Dari rumus 2.3 didapatkan nilai magnifikasi atau pembesaran yang sesungguhnya
true magnification
yang ukurannya lebih besar dari pembesaran geometri. Pada gambar 2.3 penambahan ukuran bayangan Pembesaran yang
terjadi nilainya selain tergantung faktor magnifikasi geometri juga sebanding dengan ukuran fokal spot dan berbanding terbalik dengan ukuran objek.
2.12 Ketidaktajaman Geometri
Unsharpness Geometry
Hasil radiografi pembesaran gambar citra anatomi yang dihasilkan terproyeksi lebih besar dari struktur aslinya sehingga diharapkan detail anatomi
yang diperiksa akan terlihat dengan jelas, dalam arti detail kecil menjadi lebih jelas. Adanya jarak antara objek dengan film juga teknik radiografi makro
menghasilkan kontras gambar yang lebih baik, sebab secara tidak langsung teknik ini mempresentasikan teknik celah udara
air gap technique
.Kelemahan teknik radiografi ini adalah menurunkan ketajaman gambar disebabkan timbulnya
ketidaktajaman gambar yang disebabkan olehfaktor geometri. Faktor geometri pembentukan bayangan meliputi ukuran focal spots F, SID, OID dan SOD.
Gambar 2.4.Skema pembentukan ketidaktajaman geometry Akibat sumber sinar berupa bidang maka suatu objek dengan ukuran PQ gambar
2.4 akan terproyeksikan di film menjadi bayangan yang terdiri dari P’Q’ yang
merupakan pusat bayangan dikenal dengan istilah
umbra
bayangan sejati yang
dikelilingi bayangan RP’ dan Q’S yang dibentuk oleh beberapa titik dari focal spots yang disebut daerah
penumbra
setengah bayangan dengan densitas lebih rendah dan lebih kabur. Besarnya ketidaktajaman geometri pada prinsipnya adalah
menghitung lebar daerah penumbra RP’ atau Q’S. Dari gambar 2.4 dengan
rujukan gambar 2.3 maka ukuran penumbra RP’ atau Q’S yang disebut
ketidaktajaman geometri Ug dirumuskan : Ug = F
………………………………………….2.4 Dengan :
Ug = ketidak tajaman geometri
F = focal spot
SID = source image distance
OID = object image distance
Dari rumusan ini tampak jelas, ketidaktajaman geometri bertambah jika ukuran focus bertambah F dan jarak objek ke bayangan OID bertambah.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan di Rumah Sakit Bunda Thamrin dengan menggunakan alat X Ray Konvensional
dengan kapasitas 500 mA
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1. Alat penelitian
Penelitian ini menggunakan alat merk General eletrik Hualum Medical system buatan China dengan spesifikasi :
- Model : 5189248
- maximum KV : 150 kVp
- eq. Filtration : 1,5 mmAl 100kVp
- input rating : 24 V DC 6A
- Serial Number : 98227HL2
3.1.2. Bahan penelitian
- Stepwedge Stepwedge adalah alat standar untuk mengevaluasi rentang dinamis lintang dari
digital sistem pencitraan film. Step Wedge ini memberikan 11 scala tingkat densitas yang berbeda dimana setiap scala. Scala yang didapat dapat dapat
dievaluasi secara visual atau dengan menggunakan densitometer. stepwedge terbuat dari bahan almuniun alloy ukuran 14 x 6,5 cm