Pendekatan proses dalam pengukuran kinerja rantai pasokan Metrik Untuk Mengukur Kinerja Supply Chain

analisis penjualan, prediksi, dan perencanaan produksi merupakan aktivitas bersama. 3 Budaya organisasi yang sejalan Sebuah hubungan yang positif diantara organisasi pembeli dan pemasok dengan budaya organisasi yang sesuai, dapat menjadi keuntungan nyata dalam membuat rantai pasokan menjadi lebih baik. Dalam aktifitas operasional, sering kali tidak bisa terlepas dengan integritas rantai pasokan mulai dari pengadaan bahan baku sampai pengiriman kepada konsumen. Oleh karena itu untuk mengelola rantai pasokan dibutuhkan kesepakatan tujuan bersama, diikuti dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya organisasi yang sejalan.

2. Pengukuran kinerja rantai pasokan

Untuk mengukur kinerja rantai pasoakan sebaiknya kita mengetahui apa yang menjadi sumber pembahasan dalam kinerja rantai pasokan, yang meliputi pendekatan proses dalam pengukuran kinerja rantai pasokan, dan matrik untuk mengukur kinerja rantai pasokan menurut Pujawan 2010.

a. Pendekatan proses dalam pengukuran kinerja rantai pasokan

Aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokan adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk itu perlu adanya sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja supply chain secara holistik, yang diperlukan untuk :melakukan monitoring dan pengendalian, mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada supply chain, mengetahui dimana posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing, dan menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Untuk merancang sistem pengukuran kinerja berdasar proses, Chan Li dalam pujawan I.N.,2010 menyarankan tujuh langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi dan hubungkan semua proses yang terlibat secara baik yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. 2. Definisikan dan batasi proses inti, karena tidak semua proses yang ada dalam rantai pasokan membutuhkan perhatian yang sama dari manajemen. Pada tahap ini perlu didefinisikan proses- proses inti serta batasan sampai mana proses-proses tersebut akan dianalisis. 3.Tentukan misi, tanggung jawab, dan fungsi dari proses inti. Langkah ini perlu dilakakukan sebagai acuhan untuk menentukan mana aktivitas atau proses yang tidak memberikan value-added sehingga bisa dieliminasi. 4.Uraikan dan identifikasi sub-proses karena biasanya setiap proses inti biasanya merupakan agregasi dari sejumlah sub-proses. 5.Tentukan tanggung jawab dan fungsi sub-proses dan definisikan dengan jelas. 6.Uraikan lebih lanjut sup-proses menjadi aktivitas. Langkah ini tidak selalu dilakukan, namun biasanya bisa bermanfaat karena sub-proses bisa jadi masih terlalu umum dan sulit diukur. 7.Hubungkan target antar hirarki mulai dari proses sampai ke aktivitas, karena manajemen puncak biasanya memiliki target yang umum.

b. Metrik Untuk Mengukur Kinerja Supply Chain

salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan serta perkembangannya adalah dengan melakukan pengukuran kinerja rantai pasokan 1. Model POA Performance of Activity Pada prinsipnya POA adalah model yang digunakan untuk mengukur kinerja aktivitas yang menjadi bagian dari proses dalam supply chain. Kinerja aktivitas diukur dalam berbagai dimensi Pujawan I.N., 2010, yaitu :

a. Ongkos