2.2. Epidemiologi
Insiden limfadenopati belum diketahui dengan pasti. Sekitar 38 sampai 45 pada anak normal memiliki KGB daerah servikal yang teraba. Limfadenopati
adalah salah satu masalah klinis pada anak-anak. Pada umumnya limfadenopati pada anak dapat hilang dengan sendirinya apabila disebabkan infeksi virus.
1,15
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat, pada umumnya infeksi virus ataupun bakteri merupakan penyebab utama limfadenopati. Infeksi mononukeosis
dan cytomegalovirus CMV merupakan etiologi yang penting, tetapi kebanyakan disebabkan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Limfadenitis lokalisata lebih
banyak disebabkan infeksi Staphilococcus dan Streptococcus beta-hemoliticus.
16
Dari studi yang dilakukan di Belanda, ditemukan 2.556 kasus limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10 kasus diantaranya
dirujuk ke subspesialis, 3,2 kasus membutuhkan biopsi dan 1.1 merupakan suatu keganasan. Penderita limfadenopati usia 40 tahun memiliki risiko
keganasan sekitar 4 dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia 40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya sekitar 0,4.
1-3,15,16
2.3. Etiologi
Penyebab yang paling sering limfadenopati adalah: • Infeksi
- Infeksi virus
Universitas Sumatera Utara
Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus, Parainfluenza Virus, influenza Virus,
Respiratory Syncytial Virus RSV, Coronavirus, Adenovirus ataupun Retrovirus.
Virus lainnya Ebstein Barr Virus EBV, Cytomegalo Virus CMV, Rubela, Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus,
Coxsackievirus, dan Human Immunodeficiency Virus HIV.
1,2,16,17
Infeksi HIV sering menyebabkan limfadenopati serivikalis yang merupakan salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer
atau akut adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang pada beberapa hari atau minggu setelah tertular HIV. Gejala lain termasuk
demam dan sakit kepala, dan sering kali penyakit ini dianggap penyakit flu influenza like illness.
3
Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari darah. Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik untuk bersembunyi
dan menggandakan diri dalam sel di KGB, diperkirakan hanya sekitar 2 virus HIV ada dalam darah. Sisanya ada pada sistem limfatik,
termasuk limpa, lapisan usus dan otak.
3
Pada penderita HIV positif, aspirat KGB dapat mengandung immunoblas yang sangat banyak. Pada beberapa kasus juga tampak
Universitas Sumatera Utara
sel-sel imatur yang banyak. Pada fase deplesi, pada aspirat sedikit dijumpai sel folikel, immunoblas dan tingible body macrophage,
tetapi banyak dijumpai sel-sel plasma.
4
Limfadenopati generalisata yang persisten persistent generalized lymphadenopathyPGL adalah limfadenopati pada lebih dari dua
tempat KGB yang berjauhan, simetris dan bertahan lama. PGL adalah gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih dari 50 Orang
Dengan HIVAIDS ODHA dan PGL ini sering disebabkan oleh infeksi HIV-nya itu sendiri.
3
PGL biasanya dialami waktu tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan jumlah CD4 di atas 500, dan sering hilang bila kadar CD4 menurun
hingga kadar CD4 200. Kurang lebih 30 orang dengan PGL juga mengalami splenomegali.
3
Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut:
•
Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening
•
Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm dalam setiap kelompok
•
Berlangsung lebih dari satu bulan
•
Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya
Universitas Sumatera Utara
Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan kebanyakan terdapat di leher bagian belakang dan depan, di bawah
rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak termasuk di inguinal. Biasanya kulit pada kelenjar yang bengkak karena PGL
akibat HIV tidak berwarna merah. Kelenjar yang bengkak kadang kala sulit dilihat, dan lebih mudah ditemukan dengan cara menyentuhnya.
Biasanya kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong sampai sebesar buah anggur.
3
- Infeksi bakteri
Peradangan KGB limfadenitis dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri
anaerob bila berhubungan dengan caries dentis dan penyakit gusi, radang apendiks atau abses tubo-ovarian.
3,4,6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Penyebab Infeksi pada Limfadenopati Servikalis
Bacteria Gram-positive cocci
—Staphylococcus aureus —Streptococcus pyogenes group A
—Streptococcus agalactiae group B —Anaerobic organisms
Peptococcus sp Peptostreptococcus sp
Gram-positive rods —Bacillus anthracis
—Corynebacterium diphtheriae Gram-negative rods
—Bartonella henselae —Calymmatobacterium granulomatis
—Haemophilus influenzae —Serratia marcescens
—Associated with the enteric tract Acinetobacter sp
Escherichia coli Proteus sp
Pseudomonas aeruginosa Salmonella typhi
Shigella sp —Associated with zoonoses
Brucella sp Francisella tularensis
Yersinia pestis Yersinia enterocolitica
Yersinia pseudotuberculosis —Anaerobic
Bacteroides sp Mycobacteria and Actinomycetes
Actinomyces israelii Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium avium-intracellulare Mycobacterium scrofulaceum
Nocardia asteroides
Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan limfosit. Kemudian mengandung bahan pirulen dari neutrofil dan massa
debris. Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan KGB
Viruses DNA enveloped viruses
—Cytomegalovirus —Epstein-Barr virus
—Herpes simplex virus types 1 and 2 —Human herpesvirus 6
—Varicella-zoster virus DNA nonenveloped viruses
—Adenovirus RNA enveloped viruses
—Human immunodeficiency virus —Influenza virus
—Measles virus —Mumps virus
—Parainfluenza virus —Respiratory syncytial virus
—Rubella virus RNA nonenveloped viruses
—Coxsackieviruses —Rhinoviruses
Fungi Aspergillus fumigatus
Candida sp Cryptococcus neoformans
Dermatophytes Histoplasma capsulatum
Paracoccidioides brasiliensis Sporothrix schenckii
Protozoa Leishmania sp
Toxoplasma gondii Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei rhodesiense Spirochetes
Leptospira interrogans Treponema pallidum
Rickettsiae
Rickettsia tsutsugamushi
Universitas Sumatera Utara
berwarna merah, panas dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan terjadi leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi.
3-,6,18-22
Pada infeksi oleh Mikobakterium tuberkulosis, aspirat tampak karakteristik sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel plasma.
Sel epiteloid berupa sel bentuk poligonal yang lonjong dengan sitoplasma yang pucat, batas sel yang tidak jelas, kadang seperti koma
atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang pucat, berlekuk dengan kromatin halus.
3-,6,18-22
• Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif
suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum
halus masih merupakan kontroversi. Aspirat Limfoma non-Hodgkin
Gambar 3 . Limfadenitis granulomatosa. Tampak sel epiteloid
pada aspirat penderita limfadenitis tuberkulosis.
4
Universitas Sumatera Utara
berupa populasi sel yang monoton dengan ukuran sel yang hampir sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok.
1,2,4
Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan ditemukannya tanda klasik yaitu sel Reed Sternberg dengan latar
belakang limfosit, sel plasma, eosinofil dan histiosit. Sel Reed Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti atau multinucleated
dengan sitoplasma yang banyak dan pucat.
4
Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum dari limfadenopati dibandingkan dengan limfoma, khususnya pada
penderita usia lebih dari 50 tahun. Dengan teknik biopsi aspirasi jarum halus lebih mudah mendiagnosis suatu metastasis karsinoma
daripada limfoma.
2,4
Gambar 4 . Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternberg
klasik dengan atar belakang limfosit dan eosinofil.
4
Universitas Sumatera Utara
• Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki, penyakit Kimura, penyakit Kikuchi,
penyakit Kolagen, penyakit Cat-scratch, penyakit Castleman, Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan Sisestemic lupus erithematosus
SLE.
1-3,15-17
• Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti
fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,
penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac.
1-3,15-17
• Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah leher, seperti setelah imunisasi DPT, polio atau tifoid.
1-3,15-17
Gambar 5. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma.
Tampak sel-sel yang mengalami keratinisasi pada aspirat dari penderita karsinoma laring.
4
Universitas Sumatera Utara
Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang
menyertai pembesaran KGB tersebut.
1
2.4. Diagnosis