Tabel Tabel 2.1 Bontrager, 2010. Nilai
CT
pada jaringan yang berbeda penampakannya pada layar monitor. Tipe Jaringan
Nilai CT HU Penampakan
Tulang Otot
Materi putih Materi abu-abu
Darah CSF
Air Lemak
Paru Udara
+1000 +50
+45 +40
+20 +15
-100 -200
-1000 Putih
Abu-abu Abu-abu menyala
Abu-abu Abu-abu
Abu-abu Abu-abu gelap kehitam
Abu-abu gelap kehitam Hitam
2.8 Definisi Kualitas Radiografi.
Mutu gambar secara radiografi
radiographic quality
biasa diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan suatu gambar radiografi memperlihatkan
struktur anatomi dari organ tubuh yang diperiksa. Suatu Radiograf yang benar-benar dapat mereproduksi kembali gambaran struktur
anatomi dan jaringan-jaringan adalah dikatakan sebagai radiograf berkualitas tinggi atau ”
high-quality radiograph
” demikian pula sebaliknya atau biasa disebut dengan ”
poor-quality radiograph
.Kualitas gambar radiografi kedokteran sangat
komplek dan konsep dasarnya akan selalu menjadi bahan diskusi yang menarik. Konsep ini mencakup tipe-tipe yang bermakna pada target maupun temuan yang
menjelaskan terjadinya latar belakang anatomi mengapa itu bisa terjadi. Parameter fisik dalam sistim radiografi yang dinilai dalam kualitas radiografi meliputi
densitas, kontras dan visibilitasdetail berperan dalam membedakan gambaran akhir radiografi dan tidak hanya berpengaruh pada kondisi kelainan yang
ditemukan tetapi juga pada gambaran anatomi normal. Aichinger, H et al Dari segi teknik kualitas radiografi sangat tergantung pada aspek fotoradiografi
dan geometrik, secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor film, faktor geometrik dan faktor obyek yang diperiksa.Bushong,SC
2.9 Faktor FilmReseptor.
Karakterisrik factor filmreseptor ini berkaitan erat dengan system dosis, energi,
noise
, DQE
detective quantum efficiency
dan
digitization Bit depth,
Matrix
.Tingkat paparan pada reseptor ditentukan oleh
optical density
yang dibutuhkan untuk diagnosis. Saat ini ada dua jenis reseptor yang digunakan dalam
pencitraan
x-ray
yaitu sistim
film-screen
dan digital detektor, kedua jenis reseptor tersebut mempunyai perbedaan karakteristik secara fisik diantaranya pada sistim
film-screen
paparan optimal berdasarkan
optical density
film yang digunakan dan ditetapkan sebagai
speed class
sistim
film screen
dalam ISO 9236-1 sebagai dasar paparan radiasi yang diperlukan untuk mencapai
optical density
1.0 pada film.
Speed
merupakan sensitifitas film yang ditetapkan sebagai : S=K0Ks, dimana K0 sama dengan 10-3Gy dan Ks adalah kerma udara pada kombinasi di samping
film screen
pada phantom spesifik untuk menghasilkan
optical density
1.0 diatas basis dan pelapis film. Untuk
Speed Class
atau sensitifitas
class
SC mempunyai nilai range seperti 6, 12, 25, 50, 100, 200, 400, 800, 1600, pada radiografi umum
menggunakan 200-800 sedangkan pada mammografi menggunakan SC 12 dan 25.
Noise granularity, quantum noise
dan resolusi yang dihasilkan tergantung
speed class
film.Jika noise rendah dan resolusi tinggi untuk keperluan gambar yang detail misalnya mammografi maka sistim
speed class
rendah yang digunakan dan dosis pada pasienobyek perlu ditingkatkan. Sedangkan pada digital detektor
Brightness
dan kontras pada pencitraan digital ini selalu tergantung paparan radiasi pada detektor, dalam arti lain tidak ada hubungan antara resolusi dengan
paparan. Resolusi terbentuk secara khusus oleh sistim geometri radiografi dan matrik serta ukuran
pixel
pada reseptor digital.
Overexposure
dan
underexposure
hanya dikenali pada
noise level quantum noise
gambar.
Brightness
dan kontras penting untuk dibedakan setelah proses digital pada data yang tersedia. Sementara
underexposure
bisa dikenali dengan meningkatnya
noise level
akantetapi
overexposure
tidak bisa dikenali dengan mudah pada tampilan gambar digital. Dosis yang tinggi akan menghasilkan kualitas gambar yang tinggi dengan
meningkatnya karakteristik
noise
tetapi akan memberi dampak yang kurang baik pada pasien. Aichinger, H et al
Pada film konvensional menggunakan dasar kimia fotosensitif menggunakan perak bromide yang peka terhadap radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang kurang dari 510 nm, tingkat sensitivitas tergantung pada panjang gelombang radiasi elektromagnetik, yang terbesar di sekitar 440-450 nm. Ketika
film terekspose radiasi elektromagnetik atau sinar-x akan terbentuk bayangan laten dan jika dilakukan proses pembentukan gambar maka akan timbul area
hitam, kehitamannya ini dapat diukur menggunakan densitometer sedangkan sensitometri adalah studi kuantitatif hubungan antara paparan dan respon film
dengan informasi yang diperoleh biasanya ditampilkan dalam bentuk kurva karakteristik. Sebelum membahas kurva karakteristik secara rinci harus
mempertimbangkan visibilitas informasi gambar.Visibilitas informasi gambar mencakup perbedaan kecerahan gambar
brightnes
s atau perbedaan kepadatan
density
.Jika perbedaan kepadatan gambar dari berbagai ekspose kurang dari sekitar 5 maka sulit untuk membedakannya.Perbedaan kepadatan dijelaskan
dalam hal kontras, dan untuk mengambil informasi gambar visual harus ada perbedaan kontras pada berbagai bagian gambar. Kepadatan hasil dari berbagai
eksposur intensitas radiasi yang diterima oleh film dari sinar X-ray yang memiliki pola karakteristik intensitas radiasi , jika diformulasikan maka:
D = log I
o
It ………………………………………..2.1
Dengan I
o
= cahaya yang masuk It = cahaya yang keluar
Area dengan kepadatandensitas tinggi ekspose tinggi akan lebih hitam dibandingkan densitas rendah ekspose rendah. Sebagai contoh Dbone = log
1500480 = 0,5 dan Dsoft = log 15002 = 2,9.4 Gambaran ekspose akan memperlihatkan perbedaan densitas hitam dan putih pada
film yang biasa disebut kontras. Perbedaan yang tajam pada densitas akan menghasilkan kontras yang tinggi, begitu pula sebaliknya pada perbedaan densitas
yang minimal akan menghasilkan kontras yang rendah. Kontras dipengaruhi oleh subyek yang diperiksa dan film. Pengaruh dari subyek terjadi karena perbedaan
attenuasi radiasi
x-ray
pada jaringan penyusun tubuh misalnya jaringan lemak, air,
glandula mammae dan lain-lain. Pada pengaruh film, pemilihan jenis film pada kasus-kasus tertentu bisa menguatkan kontras seperti pada gambar yang
difokuskan pada jaringan lunak. Untuk jenis film biasanya tanpa dan dengan
intensifying screen
.Jenkins D,J Faktor film lain yang berpengaruh pada produk radiografi adalah Latitude,
Latitude bermakna pengembangan luas untuk menentukan karakteristik film film latitude dan karakteristik yang berhubungan dengan ekspose latitude ekspose.
Pada radiodiagnostik latitude merupakan range eksposure yang menghasilkan densitas pada kisaran 0,5
– 2,5, sehingga pada film dengan latitude lebar akan menghasilkan tampilan gray scale yang panjang sedangkan latitude film yang
sempit akan menimbulkan gray scale yang pendek.
2.10 Makroradiografi