Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Mopoli Raya da1am manajemen piutang adalah pengendalian piutang dengan menyaring pelanggan, melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, dan menetapkan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi pelanggan-pelanggan yang menunggak. Seperti menyampaikan surat tagihan dan melakukan penarikan langsung.

E. Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang

Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan disamping dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang pada umumnya juga dipengaruhi oleh kebijaksanan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh Manajer Keuangan, kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan. Dalam menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan resiko dengan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standart kreditnya, maka penjuatan akan rneningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan membawa keuntungan yang lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Dalam memberi kredit, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: l. Standart kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan memperoleh kredit 2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang langganan membeli secara kredit harus sudah membayar hutangnya Faktor-faktor lain dalam hal pemberian kredit yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah dengan melakukan penilaian lima 5 C dari calon pelanggannya, yaitu : 1. Character, yaitu sifat yang terdapat pada diri seseorang dan mencoba untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit merupakan suatu janji untuk membayar. 2. Capacity, yaitu penilaian kemampuan dari pelanggan untuk membayar kredit. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau yang didukung dengan pengamatan lapangan atas pabrik atau toko dan metode kegiatan usahanya. 3. Capital, yaitu penilaian jumlah kekayaan yang tersedia pada waktu permohonan kredit diajukan. Gunanya adalah sebagai jaminan terhadap kredit yang dipinjam. Oleh karena itu faktor ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit. 4. Collateral, yaitu aktiva yang dijadikan jaminan oleh pelanggan sebagai jaminan kredit yang diberikan oleh perusahaan 5. Condition of Economic, yaitu penilaian yang herhubungan dengan dampak kecenderungan ekonomi secara umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di sektor ekonomi tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya. Dari keterangan diatas maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah tertentu dalam usaha memperkecil resiko tidak terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan atau seleksi terhadap para calon perninjam kredit. Berdasarkan tujuan yang diharapkan dari investasi dalam piutang adalah tujuan yang positif saja sedangkan efek samping yang timbul resiko harus pula dipikirkan. Resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sangat perlu menjadi perhatian oleh perusahaan yang memberi penjualan secara kredit. Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan dalam pemberian piutang dalarn perusahaan. Karena para debitur mempunyai sifat yang umum, yaitu bila diberi piutang dan kembali menagih piutangnya, maka ia akan berusaha mengelak atau menunda untuk membayar tagihan itu. Resiko yang biasa terjadi dalam piutang : 1. Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya. 2. Resiko tidak dibayar sebagian piutangnya 3. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya 4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang Ad. 1 Resiko tidak dibayar seluruh piutangnya Bagi suatu perusahaan resiko ini adalah merupakan resiko yang paling berat karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima tapi ternyata tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali dan pengorbanan yang telah diberikan terbuang percuma. Kejadian ini biasanya terjadi karena kelalaian perusahaan tersebut, misalnya pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kegoncangan keuangan, dan lain-lain. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena perusahaan tidak menyelidiki calon debiturnya. Ad. 2 Resiko tidak membayar sebagian hutang Sama seperti resiko pertama, tetapi resiko yang kedua ini lebih ringan karena sebagian dari piutang tersebut telah diterima. Kadang-kadang memang seorang debitur yang baru pertama kali mengandalkan hubungan penjualan akan menunjukkan kesan yang sangat baik, tetapi ternyata setelah membayar sebagian piutangnya maka debitur tersebut menunjukkan itikad yang tidak baik. Alasan yang dibuat debitur untuk mengelak dari pembayaran adalah kesulitan keuangan sehinga terpaksa tidak membayar lagi hutang-hutangnya. Ataupun si debitur merasa bahwa nilai barang yang dimilikinya sekarang tidak sesuai lagi dengan harga sekarang sehingga si debitur tersebut menganggap bahwa bila hutangtnya dibayar maka ia akan rugi. Ad. 3 Resiko keterlambatan dalam melunasi piutangnya Kalau dibandingkan dengan resiko yang pertama dan kedua, maka yang ketiga ini resikonya lebih ringan atau lebih kecil tetapi bukan tidak mempengaruhi keuangan perusahaan karena jelas pemasukan uang perusahaan dari tagihan tersebut menyalahi jadwal penerimaan kas walaupun akhirnya dapat diterima kembali. Suatu perusahaan yang memberikan piutang apalagi dalam jurnlah besar akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keterlambatan tersebut, tetapi untuk hal ini terlebih dahulu perusahaan tersebut menyelidiki langganannya. Misalnya langganannya tersebut mengalami gangguan tetapi diharapkan untuk waktu yang relatif singkat akan dapat membayarnya. Ad. 4 Resiko tertanamnya modal dalam piutang Kalau perusahaan telah melakukan penjualan secara kredit yang mengakibatkan timbulnya piutang, maka sudah jelas adanya modal sendiri maupun modal asing. Jadi suatu perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan piutang kepada debiturnya, yaitu dengan memberikan batas waktu tertentu kepada debiturnya untuk melunasi hutang-piutangnya. Biasanya kepada para debiturnya, perusahaan akan memberikan batas jumlah yang akan diberikannya, apabila perusahaan tersebut telah melihat itikad yang kurang baik. Jadi perusahaan akan menghubungi debiturnya untuk memberikan batas kredit yang diperbolehkan. Jika debitur ingin meminjam lewat dari batas kredit, maka perusahaan tidak akan memberikan kredit yang baru lagi.

F. Analisis Manajemen Piutang