Penggolongan Piutang Pengertian, Faktor, dan Penggolongan Piutang

yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam. f Kebijakan Penagihan Piutang Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang secara aktif memerlukan biaya beban yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.

3. Penggolongan Piutang

Berdasarkan perbedaan-perbedaan karakteristik yang dimiliki, piutang dapat digolongkan berdasarkan: 1 Jangka waktu pembayaran 2 Sumber atau sebab terjadinva piutang 3 Bentuk perjanjian Ad. 1. Berdasarkan Jangka Waktu Pembayaran Piutang berdasarkan jangka waktu pembayaran dapat diklasifikasikan menjadi dua 2 bagian, yaitu: a. Piutang jangka pendek Yaitu bentuk piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus operasi perusahaan. b. Piutang jangka panjang yaitu meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya satu periode akuntansi tersebut dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca. Piutang jangka panjang akan disajikan dalam neraca sebagai elemen investasi jangka panjang atau dalam harta lain-lain jangka panjang. Ad. 2. Berdasarkan Sumber atau Sebab Terjadinya Piutang Piutang berdasarkan sebab atau sumber terjadinya piutang dapat diklasifikasikan menjadi : a. Piutang dagang atau piutang usaha Piutang dagang trade receivable adalah hak menagih yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi ekstern perusahaan. Pada umumnya piutang dagang ini mempunyai jumlah yang paling besar dibandingkan dengan piutang yang lain. Di samping jumlahnya yang besar piutang ini mempunyai banyak kemungkinan untuk diselewengkan. Oleh karena itu piutang dagang memerlukan pengawasan yang lebih jika dibandingkan jumlah piutang yang lain. Dalam hal ini pelunasan piutang akan diterima dalam jangka waktu yang relatif singkat biayanya dalam jangka waktu satu periode akuntansi. Karena itu piutang dagang dikelompokkan dalam elemen harta lancar. b. Piutang non dagang atau piutang lain-lain Piutang non dagang adalah piutang yang timbul karena transaksi-transaksi selain penjualan barang atau jasa. Yang termasuk ke dalam kelompok piutang non dagang ialah segala macam piutang dari transaksi-transaksi yang tidak secara langsung berhubungan dengan penjualan barang dan jasa, meliputi : 1. Piutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman 2. Piutang kepada perusahaan asuransi 3. Pembayaran pajak yang terlalu besar 4. Pembayaran di muka untuk pembelian-pembelian 5. Deviden dan piutang bunga 6. Uang iuran untuk modal saham 7. Penjualan saham-saham 8. Tuntutan atas potongan harga Ad. 3. Berdasarkan Bentuk Perjanjian Piutang berdasarkan bentuk perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi : a Piutang Wesel Yaitu meliputi semua piutang yang didukung oleh surat perjanjian piutang wesel untuk membayar piutang tersebut. Jenis piutang ini dinegosiasikan, yaitu dapat ditransfer secara sah melalui endorsement dan penyerahan. Ini berarti bahwa wesel tersebut setelah adanya endorsement disaat wesel tersebut jatuh tempo. Biasanya dapat didiskontokan ke bank sehingga dianggap lebih likuid lancar dari jenis piutang lancar lainnya. 1. Berdasarkan bunganya a. Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur dalam surat perjanjiannya. b. Piutang wesel tanpa bunga, yaitu piutang wesel secara explisit tidak mencantumkan tingkat bunga atas wesel tersebut 2. Berdasarkan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. a. Piutang wesel biasa, yaitu yang belum dijual. b. Piutang wesel yang belum didiskontokan, yaitu piutang wesel yang lebih dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali apabila jatuh tempo debitur tidak membayar utangnya. b Piutang non wesel Piutang non wesel, adalah meliputi semua piutang yang tidak didukung oleh surat perjanjian tertulis untuk membayar piutang tersebut pada tanggal yang sudah ditetapkan. Adapun jenis-jenis piutang yang terdapat pada PT. Mopoli Raya adalah : 1. Piutang usaha pada pihak ketiga, yaitu merupakan tagihan kepada pihak ketiga atas penjualan minyak kelapa sawit CPO, inti kelapa sawit kernel, dan penjuatan latex. Piutang usaha tersebut dijadikan jaminan atas pinjaman jangka panjang pada Bank Mandiri. 2. Piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu merupakan piutang rekening koran pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berasal dari transaksi pembelian suku cadang, pupuk, serta biaya-biaya untuk keperluan kebun. 3. Piutang lain-lain, yaitu piutang kepada pegawai perusahaan yang pelunasannya dilakukan dengan pemotongan gaji pegawai.

C. Prosedur piutang