Rangkuman Ukuran Koin dengan Variasi Massa dan Tinggi Benda Jatuh

pula kedalaman penetrasinya yang ditimbulkannya. Jadi semakin kecil kelonggaran antara pons dengan cetakan, dibutuhkan massa beban benda jatuh bebas yang lebih besar. 4.1.5. Batas toleransi diameterukuran koin yang diijinkan. Bila dilihat Tabel 1 s.d 4 Lampiran 4 diameterukuran koin yang teresar adalah 22,034 mm dan yang terkecil adalah 22,020 mm. Menurut Budiarto [2] ukuran koin beracu pada ukuran cetakan, sedang ukuran pons menyesuaikan sesuai dengan besar kelonggaran yang diberikan. Maka diameter nominal cetakan maksimum adalah 22,005 mm. Sehingga toleransi terkecil ukuran koin adalah 22,020 mm - 22,005 mm = 0,015 mm; dan toleransi terbesar adalah 22,034 mm - 22,005 mm = 0,029 mm. Batas toleransi menurut Lange K., [3] sebesar 0,06 mm Lampiran 6. Berdasarkan toleransi hasil produk pembuatan koin semua bisa diterima. .

4.2. Rangkuman Ukuran Koin dengan Variasi Massa dan Tinggi Benda Jatuh

4.2.1. Rangkuman ukuran koin dengan variasi massa, kecepatan benda jatuh Dari data hasil pembuatan koin aluminium untuk masing-masing variasi kelonggaran, besar massa dan ketinggian beban benda jatuh seperti yang tertera pada Tabel 1 s.d 4 Lampiran 4, hasilnya dirangkum seperti pada Tabel 4.3 Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. Tabel 4.3 Rangkuman Ukuran Koin dengan Variasi Massa, Kecepatan Benda No. Massa Kecepatan Ukuran Koin dengan Kelonggaran Pons Benda Benda Jatuh kg Bebas ms 2,0 2,3 3,0 4,5 8,7 1 2,0 7,0 22,028 22,032 22,027 22,020 22,030 6,26 22,030 22,033 22,026 22,021 22,031 5,42 22,029 22,034 22,028 22,022 22,031 4,43 22,031 22,033 22,025 22,021 22,030 3,13 - - - - - 2 2,3 7,0 22,031 22,033 22,030 22,021 22,031 6,26 22,032 22,034 22,028 22,022 22,030 5,42 22,028 22,033 22,028 22,023 22,030 4,43 22,031 22,032 22,028 22,022 22,030 3,13 - - - - - 3 3,0 7,0 22,031 22,033 22,028 22,022 22,028 6,26 22,032 22,034 22,028 22,024 22,031 5,42 22,028 22,031 22,030 22,025 22,031 4,43 22,031 22,033 22,030 22,022 22,029 3,13 - - - - - 4 4,5 7,0 22,031 22,032 22,030 22,024 22,028 6,26 22,033 22,031 22,030 22,026 22,030 5,42 22,030 22,033 22,030 22,022 22,029 4,43 22,033 22,032 22,031 22,023 22,029 3,13 - - - - - 5 8,7 7,0 22,031 22,034 22,027 22,023 22,030 6,26 22,033 22,033 22,028 22,023 22,031 5,42 22,034 22,032 22,027 22,024 22,029 4,43 22,034 22,034 22,027 22,025 22,030 3,13 22,034 22,032 22,032 22,025 22,030 Sumber: Hasil penelitian Pada tabel-tabel tersebut akan diperlihatkan ukuran rata-rata koin dengan tingkat kelonggaran antara pons dengan cetakan pada masing-masing variasi massabenda dan kecepatan benda jatuh bebas. Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. 4.2.2. Grafik massa dan ketinggian beban benda jatuh bebas Dari Tabel 4.3 dapat dibuat grafik hubungan massa dan ketinggian beban benda jatuh bebas pada masing-masing tingkat kelonggaran pons. Grafik dan penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 4.7 s.d 4.11. 4.2.2.1. Benda jatuh bebas dengan massa 2,0 kg BENDA JATUH BEBAS DENGAN MASSA 2,0 KG 22.018 22.02 22.022 22.024 22.026 22.028 22.03 22.032 22.034 22.036 2 4 6 8 Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D iam eter Ko in m m Kelonggaran 2 Kelonggaran 4 Kelonggaran 6 Kelonggaran 8 elonggaran 10 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Massa 2,0 kg Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa untuk massa benda 2,0 kg diameter koin yang mendekati ukuran nominal cetakan ada pada kelonggaran pons dan cetakan 8 , sedang berturut-turut pada kelonggaran 6 , 2, 10 dan yang paling menjauhi adalah kelonggaran 4 . 4.2.2.2. Benda jatuh bebas dengan massa 2,3 kg Pada Gambar 4.8, bahwa untuk massa benda 2,3 kg diameter koin yang mendekati ukuran nominal cetakan ada pada kelonggaran pons dan cetakan 8 , sedang berturut-turut pada kelonggaran 6 , 2, 10 dan yang paling menjauhi adalah kelonggaran 4 . Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. BENDA JATUH BEBAS DENGAN MASSA 2,3 KG 22.02 22.022 22.024 22.026 22.028 22.03 22.032 22.034 22.036 2 4 6 8 Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D iam et e K o in m m Kelonggaran 2 Kelonggaran 4 Kelonggaran 6 Kelonggran 8 Kelonggaran 10 Gambar 4.8 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Massa 2,3 kg 4.2.2.3. Benda jatuh bebas dengan massa 3,0 kg BENDA JATUH BEBAS DENGAN MASSA 3,0 KG 22.02 22.022 22.024 22.026 22.028 22.03 22.032 22.034 22.036 2 4 6 8 Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms Di a m eter Ko in m m Kelonggaran 2 Kelonggaran 4 Kelonggaran 6 Kelonggaran 8 Kelonggaran 10 Gambar 4.9 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Massa 3,0 kg Gambar 4.9 memperlihatkan bahwa untuk massa benda 3,0 kg diameter koin yang mendekati ukuran nominal cetakan ada pada kelonggaran pons dan Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. cetakan 8 , sedang berturut-turut pada kelonggaran 6 , 2, 10 dan yang paling menjauhi adalah kelonggaran 4 . 4.2.2.4.Grafik hubungan ukuran koin dengan variasi kelonggaran, massa 4,5 kg BENDA JATUH BEBAS DENGAN MASSA 4,5 KG 22.02 22.022 22.024 22.026 22.028 22.03 22.032 22.034 2 4 6 8 Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D iam et er K o in m m Kelonggaran 2 Kelonggaran 4 Kelonggaran 6 Kelonggaran 8 Kelonggaran 10 Gambar 4.10 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Massa 4,5 kg Untuk massa benda 4,5 kg diameter koin yang mendekati ukuran nominal cetakan ada pada kelonggaran pons dan cetakan 8 , sedang berturut-turut pada kelonggaran 10 , 6 , 2 dan yang paling menjauhi adalah kelonggaran 4 . 4.2.2.5. Grafik hubungan ukuran koin dengan variasi kelonggaran, massa 8,7 kg Pada Gambar 4.11 untuk massa benda 8,7 kg diameter koin yang mendekati ukuran nominal cetakan ada pada kelonggaran pons dan cetakan 8 , sedang berturut-turut pada kelonggaran 6 , 10 , 4 dan yang paling menjauhi adalah kelonggaran 2 . Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. BENDA JATUH BEBAS DNGAN MASSA 8,7 KG 22.022 22.024 22.026 22.028 22.03 22.032 22.034 22.036 2 4 6 8 KKecepatan Benda jatuh Bebas ms D ia m et er K o in m m Kelonggaran 2 Kelonggaran 4 Kelonggaran 6 Kelonggaran 8 elonggaran 10 Gambar 4.11 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Massa 8,7 kg 4.2.3. Urutan pendekatan ukuran diameter nominal cetakan Dari Gambar 4.7 s.d 4.11 hasil pembuatan koin berdasarkan massa benda jatuh bebas dapat ditentukan pada tingkat kelonggarannya untuk menentukan pendekatan ukuran nominal cetakan Tabel 4.4. Tabel 4.4 Urutan Pendekatan Ukuran Nominal Cetakan dengan Variasi Massa No. Massa Benda Urutan Pendekatan UkuranDiameter Benda Nominal Cetakan kg 2 4 6 8 10 1 2,0 3 5 2 1 4 2 2,3 3 5 2 1 4 3 3,0 4 5 2 1 3 4 4,5 4 5 3 1 2 5 8,7 5 4 2 1 3 Sumber: Hasil penelitian Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. Angka 1 satu yang tertera pada daerah urutan pendekatan ukurandiameter nominal cetakan menyatakan urutan hasil diameterukuran koin yang terkecil atau ukurannya mendekati ukuran nominal cetakan, demikian selanjutnya dengan angka 2, 3, 4, dan 5, menunjukkan ukuran yang lebih besar atau yang menjauhi ukuran diameter nominal cetakan. Massa benda jatuh bebas cenderung tidak terlalu mempengaruhi ukurandiameter hasil pembuatan koin terhadap kelonggaran pons dengan cetakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4, secara umum dengan variasi massa untuk tingkat kelonggaran yang berbeda hasilnya tidak terlalu jauh berbeda. Penjelasan Tabel 4.4 dapat dilihat sebagai berikut: 1. Urutan pendekatan ukurandiameter nominal cetakan pada kelonggran pons 8 , untuk massa benda jatuh bebas 2,0 kg; 2,3 kg; 3,0 kg; 4,5 kg; dan 8,7 kg, semuanya berada pada tingkatan 1 satu, artinya adalah untuk pons yang mempunyai kelonggaran 8 , hasil diameterukuran koin adalah yang terkecil atau ukurannya mendekati ukuran nominal cetakan. 2. Untuk kelonggaran pons 6 , urutan pendekatan hampir semua berada pada tigkatan 2 dua kecuali pada massa benda jatuh bebas pada 4,5 kg yaitu pada tingkatan 3 tiga, artinya adalah untuk pons yang mempunyai kelonggaran 6 , hasil diameterukuran koin adalah nomor dua yang terkecil atau ukurannya mendekati ukuran nominal cetakan. Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. 3. Kemudian apabila dilihat pada kelonggaran pons lainnya secara berurutan berada pada kelonggaran 10 , 2 dan yang terbedar adalah pada kelonggran 4 . 4.2.4. Hasil pemotongan dan patahan sisi koin Hasil pemotongan dan patahan sisi koin pada koin aluminium dapat dilihat dengan alat mikroskop digital. Pada Gambar 4.12 adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan di laboratorium yang mewakili dari sampel koin yang dibuat. a b Gambar 4.12 Hasil Pemotongan Sisi Koin Hasil Gambar 4.12 memperlihatkan akibat pemotongan burnish atau smooth- sheared daerahnya lebih luas nampak lebih halus dan mengkilap, sedang pada daerah patahan fractured zone, panjang dan daerahnya lebih kecil. Suatu sampel contoh seperti Gambar 4.12 a panjang daerah patahan sebesar 355,556 m dan pada Gambar 4.12 b sebesar 365,873 m atau sekitar 0,18 bagian dari ketebalan Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. bahan koin atau 18 mengalami patahan. Sedang menurut Brolund T., [4], untuk material lunak seperti bahan aluminium dipotong dengan pons akan menghasilkan setengah bagian dari ketebalan atau 50 mengalami patahan dan sisanya mengalami potongan. Maka hasil yang diperoleh patahannya jauh lebih kecil dari teori. Hal ini menurut peneliti disebabkan oleh pembuatan koin dengan beban benda jatuh bebas, sehingga kecepatan pemotongannya lebih besar, maka pengaruh kecepatan yang lebih besar akan mempengaruhi hasil pemotongan pada sisi koin. Bila dilihat pada Tabel 1 s.d 4 Lampiran 4, pada kolom Pengamatan Bentuk Kondisi Koin terdapat pada bagian tertentu ada penilaian sedang hal ini disebabkan karena pada beberapa hasil pembuatan koin sisinya mengalami patahan mendekati setengah bagian. lihat kriteria pada sub Bab. 3.5.6.1 halaman 74 s.d 77. 4.2.5. Hasil pengukuran kondisi terbentuknya sisi dan tingginya burr burr height burr height a Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. b c burr height burr height burr height d Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. burr height e Gambar 4.13 Hasil Pengambilan Gambar Burr Height pada Koin Aluminium Hasil pengambilan gambar burr height pada beberapa sampel koin aluminium seperti yang terlihat pada Gambar 4.13 a s.d e sangat bervariasi. Burr height p ada Gambar 4.13 a. 193,519 m; b. 35,185 m; c. 26,852 m; d. 95,370 m, dan e 37,037 m. Jadi burr height yang terbesar dari sampel-sampel tersebut 193,519 m atau sekitar 0,193 mm. Data ini diambil untuk menentukan apakah pembuatan koin aluminium dapat diterima atau gagal. Pada Gambar 4.14 akan diperlihatkan gabungan Gambar 3.24 dan penjelasan Gambar 4.12 dan 4.13 a,b,c,d dan e. Diperlihatkan bahwa penguluran keretakan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.12 sebesar 18 , sedang burr height yang terbesar pada Gambar 4.13 adalah 0,193 mm. Hubungkan kedua garis tersebut, maka pada perpotongan garis pertemuan menunjukkan suatu posisi seperti yang terlihat pada Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008. Gambar 4.14. dilihat pada posisi tersebut menunjukkan bahwa pembuatan koin aluminium tergolong pada daerah safe atau hasilnya dapat diterima. Gambar 4.14 Hasil Pembuatan Koin Aluminium yang Dapat Diterima Berdasarkan Burr Height

4.3. MenentukanPengukuran Gaya Impak dengan Load Cell

Dokumen yang terkait

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas Dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

5 80 96

Pengukuran Helmet Sepeda Motor Yang Dikenai Beban Impak Menggunakan Metode Jatuh Bebas

3 70 99

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

2 69 96

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 13

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 2

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 6

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 11

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 1

DESAIN BENTUK DAN ANALISIS STRUKTUR BATAKO BAHAN KOMPOSIT BUSA BETON (CONCRETE FOAM) TERHADAP BEBAN IMPAK JATUH BEBAS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH 14.5 SKRIPSI

0 0 10

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.1

0 0 13