Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS PADA ANAK DI KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR

KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN TAHUN 2011

Oleh:

RIZKI ANINDITA PRATIWI MATONDANG 080100016

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS PADA ANAK DI KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR

KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN TAHUN 2011

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

RIZKI ANINDITA PRATIWI MATONDANG 080100016

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011

Nama : Rizki Anindita Pratiwi Matondang NIM : 080100016

Pembimbing, Penguji,

dr. Lita Feriyawati, M.Kes

NIP. 197002082001122001 NIP. 197610042001122002 dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes

NIP. 197604202003122001 dr. Rina Amelia, M.A.R.S

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP. 19540220198110100


(4)

ABSTRAK

Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh seseorang. Prevalensi obesitas pada anak terus meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial dan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit-penyakit komorbid seperti atherosklerosis, diabetes mellitus. Ibu mermiliki peranan besar pada pengasuhan pada anak sehingga pengetahuan ibu mengenai obesitas akan berdampak besar terhadap kejadian obesitas pada anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011 tentang obesitas pada anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 97

ibu yang dipilih secara concecutive sampling. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu tinjauan pustaka. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2010 memiliki gambaran pengetahuan yang cukup terhadap obesitas, 32% memiliki pengetahuan kurang dan 11,3% memiliki pengetahuan baik.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur adalah cukup.


(5)

ABSTRACT

Obesity is defined as the increase of excessive body fat. The prevalence of obesity in children throughout the world has been increasing from year to year. Obesity has significant impact on children growth and development, esspecially on psychosocial affect and related with the increasing of comorbid disease like atherosclerosis and diabetes mellitus. Mothers have a big role for caring their children so mothers knowledge about children obesity has a great impact on

children obesity.

The designed used in this research is descriptive cross sectional which

aims to determine the mother knowledge of children obesity at Pangkalan

Masyhur Village Subdisctrict of Medan Johor in Medan City 2011. This study used questionnaires was given to 97 mothers who were selected through concecutive sampling method. This questionnaire is developed with reference to the literature. The collected data then were analyzed by using SPSS.

The result of this study indicates that 56,7% mothers at Pangkalan Masyhur Village Subdistrict of Medan Johor in Medan City have a medium knowledge of children obesity, 32% of them have a bad knowledge and 11,3% of them have a good knowledge.

From this research we concluded that the description of mother knowledge about children obesity is quite good.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011“ ini dapat selesai. Adapun karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Perencanaan dan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar berkat dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Lita Feriyawati, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan berbagai ide dan tinjauan sehingga karya tulis ilmiah ini bisa diselesaikan.

3. dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes dan dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen penguji yang telah memberikan berbagai saran dan kritik sehingga karya tulis ilmiah ini bisa menjadi lebih baik.

4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, terutama kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical Education Unit (MEU)

5. Para Responden yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

6. Keluarga penulis, yaitu kedua orang tua; Ir. H. M. Ramlan Matondang M.Sc, Ir. Hj. Rosmeli Nasution dan Tika Rizki Amelia Matondang, yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat pada setiap kegiatan penulis dalam melaksanakan karya tulis ilmiah ini.


(7)

7. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang setia menolong dan senantiasa bertukar pendapat: Fini Meirisa Alnaz, Astinal Eka Sari, Tri Suci Handayani, Ira Mendrofa, Siti Aisyah Dalimunthe, Taya Rizki Arini, M. Faridz Syahrian, Alviera Yuliandra, Yuli Marlina, Hanidya Fazwat, Syahrul Hidayat Nasution. 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih

atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa kaya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, member informasi dan manfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Medan, Desember 2011 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pengetahuan ... 5

2.2 Obesitas ... 6

2.2.1 Definisi Obesitas... 6

2.2.2 Pengukuran IMT ... 6

2.2.3 Etiologi Obesitas... 9

2.2.4 Patogenesis Obesitas ... 15

2.2.5 Prevalensi Obesitas pada Anak ... 17

2.2.6 Risiko Komplikasi Obesitas ... 19

2.2.7 Penatalaksanaan ... 21

2.2.8 Pencegahan ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 24

3.1 Kerangka Konsep ... 24

3.2 Definisi Operasional ... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN... 26

4.1 Jenis Penelitian ... 26

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26


(9)

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN ... 31

5.1 Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

5.1.2 Karakteristik Responden ... 31

5.1.3 Hasil Analisa Data ... 33

5.2 Pembahasan ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

6.1 Kesimpulan ... 41

6.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1 Kategori IMT untuk Anak, Remaja dan Dewasa ... 8 Tabel 2.2 Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Kelebihan

Lemak Tubuh ... 20 Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Obesitas Secara Umum ... 25 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 29 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Pangkalan

Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan

Responden tentang Obesitas pada Anak

di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor

Kota Medan Tahun 2011 ... 33 Tabel 5.3 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak

di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor

Kota Medan Tahun 2011 ... 34 Tabel 5.4 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak

di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor

Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Usia... 35 Tabel 5.5 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak

di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor

Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Pendidikan ... 36 Tabel 5.6 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak

di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1 Grafik Penentuan IMT berdasarkan Usia CDC 2000 untuk

Anak Laki-Laki Usia 2-20 Tahun ... 8 Gambar 2 Grafik Penentuan IMT berdasarkan Usia CDC 2000 untuk

Anak Perempuan Usia 2-20 Tahun ... 9 Gambar 3 Sirkuit Neurohormonal yang Mengendalikan Berat Badan . 16 Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian ... 24


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti ... 50

Lampiran 2 Ethical Clereance ... 51

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 52

Lampiran 4 Data Induk Uji Validasi ... 53

Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

Lampiran 6 Informed Consent... 63

Lampiran 7 Kuesioner Penelitian ... 66

Lampiran 8 Data Induk ... 72


(13)

ABSTRAK

Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh seseorang. Prevalensi obesitas pada anak terus meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial dan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit-penyakit komorbid seperti atherosklerosis, diabetes mellitus. Ibu mermiliki peranan besar pada pengasuhan pada anak sehingga pengetahuan ibu mengenai obesitas akan berdampak besar terhadap kejadian obesitas pada anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011 tentang obesitas pada anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 97

ibu yang dipilih secara concecutive sampling. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu tinjauan pustaka. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2010 memiliki gambaran pengetahuan yang cukup terhadap obesitas, 32% memiliki pengetahuan kurang dan 11,3% memiliki pengetahuan baik.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur adalah cukup.


(14)

ABSTRACT

Obesity is defined as the increase of excessive body fat. The prevalence of obesity in children throughout the world has been increasing from year to year. Obesity has significant impact on children growth and development, esspecially on psychosocial affect and related with the increasing of comorbid disease like atherosclerosis and diabetes mellitus. Mothers have a big role for caring their children so mothers knowledge about children obesity has a great impact on

children obesity.

The designed used in this research is descriptive cross sectional which

aims to determine the mother knowledge of children obesity at Pangkalan

Masyhur Village Subdisctrict of Medan Johor in Medan City 2011. This study used questionnaires was given to 97 mothers who were selected through concecutive sampling method. This questionnaire is developed with reference to the literature. The collected data then were analyzed by using SPSS.

The result of this study indicates that 56,7% mothers at Pangkalan Masyhur Village Subdistrict of Medan Johor in Medan City have a medium knowledge of children obesity, 32% of them have a bad knowledge and 11,3% of them have a good knowledge.

From this research we concluded that the description of mother knowledge about children obesity is quite good.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh seseorang. Umumnya dalam menentukan obesitas digunakan indeks massa tubuh (IMT)/ body mass index (BMI) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Pada kisaran usia 0-20 tahun, obesitas ditentukan dengan memplot IMT pada grafik indeks-massa-tubuh CDC 2000, yaitu di atas persentil 95th. Sedangkan pada usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria WHO untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT>25 kg/m2 (Sjarif, 2005).

Obesitas saat ini telah menjadi masalah global. Prevalensi obesitas tidak saja meningkat di negara maju tapi juga meningkat di negara berkembang. Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan

Australian Council for Health, Physical Education and Recreation (1985) dalam

Ariani dan Sembiring (2007) melaporkan adanya peningkatan overweight dan obesitas dari 11,8% pada anak laki-laki dan 10,7% pada anak perempuan menjadi lebih besar 19% pada anak laki-laki dan 21% pada anak perempuan dalam 3 tahun. Data dari survey yang dilakukan NHANES (2003-2006) menunjukkan hampir 12,4% anak antara usia 2-5 tahun dan 17% anak usia 6-11 tahun mengalami overweight. Sekitar 17,6% remaja usia 12-19 tahun mengalami

overweight pada tahun 2003-2006 (Ogden et al, 2008).

Obesitas dunia telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. Pada tahun 2008, 1,5 juta orang dewasa 20 tahun atau lebih mengalami

overweight. Diantaranya 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obes.

Hampir 43 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight pada tahun 2010 (WHO, 2009). Prevalensi nasional obesitas umum di Indonesia pada anak usia 5-17 tahun sebesar 10% dan angka ini hampir sama dengan estimasi World


(16)

obesitas pada anak di kota Jakarta adalah 31%. Menurut Ariani dan Sembiring (2007), prevalensi obesitas pada anak SD di kota Medan adalah 17,75%.

Obesitas bukan suatu penyakit dengan sendirinya tetapi agaknya suatu kompleks gejala yang ada korelasinya dengan peningkatan morbiditas seperti penyakit kardiovaskular, atherosklerosis dan frekuensi diabetes dan juga memiliki korelasi dengan peningkatan mortalitas. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial. Biasanya anak dengan obesitas atau kelebihan berat badan mengalami stress dan kesukaran sosial serta psikologis yang berarti (Barness dan Curran, 2000). Obesitas pada anak meningkatkan risiko untuk mendapatkan obesitas di masa dewasa yang dapat menyebabkan beberapa masalah di masa dewasa (seperti hipertensi, peningkatan kolesterol LDL, dan trigliserida) (Thompson et al, 2007) dalam (Gee et al, 2008).

Obesitas pada anak dipengaruhi oleh konteks kehidupan keluarga khususnya ibu, dan hal ini menunjukkan adanya peran keluarga dalam peningkatan prevalensi obesitas pada anak (Golan dan Crow, 2004). Ibu biasanya berperan dalam mempengaruhi sumber, keanekaragaman dan kuantitas makanan dari anak mereka (Baughcum et al, 2000). Penelitian di Iran menunjukkan banyaknya ibu yang tidak mengetahui tentang kesehatan berat badan anak mereka sehingga hal ini menyebabkan kegagalan untuk mengenali bahwa anak mereka mengalami obesitas (Pakpour et al, 2011).

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui di seluruh dunia. Penelitian tentang obesitas telah banyak dilakukan di luar negeri, tetapi di Indonesia masih sedikit. Hal ini disebabkan para peneliti di Indonesia lebih banyak disibukkan dengan masalah gizi kurang dibandingkan dengan masalah gizi lebih (Sjarif, 2005). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak sehingga dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dan berguna sebagai dasar dilakukannya upaya pencegahan.


(17)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada anak serta komplikasi dan penanganan obesitas di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu berdasarkan usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan mengenai obesitas yang terjadi pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya tentang obesitas yang terjadi pada anak. Selain itu, untuk menerapkan ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapat selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama ini.

b. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai informasi dalam memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pengetahuan dan penanganan obesitas anak baik di Kelurahan


(18)

Pangkalan Masyhur maupun di lingkungan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan setempat, seperti arisan, pengajian dan lain-lain. c. Sebagai sumber pengetahuan baru untuk kelurahan tersebut dalam

menjelaskan masalah obesitas pada anak. Selain itu, untuk menumbuhkan kepedulian dan kepekaan orang tua terhadap informasi tentang obesitas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka dalam pemberian makanan terhadap anak-anaknya, memberikan gambaran wawasan mengenai obesitas dan faktor risiko obesitas dan sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi dan komunikasi serta pihak-pihak terkait dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang obesitas.

d. Menjadi data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi penelitian dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa mendatang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, antara lain: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sejumlah besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan terbagi atas enam tingkatan antara lain:

a. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan menjelaskan tentang objek yang telah diketahui secara benar dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk dapat menerapkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi yang masih ada kaitannya satu sama lain.


(20)

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk dapat melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2 Obesitas

2.2.1 Definisi Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (Flier dan Maratos, 2008). Selain itu, obesitas juga dapat didefinisikan atas dasar nilai indeks massa tubuh (IMT) dan hubungannya dengan peningkatan kejadian komplikasi sekunder (Krebs dan Primak, 2007). Obesitas dan overweight seringkali dianggap sebagai suatu keadaan yang sama, padahal kedua istilah ini sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda. Overweight adalah suatu keadaan dimana adanya kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal baik karena adanya penimbunan jaringan lemak atau non lemak (Flier dan Maratos, 2008).

2.2.2 Pengukuran IMT

Obesitas tidak hanya berkaitan dengan berat badan total, tetapi juga distribusi simpanan lemak di dalam tubuh. Secara klinis obesitas dapat dikenali dengan mudah antara lain (Sjarif, 2005): (1) wajah membulat, (2) pipi tembam, (3) leher relatif pendek, (4) dagu rangkap, (5) dada membusung dengan payudara yang membesar yang terdiri dari jaringan lemak, (6) perut membuncit disertai adanya lipatan dari dinding perut, (7) kedua tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap, (8) pada anak laki-laki penis terlihat kecil karena tertutup jaringan lemak suprapubik.


(21)

Evaluasi rutin yang biasanya dilakukan pada anak-anak terdiri dari:

1. Pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), perhitungan IMT dan memplot ketiga parameter tersebut pada kurva pertumbuhan yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin.

2. Riwayat diet dan pola aktivitas anak.

3. Pemeriksaan laboratorium umum dilakukan pada anak dengan kategori persentil ≥95 th dan mempunyai bukti komorbiditas. Pemeriksaan laboratorium ini terdiri dari profil lemak, insulin, glukosa, tes fungsi hati, dan tes tiroid (Krebs dan Primak, 2007).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah suatu standard pengukuran obesitas pada orang dewasa. Walaupun IMT tidak dapat mengukur jumlah lemak secara langsung, tetapi IMT merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam menentukan apakah orang tersebut mendapat obesitas atau tidak. Pendekatan lain yang digunakan dalam menentukan obesitas antara lain (Dehghan et al, 2005):

• Antropometri (ketebalan lipatan kulit) • Densitometri (berat badan di dalam air)

• CT Scan

• MRI

Electrical Impendance

Menurut Nihiser et al (2007) pengukuran yang paling sering digunakan dan paling sederhana adalah BB (berat badan) dan TB (tinggi badan). Kedua pengukuran ini merupakan langkah awal dalam pemeriksaan klinis karena kedua pengukuran tersebut dibutuhkan untuk menghitung IMT. Indeks massa tubuh (kg/m2) didapatkan dengan cara membagi berat badan dalam kg dengan tinggi badan dalam meter dikuadratkan. IMT ini relatif tidak dipengaruhi oleh tinggi badan, tetapi mempunyai hubungan yang bermakna dengan lemak tubuh.

Indeks massa tubuh seringkali digunakan untuk mengukur berat badan dengan kaitannya terhadap risiko kesehatan karena pengukuran langsung (contoh, pengukuran lipatan kulit, underwater weightning) cenderung lebih invasif dan mahal. Pengukuran IMT relatif mudah, murah, tidak invasif dan cepat (Himes dan Dietz, 1994) dalam (Nihiser et al, 2007).


(22)

Tabel 2.1 Kategori IMT untuk Anak, Remaja dan Dewasa

Kategori IMT Untuk Anak dan

Remaja

IMT untuk Usia 2-20 Tahun Berdasarkan Jenis

Kelamin (Persentil)

Kategori IMT Untuk Dewasa

IMT Untuk Dewasa (kg/m2)

Obesitas ≥95th Obesitas ≥30

Overweight ≥85th dan <95th Overweight ≥25 dan <30

Normal ≥5th dan <85th Normal ≥18,5 dan <25

Underweight <5th Underweight <18,5

Sumber : Nihiser et al, 2007. Body Mass Measurement in School

Metode pengukuran IMT pada anak dan remaja adalah sama dengan orang dewasa, tetapi interpretasi berbeda (Hammond, 2008).Untuk anak-anak pada masa tumbuh kembang, penentuan obesitas ditentukan menggunakan grafik CDC 2000. Dengan memasukkan data ke grafik, dapat ditentukan posisi persentilnya. Untuk persentil 86-94th dikategorikan dalam overweight dan untuk persentil ≥ 95 th dikategorikan dalam obesitas. Grafik CDC 2000 dapat dilihat pada gambar 2.1 dan 2.2.

Gambar 1 Grafik penentuan IMT berdasarkan usia CDC 2000 untuk anak laki-laki usia 2-20 tahun


(23)

Gambar 2 Grafik penentuan IMT berdasarkan usia CDC 2000 untuk anak perempuan usia 2-20 tahun

2.2.3 Etiologi Obesitas

Obesitas merupakan suatu penyakit yang merupakan kompleks kombinasi antara genetik dan faktor yang didapat seperti lingkungan, psikososial, biologis, dan faktor sosial ekonomis. Obesitas biasanya disebabkan oleh kelebihan masukan makanan yang nantinya akan disimpan menjadi simpanan lemak tubuh ketika masukan energi melebihi pengeluaran, dan keadaan ini biasanya terjadi bila ada keseimbangan energi positif dalam waktu yang lama (Dehghan et al, 2005).

Faktor genetik mempengaruhi risiko anak untuk mendapat obesitas. Selain itu faktor lingkungan, gaya hidup, dan budaya daerah tampaknya memainkan peranan penting dalam peningkatan prevalensi obesitas di dunia. Dalam kasus yang cukup sedikit juga dijumpai adanya pengaruh hormon dalam terjadinya


(24)

obesitas (Dehghan et al, 2005). Secara umum, berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti:

a. Herediter

Anak yang obes biasanya berasal dari keluarga penderita obesitas. Jika kedua orang tua obes, sekitar 80% dari anak-anak mereka akan mendapat obes. Bila salah satu dari orang tuanya mendapat obesitas maka kejadiannya akan turun menjadi 40%, dan bila kedua orang tuanya tidak obes maka kejadian obesitas akan turun menjadi 14% (Sjarif, 2005).

Menurut Whittaker et al (1997) seseorang yang mempunyai orang tua obesitas berisiko mendapat obesitas dua kali lebih besar daripada yang tidak mempunyai orang tua obes.

Pada kembar identik biasanya didapati nilai IMT yang sangat mirip walaupun keduanya tinggal bersama atau terpisah. Kemiripan IMT pada kembar identik tampaknya mempunyai hubungan yang lebih kuat daripada kembar dizigot. Genetik tampaknya juga berhubungan dengan ambilan energi dan keluaran energi (Flier dan Maratos, 2008 ).

Menurut Glugliano dan Carneiro (2004), rata-rata IMT pada orang tua yang memiliki anak obesitas dan overweight lebih tinggi daripada orang tua dari kelompok kontrol (p <0,01). Selain itu ditemukan juga frekuensi overweight dan obesitas pada anak-anak sekitar 51,8% bila kedua orang tuanya obes dan 50% bila salah satu dari orang tua yang obes serta 19,6% bila tidak ada orang tua yang obes. Ada hubungan positif antara overweight dan obesitas pada orang tua dengan kejadian overweight dan obesitas pada anak (p<0,001).

Menurut Margarey et al (2003) dalam Glugliano dan Carneiro (2004) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara obesitas pada orang tua dengan kejadian obesitas pada anak.

b. Faktor yang didapat 1) Diet

Beberapa dekade terakhir ini, makanan menjadi lebih mudah diperoleh pada sebagian besar orang karena harga makanan relatif turun dan adanya


(25)

perubahan konsep makanan yang awalnya makanan sebagai kebutuhan telah bergeser kedudukan menjadi makanan sebagai penanda gaya hidup dan sumber kesenangan (Dehghan et al, 2005).

Menurut Dehghan et al (2005), walaupun overweight dan obesitas umumnya diasumsikan sebagai hasil dari peningkatan masukan kalori, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung pernyataan tersebut. Akan tetapi ketidakseimbangan kalori dalam jumlah kecil dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan terjadinya obesitas.

Beberapa tahun belakangan ini disebutkan bahwa peningkatan kejadian obesitas pada anak terjadi karena adanya peningkatan konsumsi lemak. Akan tetapi, hasil penelitian cross sectional dan penelitian longitudinal bertolak belakang. NHANES menunjukkan bahwa konsumsi lemak pada anak-anak Amerika telah berkurang dalam tiga dekade terakhir ini (Dehghan et al, 2005). Menurut Wright et al (2004) dalam Dehghan et al (2005) didapati bahwa konsumsi lemak rata-rata pada anak laki-laki usia 12-19 tahun adalah dari 37,0% (SD=0,29%) dari total masukan kalori pada tahun 1971-1974 menjadi 32,0% (SD=0,42%) pada tahun 1999-2000. Pola yang sama juga ditemukan pada anak perempuan yang mana konsumsi lemaknya turun dari 36,7% (SD=0,27%) menjadi 32,1% (SD=0,61%). Di sisi lain, beberapa penelitian cross sectional menunjukkan adanya hubungan yang positif diantara konsumsi lemak dan penumpukan lemak pada anak-anak bahkan setelah mengontrol beberapa faktor (Maffeis et al, 1996) dalam Dehghan et al (2005).

Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar terutama diet tinggi kalori yang bersumber dari karbohidrat dan lemak. Masukan energi tersebut lebih besar daripada yang dibutuhkan. Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang umumnya mengandung energi tinggi karena 40-50%nya berasal dari lemak (Sjarif, 2005).

Menurut Patrick et al (2004), anak laki-laki dan perempuan yang berisiko

overweight dan obesitas mengkonsumsi lebih sedikit serat per harinya

dibandingkan pada kelompok yang berat badannya normal (p=0,01 untuk perempuan; p<0,001 untuk laki-laki).


(26)

2) Pola Makan

Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan mulai terkondisi dan terlatih sejak awal kehidupan yaitu saat diasuh orang tua. Pemberian susu botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan dalam jumlah yang lebih besar daripada yang dibutuhkan sehingga risiko menjadi obesitas lebih besar daripada pemberian ASI saja. Hal ini mengakibatkan anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan dan berlanjut hingga ke masa tumbuh dan kembang berikutnya (Sjarif, 2005).

Menurut Vanelli et al (2005) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa melewatkan makan pagi pada anak-anak dapat meningkatkan risiko overweight dan obesitas. Pada anak-anak yang melewatkan makan pagi dilaporkan 27,5%

overweight dan 9,6% obes (p=0,01 dan p=0,04 secara berurutan) dibandingkan

anak-anak yang makan pagi (9,1% dan 4,5% berurutan).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Veugelers dan Fitzgerald (2005) menunjukkan bahwa kebiasaan anak-anak untuk melewatkan sarapan pagi dapat meningkatkan risiko seseorang menderita obesitas.

3) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik sehari-hari dipercaya menjadi salah satu faktor munculnya obesitas pada seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Veugelers dan Fitzgerald (2005) menunjukkan bahwa kebiasaan anak-anak untuk menonton televisi sambil makan dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi obesitas.

Beberapa dekade terakhir ini, anak-anak menjadi kurang aktif sebagai akibat dari kemudahan dalam mengakses manfaat teknologi. Menurut Pimenta dan Palma (2003) dalam Glugliano dan Carneiro (2003), adanya suatu hubungan positif yang sudah diamati antara kurangnya aktivitas fisik (seperti menghabiskan waktu untuk menonton televisi) dengan peningkatan deposit lemak pada anak usia sekolahan.

Suatu data menunjukkan bahwa aktivitas fisik anak-anak cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar rumah, misalnya bermain games computer maupun media elektronik lain dan menonton televisi (Sjarif, 2005).


(27)

Sebaliknya menonton televisi akan menurunkan aktivitas dan keluaran energi, karena mereka menjadi jarang atau kurang berjalan, bersepeda, naik turun tangga. Suatu penelitian kohort mengatakan bahwa menonton televisi lebih dari lima jam meningkatkan prevalensi dan angka kejadian obesitas pada anak 6-12 tahun (18%), serta menurunkan angka keberhasilan sembuh dari terapi obesitas sebanyak 33% (Sjarif, 2005).

Sekitar 75% aktivitas rutin anak-anak terdiri dari tidur dan duduk. Perbedaan diamati diantara kedua kelompok dimana didapati jumlah jam tidur lebih lama pada kelompok overweight dan obesitas daripada kelompok kontrol baik pada anak perempuan dan laki-laki. Perbedaan yang signifikan (p<0,05) ketika dibandingkan antara anak yang tidak obes dengan anak yang mengalami obesitas (Glugliano dan Carneiro, 2003).

Menurut Glugliano dan Carneiro (2003), persentase lemak tubuh anak pada kelompok overweight dan obesitas secara langsung dan signifikan (r : +0,306; p :0,05) berhubungan dengan rata-rata harian aktivitas duduk, dan secara berlawanan dan signifikan dengan jumlah jam tidur (r : -0,278; p<0,02).

Penelitian Patrick et al (2004), anak laki-laki dan perempuan dengan berat badan normal secara signifikan lebih banyak melakukan aktivitas fisik daripada anak-anak yang memiliki risiko overweight dan overweight. Tetapi, hanya anak laki-laki yang menunjukkan perbedaan stastistik diantara kelompok yang melakukan aktivitas ringan (p=0,02). Anak laki-laki pada kelompok yang berisiko

overweight dan overweight lebih banyak menghabiskan waktunya untuk

menonton televisi pada hari libur dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki berat badan normal (p<0,001), dimana tidak ditemukan perbedaan pada anak perempuan.

4) Tingkat Pendidikan Orangtua

Menurut Kromeyer-Hauschild (1999), frekuensi overweight menurun pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan menengah. Prevalensi obesitas pada ibu dengan tingkat pendidikan menengah adalah sebesar 68,7%, diikuti oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebesar 23,6%, dan prevalens terkecil (7,7%) ditemukan pada ibu dengan tingkat


(28)

pendidikan rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak diteliti hubungan obesitas pada anak dengan tingkat pendidikan ayah.

Sedangkan menurut Lamerz et al (2005), semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin sedikit kejadian obesitas. Pada penelitian yang dilakukan tahun 1995 di Jerman, prevalens obesitas anak pada ibu yang menyelesaikan pendidikan dalam 13 tahun adalah sebesar 6%, masa belajar 10-12 tahun sebesar 6,3%, masa belajar 9 tahun sebesar 13,3%, dan ibu yang tidak memiliki gelar pendidikan adalah sebesar 25,2%. Prevalensi obesitas anak pada ayah dengan masa pendidikan 13 tahun sebesar 5,8%, ayah dengan masa pendidikan 10-12 tahun sebesar 9%, pada ayah dengan masa pendidikan 9 tahun didapatkan angka obesitas sebesar 21,8%.

Menurut penelitian Hui et al (2003), status ekonomi yang digambarkan oleh pendidikan orang tua dan pendapatan rumah tangga tidak menunjukkan perbedaan signifikan diantara ketiga kelompok. Pada penelitian ini didapati kejadian obesitas pada anak dengan ayah yang tingkat pendidikannya rendah sebesar 16,0%, 67,9% untuk tingkat pendidikan sedang, dan 16% pada tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan pada anak dengan ibu berpendidikan rendah sebesar 17,6%, sedang sebesar 73,3%, dan 9,2% untuk tingkat pendidikan tinggi.

Menurut Glugliano dan Carneiro (2003), prevalens obesitas anak pada ibu dengan tingkat pendidikan universitas adalah 48,5%, sekolah tinggi sebesar 43,9%, dan pada tingkat pendidikan sekolah dasar sebesar 7,6%. Prevalens obesitas anak pada ayah dengan tingkat pendidikan universitas sebesar 63,1%, 27,7% untuk tingkat pendidikan sekolah tinggi, dan 9,2% untuk sekolah dasar.

Menurut Cho et al (2009), semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka prevalens dan angka kejadian obesitas semakin rendah. Anak dengan ibu tingkat pendidikan rendah lebih sering mengalami overweight daripada anak dengan ibu tingkat pendidikan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada keluarga dengan tingkat pendapatan rendah [(laki-laki:39,3% vs 15,1% (p-value:0,008), perempuan:16,7% vs 5,2% (p-value:0,066)].


(29)

5) Gangguan Hormonal

Walaupun sangat jarang, obesitas bisa saja disebabkan oleh ganggua n endokrin, seperti pada Sindrom Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal,

hipogonadisme, dan penyakit hormon lain (Sjarif, 2005).

2.2.4 Patogenesis Obesitas

Etiologi obesitas bersifat kompleks dan masih belum sepenuhnya dipahami. Banyak faktor yang berperan antara lain faktor genetik, lingkungan dan psikologis. Namun secara sederhana obesitas adalah gangguan keseimbangan energi (Kane dan Kumar, 2007). Menurut Sjarif (2005), obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Jaringan lemak merupakan tempat penyimpanan energi yang paling besar bagi mamalia termasuk manusia. Tujuan utamanya adalah untuk menyimpan kelebihan energi melalui proses lipogenesis dan memobilisasi energi melalui proses lipolisis sebagai respons kekurangan energi. Untuk itu, kedua sisi persamaan energi, asupan dan pengeluaran, dikendalikan oleh mekanisme neurohormonal sehingga berat badan dapat dipertahankan dalam cakupan sempit selama bertahun-tahun (Kane dan Kumar, 2007). Diperkirakan, keseimbangan yang baik ini dipertahankan oleh internal set point atau lipostat, yang dapat mendeteksi jumlah energi yang tersimpan (jaringan adiposa) dan semestinya meregulasi keseimbangan antara asupan makanan dan pengeluaran energi agar sesuai (Sugondo, 2009).

Suatu kompleks sistem kontrol umpan balik yang tediri dari suatu central

processing unit yang menerima signal aferen dan menggenerasikan stimulus

eferen sebagai respons terhadap kontrol intake makanan, rasa kenyang dan akhirnya akan mempengaruhi berat badan (Kane dan Kumar, 2007).

Skema yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme neurohormonal yang mengatur keseimbangan energi dalam pengaruhnya terhadap berat badan terlihat pada gambar.


(30)

Gambar 3 Kane dan Kumar, 2007. Sirkuit Neurohormonal yang Mengendalikan Berat Badan

Distensi lambung sebagai hasil dari aktivasi vagus merupakan signal kenyang, sedangkan kontraksi lambung merupakan signal untuk rasa lapar. Nutrien, impuls saraf dan hormon bekerja sebagai signal aferen dalam pengaturan masukan energi dan keluaran energi. Leptin adalah suatu peptida yang diproduksi oleh adiposit yang sangat erat hubungannya dengan massa lemak, yang mana sekresinya akan meningkat sejalan dengan peningkatan deposit lemak. Leptin bekerja untuk mengurangi nafsu makan dan dipercaya dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis (Bray dan York, 1997) dalam (Associate Professor, 2007).

Peptida penting lainnya adalah growth hormone relin yang disekresikan oleh lambung dan duodenum yang mana dapat menstimulasi sekresi GH. GH relin meningkatkan masukan makanan dan sekresinya ditekan oleh masukan makanan (Cummings et al, 2002) dalam (Associate Professor, 2007).

Peptida lain yang dapat mengurangi masukan makanan adalah kolesistokinin (CCK), enterostatin dan polipetida Y (Associate Professor, 2007).

Pada keadaan jumlah energi yang berlebih tersimpan dalam bentuk jaringan adiposa dan individu tersebut makan, sinyal adiposa aferen (insulin, leptin, ghrelin) akan dikirim ke unit proses sistem saraf pusat pada hipotalamus. Disini sinyal adiposa menghambat jalur anabolisme dan mengaktifkan jalur katabolisme. Lengan efektor pada jalur sentral ini kemudian mengatur


(31)

keseimbangan energi dengan menghambat masukan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi. Hal ini akan mengurangi energi yang tersimpan. Sebaliknya, jika simpanan energi sedikit maka akan terjadi pengaktifan jalur anabolisme untuk menggantikan jalur katabolisme sehingga menghasilkan simpanan energi dalam bentuk jaringan adiposa, sehingga tercapai keseimbangan antara keduanya (Kane dan Kumar, 2007).

Impuls aferen ini nantinya akan dibawa ke otak belakang dan hipotalamus untuk diintegrasikan dan diproses. Nukleus traktus solitarius pada otak belakang merupakan tempat dimana input vagal dan neural lainnya diintegrasikan. Nukleus arkuatus yang terdapat pada dasar hipotalamus menerima signal dari leptin dan meningkatkan produksi dan sekresi neuropeptida Y (NPY) dan Agouti-related

peptide (AgRP) yang meningkatkan nafsu makan. Sebaliknya,

cocaine-amphetamine-related transcript (CART) dan pro-opiomelanocortin (POMC)

menurunkan nafsu makan. Nukleus paraventrikular hipotalamus distimulasi oleh peptida yang berasal dari nukleus arkuatus dan signal jauh lainnya (Associate

Professor, 2007).

Sistem saraf perifer mempunyai peran dalam menstimulasi suhu jaringan melalui aktivasi reseptor beta adrenergik 3 yang menyebabkan penurunan intake makanan (Grujic et al, 1997) dalam (Associate Professor, 2007). Sistem saraf simpatis memainkan peran dalam mempertahankan kebutuhan energi (Associate

Professor, 2007).

2.2.5 Prevalensi Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan publik yang cukup serius pada abad 21. Masalah ini secara global terus menerus mempengaruhi banyak negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah dan menengah, terutama pada daerah perkotaan (WHO, 2009).

Obesitas dunia telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. Pada tahun 2008, 1,5 juta orang dewasa 20 tahun atau lebih mengalami

overweight. Diantaranya 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obes.


(32)

2010. Dulunya obesitas lebih banyak terjadi di negara dengan tingkat pendapatan tinggi, tetapi sekarang ini overweight dan obesitas mengalami peningkatan pada negara dengan tingkat pendapatan rendah dan sedang. Sekitar 35 juta anak mengalami overweight di negara sedang berkembang dan 8 juta di negara maju (WHO, 2009).

Peningkatan prevalensi overweight pada anak merupakan suatu alarm masalah kesehatan masyarakat. National Health and Nutrition Examination

Survey (NHANES) melaporkan prevalensi overweight sebesar 17,1% pada anak

yang berusia antara 2-19 tahun, dan prevalensi anak yang berisiko mendapatkan

overweight sebesar 33,6%. Untuk anak usia 2-5 tahun, prevalensinya adalah

13,9% mengalami overweight dan 22,6% berisiko mendapat overweight. Prevalensi ini terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini (Ogden et al, 2006) dalam (Lucas dan Feucht, 2008).

Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan

Australian Council for Health, Physical Education and Recreation (1985) dalam

Ani Ariani dan Tiangsa Sembiring (2007) melaporkan adanya peningkatan

overweight dan obesitas dari 11,8% pada anak laki-laki dan 10,7% pada anak

perempuan menjadi lebih besar 19% pada anak laki-laki dan 21% pada anak perempuan dalam 3 tahun. Prevalensi obesitas pada anak-anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir ini meningkat dari 7,6-10,8% menjadi 13-14%. Prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 6-18 tahun di Rusia adalah 6% dan 10%, di Cina adalah 3,6% dan 3,4% dan di Inggris adalah 22-31% dan 10-17%, bergantung pada umur dan jenis kelamin. Prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah di Singapura meningkat dari 9% menjadi 19% (Sjarif, 2005).

Di Indonesia, prevalensi obesitas pada balita menurut SUSENAS meningkat baik di desa maupun di perkotaan. Pada tahun 1992, prevalensi obesitas pada daerah perkotaan didapatkan 6,3% pada laki-laki dan 8% pada perempuan. Di tahun 1995, prevalensi obesitas di 27 provinsi adalah 4,6% (Sjarif, 2005).

Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun


(33)

adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%.

Penelitian di Medan pada tahun 1995 yang dilakukan oleh Kamelia mendapatkan kejadian obesitas sebesar 20% pada SD swasta dan 9% pada SD negeri di kota Medan. Sedang dari hasil penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Ariani dan Sembiring didapati kejadian obesitas pada anak SD di kota Medan adalah 17,75% dimana 60,5% terjadi pada anak laki-laki dan 39,5% terjadi pada anak perempuan.

2.2.6 Risiko Komplikasi Obesitas

Obesitas pada anak merupakan risiko untuk berbagai penyakit kronik di masa dewasa (Power et al, 1997) dalam (Cho et al, 2009). Terdapat konsekuensi jangka panjang yang berhubungan dengan obesitas pada anak dan remaja. Pada penelitian prospektif selama 32 tahun yang dilakukan pada remaja Belanda, adanya peningkatan siginifikan penyebab mortalitas yang terlihat pada kasus obesitas (Hoffmans et al, 1988) dalam (Raman, 2002).

Obesitas pada anak meningkatkan risiko untuk mendapatkan obesitas di masa dewasa yang dapat menyebabkan beberapa masalah di masa dewasa (seperti hipertensi, peningkatan kolesterol LDL, dan trigliserida) (Thompson et al, 2007) dalam (Gee et al, 2008).

Dampak obesitas, meliputi faktor kardiovaskular, sleep apneu, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas, kelainan kulit serta gangguan psikiatrik (Sjarif, 2005).


(34)

Tabel 2.2 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh

Masalah Kesehatan Akibat

Risiko operasi Peningkatan kebutuhan anestesi dan risiko mengalami infeksi lebih besar

Edema paru dan gangguan tidur Kelebihan berat badan pada paru dan faring

Diabetes tipe 2 Pembesaran sel adiposa, sehingga menjadi kurang kuat mengikat insulin dan menurunkan respons terhadap pesan insulin ke sel

Hipertensi Peningkatan pembuluh darah yang ditemukan di jaringan lemak, peningkatan volume darah, dan peningkatan resistensi aliran darah

Penyakit kardiovaskular Peningkatan kolesterol LDL dan nilai trigliserida, kolesterol HDL rendah, dan penurunan aktivitas fisik

Gangguan tulang dan sendi (termasuk pirai)

Peningkatan tekanan pada lutut, mata kaki, dan sendi panggul

Batu empedu Peningkatan kolesterol yang mengandung empedu

Gangguan kulit Gangguan kelembaban dan adanya mikroba pada lipatan kulit

Kanker (contoh, payudara, kolon, pankreas, dan kantung empedu)

Produksi estrogen oleh sel adiposa, penelitian pada binatang menunjukkan peningkatan asupan makanan dapat menyebabkan perkembangan tumor

Perawakan pendek (pada beberapa bentuk obesitas)

Onset pubertas menjadi lebih cepat

Risiko kehamilan Lebih sulit melahirkan, peningkatan jumlah defek kelahiran, dan peningkatan kebutuhan anestesi

Penurunan kemampuan fisik dan peningkatan risiko kecelakaan dan terjatuh

Kelebihan berat badan dapat mengganggu pergerakan

Irregularitas haid dan infertilitas Hormon yang diproduksi oleh sel adiposa Kematian prematur Variasi risiko kesehatan


(35)

2.2.7 Penatalaksanaan

Tatalaksana komprehensif obesitas meliputi penanganan obesitas dan dampak yang muncul. Prinsip penatalaksanaannya adalah mengurangi asupan energi dan meningkatkan pengeluaran energi. Caranya dengan pengaturan diet, memodifikasi perilaku, dan yang terpenting adalah keterlibatan keluarga dalam proses terapi (Sjarif, 2005).

Berbagai pendekatan terapi obesitas telah diinvestigasi termasuk diet, aktivitas, terapi tingkah laku, bedah, dan pengobatan. Tidak ada satupun yang diketahui cukup efektif sebagai tatalaksana pada obesitas pada anak. Hal ini menyebabkan adanya suatu fokus pada tatalaksana yaitu program multidisiplin khususnya melibatkan keluarga (Flodmark et al, 2004).

Menurut Krebs dan Primak (2007), tatalaksana sebaiknya didasarkan pada faktor risiko, termasuk usia, tingkat keparahan obesitas, dan komorbiditas, begitu juga dengan riwayat keluarga. Pada anak dengan obesitas yang tidak berkomplikasi maka tujuan primer dari tatalaksana ini adalah untuk mempertahankan asupan makanan yang sehat dan memperbaiki pola aktivitas jadi pada tatalaksana ini pasien tidak perlu mencapai berat badan ideal. Sedang pada anak obesitas yang berkomplikasi maka tujuan tatalaksana adalah memperbaiki komplikasi tersebut. Ada beberapa kelompok tatalaksana obesitas pada anak.

1. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT ≥ persentil 95 th dan tanpa komplikasi, tujuan umum tatalaksana adalah mempertahankan berat badan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan dengan tumbuh kembang anak.

2. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT ≥ persentil 95 th dan dengan komplikasi maka diindikasikan untuk melakukan penurunan berat badan pada anak.

3. Untuk anak usia > 7 tahun dengan IMT berada diantara persentil 85th dan 95th dan tanpa komplikasi maka tujuan terapi adalah mempertahankan berat badan.


(36)

4. Untuk anak usia > 7 tahun dengan IMT berada diantara persentil 85th dan 95th dan dengan komplikasi maka direkomendasikan untuk menurunkan berat badan.

Terapi tingkah laku atau yang disebut juga terapi kognitif merupakan terapi yang efektif pada tatalaksana obesitas anak (Braet et al, 1997) dalam (Flodmark et al, 2004 sebagaimana disebut juga terapi keluarga dalam (Flodmark

et al, 2004).

Untuk mengatur diet, yang perlu diperhatikan adalah pemberian diet yang seimbang sesuai RDA, yaitu dengan cara mengintervensi diet anak. Salah satu contoh cara pengaturan diet untuk anak yaitu the traffic light diet. Pada program ini terdapat tiga golongan makanan yaitu, green food (makanan rendah kalori dan lemak yang boleh dikonsumsi dengan bebas), yellow food (makanan rendah lemak namun dengan kalori sedang yang boleh dimakan namun terbatas), dan red food (makanan mengandung lemak dan kalori kadar tinggi yang tidak boleh dimakan sama sekali atau hanya semingggu sekali (Sjarif, 2005)

Menurut Sjarif (2005), modifikasi perilaku, tatalaksana diet dan aktivitas fisik merupakan komponen yang efektif dalam pengobatan obesitas pada anak, serta menjadi perhatian paling penting bagi ahli fisiologi untuk mendapatkan bagaimana memperoleh perubahan makan dan aktivitas perilakunya. Beberapa cara perubahan perilaku tersebut di antaranya:

• Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisik, serta mencatat perkembangannya.

• Kontrol terhadap rangsangan stimulus. • Mengubah perilaku makan.

• Penghargaan dan hukuman dari orangtua. • Pengendalian diri.

Penatalaksanaan farmakoterapi harus mengikuti aturan-aturan tertentu antara lain hanya dilakukan pada anak obesitas bila mengalami kegagalan pada program modifikasi gaya hidup yang intensif, dan pada anak overweight bila didapati adanya faktor penyulit (Iughetti et al, 2010).


(37)

Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan menjadi tiga yaitu penekan nafsu makan dengan cara menghambat reuptake serotonin, norepinefrin, dan dopamin, misalnya sibutramin, penghambat absorbsi zat gizi, misal orlistat, dan kelompok lain termasuk leptin, octreotide, dan metformin (Iughetti et al, 2010).

Menurut Sjarif (2005), terapi bedah dilakukan jika BB>200% BB ideal. Prinsipnya ada dua, yaitu:

Gastric-banding dan vertical-banded gastroplasty dengan tujuan untuk

mengurangi asupan makanan dan memperlambat pengosongan lambung. • Membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus.

2.2.8 Pencegahan

Peningkatan epidemik obesitas anak merupakan suatu hal yang fundamental sehingga semua pihak harus memiliki ketertanggungjawabannya masing-masing dalam pencegahan obesitas ini (Flodmark et al, 2004). Menurut Lissau et al, 2002, dalam (Flodmark et al, 2004) ada enam level yang harus terlibat dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak dan remaja, antara lain keluarga, sekolah, ahli kesehatan, pemerintah, industri, dan media.

Pencegahan dilakukan dengan menggunakan dua strategi pendekatan, yaitu strategi pendekatan populasi yaitu dengan mempromosikan hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orangtuanya, serta strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi pada obesitas (Sjarif, 2005).


(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 4 Kerangka Konsep 3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengetahuan Ibu -definisi -faktor risiko

-komplikasi -pencegahan -penatalaksanaan


(39)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Obesitas Secara Umum

Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu mengenai obesitas termasuk definisi, faktor risiko, penyebab, komplikasi, dan tatalaksana berhubungan dengan obesitas. Obesitas adalah keadaan dengan

persentil >95th

Angket Kuesioner

yang terdiri dari 18 pertanyaan

dimana tiap soal bila:

Benar : 2 Salah : 0

Tingkat pengetahuan yang dibagi atas(Arikunto, 2007) -Kategori baik : benar > 75% dari keseluruhan nilai pertanyaan (28-36) -Kategori sedang : benar antara 50%-75% nilai keseluruhan pertanyaan (18-27) -Kategori kurang : benar <50% dari nilai keseluruhan pertanyaan (0-17) Skala ordinal


(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).Cross sectional adalah suatu desain penelitian yang pengukurannya hanya dilakukan satu kali (Ghazali et al, 2008).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan penggambaran mengenai keadaan yang terdapat dalam masyarakat, baik berupa faktor risiko maupun efek/hasil (Alatas et al , 2008).

4.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada Kelurahan Pangkalan Masyhur. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai Agustus 2011 atau sampai sampel terpenuhi.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak antara usia 6-12 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Pangkalan Masyhur.

4.3.2 Sampel

Untuk mendapatkan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik

non-probability sampling dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive

sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan

dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro, 2008).


(41)

Untuk menilai jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus besar sampel untuk penelitian estimasi berupa data proporsi dengan populasi finit (terbatas):

Keterangan (Wahyuni, 2007) :

n = jumlah sampel minimum N = jumlah di populasi

= nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan absolut yang dapat ditolerir

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pangkalan Masyhur dimana jumlah

ibu (N) ada sekitar 6423 jiwa. Pada penelitian ini nilai α yang digunakan sebesar

0,05 sehingga diperoleh nilai Z1-α/2 sebesar 1,96. Karena nilai p (proporsi) tidak diketahui maka digunakan nilai p sebesar 0,50 (Notoatmodjo, 2010). Untuk nilai kesalahan absolut yang dapat ditolerir (d) adalah sebesar 0,10.

Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel penelitian ini adalah:

n = 94,600798

Maka berdasarkan rumus di atas, pada penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebesar 95 orang.

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi :


(42)

• Dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik • Dapat membaca dan menulis dengan baik dan benar b.Kriteria Eksklusi :

• Ibu tidak bersedia menjadi responden dan menandatangani informed consent

• Ibu dengan riwayat pendidikan di bidang kesehatan

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data tentang tingkat pengetahuan ibu mengenai obesitas pada anak menggunakan suatu kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu. Untuk itu maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba trial terlebih dahulu di lapangan. Responden yang digunakan sebaiknya memiliki ciri responden yang sama dari tempat dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Setelah kuesioner tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya selanjutnya dilakukan pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti setelah mendapat rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin dari Kelurahan Pangkalan Masyhur, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang maksud, tujuan dan prosedur penelitian selama lima menit. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta menandatangani informed consent. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan peneliti selama 15 menit dan peneliti menunggu responden pada waktu menjawab kuesioner. Setelah waktu yang ditentukan habis maka peneliti mengambil kembali kuesioner tersebut. Selanjutnya peneliti akan mengumpulkan kuesioner untuk dilakukan analisis data.


(43)

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian, meliputi gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak. Pengumpulan data tersebut melalui wawancara angket kepada sampel penelitian (seperti yang telah diterangkan di atas). Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh melalui kantor kelurahan berupa data demografi penduduk.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0,517 0,747 0,630 0,449 0,591 0,459 0,524 0,466 0,601 0,648 0,554 0,598 0,467 0,576 0,478 0,681 0,602 0,754 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,882 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel


(44)

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewancarai ulang responden.

2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (SPSS).

4. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

4.5.2 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Kecamatan Medan Johor yang merupakan salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Medan Tuntungan di sebelah barat, Medan Amplas di sebelah timur, Deli Serdang di sebelah selatan, dan Medan Polonia di sebelah utara.

Kecamatan Medan Johor yang memiliki luas 12,81 km2 ini terdiri dari 6 kelurahan, yaitu kelurahan Kwala Bekala, kelurahan Gedung Johor, kelurahan Kedai Durian, kelurahan Suka Maju, kelurahan Titi Kuning, dan kelurahan Pangkalan Masyhur yang mana merupakan tempat penelitian.

5.1.2 Karakteristik Responden

Resonden dalam penelitian ini adalah Ibu yang tinggal di Kelurahan Pangkalan Masyhur. Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan kategori usia, pendidikan dan pekerjaan.


(46)

Tabel 5.1Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 11 50 36 11,3 51,5 37,1 Pendidikan

Tidak tamat SD SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademik/Perguruan Tinggi 1 2 5 48 41 1 2,1 5,2 49,5 42,3 Pekerjaan PNS

Ibu Rumah Tangga (IRT) Pembantu Rumah Tangga (PRT)

Wiraswasta Guru Pegawai swasta 28 46 6 9 6 2 28,9 47,4 6,2 9,3 6,2 2,1

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang paling banyak terdapat pada kelompok usia 31-40 tahun yaitu 50 orang (51,5%) sedangkan usia responden terendah berada dalam kelompok usia 21-30 tahun yaitu 11 orang (11,3%).

Pendidikan terakhir responden terbagi atas 5 jenjang pendidikan yaitu, tidak tamat SD, SD (sekolah dasar), SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi. Melalui tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah SMA sederajat, yaitu sebanyak 48 orang (49,5%), sedangkan pendidikan terakhir responden terendah adalah tidak tamat SD yaitu sebanyak 1 orang (1%), dan sisanya berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 41 orang (42,3%), SMP sederajat sebanyak 5 orang (5,2%) dan SD sebanyak 2 orang (2,1%).

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (47,4%). Selebihnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 28 orang (28,9%), sebagai wiraswasta 9 orang (9,3%), sebagai guru 6 orang (6,2%), dan pegawai swasta 2 orang (2,1%).


(47)

5.1.3 Hasil Analisa Data 1) Pengetahuan Responden

Pada penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur melalui kuesioner yang diberikan melalui angket. Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 18 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai obesitas (kegemukan) pada anak, antara lain pengertian obesitas, penyebab dan faktor risiko obesitas, komplikasi obesitas, dan pencegahan serta terapi obesitas. Adapun hasil penelitian dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan PangkalanMasyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011

No. Pertanyaan BENAR SALAH

n % n %

1. Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan

33 34 64 66

2. Obesitas tidak sama dengan overweight

19 19,6 78 80,4

3. Cara terbaik dalam menentukan apakah anak mengalami obesitas yaitu dengan menilai indeks massa tubuh kemudian memasukkan nilai ke dalam suatu grafik CDC

37 38,1 60 61,9

4. Obesitas dapat disebabkan karena banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak

71 73,2 26 26,8

5. Faktor genetik berperan dalam menyebabkan kondisi obesitas pada seseorang

57 58,8 40 41,2

6. Faktor pendapatan di dalam keluarga berperan secara tidak langsung dalam menyebabkan obesitas

48 49,5 49 50,5

7. Konsumsi makanan cepat saji dalam jumlah dan frekuensi tertentu dapat menyebabkan obesitas

78 80,4 19 19,6

8. Anak sering menonton televisi, bermain playstation dan komputer dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas


(48)

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Anak yang tidak mendapatkan ASI lebih berisiko untuk mendapatkan obesitas

Ayam goreng dan selai kacang merupakan makanan tinggi lemak

Obesitas dapat menyebabkan gangguan tumbuh dan kembang pada anak

Obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan psikologis Obesitas dapat menimbulkan penyakit jantung

Obesitas dapat menimbulkan gangguan kulit

Diabetes mellitus merupakan komplikasi obesitas

Cara mencegah terjadinya obesitas pada anak dengan mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan dan melakukakan aktivitas fisik

Pengetahuan gizi akan berpengaruh terhadap pola makan keluarga yang berdampak pada pembetukan kebiasaan makan

Prinsip pengobatan anak obesitas adalah dengan memperbaiki pola hidup termasuk pola makan aktivitas fisik 19 76 67 58 67 33 47 89 86 88 19,6 78,4 69,1 59,8 69,1 34 48,5 91,8 88,7 90,7 78 21 30 39 30 54 50 8 11 9 80,4 21,6 30,9 40,2 30,9 66 51,5 8,2 11,3 9,3

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat frekuensi jawaban dari masing persoalan. Pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pada nomor 16 yaitu sebanyak 89 orang (91,8%). Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 2 dan 9 yaitu sebanyak 78 orang (80,4%).

Berdasarkan jawaban di atas, maka dapat disimpulkan tingkat pengetahuan responden tentang obesitas pada anak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011 Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 11 11,3

Cukup 55 56,7

Kurang 31 32


(49)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan responden mengenai obesitas pada anak adalah cukup, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%), sedangkan sebanyak 31 orang (32%) berpengetahuan kurang, dan 11 orang (11,3%) berpengetahuan baik.

2) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Usia Ibu

Tabel 5.4 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di KelurahanPangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

Usia

f % f % f %

21-30 tahun 0 0 6 10,9 5 16,1 11

31-40 tahun 41-50 tahun

7 4

63,6 36,4

29 20

52,7 36,4

14 12

45,2 38,7

50 36

Total 11 100 55 100 31 100 97

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 7 orang (63,6%), cukup sebanyak 29 orang (52,7%), dan kurang sebanyak 14 orang (45,2%) paling banyak berada pada kelompok usia 31-40 tahun.


(50)

3) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.5 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di

KelurahanPangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

Terakhir

f % f % f %

Tidak tamat SD 0 0 0 0 1 3,2 1

SD 0 0 1 1,8 1 3,2 2

SMP sederajat 0 0 2 3,6 3 9,7 5

SMA/Sederajat 2 18,2 25 45,5 21 67,8 48 Akademik/ Perguruan

Tinggi 9 81,8 27 49,1 5 16,1 41

Total 11 100 55 100 31 100 97

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik mayoritas mengemban pendidikan terakhir Perguruan Tinggi, yakni 9 orang (81,8%). Responden dengan pengetahuan cukup (sedang) mayoritas mengemban pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 27 orang (49,1%). Sedangkan responden dengan pengetahuan kurang ditemukan pada tingkat SMA sederajat sebanyak 21 orang (67,8%).

4) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.6 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Pekerjaan

Jenis

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

Pekerjaan

F % f % f %

PNS 6 54,5 19 34,5 3 9,7 28

Ibu Rumah Tangga 4 36,4 23 41,8 19 61,3 46

Buruh Kerja 0 0 1 1,9 5 16,1 6

Wiraswasta 0 0 5 9,1 4 12,9 9

Guru Pegawai Swasta 1 0 9,1 0 5 2 9,1 3,6 0 0 0 0 6 2


(51)

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan baik sebagian besar berada pada responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), yaitu sebanyak 6 orang (54,5%). Mayoritas responden yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 23 orang (41,8%), begitu juga dengan tingkat pengetahuan kurang terdapat pada responden yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) yaitu 19 orang (61,3%).

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini didapati mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai obesitas pada anak. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan ibu yang berada dalam kategori cukup (56,7%) ini disebabkan kurangnya kesadaran ibu akan bahayanya obesitas ini yang mana hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh ibu mengenai obesitas pada anak. Penelitian Patricia (2009) mendapati pengetahuan mengenai perilaku berisiko obesitas yang dilakukan pada ibu dari siswa/i kelas III SD St Fransiskus Jakarta Selatan relatif tinggi. Penelitian yang dilakukan di poli-KIA Puskesmas Dinoyo Malang tahun 2001 menunjukkan pengetahuan orangtua tentang bahaya obesitas pada anak cukup rendah (53,33%). Penelitian Rosa (2010) mendapati pengetahuan ibu tentang gizi pada balita di Kabupaten Ponorogo tergolong dalam kategori rendah (85%). Perbedaan yang didapati pada hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan karakteristik responden dan terdapatnya perbedaan jenis pertanyaan untuk menilai tingkat pengetahuan yang dipertanyakan pada penelitian-penelitian ini. Dimana pada penelitian sebelumnya, pertanyaan yang diajukan lebih mengarah seputar tentang pengetahuan gizi ibu. Selain itu, perbedaan ini juga bisa saja disebabkan karena berbedanya pembagian kategori pengetahuan pada beberapa penelitian ini.

Selain itu faktor usia juga berpengaruh terhadap pengetahuan para ibu tentang obesitas pada anak dimana kelompok usia 31-40 tahun cenderung memiliki pengetahuan yang baik terhadap obesitas pada anak. Hal ini bisa disebabkan karena usia produktif (31-40 tahun) memiliki pengetahuan yang baik


(52)

dari segi pengalaman dan ketajaman berpikir selain itu mungkin saja disebabkan karena banyaknya jumlah sampel pada kelompok usia 31-40 tahun sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, tampak pada pelaksanaan penelitian responden dengan kelompok usia 31-40 tahun lebih berusaha untuk memahami soal yang diajukan dan membandingkannya dengan hal-hal yang sering mereka perhatikan pada anak yang mengalami obesitas. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mega (2010) yang menilai pengetahuan ibu tentang muntah pada anak mendapati tingkat pengetahuan baik berada pada ibu dengan kelompok usia 31-40 tahun. Hal ini bisa saja menunjukkan bahwa kelompok usia 31-40 tahun merupakan usia dimana seorang ibu lebih matang dan peka terhadap tumbuh dan kembang anak sehingga ibu tersebut berusaha untuk mencari lebih banyak informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi pada anak. Menurut Notoadmodjo (2003), umur mempengaruhi pengetahuan, karena semakin tua usia maka pengetahuan semakin bertambah juga.

Hal ini mungkin ada kaitanya dengan faktor pendidikan terakhir responden. Dari penelitian diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik mayoritas mengemban pendidikan perguruan tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena perguruan tinggi merupakan kategori tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga artinya seseorang dengan pendidikan lebih tinggi cenderung untuk lebih mengoptimalisasikan informasi yang diperoleh termasuk untuk mencari sendiri sumber informasinya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Drajat et al (2008) bahwa pendidikan seseorang dapat membantu sampainya informasi kesehatan, sehingga dapat berpengaruh secara tidak langsung pada status dan pengetahuan kesehatan, maka rendahnya tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor penghambat terhadap akses informasi pangan, gizi dan kesehatan. Pendapat ini juga didukung oleh Koenraadt (2006) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan lebih tinggi berpeluang untuk memanfaatkan lebih banyak sarana informasi untuk meningkatkan pengetahuannya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mepunyai


(53)

pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi.

Peranan pekerjaan ataupun aktivitas responden merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dimana responden yang memiliki pengetahuan baik adalah ibu yang bekerja (PNS) dan sementara responden yang memiliki pengetahuan yang kurang adalah ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga). Jadi dapat dilihat bahwa ibu atau responden yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu atau responden yang tidak bekerja. Peneliti berasumsi tingkat pengetahuan ibu yang lebih baik berada pada ibu dengan pekerjaan PNS dikarenakan PNS lebih banyak menerima informasi dari luar dan tingkat pemahaman yang cukup baik. Sama halnya dengan usia dan tingkat pendidikan, pekerjaan juga merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan serta pembentukan sikap seseorang. Jika seseorang memiliki pekerjaan maka diyakini akan terjadi peningkatan pengetahuan serta pembetukan sikap positif pada diri seseorang (Kosasih, 1997).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dalam kategori cukup namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan ibu terhadap penyebab dan faktor risiko dari obesitas pada anak. Sebagaimana yang terlihat pada hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu tentang penyebab dan faktor risiko masih kurang. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh oleh ibu-ibu tentang penyebab dan faktor risiko obesitas pada anak sehingga hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang penyebab dan faktor risiko obesitas. Sedang untuk pengetahuan ibu tentang komplikasi dan tatalaksana obesitas pada anak sudah tergolong cukup baik. Dimana pengetahuan responden mengenai komplikasi dan tatalaksana obesitas lebih baik bisa saja disebabkan karena komplikasi dan tatalaksana merupakan dampak yang dapat dilihat secara langsung sebagaimana menurut


(54)

Notoatmodjo (2003), pengetahuan diperoleh setelah seseorang melalukan penginderaan terhadap suatu objek. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui adanya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan melalui penyuluhan dan sosialisasi melalui media-media lainnya.


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa rata-rata responden berusia 31-40 tahun yaitu 50 orang (51,5%). Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat yaitu 48 orang (49,5%). Rata-rata responden ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (47,4%)

2. Sebagian besar ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan memiliki pengetahuan cukup (sedang) yaitu 55 orang (56,7%).

3. Ibu mengenyam pendidikan perguruan tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan cukup yaitu masing-masing sebanyak 9 orang (81,8%) dan 27 orang (49,1%).

4. Ibu yang bekerja (PNS) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 6 orang (54,5%).

5. Ibu dengan kelompok usia 31-40 tahun memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 7 orang (63,6%)

Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan 2011 adalah cukup. Sebagaimana diketahui ibu memegang peranan penting dalam pola pengasuhan anak sehingga pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dapat memiliki dampak terhadap kejadian obesitas pada anak


(56)

6.2 Saran

1. Para ibu lebih waspada dan mengerti serta tidak menganggap bahwa obesitas (kegemukan) merupakan hal yang biasa karena anak gemuk merupakan tanda bahwa si anak tumbuh sehat. Melakukan pencegahan yang baik dan benar yaitu dengan memulai pola hidup yang sehat yaitu dengan mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan dan melakukan aktivitas fisik secara teratur yang dapat diterapkan oleh setiap ibu untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak.

2. Penelitian ini dilakukan pada 97 responden dari populasi di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan, untuk penelitian selanjutnya dengan jumlah lebih besar dan perlu dinilai sikap, tindakan, dan perilaku terhadap obesitas pada anak serta hubungannya dengan kejadian obesitas pada anak.

3. Tempat penelitian bekerja sama dengan puskesmas atau rumah sakit untuk mengadakan penyuluhan secara rutin tentang obesitas pada anak mengenai definisi, penyebab, komplikasi, dan penanganan obesitas pada anak, dimana nantinya melaui penyuluhan ini diharapkan juga adanya edukasi dan sosialisasi mengenai cara pemberian makanan pada anak dan pengaturan aktivitas fisik pada anak..

4. Tenaga kesehatan lebih sering memberikan penyuluhan mengenai obesitas pada anak.


(1)

Perguruan Tinggi 9 27 5 41

Total 11 55 31 97

Distribusi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan * Tingkat pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat pengetahuan Total Baik Cukup Kurang

Pekerjaan PNS 6 19 3 28

Ibu Rumah Tangga

4 23 19 46

PRT 0 1 5 6

Wiraswasta 0 5 4 9

Guru 1 5 0 6

pegawai swasta 0 2 0 2

Total 11 55 31 97

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Definisi dan Penyebab Obesitas pada Anak

Tingkat pengetahuan definisi dan penyebab obesitas pada anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 9 9.3 9.3 9.3

cukup 45 46.4 46.4 55.7

kurang 43 44.3 44.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Komplikasi dan Tatalaksana Obesitas pada Anak

Tingkat pengetahuan komplikasi dan tatalaksana obesitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 34 35.1 35.1 35.1


(2)

kurang 16 16.5 16.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah yang dimaksud dengan obesitas? (P1) Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 64 66.0 66.0 66.0

benar 33 34.0 34.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah obesitas sama dengan overweight? (P2) Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 78 80.4 80.4 80.4

benar 19 19.6 19.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah cara terbaik dalam menentukan apakah anak mengalami obesitas atau tidak? (P3)

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 60 61.9 61.9 61.9

benar 37 38.1 38.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Obesitas dapat disebabkan karena banyaknya mengkonsumsi makanan tinggi? (P4)

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

benar 71 73.2 73.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh faktor genetik terhadap timbulnya kondisi obesitas pada seseorang? (P5)

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 40 41.2 41.2 41.2

benar 57 58.8 58.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh faktor pendapatan di dalam keluarga terhadap timbulnya obesitas pada anak? (P6)

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 49 50.5 50.5 50.5

benar 48 49.5 49.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh makanan cepat saji terhadap timbulnya kondisi obesitas? (P7)

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 19 19.6 19.6 19.6

benar 78 80.4 80.4 100.0


(4)

Manakah pernyataan di bawah ini yang paling benar? (P8) Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 70 72.2 72.2 72.2

benar 27 27.8 27.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh pemberian ASI dengan timbulnya obesitas pada anak? (P9)

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 78 80.4 80.4 80.4

benar 19 19.6 19.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

Manakah di bawah ini makanan yang mengandung tinggi lemak? (P10) Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 21 21.6 21.6 21.6

benar 76 78.4 78.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh obesitas terhadap tumbuh kembang anak? (P11) Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 30 30.9 30.9 30.9

benar 67 69.1 69.1 100.0


(5)

Bagaimanakah pengaruh obesitas terhadap perkembangan psikologis pada anak? (P12)

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 39 40.2 40.2 40.2

benar 58 59.8 59.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

Manakah pernyataan di bawah ini yang paling benar? (P13) Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 30 30.9 30.9 30.9

benar 67 69.1 69.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah pengaruh obesitas terhadap kejadian gangguan kulit pada anak? (P14)

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 64 66.0 66.0 66.0

benar 33 34.0 34.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Apakah komplikasi dari obesitas? (P15) Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 50 51.5 51.5 51.5

benar 47 48.5 48.5 100.0


(6)

Bagaimanakah cara mencegah terjadinya obesitas pada anak? (P16) Pertanyaan 16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 8 8.2 8.2 8.2

benar 89 91.8 91.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah dampak pengetahuan gizi terhadap pembetukan pola makan? (P17)

Pertanyaan 17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 11 11.3 11.3 11.3

benar 86 88.7 88.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

Bagaimanakah prinsip pengobatan anak yang mengalami obesitas? (P18) Pertanyaan 18

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 9 9.3 9.3 9.3

benar 88 90.7 90.7 100.0