Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid
Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid
Emir Taris Pasaribu
Divisi Onkologi Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara – RS H. Adam Malik, Medan
Abstrak: Kanker tiroid penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistim endokrin, 1% dari
seluruh keganasan, di Indonesia menempati urutan 9 dari 10 keganasan yang sering ditemukan.
Berasal dari sel-sel parenkim dan stroma kelenjar tiroid, sehingga secara histopatologi dapat
diklasifikasi, tipe papiler 75%, tipe folikuler 10%, Hurtle sel 2-4% tipe anaplatik 1-2% tipe medular
5-9%, limfoma 1- 3% dan sarkoma 4 cm kemungkinan akan
malignan besar. Pada satu penelitian di Sub
Bagian Bedah Onkologi HNB / RSCM, bila
nodul tiroid konsistensi keras , batas tidak tegas,
terletak di isthmus, permukaan berbenjol dan
disertai pembesaran kelenjar getah bening leher
mempunyai ketepatan 82,6%.5 Pembesaran
kelenjar getah bening regional pada kanker
tiroid sebagian besar akan ditemukan pada
daerah pre trahea dan sepanjang m
sternokledomastoid.
Metastasis jauh pada kanker tiroid akan
menimbulkan gejala klinis sesuai dengan organ
yang dikenai, Metastasis jauh sering pada paru,
tulang, otak dan organ lainnya. Pada kanker
tiroid tipe papiler, 5% penderita telah terjadi
Metastasis jauh pada saat diagnosa ditegakkan
sedangkan pada kanker tiroid tipe folikular dua
kali lebih sering.
Tabel 3.
Incidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)5
Jakarta (Ramli, M)
18.4%
(1990)
Surabaya (Martatko)
11.4%
(1990)
Bandung (Lukito)
12.84%
(1990)
Semarang (Tjahjono)
8.4%
(1990)
Denpasar (Manuaba T)
5.39%
(1990)
Palembang (Burmansjah S)
30%
(1990)
Ujung Pandang (Sampapajung D)
17%
(1990)
LABORATORIUM 1,2,10
Fungsi kelenjar tiroid dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan kadar TSH, T4
dan T3. Pada kanker tiroid pada umumnya tidak
terjadi gangguan fungsi tiroid sehingga pada
pemeriksaan kadar TSH, T4 dan T3 dalam batas
272
normal, hanya saja pada keadaan hipo /
hiperfungsi kelenjar tiroid tidak selamanya
menghilangkan kecurigaan
akan terjadinya
kanker tiroid.
Kadar tiroglobulin cukup sensitif untuk
pertanda suatu kanker tiroid tapi tidak spesifik,
Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006
Emir Taris Pasaribu
Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid
karena kadar tiroglobulin dapat juga meningkat
pada kelainan tiroid lainnya. Biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil dari suatu
terapi atau mengamati terjadinya kekambuhan
pada penderita kanker tiroid.
Kalsitonin dapat sebagai petanda kanker
tiroid tipe medulare, dimana pemeriksaan
laboratorium dilakukan bila pada anamnesa
ditemukan adanya riwayat keluarga, MEN 2A,
MEN 2B dan tidak sebagai pemeriksaan rutin.
UICC, 6th ed. Hamburg ” Springer Verlag;
1994.
PENCITRAAN 1,2,10
Untuk nodul tiroid pencitraan dapat
dilakukan dengan menggunakan Scann tiroid
dan USG, bukan untuk menentukan nodul tiroid
jinak atau ganas. Fungsi dan anatomi kelenjar
tiroid dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan Scann tiroid, pada satu rangkaian
penelitian didapati kemungkiana terjadinya
keganasan pada nodul tiroid dengan lesi dingin
(cold nodule} 10-15%, lesi panas (hot nodule)
5% dan lesi normal (warm nodule) 10%.
Pemeriksaan USG dapat mengetahui besarnya
nodul dan jumlah nodul, tidak membedakan
suatu lesi jinak atau ganas. Sebagian besar lesi
dingin pada Scann tiroid terjata pada
pemeriksaan USG menggambarkan lesi yang
padat (solid).
Kemungkinan akan keganasan pada lesi
padat 20% sedangkan pada lesi kistik 7%.
KESIMPULAN
Insidens kanker tiroid sangat dipengaruhi
oleh banyak factor antara lain, demografi,
lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah
terpapar radiasi. Tidak ada gambaran klinis yang
khas untuk menyatakan suatu nodul tiroid ganas,
sehingga perlu multi modaliti pemeriksaan
untuk tidak terjadi keterlambatan terapi atau
terapi yang berlebihan.
5.
Ramli M . Kanker tiroid, penatalaksanaan
diagnosis dan terapi. Deteksi dini kanker.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2000.
6.
Holzer S, Reiners C, Mann K, et al. Patterns
of care for patients with primary
differentiated carcinoma of the thyroid
gland treated in Germany during 1996.
Cancer 2000 ; 89: 1; 120 – 6.
7.
Wheeles MH . The thyroid gland. Breast
and Endocrine Surgery. London: WB
Saunders; 1997.p. 35 – 75.
8.
Hundahl S, Cady B, Cunningham MP.
Initial result from a prospective study of
5583 cases of thyroid carcinoma treated in
the United State during 1996. Cancer 2000;
89: 1; 134 – 9.
9.
Kruseman CAN, Van De Velde CJH.
Tumor kelenjar endokrin. Onkologi 5th ed.
Panitia Kanker RSUP Dr Sarjito, Jogyakarta
; 1999. p. 589 – 616.
10. Subekti S. Pendekatan pasien dengan nodul
tiroid (deteksi dini karsinoma tiroid).
Dalam: Deteksi Dini Kanker. Jakrta: Balai
Penerbit FK UI; 2000.
11. Cady B; Comparative analysis of thyroid
carcinoma in Germany and The U.S. Cancer
2000 ;89:1; 98 – 101.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fraker DL, Skarulis M, Livalsi V. Thyroid
tumors. In: Cancer Principles and Practice
Oncology, 5th ed. Philadelphia LippicottRoven; 1997.p. 1629 – 48.
2.
Cady B, Rossi S. Surgery of the thyroid and
parathyroid gland. 3rd ed. London: WB
Saunders Company: 1991.
3.
Mazzaferri EL. Thyroid carcinoma,
papillary and follicular.Endocrine tumors,
New
York:
Blackwell
scientific
publications ;1993.p.278 – 323.
4.
Coldwell CB, Sherman CD. Carcinoma
thyroid.
Manual of clinical oncology.
Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006
273
Emir Taris Pasaribu
Divisi Onkologi Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara – RS H. Adam Malik, Medan
Abstrak: Kanker tiroid penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistim endokrin, 1% dari
seluruh keganasan, di Indonesia menempati urutan 9 dari 10 keganasan yang sering ditemukan.
Berasal dari sel-sel parenkim dan stroma kelenjar tiroid, sehingga secara histopatologi dapat
diklasifikasi, tipe papiler 75%, tipe folikuler 10%, Hurtle sel 2-4% tipe anaplatik 1-2% tipe medular
5-9%, limfoma 1- 3% dan sarkoma 4 cm kemungkinan akan
malignan besar. Pada satu penelitian di Sub
Bagian Bedah Onkologi HNB / RSCM, bila
nodul tiroid konsistensi keras , batas tidak tegas,
terletak di isthmus, permukaan berbenjol dan
disertai pembesaran kelenjar getah bening leher
mempunyai ketepatan 82,6%.5 Pembesaran
kelenjar getah bening regional pada kanker
tiroid sebagian besar akan ditemukan pada
daerah pre trahea dan sepanjang m
sternokledomastoid.
Metastasis jauh pada kanker tiroid akan
menimbulkan gejala klinis sesuai dengan organ
yang dikenai, Metastasis jauh sering pada paru,
tulang, otak dan organ lainnya. Pada kanker
tiroid tipe papiler, 5% penderita telah terjadi
Metastasis jauh pada saat diagnosa ditegakkan
sedangkan pada kanker tiroid tipe folikular dua
kali lebih sering.
Tabel 3.
Incidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)5
Jakarta (Ramli, M)
18.4%
(1990)
Surabaya (Martatko)
11.4%
(1990)
Bandung (Lukito)
12.84%
(1990)
Semarang (Tjahjono)
8.4%
(1990)
Denpasar (Manuaba T)
5.39%
(1990)
Palembang (Burmansjah S)
30%
(1990)
Ujung Pandang (Sampapajung D)
17%
(1990)
LABORATORIUM 1,2,10
Fungsi kelenjar tiroid dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan kadar TSH, T4
dan T3. Pada kanker tiroid pada umumnya tidak
terjadi gangguan fungsi tiroid sehingga pada
pemeriksaan kadar TSH, T4 dan T3 dalam batas
272
normal, hanya saja pada keadaan hipo /
hiperfungsi kelenjar tiroid tidak selamanya
menghilangkan kecurigaan
akan terjadinya
kanker tiroid.
Kadar tiroglobulin cukup sensitif untuk
pertanda suatu kanker tiroid tapi tidak spesifik,
Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006
Emir Taris Pasaribu
Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid
karena kadar tiroglobulin dapat juga meningkat
pada kelainan tiroid lainnya. Biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil dari suatu
terapi atau mengamati terjadinya kekambuhan
pada penderita kanker tiroid.
Kalsitonin dapat sebagai petanda kanker
tiroid tipe medulare, dimana pemeriksaan
laboratorium dilakukan bila pada anamnesa
ditemukan adanya riwayat keluarga, MEN 2A,
MEN 2B dan tidak sebagai pemeriksaan rutin.
UICC, 6th ed. Hamburg ” Springer Verlag;
1994.
PENCITRAAN 1,2,10
Untuk nodul tiroid pencitraan dapat
dilakukan dengan menggunakan Scann tiroid
dan USG, bukan untuk menentukan nodul tiroid
jinak atau ganas. Fungsi dan anatomi kelenjar
tiroid dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan Scann tiroid, pada satu rangkaian
penelitian didapati kemungkiana terjadinya
keganasan pada nodul tiroid dengan lesi dingin
(cold nodule} 10-15%, lesi panas (hot nodule)
5% dan lesi normal (warm nodule) 10%.
Pemeriksaan USG dapat mengetahui besarnya
nodul dan jumlah nodul, tidak membedakan
suatu lesi jinak atau ganas. Sebagian besar lesi
dingin pada Scann tiroid terjata pada
pemeriksaan USG menggambarkan lesi yang
padat (solid).
Kemungkinan akan keganasan pada lesi
padat 20% sedangkan pada lesi kistik 7%.
KESIMPULAN
Insidens kanker tiroid sangat dipengaruhi
oleh banyak factor antara lain, demografi,
lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah
terpapar radiasi. Tidak ada gambaran klinis yang
khas untuk menyatakan suatu nodul tiroid ganas,
sehingga perlu multi modaliti pemeriksaan
untuk tidak terjadi keterlambatan terapi atau
terapi yang berlebihan.
5.
Ramli M . Kanker tiroid, penatalaksanaan
diagnosis dan terapi. Deteksi dini kanker.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2000.
6.
Holzer S, Reiners C, Mann K, et al. Patterns
of care for patients with primary
differentiated carcinoma of the thyroid
gland treated in Germany during 1996.
Cancer 2000 ; 89: 1; 120 – 6.
7.
Wheeles MH . The thyroid gland. Breast
and Endocrine Surgery. London: WB
Saunders; 1997.p. 35 – 75.
8.
Hundahl S, Cady B, Cunningham MP.
Initial result from a prospective study of
5583 cases of thyroid carcinoma treated in
the United State during 1996. Cancer 2000;
89: 1; 134 – 9.
9.
Kruseman CAN, Van De Velde CJH.
Tumor kelenjar endokrin. Onkologi 5th ed.
Panitia Kanker RSUP Dr Sarjito, Jogyakarta
; 1999. p. 589 – 616.
10. Subekti S. Pendekatan pasien dengan nodul
tiroid (deteksi dini karsinoma tiroid).
Dalam: Deteksi Dini Kanker. Jakrta: Balai
Penerbit FK UI; 2000.
11. Cady B; Comparative analysis of thyroid
carcinoma in Germany and The U.S. Cancer
2000 ;89:1; 98 – 101.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fraker DL, Skarulis M, Livalsi V. Thyroid
tumors. In: Cancer Principles and Practice
Oncology, 5th ed. Philadelphia LippicottRoven; 1997.p. 1629 – 48.
2.
Cady B, Rossi S. Surgery of the thyroid and
parathyroid gland. 3rd ed. London: WB
Saunders Company: 1991.
3.
Mazzaferri EL. Thyroid carcinoma,
papillary and follicular.Endocrine tumors,
New
York:
Blackwell
scientific
publications ;1993.p.278 – 323.
4.
Coldwell CB, Sherman CD. Carcinoma
thyroid.
Manual of clinical oncology.
Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006
273