BAB 4 HASIL DAN ANALISIS
Sebelum menentukan suatu kesimpulan dari hasil pembuatan koin maka dilakukan analisis atau pembahasan dari hasil-hasil data pengukuran dan pengamatan
dari hasil pembuatan koin aluminium dari variasi massa, jarak jatuh beban benda jatuh bebas dan kelima pons yang mempunyai kelonggaran yang berbeda. Maka dari
hasil yang diperoleh dari Tabel 1 s.d 25 pada Lampiran 3, hasil rangkuman datanya dapat dilihat pada Tabel 1 s.d 5 di Lampiran 4, yaitu rangkuman hasil ukuran koin
untuk masing-masing kelonggaran. Untuk memudahkan analisis dari tabel-tabel tersebut dibuatkan pula grafik-grafik yang saling berhubugan dan terakhir dari hasil
analisis akan dapat diambil suatu kesimpulan yang akan dicantumkan pada Bab 5.
4.1. Rangkuman Hasil Koin Aluminium Berdasarkan Tingkat Kelonggaran
4.1.1. Rangkuman hasil ukuran koin untuk masing-masing kelonggaran Dari data hasil pembuatan koin aluminium untuk masing-masing variasi
kelonggaran, besar massa dan ketinggian beban benda jatuh dapat dilihat pada Tabel 1 s.d 5. Hasil Ukuran Koin Aluminium untuk Kelonggaran Lampiran 4.
Pada tabel-tabel tersebut akan diketahui ukuran rata-rata koin, hasil bentuk atau kondisi koin yang diamati melalui mikroskop digital dan kaca pembesar serta ada
pembentukan koin yang gagal dan besar kedalaman penetrasi pons ke dalam pelat
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
aluminium. Dari tabel-tabel tersebut dapat dibuat grafik hubungan kelonggaran pons dengan cetakan, seperti yang digambarkan pada Gambar 4.1 s.d 4.5.
4.1.2. Grafik kelonggaran pons dengan cetakan
4.1.2.1. Kelonggoran pons dengan cetakan 2 Dari Tabel 1 pada Lampiran 4 dapat dibuat grafik kelonggoran pons dengan
cetakan 2 yaitu hubungan antara pengaruh kecepatan benda jatuh bebas dengan ukuran koin dari masing-masing massa benda.
KELONGGARAN PONS DENGAN CETAKAN 2
22.025 22.026
22.027 22.028
22.029 22.03
22.031 22.032
22.033 22.034
22.035
2 4
6 8
Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D
iam e
ter K o
in m
m
Massa 2,0 kg Massa 2,3 kg
Massa 3,0 kg Massa 4,5 kg
Massa 8,7 kg
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Kelonggaran Pons 2
Pada Gambar 4.1 terlihat hasil pembuatan koin atau diameter koin untuk kelonggaran pons dengan cetakan sebesar 2 , diameter koin yang terkecil sebesar
22,026 mm yaitu pada massa benda jatuh 2,3 kg, sedang diameter terbesar sebesar 22,034 mm yaitu pada massa benda jatuh pada 8,7 kg. Dari variasi massa benda
jatuh bebas, hasil pembuatan koin yang mempunyai diameter rata-rata dan
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
mendekati diameter nominal cetakan adalah pada massa 2,3 kg, kemudian berturut- turut adalah massa 2,0 kg; 3,0 kg; 4,5 kg dan paling yang menjauhi adalah massa
8,7 kg.
4.1.2.2. Kelonggoran pons dengan cetakan 4
KELONGGARAN PONS DENGAN CETAKAN 4
22.03 22.031
22.032 22.033
22.034 22.035
2 4
6 8
Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D
iam et
er K
o in
m m
Massa 2,0 kg Massa 2,3 kg
Massa 3,0 kg Massa 4,5 kg
Massa 8,7 kg
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Kelonggaran Pons 4
Sama halnya dengan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.2, bahwa hasil pembuatan koin untuk kelonggaran 4 , diameter koin yang terkecil sebesar 22,031
mm yaitu pada massa benda jatuh 3,0 kg dan 4,5 kg, sedang diameter terbesar 22,034 mm yaitu pada massa benda jatuh pada 2,0 kg; 2,3 kg; 3,0 kg; dan 8,7 kg. Dari
variasi massa benda jatuh bebas, hasil pembuatan koin yang mempunyai diameter rata-rata dan mendekati diameter nominal cetakan adalah pada massa 4,5 kg,
kemudian berturut-turut adalah massa 3,0 kg; 8,7 kg; 2,0 kg; dan paling yang menjauhi adalah massa 2,3 kg.
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
4.1.2.3. Kelonggoran pons dengan cetakan 6 Gambar 4.3 untuk hasil pembuatan koin untuk kelonggaran 6 ,
diameter koin yang terkecil sebesar 22,025 mm yaitu pada massa benda jatuh 2,0 kg, sedang diameter terbesar 22,031 mm yaitu pada massa benda jatuh pada 4,5 kg.
Dari variasi massa benda jatuh bebas, hasil pembuatan koin yang mempunyai diameter rata-rata dan mendekati diameter nominal cetakan adalah pada massa 2,0
kg, kemudian berturut-turut adalah massa 8,7 kg; 2,3 kg; 3,0 kg; dan paling yang menjauhi adalah massa 4,5 kg.
KELONGGARAN PONS DENGAN CETAKAN 6
22.024 22.025
22.026 22.027
22.028 22.029
22.03 22.031
22.032
2 4
6 8
Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D
iam eer
K o
in m
m
Massa 2,0 kg Masa 2,3 kg
Massa 3,0 kg Massa 4,5 kg
Massa 8,7 kg
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Kelonggaran Pons 6
4.1.2.4. Kelonggoran pons dengan cetakan 8 Pada Gambar 4.4 hasil pembuatan koin untuk kelonggaran 8 , diameter
koin yang terkecil sebesar 22,020 mm yaitu pada massa benda jatuh 2,0 kg, sedang diameter terbesar 22,026 mm yaitu pada massa benda jatuh pada 4,5 kg. Dari variasi
massa benda jatuh bebas, hasil pembuatan koin yang mempunyai diameter rata-rata
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
dan mendekati diameter nominal cetakan adalah pada massa 2,0 kg, kemudian berturut-turut adalah massa 2,3 kg; 4,5 kg; 8,7 kg dan yang terjauh adalah massa
3,0 kg.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Kelonggaran Pons 8
4.1.2.5. Kelonggoran pons dengan cetakan 10
KELONGGARAN PONS DENGAN CETAKAN 10
22.027 22.028
22.029 22.03
22.031 22.032
2 4
6 8
Kecepatan Benda Jatuh Bebas ms D
iam et
er K
o in
m m
Massa 2,0 kg Massa 2,3 kg
Massa 3,0 g Massa 4,5 kg
Massa 8,7 kg
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Ukuran Koin dengan Kecepatan Benda Jatuh Bebas pada Kelonggaran Pons 10
Untuk kelonggaran 10 pada Gambar 4.5 hasil pembuatan koin, diameter koin yang terkecil sebesar 22,028 mm yaitu pada massa benda jatuh 4,5 kg, sedang
diameter terbesar pada 22,031 mm yaitu pada massa benda jatuh pada 2,0 kg; 2,3
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
kg; 3,0 kg; dan 8,7 kg. Dari variasi massa benda jatuh bebas, hasil pembuatan koin yang mempunyai diameter rata-rata dan mendekati diameter nominal cetakan adalah
pada massa 4,5 kg, kemudian berturut-turut adalah massa 3,0 kg; 8,7 kg; 2,3 kg dan paling yang menjauhi adalah massa 2,0 kg.
4.1.3. Rangkuman pendekatan diameter nominal cetakan terhadap kelonggaran
Dari Tabel 1 s.d 4 pada Lampiran 4 dapat ditentukan diameterukuran koin yang mendekati diameter nominal cetakan ukurandiameter yang terkecil pada
kelonggaran pons dengan cetakan. Rangkuman hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pendekatan Diameter Nominal Cetakan Terhadap Kelonggaran
No. Kelonggaran Pons DiameterUkuran Rata- Urutan Pendekatan dengan Cetakan Rata Koin mm Ukuran Nominal
1 2 22,031 4 2 4 22,033 5
3 6 22,028 2
4 8 22,024 1 5 10 22,030 3
Sumber: Hasil penelitian Ukurandiameter koin yang mendekati diameter nominal cetakan terhadap
kelonggaran pons dengan cetakan ukurandiameter yang terkecil adalah pada tingkat kelonggaran 8 , dan secara berurutan pada kelonggaran 6 , 10 , 2 dan
terbesar pada 4 . Hasilnya sangat variatif dan tidak berurutan secara normal. Dari data di atas kelonggaran relatif yang lebih besar menghasilkan diameterukuran koin
yang lebih kecil dan demikian pula sebaliknya.
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
4.1.4. Pembuatan koin aluminium yang gagal dibentuk berdasarkan kelonggaran 4.1.4.1.Rangkuman hasil gagal dibentuk
Dari Tabel 1 s.d 4 data hasil pembuatan koin aluminium Lampiran 4, hasil rangkuman lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2. Bahwa benda jatuh pada
ketinggian 0,5 m untuk semua beban kecuali pada beban 8,7 kg semua koin gagal terbentuk. Namun pons mampu malakukan penetrasi ke dalam pelat aluminium
dengan kedalaman yang bervariasi. Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Pembuatan Koin Aluminium yang Gagal Dibentuk
Ukuran Ketinggian Massa Benda Kedalaman Penetrasi Pons dengan Jatuh Jatuh Bebas Pons pada Pelat
Kelonggaran m kg mm 2 0,5 2,0 0,7
2,3 0,75 3,0 0,86
4,5 1,18 4 0,5 2,0 0,8
2,3 0,92 3,0 1,06
4,5 1,36 6 0,5 2,0 0,84
2,3 0,92 3,0 1,14
4,5 1,40 8 0,5 2,0 0,88
2,3 0,94 3,0 1,16
4,5 1,54 10 0,5 2,0 0,90
2,3 0,98 3,0 1,16
4,5 1,58
Sumber: Hasil penelitian
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
4.1.4.2. Grafik hasil pembuatan koin aluminium yang gagal dibentuk Dari Tabel 4.2 dibuat grafik yang tujuannya agar dapat dilihat lebih jelas lagi
perbandingan penetrasi yang ditimbulkan oleh pengaruh kelonggaran, massa terhadap ketinggian benda jatuh bebas pada pelat. Maka hasilnya dapat dilihat
pada Gambar 4.6.
Grafik Hubungan Kedalaman Penetrasi Terhadap Beban Benda Jatuh Bebas
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8
1 2
3 4
5
Beban Benda Jatuh Bebas kg Ke
d a
la m
a n
P e
n e
tr a
s i
mm
Kelonggaran 2 Kelonggaran 4
Kelonggaran 6 Kelonggaran 8
Kelonggaran 10
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara Kedalaman Penetrasi Terhadap Beban Benda Jatuh Bebas pada Kelonggran yang Bervariasi
Dari Gambar 4.6 terlihat dengan jelas, ada beberapa hal yang dapat dianalisis dari grafik tersebut. Pertama penetrasi pons terhadap pelat aluminium yang terkecil
terdapat pada kelonggaran pons dan cetakan 2 dan seterusnya pada kelonggaran 4, 6 , 8 dan terbesar ada pada kelonggaran 10 . Atau dengan kata lain untuk
masing-masing beban benda jatuh bebas sama, ternyata kedalaman penetrasi terkecil pada kelonggaran 2 dan yang terbesar ada pada kelonggaran 10 . Kedua untuk
masing-masing kelonggaran, semakin besar beban benda jatuh bebas, semakin besar
Abdul Basir : Analisis Hasil Pembuatan Koin Aluminium Dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas. USU e-Repository © 2008.
pula kedalaman penetrasinya yang ditimbulkannya. Jadi semakin kecil kelonggaran antara pons dengan cetakan, dibutuhkan massa beban benda jatuh bebas yang lebih
besar.
4.1.5. Batas toleransi diameterukuran koin yang diijinkan.
Bila dilihat Tabel 1 s.d 4 Lampiran 4 diameterukuran koin yang teresar adalah 22,034 mm dan yang terkecil adalah 22,020 mm. Menurut Budiarto [2]
ukuran koin beracu pada ukuran cetakan, sedang ukuran pons menyesuaikan sesuai dengan besar kelonggaran yang diberikan. Maka diameter nominal cetakan
maksimum adalah 22,005 mm. Sehingga toleransi terkecil ukuran koin adalah 22,020 mm - 22,005 mm = 0,015 mm; dan toleransi terbesar adalah 22,034 mm -
22,005 mm = 0,029 mm. Batas toleransi menurut Lange K., [3] sebesar 0,06 mm Lampiran 6. Berdasarkan toleransi hasil produk pembuatan koin semua bisa
diterima. .
4.2. Rangkuman Ukuran Koin dengan Variasi Massa dan Tinggi Benda Jatuh