Pengolahan citra digital memiliki banyak aplikasi seperti dapat kita perhatikan pada aplikasi – aplikasi berbagai bidang, seperti pada bidang penginderaan
jarak jauh, robotik, pemetaan, biomedis, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya. Perlengkapan - perlengkapan pengolahan citra digital minimal terdiri atas alat
pemasukan data citra berupa digitizer atau scanner, komputer digital.
2.2. Ciri Gambar
Ciri merupakan suatu tanda yang khas, dimana tanda tersebut dapat membedakan antara satu dengan yang lainnya. Tidak berbeda dengan sebuah gambar, gambar juga
memiliki ciri yang dapat membedakannya dengan gambar yang lain. Masing ciri – ciri gambar didapatkan dari proses ekstraksi ciri.
Ciri – ciri dasar dari suatu gambar atau citra dapat dikategorikan dibagi dalam tiga hal yaitu :
2.2.1. Warna
Ciri warna daripada suatu gambar atau citra dapat dinyatakan dalam satu bentuk histogram warna dari suatu gambar atau citra tersebut yang dapat dituliskan dalam
bentuk : Hr,g,b
dimana Hr,g,b adalah jumlah munculnya pasangan warna r red, g green dan b blue tertentu.
2.2.2. Bentuk
Ciri bentuk dari suatu gambar atau citra dapat juga ditentukan dengan adanya tepi sketsa daripada gambar tersebut, atau dapat ditentukan melalui besaran moment
yang dimiliki gambar tersebut. Pemakaian besaran moment pada ciri bentuk ini
Universitas Sumatera utara
banyak digunakan orang dengan memanfaatkan nilai-nilai transformasi fourier dari suatu gambar.
Proses yang dapat digunakan untuk menentukan ciri bentuk dari suatu gambar adalah deteksi tepi edge detection, threshold, segmentasi dan perhitungan-
perhitungan moment seperti mean, median dan standard deviasi dari setiap lokal gambar.
2.2.3. Tekstur
Ciri tekstur dari suatu gambar dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu filter yaitu filter Gabor. Ciri tekstur ini sangat handal dalam menentukan atau mendapatkan
informasi-informasi dari suatu gambar apabila digabungkan dengan ciri warna dari suatu gambar.
Dari ketiga ciri diatas, dalam tugas akhirpenelitian ini hanya menggunakan ciri warna.
2.3.Komposisi warna
Dasar daripada pengolahan citra digital adalah pengolahan warna RGB red, green, blue
yang ada pada posisi-posisi tertentu. Model warna daripada RGB model dalam mendeskripsikan warna sebagai kombinasi positif dari 3 tiga warna dasar, yaitu
merah red, hijau green, dan biru blue sehingga kombinasi warna – warna tersebut nantinya akan membentuk sebuah warna baru yang dimisalkan dengan C, dengan
rumusan sebagai berikut,
C rR gG bB
Jika skalar r, g, b kita beri harganilai antara 0 dan 1, maka semua definisi warna akan memiliki nilai yang berbeda-beda. Sebagai perumpamaan nilai-nilai
tersebut berada dalam kubus seperti berikut,
Universitas Sumatera utara
Gambar 2.2 Ruang Warna RGB dan CMY
Ruang warna yang diperlihatkan pada gambar diatas adalah ruang warna dasar dari display monitor pada komputer. Garis yang berada sepanjang titik hitam
0,0,0 RGB hingga titik abu 1,1,1 RGB disebut dengan titik keabuan atau gray level atau disebut juga dengan derajat keabuan, Sehingga dari gambar tersebut kita akan
mendapatkan suatu hubungan antara RGB dengan gray level derajat keabuan tersebut yaitu,
aGL a, a, aRGB
Sementara hubungan antara RGB dengan CMY diberikan oleh rumusan,
r, g, bRGB = 1,1,1 – c, m, yCMY
Sehingga apabila nilai dari b diturunkan akan menyebabkan warna tersebut akan bergeser menjadi kekuningan. Pada proses penjumlahan warna, warna yang
dideskripsikan dengan model RGB adalah proses pemetaan yang mengacu pada panjang daripada gelombang RGB. Pemetaan tersebut akan menghasilkan berbagai
macam nuansa warna yang berjumlah sekitar 16 juta 2563 = 16. 777. 216 yaitu 256 atau 8 bit 1 bit = 32 untuk masing-masing ketiga warna dasar tersebut yaitu R, G,
dan B.
Universitas Sumatera utara
Masing-masing R, G dan B didiskritkan dalam skala 256, sehingga RGB akan memiliki indeks yang berada diantara 0 sampai 255. Penjumlahan warna RGB ini
adalah,
C = C1 + C2 = rC1, gC1, bC1 + rC2, gC2, bC2 2
2
Penjumlahan diatas akan menghasilkan nilai RGB yang tidak bulat, sehingga kita harus membulatkan nilainya, yaitu dengan metode bulat kebawah atau bulat keatas.
Misalkan dua warna yaitu hitam 0, 0, 0 kita jumlahkan dengan warna putih 255, 255, 255 akan menghasilkan warna abu-abu antara hitam dan putih 127, 127, 127.
Hasil akhir dibulatkan kebawah, contoh lain misalkan apabila kita akan menjumlahkan warna merah dengan nilai 255, 0, 0 dan warna hijau dengan nilai
0, 255, 0 maka penjumlahan tersebut akan menghasilkan warna kuning dengan nilai 127,127,0.
Dalam pengolahan citra, warna dipresentasikan dengan bilangan hexadesimal yang dimulai dari 0x00000000 sampai 0x00ffffff. Warna hitam adalah
warna yang memiliki nilai 0x00000000, sedangkan warna putih adalah warna yang memiliki nilai 0x00ffffff. Gambar 2.3 adalah gambar yang menunjukkan defenisi
nilai warna dengan variabel 0x00 yang menyatakan angka dibelakangnya adalah angka yang menunjukkan bilangan hexadesimal.
Gambar 2.3 Nilai Warna RGB dalam Hexadesimal
Universitas Sumatera utara
Setiap warna mempunyai range nilai harga 00 angka desimalnya adalah 0 dan ff angka desimalnya adalah 255 atau dapat dikatakan mempunyai derajat
keabuan 256 0 – 255 . Dengan demikian, banyaknya range warna yang digunakan atau yang dihasilkan adalah sebesar 2
8
2
8
2
8
= 2
24
atau dikenal dengan istilah True Colour pada windows. Oleh karena itu, penentuan nilai suatu warna yang bukan
warna dasar dapat dihasilkan dengan menggunakan gabungan skala kecerahan setiap warnanya. Jadi, dapat dikatakan suatu warna memiliki nilai tertentu, dimana nilai
tersebut merupakan gabungan warna cahaya merah, hijau, dan biru seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Komposisi Warna RGB
Sehingga apabila kita mencampurkan ketiga warna dasar RGB dengan komposisi atau dengan nilai yang berbeda-beda, kita akan menghasilkan warna-warna baru yang
bernilai berbeda dengan ketiga warna dasar tersebut. Hasil Penggabungan
Ketiga Warna Dasar
Komposisi Warna Merah
Komposisi Warna Hijau
Komposisi Warna Biru
Universitas Sumatera utara
Tabel berikut memperlihatkan contoh-contoh warna yang dihasilkan dari pencampuran warna dasar RGB
Tabel 2.2 Contoh – contoh warna dalam Hexadesimal Nilai
Warna Nilai
Warna 0x00000000
Hitam 0x0000aaff
Orange 0x000000ff
Merah 0x00888888
Abu-abu 0x0000ff00
Hijau 0x00ff00aa
Ungu 0x00ff0000
Biru 0x00aaff00
Hijau Muda 0x0000ffff
Kuning 0x00aa00ff
Merah Muda 0x00ff00ff
Magenta 0x00aaffff Kuning Muda
0x00FFFF00 Cyan 0x000088AA
Coklat 0x00FFFFFF Putih
0x00AA0088 Ungu
2.4. Histogram Warna