BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Permasalahan dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Kegiatan Seleksi Siswa Baru merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan setiap tahunnya. Kenyataan dilapangan bahwa pihak sekolah
kurang siap dalam penyelenggaraan seleksi siswa baru. Masalah administrasi yang bersifat manual mengakibatkan kurang efisiennya kegiatan seleksi siswa baru. Oleh
karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak sekolah dalam pengambil keputusan seleksi siswa baru, sehingga dapat lebih efisien
dalam pelaksanaannya.
Metode AHP digunakan sebagai pendukung Keputusan. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi
manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP.
Adapun langkah-langkah dalam metode AHP adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis-jenis kriteria calon siswa baru .
2. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.
3. Menjumlah matriks kolom.
4. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom
dibagi dengan jumlah matriks kolom.
Universitas Sumatera Utara
5. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil
langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria. 6.
Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.
7. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks
berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah matriks berpasangan antar alternatif.
8. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,
masing-masing matriksnya dijumlah per kolomnya. 9.
Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar antar alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5
10. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan nilai
prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak
λ1
,
λ2
,
λ3
, ......,
λn
. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus:
n
maks
∑
=
λ λ
11. Menghitung nilai Indeks Konsistensi, dengan rumus
1 −
− =
n n
CI
maks
λ
12. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus
RI CI
CR =
Jika CR0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR
≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka
pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.
13. Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil perhitungan proses langkah 7 , langkah 8, dan langkah 9.
14. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang tertinngi.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Pemecahan Masalah dengan Metode Analytical Hierarchy Process