keseimbangan energi dengan menghambat masukan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi. Hal ini akan mengurangi energi yang tersimpan. Sebaliknya,
jika simpanan energi sedikit maka akan terjadi pengaktifan jalur anabolisme untuk menggantikan jalur katabolisme sehingga menghasilkan simpanan energi dalam
bentuk jaringan adiposa, sehingga tercapai keseimbangan antara keduanya Kane dan Kumar, 2007.
Impuls aferen ini nantinya akan dibawa ke otak belakang dan hipotalamus untuk diintegrasikan dan diproses. Nukleus traktus solitarius pada otak belakang
merupakan tempat dimana input vagal dan neural lainnya diintegrasikan. Nukleus arkuatus yang terdapat pada dasar hipotalamus menerima signal dari leptin dan
meningkatkan produksi dan sekresi neuropeptida Y NPY dan Agouti-related peptide AgRP yang meningkatkan nafsu makan. Sebaliknya, cocaine-
amphetamine-related transcript CART dan pro-opiomelanocortin POMC menurunkan nafsu makan. Nukleus paraventrikular hipotalamus distimulasi oleh
peptida yang berasal dari nukleus arkuatus dan signal jauh lainnya Associate Professor, 2007.
Sistem saraf perifer mempunyai peran dalam menstimulasi suhu jaringan melalui aktivasi reseptor beta adrenergik 3 yang menyebabkan penurunan intake
makanan Grujic et al, 1997 dalam Associate Professor, 2007. Sistem saraf simpatis memainkan peran dalam mempertahankan kebutuhan energi Associate
Professor, 2007.
2.2.5 Prevalensi Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan publik yang cukup serius pada abad 21. Masalah ini secara global terus menerus
mempengaruhi banyak negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah dan menengah, terutama pada daerah perkotaan WHO, 2009.
Obesitas dunia telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. Pada tahun 2008, 1,5 juta orang dewasa 20 tahun atau lebih mengalami
overweight. Diantaranya 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obes. Hampir 43 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight pada tahun
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2010. Dulunya obesitas lebih banyak terjadi di negara dengan tingkat pendapatan tinggi, tetapi sekarang ini overweight dan obesitas mengalami peningkatan pada
negara dengan tingkat pendapatan rendah dan sedang. Sekitar 35 juta anak mengalami overweight di negara sedang berkembang dan 8 juta di negara maju
WHO, 2009. Peningkatan prevalensi overweight pada anak merupakan suatu alarm
masalah kesehatan masyarakat. National Health and Nutrition Examination Survey NHANES melaporkan prevalensi overweight sebesar 17,1 pada anak
yang berusia antara 2-19 tahun, dan prevalensi anak yang berisiko mendapatkan overweight sebesar 33,6. Untuk anak usia 2-5 tahun, prevalensinya adalah
13,9 mengalami overweight dan 22,6 berisiko mendapat overweight. Prevalensi ini terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini Ogden et al,
2006 dalam Lucas dan Feucht, 2008. Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan
Australian Council for Health, Physical Education and Recreation 1985 dalam Ani Ariani dan Tiangsa Sembiring 2007 melaporkan adanya peningkatan
overweight dan obesitas dari 11,8 pada anak laki-laki dan 10,7 pada anak perempuan menjadi lebih besar 19 pada anak laki-laki dan 21 pada anak
perempuan dalam 3 tahun. Prevalensi obesitas pada anak-anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir ini meningkat dari 7,6-10,8 menjadi
13-14. Prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 6-18 tahun di Rusia adalah 6 dan 10, di Cina adalah 3,6 dan 3,4 dan di Inggris adalah 22-31
dan 10-17, bergantung pada umur dan jenis kelamin. Prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah di Singapura meningkat dari 9 menjadi 19 Sjarif, 2005.
Di Indonesia, prevalensi obesitas pada balita menurut SUSENAS meningkat baik di desa maupun di perkotaan. Pada tahun 1992, prevalensi
obesitas pada daerah perkotaan didapatkan 6,3 pada laki-laki dan 8 pada perempuan. Di tahun 1995, prevalensi obesitas di 27 provinsi adalah 4,6 Sjarif,
2005. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun
2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
adalah 10,3 laki-laki 13,9, perempuan 23,8. Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5 dan perempuan 6,4.
Penelitian di Medan pada tahun 1995 yang dilakukan oleh Kamelia mendapatkan kejadian obesitas sebesar 20 pada SD swasta dan 9 pada SD
negeri di kota Medan. Sedang dari hasil penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Ariani dan Sembiring didapati kejadian obesitas pada anak SD di kota Medan
adalah 17,75 dimana 60,5 terjadi pada anak laki-laki dan 39,5 terjadi pada anak perempuan.
2.2.6 Risiko Komplikasi Obesitas