tabel edisi terbaru yang bersumber dari Badan Pusat Statistika BPS Kabupaten Jember. Ada beberapa data yang nantinya akan digunakan yaitu PDRB, laju
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita di Kabupaten Jember. Data yang digunakan yaitu data PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009-2013, karena
sesuai dengan data BPS terbaru tahun 2013 dan digunakan untuk mengetahui tingkat distribusi fluktuasi pertumbuhan tiap daerah maka peneliti mengambil 5 tahun
terakhir sesuai dengan data tiap tahunnya Kabupaten Jember mengalami peningkatan kontribusi dalam Produk Domestik Regional Bruto yang mampu mempengaruhi
kegiatan ekonomi tersebut.
3.2 Metode Penelitian Data
Alat analisis yang digunakan peneliti untuk menjawab tujuan penelitian yang ada menggunakan dua alat analisis sebagai berikut:
3.2.1 Analisis Klassen Typology Analisis Klassen Typology merupakan alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing suatu wilayah Sjafrizal, 2008;180. Tipologi Klassen pada dasarnya
membagi wilayah berdasarkan dua indicator, yaitu: pertumbuhan ekonomi daerah danpendapatan per kapita daerah. Analisis Klassen Typology terdapat empat
karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, antara lain: pertama daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh high growth andhigh income, kedua
daerah maju tapi tertekan high income but low growth, ketiga daerah berkembang cepat high growth but income, dan keempat daerah relatif tertinggal low growth
and low income Kuncoro danAswandi, 2002: 27-45 dan Radianto, 2003: 479-
499. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita digunakan
typology klassen yang mengelompokkan daerah, Klasifikasi KabupatenKota menurut Klassen Typology antara lain:
Tabel 3.1 Klasifikasi KabupatenKota menurut Klassen Typology
PDRB Perkapita y Laju
Pertumbuhan PDRB r
Yi y Yi y
Ri r Kuadran I
Daerah maju dan tumbuh cepat Kuadran II
Daerah maju tapi tertekan Ri r
Kuadran III Daerah berkembang cepat
Kuadran IV Daerah tertinggal
Keterangan: Ri
: Laju pertumbuhan ekonomi wilayah antar kecamatan di Kabupaten Jember Yi
: PDRB perkapita wilayah antar kecamatan di Kabupaten Jember r
: Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Jember y
: Rata-rata PDRB perkapita wilayah Kabupaten Jember
3.2.2 Analisis Dynamic Location Quantient DLQ Alat analisis metode Dynamic Location Quantient DLQ merupakan alat
analisis yang mampu mengakomodasi perubahan struktur ekonomi wilayah dalam kurun waktu tertentu. Metode DLQ mempunyai kesamaan dengan metode SLQ,
hanya yang membedakan metode DLQ memasukkan laju pertumbuhan rata-rata terhadap masing-masing nilai tambah sektoral maupun PDRB untuk kurun waktu
antara tahun 0 sampai tahun t. Metode LQ tersebut mempunyai keterbatasan karena bersifat statis dan hanya
digunakan untuk mengestimasi perubahan sektor unggulan pada tahun tertentu saja. Untuk mengatasi keterbatasan metode LQ statis, maka akan digunakan metode LQ
dinamis yang mampu mengakomodasi perubahan struktur ekonomi wilayah dalam kurun waktu tertentu. Suyanto 2000, menyatakan bahwa penentuan sektor basis
yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada sektor potensial menggunakan metode Dynamic Location Quantient DLQ.
Rumus DLQ sebagai berikut: DLQ =
……………………………………………………………………… 3.2 Keterangan:
DLQ : Indeks dari laju pertumbuhan sektor ekonomi i di Kecamatan
gij : rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor ekonomi i di Kecamatan
gj : rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kecamatan
Gi : rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor ekonomi i di Kab.Jember
GJ : rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kab.Jember
Kriteria : •
DLQ 1 artinya laju pertumbuhan sektor ke-i terhadap PDRB daerah masih dapat diharapkan untuk menjadi basis di masa yang akan datang.
• DLQ 1 artinya laju pertumbuhan sektor ke-i terhadap PDRB daerah tidak dapat
diharapkan untuk menjadi basis di masa yang akan datang. •
DLQ = 1 artinya laju pertumbuhan sektor i terhadap laju pertumbuhan PDRB daerah n sebanding.
3.2.3 Analisis Shift-Share Esteban Marquillas Analisis Shift-share di lakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran
sektor atau industri pada perekonomian regional maupun lokal. Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah kecamatan dibandingkan
dengan perekonomian kota. Bila suatu daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian kota, maka akan dapat ditemukan adanya
shift pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah kecamatan. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah kecamatan akan dibandingkan
dengan laju pertumbuhan perekonomian kota beserta sektor-sektornya. Kemudian
dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan
kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut Soepono, 1993:44.
Dij = Nij + Mij + Cij + Aij …………………………………..………………… 3.3 Dij positif dan besar menunjukan kinerja sektor tersebut lebih unggul dibandingkan
kinerja perekonomian wilayah yang menjadi perbandingannya. Keterangan:
Dij : Perubahan PDRB sektorsubsektor i di kecamatan
Nij : Perubahan PDRB sektorsubsektor i di daerah kecamatan yang disebabkan
oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi secara daerah Kabupaten Jember Mij
: Perubahan PDRB sektorsubsektor i di daerah kecamatan yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektorsubsektor i secara daerah Kabupaten
Jember Cij
: Keunggulan kompetitif sektorsubsektor i di daerah kecamatan.
Peningkatan nilai tambah suatu sektor daerah Dij dapat diuraikan menjadi 3 faktor berpengaruh yaitu Sjafrizal, 2008:
1. Regional Share Nij adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh faktor luar yaitu peningkatan kegiatan ekonomi daerah akibat
kebijaksanaan nasional yang berlaku pada seluruh daerah. 2. Proporsional Shift Mij atau pertumbuhan sektoral adalah komponen
pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang baik yaitu berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhannya cepat seperti
sektor industri. 3. Differential Shift Cij atau pertumbuhan daya saing wilayah adalah komponen
pertumbuhan ekonomi daerah karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif. Unsur pertumbuhan ini merupakan kompetitif daerah yang dapat
mendorong pertumbuhan ekspor daerah.
Melalui ketiga komponen tersebut dapat diketahui komponen atau unsure pertumbuhan yang mana yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Nilai
masing-masing komponen dapat saja negative dan positif.
Esteban Marquillas pada tahun 1972 melakukan modifikasi terhadap teknik analisis shift share untuk memecahkan masalah pengaruh efek alokasi dan spesialisasi
Soepono, 1993:47. Modifikasi persamaan Shift Share menurut Esteban Marquillas mengandung unsur baru yang diberi notasi E’ij didefinisikan sebagai suatu variable
wilayah Eij, bila struktur wilayah sama dengan struktur nasional atau Eij = E’ij dirumuskan menjadi:
E’ij merupakan homothetic PDRB di sektor I daerah j E’ij = Ej EinEn ……………………………………………………………...… 3.4
Keterangan: E’ij = PDRB di sektor i di daerah j homothetic PDRB
Eij = PDRB di sektor i di daerah j Ein = PDRB di sektor i di tingkat n
En = PDRB ditingkat n
Apabila Eij diganti dengan E’ij maka persamaan diganti menjadi: Cij = Eij rij – rin ……………………………………………………..………… 3.5
Keterangan: Cij = untuk mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di sektor i pada
perekonomian di suatu wilayah menurut analisis Shift Share Klasik. Eij = PDRB disektor i di daerah j
rij = Laju pertumbuhan di sektor i di daerah j rin = laju pertumbuhan di sektor i tingkat n
Definisi dari masing-masing laju pertumbuhan : a. Mengukur laju pertumbuhan sektor I di wilayah analisis j
rij = Eij - EijEij …………………………………………………...……… 3.6 b. Mengukur laju pertumbuhan sektor I di wilayah referensi
rin = Ein - EinEin……………………………………………………...… 3.7 c. Mengukur laju pertumbuhan di wilayah referensi
r n = En - EnEn…………………………………………………….…….. 3.8 Keterangan:
Ein : PDRB sektor i ditingkat wilayah referensi pada tahun akhir analisis
Ein : PDRB sektor i ditingkat wilayah referensi pada tahun awal analisis
En : PDRB wilayah referensi pada tahun akhir analisis
En : PDRB wilayah referensi pada tahun awal analisis
Pengaruh alokasi atau allocation effect untuk sektor i di wilayah j Aij = Eij – E’ij rij – rin ……………………………………………………..... 3.9
Aij adalah bagian dari pengaruh keunggulan kompetitif tradisional klasik Keterangan:
Aij : pengaruh alokasi
Eij : PDRB di sektor i di daerah j
E’ij : PDRB di sektor i di daerah j homothetic PDRB
rij : laju pertumbuhan pada sektor i di daerah j
rin : laju pertumbuhan pada sektor i ditingkat n
Eij-E’ij : menggambarkan tingkat spesialisasi sektor i di wilayah Kabupaten
Jember. rij-rin
: menggambarkan tingkat keunggulan kompetitif sektor i di wilayah Kabupaten Jember.
Aij sebagai pengaruh alokasi dapat dilihat dalam dua bagian yaitu tingkat spesialisasi sektor i di wilayah j Eij-E’ij yang dikalikan dengan keunggulan kompetitif rij-rin.
Aij : keunggulan kompetitif
Suatu wilayah mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektor itu juga menikmati keunggulan kompetitif yang lebih baik.
- Efek alokasi Aij dapat bernilai positif atau negative
- Efek alokasi yang negative mempunyai dua kemungkinan yang dikebalikan
dengan efek alokasi yang positif.
Modifikasi E-M terhadap analisis Shift Shareadalah : Dij = Eij rn + Eij rij – rn + Eij rij – rin + Eij – Eij rij - rin ……………. 3.10
Bila suatu wilayah mempunyai suatu spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektor tersebut akan menikmati pula keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Kemungkinan yang terjadi dari efek alokasi.
Tabel. 3.2 Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Efek Alokasi
No Kriteria
Komponen
E
ij
– Ê
ij
r
i
– R
i
1
Competitive disadvantage, spesialized
Positif Negatif
2
Competitive disadvantage, not spesialized
Negatif Negatif
3
Competitive advantage, not spesialized
Negatif Positif
4
Competitive advantage, spesialized
Positif Positif
3.3 Definisi Operasional