP,Nilai Praktek SMP,Nilai Ujian Terakhir SMP,Nilai Ekstrakurikuler. 2. Menyusun kriteria-kriteria calon siswa baru dalam matriks berpasangan seperti Tabel 3.2. Tabel 3.2 Tabel Nilai Seleksi Siswa Sebutan Angka Amat Baik 9.51 - 10.00 Baik 8.51 -9 .50 Cukup 7.51 – 8.50 Sedang 6.51 - 7.50 Kurang 5.50 - 6.50 Tabel 3.3 Matriks Berpasangan Untuk Kriteria Calon Siswa Baru Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP Nilai Praktek SMP Nilai Semester Terakhir SMP Nilai Ekstrakurikuler Nilai Ujian Nasional SMP Nilai Praktek SMP Nilai Semester Terakhir SMP Nilai Ekstrakurikuler Jumlah Universitas Sumatera Utara Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 3.2, adalah sebagai berikut: a. Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,.....n. Untuk penelitian ini, n = 5. b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input. c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus [ ] [ ] j i a i j a , [ 1 , = Untuk i ≠j. 3. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3. 4. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.3 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah 3. 5. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 3.1 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria. 6. Memasukkan data-data nama calon siswa baru dalam bentuk matriks berpasangan. Tabel 3.4 Matriks Berpasangan Calon Siswa Baru Nilai Ujian Nasional SMP Rifki Willy Teddy Rifki Willy Teddy Jumlah Catatan: nama disamarkan 7. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.3. 8. Menentukan nilai elemen kolom siswa dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom pada langkah 7. 9. Menentukan prioritas siswa pada masing-masing baris pada Tabel 3.3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon siswa. 10. Menguji konsistensi matriks berpasangan. 11. Menghitung lamda maksimum, CI dan CR. 12. Menghitung nilai prioritas global. Universitas Sumatera Utara

3.2.1 Hasil dan Pembahasan

1. Sesuai dengan langkah-langkah Analytical Hierarchy Process, pada subbab ini akan dibahas tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan untuk studi kasus menghitung nilai prioritas tertinggi tiap calon siswa baru. Masukan awal adalah menentukan nilai kriteria, dimisalkan seperti Tabel 3.5. Tabel 3.5 Masukan Hasil Perhitungan Kriteria Calon Siswa 2. Setelah dimasukkan data pada Tabel 3.5 di atas, maka dihasilkan nilai pembagian jumlah kolom dengan rumus masing-masing sel pada Tabel 3.5 dibagi dengan jumlah kolom masing-masing. Menjumlahkan nilai elemen setiap kolom. Dari nilai-nilai elemen matriks kriteria diatas maka jumlah elemen setiap kolom adalah Jumlah Kolom 1 : 1 + 0.3333 + 0.2 + 0.1428 = 1.6761 Jumlah Kolom 2 : 3 + 1 + 0.3333 + 0.2 = 4.5333 Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP Nilai Praktek SMP Nilai Semester Terakhir SMP Nilai Ekstrakurikuler Nilai Ujian Nasional SMP 1 3 5 7 Nilai Praktek SMP 0.3333 1 3 5 Nilai Semester Terakhir SMP 0.2 0.3333 1 3 Nilai Ekstrakurikuler 0.1428 0.2 0.3333 1 Jumlah 1.6761 4.5333 9.3333 16 Universitas Sumatera Utara Jumlah Kolom 3 : 5 + 3 + 1 + 0.2 = 9.3333 Jumlah Kolom 4 : 7+ 5 + 3 + 1 = 16 3. Membagi setiap elemen pada kolom dengan jumlah per kolom yang sesuai. Dari nilai-nilai elemen matriks tabel 3.5 dan jumlah masing-masing kolom diatas maka dapat dihitung matriks normalisasi dengan cara membagi setiap elemen pada kolom dengan jumlah per kolom yang sesuai, misalnya untuk menghitung matriks normalisasi pada kolom 1 dan baris 1 maka dapat dihitung sebagai berikut. Kolom baris1=Nilai matrix perbandingan kriteria baris 1 kolom 1 Jumlah Kolom 1 = 1 = 0.5966 1.6761 Tabel 3.6 Hasil Matriks Normalisasi Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP Nilai Praktek SMP Nilai Semester Terakhir SMP Nilai Ekstrakuriku ler Jumlah Baris Nilai Ujian Nasional SMP 0.5966 0.6618 0.5357 0.4375 2.2316 Nilai Praktek SMP 0.1988 0.2206 0.3214 0.3125 1.0533 Nilai Semester Terakhir SMP 0.1193 0.0735 0.1071 0.1875 0.4874 Nilai Ekstrakurikuler 0.0852 0.0441 0.0357 0.0625 0.2275 4. Setelah matriks normalisasi didapatkan, langkah selanjutnya menjumlahkan tiap baris pada matriks tersebut. Jumlah masing baris pada tabel 3.6 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jumlah Baris 1 = 0.5966 + 0.6618 + 0.5357+ 0.4375 Universitas Sumatera Utara = 2.2316 Jumlah Baris 2 = 0.1988 + 0.2206 + 0.3214+ 0.3125 = 1.0533 Jumlah Baris 3 = 0.1193 + 0.0735 + 0.1071+ 0.1875 = 0.4874 Jumlah Baris 4 = 0.0852 + 0.0441 + 0.0357+ 0.0625 = 0.2275 5. Setelah didapatkan jumlah pada masing-masing baris, selanjutnya dihitung bobot masing-masing kriteria dengan cara membagi masing-masing jumlah baris dengan jumlah elemen atau jumlah kriteria n = 4, sehingga bobot masing-masing kriteria dapat dihitung seperti berikut. Bobot Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP = 2.23164 = 0.5579 Bobot Kriteria Nilai Praktek SMP = 1.05334 = 0.2633 Bobot Kriteria Nilai Semester Terakhir SMP = 0.48744 = 0.1218 Bobot Kriteria Nilai Ekstrakulikuler = 0.22754 = 0.0569 Setelah didapatkan bobot kriteria untuk masing-masing kriteria, selanjutnya membuat matriks konsistensi perbandingan antar kriteria yaitu : 6. Mengalikan elemen pada kolom matriks dengan bobot kriteria yang bersesuaian. Elemen kolom matriks yang dimaksud disini adalah matriks awal yaitu mariks perbandingan kriteria tabel 3.5. Misalnya saja untuk hasil perkalian elemen kolom matriks kolom 1 baris 1 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Hasil perkalian kolom 1 baris 1 = 1 x 0.5579 = 0.5579 Dengan cara yang sama hasil perkalian untuk elemen kolom yang lain adalah Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7 Tabel Matriks Konsistensi Kriteria Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP Nilai Praktek SMP Nilai Semester Terakhir SMP Nilai Ekstrakulikuler Nilai Ujian Nasional SMP 0.5579 0.7899 0.609 0.3983 Nilai Praktek SMP 0.1859 0.2633 0.3654 0.2845 Nilai Semester Terakhir SMP 0.1116 0.0877 0.1218 0.1707 Nilai Ekstrakulikuler 0.0797 0.0527 0.0406 0.0569 7. Hasil perkalian tersebut kemudian dijumlahkan per tiap baris. Dari hasil pada matriks perkalian tabel 3.7 diatas kemudian setiap barisnya dijumlahkan dengan perhitungan sebagai berikut. Jumlah baris 1 = 0.5579+ 0.7899 + 0.609 + 0.3983 = 2.3551 Jumlah baris 2 = 0.1859 + 0.2633 + 0.3654 + 0.2845 = 1.0991 Jumlah baris 3 = 0.1116 + 0.0877 + 0.1218 + 0.1707 = 0.4918 Jumlah baris 4 = 0.0797 + 0.0527 + 0.0406 + 0.0569 = 0.2299 8. Jumlah tiap baris tersebut dibagi dengan prioritas yang bersesuaian. Kemudian hasil dari jumlah tiap-tiap baris diatas dibagi dengan prioritas yang bersesuaian, sehingga perhitungannya sebagai berikut. Hasil Bagi Prioritas bersangkutan 1 = 2.35510.5579 = 4.2214 Universitas Sumatera Utara Hasil Bagi Prioritas bersangkutan 2 = 1.09910.2633 = 4.1743 Hasil Bagi Prioritas bersangkutan 3 = 0.49180.1218 = 4.0378 Hasil Bagi Prioritas bersangkutan 4 = 0.22990.0569 = 4.0404 9. Langkah selanjutnya yaitu menghitung λmax dengan cara menjumlahkan hasil pembagian pada langkah diatas dan kemudian membaginya dengan banyaknya elemen n = 4. Dengan aturan diatas maka λmax dapat dihitung sebagai berikut. λmax = 4.2214 + 4.1743 + 4.0378 + 4.0404 4 = 16.4739 4 = 4.1185 10. Menghitung indeks konsistensi consistency index: Untuk menghitung indeks konsistensi consistency indeks dengan memakai rumus CI = λmax -nn-1. CI = λmax -nn-1 = 4.1185 – 44-1 = 0.0395 11. Menghitung rasio konsistensi dengan rumus: Rasio konsistensi dihitung dengan memakai rumus CR=CIRC, dengan RC adalah random konsistensi dengan nilai 0.90 karena pada kasus ini mempunyai ukuran matriks 4. Sehingga nilai dari CR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. CR = CIRC = 0.03950.90 = 0.0439 Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai rasio konsistensi kriteria bernilai 0.0158 dan nilai rasio konsistensi kriteria ini lebih kecil atau sama dengan 0,1, sehingga nilai bobot kriteria yang sebelumnya diperoleh dapat dipergunakan.

3.2.2 Proses Perhitungan Intensitas

Setelah bobot kriteria dan nilai rasio konsistensi kriteria didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai prioritas intensitas pada masingmasing kriteria. Terdapat 5 intensitas yang terdiri dari sangat baik, baik, cukup, sedang dan kurang, sehingga ada 4 perhitungan prioritas intensitas kriteria yaitu Nilai Ujian nasional SMP, Nilai Praktek SMP, Nilai Semester Terakhir SMP, Nilai Ekstrakulikuler. Untuk menghitung prioritas intensitas dari kriteria yaitu Nilai Ujian Nasional SMP : Universitas Sumatera Utara 1. Memasukan rasio kepentingan atau skala kuantitatif intensitas. Setelah memasukan rasio kepentingan atau skala kuantitatif, didapatkan matriks perbandingan intensitas kriteria kesetiaan seperti dalam tabel 3.8

3.8 Tabel Matriks Perbandingan Intensitas Untuk Kriteria Nilai Ujian Nasional SMP