Sejarah Analytical Hierarchy Process

menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain : 1. Bahasa Aksi The Action Language Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada. 2. Bahasa Tampilan The Display or Presentation Langauage Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah dilakukan. 3. Bahasa Pengetahuan Knowledge Base Language Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.

2.2 Sejarah Analytical Hierarchy Process

AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970-an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. AHP dikembangkan pada musim semi 1970 dalam menghadapi masalah perencanaan militer Amerika Serikat untuk menghadapi berbagai pilihan contingencypla Universitas Sumatera Utara nning. Kemudian diaplikasikan dalam pengembangan rencana transportasi di Sudan. Kemudian pengunaan AHP semakin meluas ke pemerintahan dan perusahaan di berbagai negara di dunia. Metode AHP diimplementasikan di berbagai instansi pemerintah termasuk Departemen Pertahanan AS dan Departemen Energi AS. Berikut skema berbagai keuntungan AHP : Pengukuran : AHP member suatu skala untuk mengukur hal-hal dan suatu metode untuk menetapkan suatu prioritas. Kesatuan : AHP memberi satu model tunggal yg mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan tak terstruktur. Kompleksitas : AHP memadukan metode deduktif dan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasala han kompleks. Saling ketergantungan : AHP tidak menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. Pengulangan proses : AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengertian. Penilaian dan konsensus : AHP tidak memaksakan konsesus tapi mensitesis suatu hasil yang representative dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara Sintesis : AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. Tawar-menawar : AHP mempertimbangkan prioeitas-prioritas relatif dari berbagia faktor sistem dan alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. Penyusunan hirarki : AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

2.3 Metode Analytical Hierarchy Process