Analisis Kebutuhan Sistem KESIMPULAN DAN SARAN

3.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. 3.3.1 Kebutuhan Fungsional Fungsional Sistem adalah aktivitas dan pelayanan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem yang dapat berupa input, output, proses maupun data yang tersimpan. Dalam penelitian ini Fuctional Requitment harus dapat: 1. Sistem harus mampu melakukan diagnosis penyakit anemia serta menampilkan hasil diagnosis dengan mengimplementasikan metode Dempster-Shafer. 2. Sistem dapat memberikan pengetahuan seputar penyakit anemia . 3. Sistem dapat melakukan update data. 3.3.2. Kebutuhan Non Fungsional Non Fungsional Sistem adalah karakteristik atau batasan yang menentukan kepuasan sebuah sistem seperti kinerja, kemudahan penggunaan, anggaran, tenggat waktu serta dokumentasi yang mampu bekerja tanpa mengganggu fungsionalitas perangkat lunak lainnya. Non Fungsional System dari perangkat lunak yang dibangun dalam aplikasi ini adalah: 1. Mudah digunakan User friendly Sistem yang akan dibangun harus user friendly, artinya bahwa sistem mudah digunakan oleh user dengan tampilan interfa ce yang sederhana dan mudah dimengerti. 2. Menjadi Referensi Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu menjadi referensi bagi user untuk mendapatkan hasil diagnosis penyakit khususnya penyakit anemia. Universitas Sumatera Utara 3. Pelayanan Kecepatan dari pada sistem yang dibangun dapat membantu kebutuhan user dengan pertanyaan-pertanyaan yang diterapkan serta sistem yang akan dibangun dibuat sederhana mungkin dengan tidak menghilangkan kehandalan sistem sehingga memudahkan penggunaan sistem pakar. 3.3.3 Sumber Informasi Data mengenai penyakit anemia yaitu pengertian jenis penyakit, gejala, penyebab serta penanganannya yang didapat dari buku, artikel, dan situs internet. Selain itu informasi mengenai jenis penyakit anemia dari Bagian Divisi Hematologi dan Onkologi Medik RS. H. Adam Malik Medan yaitu Dr. Heny Syahrini Sp.PD yang memberikan bimbingan dan pengarahan sekaligus sebagai pakar dalam identifikasi penyebab penyakit anemia. 3.3.4 Identifikasi Masalah Langkah pertama dalam mengembangkan aplikasi adalah mengidentifikasikan masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah dengan mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu, adapun masalah-masalah yang akan diambil dalam aplikasi untuk mengidentifikasi penyebab penyakit pada anemia. 3.3.5 Cara Kerja Sistem Pakar yang Dibuat Aplikasi sistem pakar yang dibangun memiliki cara kerja untuk menghasilkan suatu keluaranoutput kemungkinan penyakit yang diderita pasien dan terapi yang direkomendasikan berdasarkan basis pengetahuan. Metode penalaran yang akan diadopsi adalah metode Forward Chaining dimana penelusuran dimulai dari keadaan awal berupa informasi gejala-gejala yang merupakan fakta yang dialami pasien. Untuk mendapatkan kepercayaan atas gejala yang diberikan pasien, maka setiap gejala akan diberikan nilai kepercayaan berupa nilai densitas yang bernilai antara 0 – 1 untuk setiap gejala penyakit. Misalnya gejala Perdarahan gusi dan sebagainya, nilai densitas untuk kemungkinan penyakit Anemia Aplastik adalah 0,8, kemungkinan penyakit Anemia Defisiensi Besi adalah 0,3, penyakit anemia penyakit kronis 0,4 dan anemia Universitas Sumatera Utara hemolitik 0,8, untuk gejala badan lemah, nilai densitas untuk kemungkinan anemia aplastik adalah 0,3, kemungkinan penyakit defisiensi besi adalah 0,8, anemia penyakit kronis 0,8 dan anemia hemolitik 0,8 data nilai densitas untuk setiap penyakit dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.1 Nilai densitas untuk setiap gejala penyakit pada anemia Gejala Klinis Nilai Densitas Anemia Aplastik Anemia Defisiensi Besi Anemia Penyakit Kronis Anemia Hemolitik Perdarahan Gusi dan Sebagainya 0,8 0,3 0,4 0,8 Badan Lemah 0,3 0,8 0,8 0,8 Pusing 0,8 0,8 0,8 0,6 Jantung Berdebar-debar 0,4 0,6 0,8 0,3 Sesak Nafas 0,6 0,7 0,8 0,6 Demam 0,3 0,4 0,6 0,9 Kuku Menjadi Rapuh, bergaris- garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok 0,2 0,9 0,2 0,6 Permukaan Lidah Melicin dna mengkilap 0,5 0,9 0,2 0,6 Nyeri Menelan karena kerusakan epitel hipofaring 0,1 0,8 0,1 0,2 Keinginan Makan yang tidak lazim seperti tanah, 0,2 0,8 0,1 0,1 Universitas Sumatera Utara es,lem dll Badan Kuning 0,1 0,1 0,1 0,9 Pucat di Bawah Kelopak Mata 0,8 0,8 0,8 0,8 Pembengkakan limpa 0,7 0,6 0,5 0,8 Luka disudut bibir 0,6 0,8 0,4 0,3 Lebam-lebam 0,8 0,5 0,5 0,4 Riwayat Batuk Darah 0,5 0,7 0,5 0,3 Riwayat BAB Hitam 0,6 0,8 0,6 0,5

3.4 Pemodelan Sistem