Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perenacanaan Dan Pengawasan Biaya Operasi Pada PT PLN (Persero) UPT Medan

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENACANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA

PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN

O l e h :

AYU NOVITA SARI 082102060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : AYU NOVITA SARI

NIM : 082102060

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN

Tanggal: 2011 Dosen Pmbimbing

( Drs. Rasdianto, M.Si, Ak) NIP. 19550908 198103 1 005 Tanggal : 2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : 2011 DEKAN

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim….. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat karunia dan hidayah-Nya, yang telah memberikan kesehatan, pikiran dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammmad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi minor ini disusun dan ditulis dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama menyelesaikan skripsi minor ini, penulis telah banyak menerima berbagai bantuan baik material dan spiritual, baik itu semangat, dukungan maupun bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya kepada :

1. Kedua Orangtua tercinta, Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Suhartini yang telah menyayangi, membesarkan, mendidik dan membantu dalam segala hal baik berupa curahan kasih sayang, doa dan semangat serta bantuan material maupun spiritual.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Rustan, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rasdianto,Msi,Ak selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak H. Muhammad Simba Sembiring, SE selaku Ka.Sub.Bag Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Staff Dosen yang telah memberikan pendidikan, bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Staff dan Pegawai yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak dalam masa pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 8. Staff dan pegawai PT. PLN (Persero) UPT Medan pada umumnya dan bagian

akuntansi pada khususnya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi minor ini.

9. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang, kakak, dan adik yang penulis sayangi yang telah memberikan perhatian dan bantuannya selama ini. (Semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan kepada… Amin) 10. Teman seperjuangan sekaligus sahabat penulis antara lain Putri Sartika

Tanjung, Aminah Fajri Harahap, Maya Syahlina, Yulita Putri Andayani dan Masita Wahyuni yang telah banyak memberikan bantuan dalam segala hal dan bentuk.


(5)

11. Tak lupa juga terima kasih untuk teman-teman stambuk 2008 group A, B, dan C Terutama group B yang telah menemani dalam menjalani masa perkuliahan.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi minor ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Dalam penulisan skripsi minor ini penulis menyadari bahwa skripsi minor ini tidak terlepas dari kekurangan, sehingga masih jauh dari kesempurnaan dan kepuasan para pembacanya. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Penulis tidak menutup diri dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi minor ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, Juni 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II : PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai perusahaan, dan Makna logo ... 9

C. Struktur Organisasi ... 13

D. Job Description ... 14

E. Kinerja Usaha Terkini ... 20

F. Rencana Kegiatan ... 20

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Anggaran dan Jenis-Jenis Anggaran ... 22

B. Fungsi Anggaran ... 28

C. Pengertian Biaya Operasi dan Elemen Biaya Operasi ... 29


(7)

E. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasi ... 35 F. Pengawasan Biaya Operasional ... 36

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 42 B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap masalah mempunyai beberapa tujan utama yaitu untuk memperoleh laba, sebab dengan adanya laba perusahaan akan dapat mempertahankan dan memperluas usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka manajemen sebagai penanggung jawab perusahaan harus mampu menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, dan pelaksanaan seluruh kegiatan di dalam perusahaan haruslah menurut prosedur dan teknis serta cara tertentu yang mendukung kearah tujuan pada perusahaan tersebut

Sebelum suatu perusahaan menjalankan usahanya maka pada tahap pertama perusahaan membuat suatu perencanaan tentang kegiatan menyeluruh perusahaan yang dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan tersebut, dan salah satu alat yang cukup ampuh untuk mengadakan pengendalian tersebut adalah dengan anggaran

Anggaran adalah suatu taksiran dari usaha untuk periode yang akan datang, yang penyusunannya dibuat secara cermat dan hati-hati. Bila suatu perusahaan mulai memiliki kegiatan yang lebih luas, serta divisi-visi semakin banyak, maka perusahaan sudah mulai menyusun anggaran untuk masing-masing departemen sebagai pedoman dalam pengendalian biaya. Sehingga dapat diketahui beberapa selisih antara anggaran dan biaya aktual yang terjadi.


(9)

Dalam perusahaan jasa, pengeluaran biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh penghasilan digolongkan sebagai operasi. Penyusunan atau penentuan anggaran biaya operasi akan mempermudah pimpinan perusahaan untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengendalian pembiayaan yang lebih baik, walaupun perusahaan telah menyusun anggaran biaya operasi, namun bukan berarti setiap dana yang digunakan sesuai jumlahnya dengan yang ada pada anggaran biaya operasi.

Biaya pada perusahaan sangat sensitif dengan pemborosan dan kecurangan-kecurangan yang sangant mungkin dilakuakan oleh karyawan sehingga menyebabkan biaya yan di tanggung perusahaan menjadi lebih tinggi, serta mengurangi target laba yang diharapkan

Untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan tersebut manajemen perusahaan perlu menyusun suatu anggaran biaya yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan sebenarnya, sebab kalau dikelola dengan baik anggaran akan mendorong perencanaan, memberikan kriteria prestasi kerja, dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi

Objek penelitian penulis adalah PT PLN (Persero) UPT Medan, dimana perusahaan ini merupakan badan usaha milik negara yang aktivitas operasinya bergerak dalam bidang jasa perlistrikan yang meliputi pembangkit, pentransmisian serta pendistribusian listrik kepada konsumen atau masyarakat, juga merasa perlu menyusun suatu anggaran biaya untuk mencapai tujuannya.


(10)

Dengan adanya anggaran maka perusahaan dapat menghindari terjadinya penyimpangan yang akan timbul dalam rangka menjalankan operasinya yakni dengan membandingkan anggaran data aktual atau realisasinya. Sesuai dengan salah satu fungsi anggaran yaitu sebagai alat perencanaan dan pengawasan, dimana setiap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tetap dikendalikan.

Pentingnya anggaran menyebabkan perusahaan merasa perlu menggunakan anggaran untuk mengetahui taksiran pengeluaran yang harus dikeluarkan, sehingga perusahaan memiliki gambaran apakah yang akan mengalami keuntungan atau kerugian.

Berdasarkan hal di atas, penulis merasa tertarik untuk memilih judul “PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASI PADA PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN

B. Perumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini, yaitu bagaimana prosedur penyusunan anggaran biaya operasi dan agaimana laporan realisasi anggaran biaya operasi

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui sejauh mana fungsi anggaran dalam merencanakan dan mengawasi biaya operasi pada perusahaan.


(11)

1. Untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan penulis dalam hal anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya operasi 2. Menambah pengalaman penulis agar mampu menghadapi masalah yang

sama dalam menghadapi dunia kerja kelak

3. Untuk menambah referensi perusahaan dalam menyusun anggaran khususnya anggaran biaya operasi

E. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan

Kegiatan

Minggu ke

I II III IV

1 Mengurus SKS bersih

2 Mengajukan surat permohonan judul

3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin riset ke perusahaan

5 Melakukan wawancara kepada staff perusahaan mengenai realisasi anggaran realisasi biaya operasi PT PLN (Persero) UPT Medan

6 Mengumpulkan Data 7 Penyelesaian Tugas Akhir


(12)

Agar pembahasan Tugas Akhir ini dilaksanakan secara sistematis dan terarah maka penulis membagi luas pembahasan Tugas Akhir ini dalam empat (4) bab, yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan dengan judul Tugas Akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulisan Tugas Akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan rencana yang terdiri dari jadwal kegiatan dan penulisan laporan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas perusahaan, visi, misi, nilai-nilai perusahaan, struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan PT PLN (Persero) UPT Medan.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian anggaran dan jenis-jenis anggaran, fungsi anggaran, pengertian biaya operasi dan elemen biaya operasi, prosedur penyusunan anggaran biaya operasi, anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya operasi dan pengawasan biaya operasional


(13)

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT PLN (Persero) UPT Medan


(14)

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara

kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM ( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda,

sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.


(15)

Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi


(16)

PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Perusahaan dan Makna Logo

Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi

PT. PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik


(17)

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenag listrik serta pelayanan.

Motto

PT PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT. PLN (Persero) UPT MEDAN berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

Nilai-nilai Perusahaan

Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) UPT MEDAN adalah sebagai berikut: a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap

memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terns menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.


(18)

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat.

Makna Logo PLN

Gambar II.1 Logo PLN

PT. PLN (Persero) UPT MEDAN mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:


(19)

Gambar II.2

Bidang Persegi Penjang Vertikal

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Gambar II.3 Petir atau Kilat

2. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.


(20)

Gambar II.4 Tiga Gelombang

3. Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.

C. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT. PLN (Persero) UPT MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :


(21)

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT. PLN (Persero) UPT MEDAN dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari :

1. Manajer bidang perencanaan, 2. Manajer bidang operasi,

3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT MEDAN (dilihat Lampiran I)

D. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT. PLN (Persero) UPT MEDAN adalah: 1. General Manajer

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran Investasi (AI) serta bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi. Rincian tugas pokok general manajer adalah :


(22)

a. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk,

b. Mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner),

c. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu proyek induk serta pengendaliannya,

d. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek,

e. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek induk,

f. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja proyek induk,

g. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dan PT. PLN (Persero) jasa konstruksi,

h. Menetapkan laporan manajemen proyek induk. 2. Kepala Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Rincian tugas kepala audit internal adalah :

a. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek Induk,


(23)

b. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk, keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi,

c. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional,

d. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal. 3. Manajer Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk. Rincian tugas pokok manajer bidang perencanaan adalah:

a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan, b. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada

organisasi proyek,

c. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan soil investigation,

d. Menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan, e. Mengolah dan membina sistem manajemen mutu,

f. Merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya, g. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi

bersama jasa manajemen konstruksi, h. Menetapkan laporan proyek induk. 4. Manajer Bidang Operasi


(24)

Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, konsolidasi unit-unit proyek sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasik kerja jasa manajemen konstruksi untuk pencapaian target kinerja produksi. Rincian tugas manajer bidang operasi adalah:

a. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk.

b. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran, d. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja

proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas,

e. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas,

f. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk Menghindari keterlambatan,

g. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung,


(25)

5. Manajer Bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi. Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan adalah:

a. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek induk,

b. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan,

c. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai,

d. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta menjamin kerahasiaannya,

e. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya,

f. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor,

g. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan,

h. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk,

i. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap, j. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya.


(26)

6. Proyek Pembangkit

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek pembangkit sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kierja proyek yang ditetapkan oleh perusahaan. Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit adalah:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

b. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik (owner) dari poyek induk,

c. Menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi,

e. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa manajemen konstruksi,

f. Menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit. 7. Proyek Jaringan

Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek jaringan sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian target kinerja proyek. Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan adalah:


(27)

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit jasa manajemen konstruksi,

b. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil pemilik, (owner) dari proyek induk,

c. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak terkait,

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2011 ini PT. PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Penyelesaian pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Perbaungan b. Pekerjaan transmission line 150 kV Sei Rotan - Belawan, c. Pekerjaan transmission Line 150 kV Lamhotma - Labuhan, d. Pekerjaan Gardu Induk 150 kV Lamhotma,

e. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan,

f. Pekerjaan Transmission Line 150 kV Labuhan - Belawan, F. Rencana Kegiatan


(28)

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) UPT MEDAN pada tahun 2011 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(29)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Anggaran dan Jenis- Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu bidang akuntansi yang membahas mengenai kegiatan dan operasi perusahaan pada masa yang akan datang. Anggaran diperguanakan sebagai perencanaan, pengawasan, pengkoordianasian dan pengendalian. Anggaran sebagai kebutuhan yang mendatang dapat disusun menurut suatu basis yang teratur meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Anggaran merupakan salah satu bentuk rencana-rencana yang mungkin disusun meskipun tidak semua rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk mendapatkan pengertian dari anggaran, maka berikut dikemukakan pendapat dari para ahli diantaranya:

Supriono (1997, 340) memberikan pengertian anggaran sebagai berikut “ Anggaran adalah suatu rencana yang terinci dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan di peroleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu umumnya satu tahun”

Horngren menyatakan (1995, 185): “Anggaran merupakan ungkapan kuantitatif yang formal tentang rencana manajemen”.


(30)

Dari defenisi di atas dapat ditarik pengertian bahwa anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan yang disusun secara formal di dalam perusahaan tersebut mencakup seluruh kegiatan perusahaan tanpa ada pengecualian. Kegiatan ini direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja. Sebagai satuan yang digunakan dalam anggaran perusahaan adalah satuan moneter (rupiah). Beberapa hal yang mencakup di dalam pengertian anggaran perusahaan menurut Munandar (2000, hal 3) adalah sebagai berikut:

1. Rencana

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan 3. Dinyatakan dalam unit moneter

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

1. Rencana

Rencana adalah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas/ kegiatan yang dilakukan dimasa yang akan datang. Anggaran juga merupakan suatu tencana, karena merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang nantinya akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja dan pengendalian kerja, maka sudah semestinya anggaran mencakup seluruh kegiatan perusahaan.


(31)

3. Dinyatakan dalam unit moneter

Unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan beraneka ragam. Adapaun unit moneter ini diperlukan mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka ragam tersebut sering mempunyai satuan unit yang berbeda-beda

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Dalam hal ini anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Penyusunan anggaran biaya biasanyamerupakan suatu proses yang berulang-ulang. Anggaran yang disusun oleh pihak menajemen perusahaan dimaksudkan agar kegiatan operasi yang dijalankannya dapat berjalan lancar dan juga agar masing-masing bagian yang terkait di dalamnya dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Jenis-Jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2004, 22) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunannya anggaran terdiri dari: a. Anggaran variabel


(32)

Berikut ini akan dijelaskan pengertian masing-masing anggaran:

Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasrkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada ininya merupakan suatu seri anggaran yng dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang akan berbeda. Anggaran variabel disebut anggaran fleksibel.

Menurut Simamora (1999, 330) anggaran fleksibel memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran fleksibel diarahkan pada semua tingkat aktivitas pada kisaran relevan ketimbang hanya pada satu tingkat aktivitas saja.

2. Anggaran fleksibel sifatnya dinamik, tidak static. Sebuah anggaran fleksibel dapat disesuaikan untuk tingkat aktifitas tertentu yang masih berada dalam kisaran relevan.

Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran periodic

b. Anggaran kontiniu

Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing anggaran:

Anggaran periodic adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran


(33)

Anggaran kontiniu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat. Misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari: a. Anggaran jangka pendek (Anggaran taktis) b. Anggaran jangka panjang (Anggaran Strategis)

Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing anggaran:

Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “ Anggaran induk (Master budget)”. Anggaran induk merupakan anggaran konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah menjadi anggaran triwulanan. Anggaran triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.


(34)

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari

• Anggaran penjualan

• Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik

• Anggaran beban usaha.

• Anggaran laporan laba rugi

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain dari:

• Anggaran kas

• Anggaran piutang

• Anggaran utang

• Anggaran neraca

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Komprehensif

b. Anggaran Parsial

Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing anggaran:

a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disususn secara lengkap.


(35)

b. Anggaran persial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja, misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran Apropriasi (Appropriation Budget) b. Anggaran Kinerja (Performence Budget)

Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing anggaran:

a. Anggaran apropriasi (Appropriation Budget) adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan

b. Anggaran kinerja (Performence Budge) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya: untuk menilai apakah biaya/ beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas

B. Fungsi Anggaran

Anggaran merupakan suatu sistem yang penting untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya perencanaan penyusunan dan penerapan anggaran yang baik, maka pihak manajemen tidak akan dapat mengarahkan langkah perusahaan secara efektif dan efisien.


(36)

a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan

perusahaan dimasa yang akan datang.

c. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan beberapa unit organisasi.

d. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen mengetahui bidang yang kuat dan lemah pada perusahaan. f. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan motivasi

manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi

Jadi dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan proses akhir penyusunan rencana kerja mengenai aktivitas yang akan dilakukan perusahaan dimana yang akan datang dimana realisasinya berfungsi pembanding hasil operasi sesungguhnya.

C. Pengertian Biaya Operasi dan Elemen Biaya Operasi 1. Pengertian Biaya Operasi

Menurut Usry dan Hammer (1999, 37) “ Biaya operasi terdiri dari: biaya pabrikasi dan biaya komersial. Namun istilah biaya operasi sering pula disebut dengan biaya komersil, kadang disebut dengan biaya usaha. Untuk pemahaman lebih lanjut pengertian biaya operasi lain, maka menurut pendapat Usry dan Hammer (1996, 40) menyatakan bahwa:

“Biaya komersial dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Biaya pemasaran dimulai pada saat biaya pada saat biaya pabrik berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi diselesaikan dan barang-barang sudah dalam kondisi siap jual. Biaya ini meliputi biaya penjualan dan biaya pengiriman.

2. Biaya admnistrasi meliputi biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Biaya ini meliputi biaya umum dan administrastif.”


(37)

Saputro, (1992, 52) menyebutkan bahwa: “dalam arti sempit biaya operasi terdiri dari biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran”.

Dalam arti sempit ini biaya operasi ini meliputi semua biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari.

2. Elemen-elemen Biaya Operasi

Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa biaya operasi dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi. Selanjutnya akan dikemukakan beberapa jenis biaya yang termasuk kedalam biaya operasi tersebut.

1. Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk/ penjualan yang berarti bahwa biaya itu yang dikorbankan dengan tujuan agar barang yang duproduksi dapat terjual.

Biaya penjualan meliputi: a. Biaya gaji bagian penjualan

b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan

c. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan d. Biaya listrik bagian penjualan

e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan f. Biaya telepon dan telegraph

g. Biaya asuransi


(38)

i. Biaya pajak j. Ongkos angkut k. Biaya iklan

2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikelurkan untuk mengkoordinasi/ mengatur kegiatan produksi dan biaya untuk melakukan pemasaran produk.

Biaya administrasi dan umum meliputi: a. Gaji administrasi dan kantor

b. Biaya pemeliharaan kantor

c. Biaya penyusutan peralatan kantor d. Biaya penyusutan gedung kantor e. Pajak bumi dan pembangunan f. Alat tulis menulis dan cetak g. Biaya photocopy

h. Biaya lain-lain

D. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasi

Penyusunan anggaran pada proses akuntansi merupakan studi terhadap mekanisme, proses untuk merakit data dan format anggaran. Sedangkan penyusunan anggaran pada proses manajemen merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.

Nafarin (2004, 17) mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


(39)

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan b. Data tahun-tahun sebelumnya

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi

d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak- gerik pesaing e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan

Anggaran disusun dan kemudian dipergunakan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Dimana hal ini ditegaskan oleh Ahyar (1992, 11) yang menyatakan bahwa: “penyusunan anggaran serta pemanfaatan anggaran perusahaan (sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan perusahaan) yang telah disusun disebut sebagai penganggaran (budgeting)”

Untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat mengguanakan berbagai metode. Pilihan metode ini sangat tergantung pada kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Syafri (2001, 83) terdapat tiga cara dalam menyusun anggaran yaitu:

a. Otoriter atau top down b. Demokrasi atau bottom up

c. Campuran antara top down dan bottom up


(40)

a. Otoriter atau top down

Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Metode top down dengan cepat memenuhi selera pimpinan tetapi dapat menggerakkan partisipasi bawahan

b. Demokrasi atau bottom up

Dalam metode bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bagian paling bawah karena ia langsung terjun dalam pelaksanaannya, kemudian ia melaporkan kepada atasannya sampai kepada menajer puncak. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulakan proses yang lama.

c. Campuran antara top down dan bottom up

Dengan metode ini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi oleh bawahan. Jadi ada, pedoman dari atasan dan dilanjutkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.


(41)

Terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran komite anggaran, departemen anggaran dan para manajer pusat pertanggungjawaban.

Komite anggaran hanya dibentuk pada saat proses penyusunan anggaran saja. Jika penyusunan anggaran telah selesai, komite anggaran menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian pelaksanaan anggaran diserahkan kepada departemen anggaran

Penyusunan dan pengendalian anggaran memerlukan unit organisasi yang mengani administrasi anggaran. Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran.

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu anggaran yang harus realistis, luwes, dapat dipakai dimasa yang akan datang. Anggaran harus luwes (flexible), tidak terlalu kaku dalam arti anggaran tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah-ubah atau anggaran yang jumlah rupiahnya untuk satu masa didasarkan atas tingkat aktifitasnya.

Bettizal (1993, 13) mengemukakan tentang prosedur penyusunan anggaran yaitu: “suatu prosedur anggaran harus dapat menyelesaikan soal-soal perusahaan seperti direncanakan dan oleh karena tidak ada yang sama, prosedur anggaran pun tidak perlu sama”. Jadi penyusun anggaran tisak sama untuk setiap perusahaan, disebabkan antara lain oleh besar kecilnya perusahaan, kondisi ekonomi, aspek teknis dan pembiayaan lain-lain. Namun demikian anggaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan kegunaan anggaran yang utama yaitu untuk


(42)

kepentingan internal perusahaan, sehingga penyusunannya didasarkan pada kebijakan perusahaan untuk mencapai tujuan.

E. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasi Untuk melaksanakan anggaran biaya operasi, semua karyawan harus belajar melihat anggaran sebagai sarana positif untuk melaksanakan tindakan organisasi dan sebagai sarana peningkatan, bukan sebagai beban atau senjata menajemen untuk menekan karyawan. Mereka harus belajar memahami anggaran sebagai alat manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasional. Tanpa pemahaman ini, meskipun anggaran disusun dengan proses penyusunan yang secara teknis canggih, anggaran tak lain hanyalah merupakan taksiran belaka dan perusahaan akan gagal dalam memperbaiki efisien operasi.

Menurut Wilson (1996, 6) “Perencanaan adalah suatu proses yang kontiniu untuk menetapkan kejadian dan kegiatan diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.”

Perencanaan merupakan kegiatan memilih dari berbagai kemmungkinan yang ada untuk menetapkan tujuan secara kebijaksanaan perusahaan yang membuat program-program dan prosedur kerja yang dilakukan.

Anggaran sebagai alat perencanaan merupakan kesanggupan manajer untuk melaksanakan program atau bagian dari program tersebut.

Menurut Welsch (1998, 405) pengendalian harus terikat erat pada


(43)

2. Tanggung jawab menurut organisasi

Kegiatan pengendalian berhubungan dengan pengukuran efisien dan efektivitas dalam menggerakkan bahan dan dan tenaga kerja serta sumber keuangan terhadap suatu tujuan

Jadi dapat dikaitkan bahwa pengendalian merupakan tinjak lanjut dari perencanaan, dengan kata lain keberhasilan sasaran dan tujuan suatu rencana tidak terlepas dari pelaksanaan pengendalian, dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi ukuran atas prestasi kerja yang telah dilakukan.

F. Pengawasan Biaya Operasional

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Fungsi pengawasan memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan perencanaan, karena suatu perencanaan yang telah ditetapkan dapat dinilai setelah dilakukannya pengawasan. Pengawasan merupakan pemeriksa dan pengevaluasi atas perencanaan yang telah dilakukan apakah telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

Agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan tiap-tiap bagian pada PT PLN (Persero) UPT Medan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengawasan atas perencanaan yang telah disusun. Pengawasan ini berguna untuk mengendalikan pengeluaran dan biaya operasional, mencegah terjadinya pemborosan, sebagai alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai serta mendorong kesadaran pengendalian biaya. Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai pengawasan :


(44)

Stoner ( 2000, 248 ) mendefenisikan pengawasan sebagai berikut Pengawasan adalah Usaha untuk mendapatkan standar prestasi kerja yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikasinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.

Adapun tujuan pengawasan yang dilakukan, antara lain:

a. Melakukan penilaian apakah tugas yang dilaksanakan sudah sesuai

dengan peraturan dan kebijaksanaan yang telah digariskan atau prosedur-prosedur yang berlaku.

b. Melakukan penentuan apakah tujuan organisasi yang telah dicapai sesuai

dengan renncana yang telah ditetapkan.

c. Menilai apakah sumber daya manusia, perawatan, dan biaya yang ada

telah digunakan secara efesien tanpa adanya pemborosan.

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan yang dihadapi

dalam pelaksanaan perencanaan.

Adapun beberapa manfaat dari pengawasan, antara lain.

a. Mencegah penyimpangan atau kesalahan.

b. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.


(45)

d. Meningkatkan rasa tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Pengawasan biaya operasional pada PT PLN (Persero) UPT Medan dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Pengawasan biaya melalui pembukuan, antara lain dengan pencatatan

dan penggolongan berdasarkan pembukuan, kuitansi serta prosedur pengeluaran

b. Pengawasan biaya melalui perbandingan anggaran-anggaran biaya tahun

lalu.

Pengawasan terhadap biaya operasional yang efektif memiliki dua aspek yang penting yaitu :

1. Pengawasan operasional

Pengawasan operasional ditujukan untuk mengawasi kegiatan operasi lembaga perguruan tinggi, untuk mengawasi segala biaya yang telah ditetapkan sesuai rencana dan sasaran yang dituju apakah telah tercapai. Pengawasan operasional harus dibantu oleh pengawasan akuntansi, karena pengawasan operasional akan menjadi tidak efesien apabila tidak ada pengawasan akuntansi.

2. Pengawasan akuntansi

Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu system pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya dan arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat mengenai pertanggungjawaban atas biaya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.


(46)

Pengawasan biaya operasioanl yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan dilakukan melalui anggaran yang telah disusun. Apabila ada kelemahan , maka akan diambil tindakan korektif untuk periode selanjutnya.

Pengawasan yang dilakukan bukan hanya dilakukan pada akhir periode tetapi juga pada saat periode berjalan dan untuk melakukan pengawasan terhadap biaya operasional pihak perusahaan melakukan perbandingan rencana anggaran dengan realisasi yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas penulis menilai pengawasan yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan telah sesuai dengan yang seharusnya. Ini dapat dilihat dari prosedur pengawasan yang dilakukan terhadap biaya operasinya dilakukan secara rutin dan dilampirkan setiap bulannya.

Laporan secara menyeluruh ini sangat berguna PT PLN (Persero) UPT Medan untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai perusahaan dan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan sudah terealisasi atau belum.

ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASI PADA PT PLN (Persero) UPT MEDAN

TAHUN 2010

Nama perkiraan Anggaran Realisasi Selisih


(47)

Berdasarkan anggaran biaya operasi untuk tahun 2009 sebesar Rp 138.875.916.529 dan biaya anggaran untuk tahun 2010 Rp 151.043.782.398 selisih yang didapat sebesar Rp 12.667.865.869 atau 16,21%. Bisa kita lihat perincian anggaran dan realisasi di tahun 2010 sebagai berikut:

a. Biaya pemeliharaan mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 20.185.190.901 dan realisasi sebesar Rp 18.483.604.153, mengalami selisih Rp. 1.701.586.748 atau 9,21% (wajar). Hal ini dikarenakan kenerja para pegawai sangat memuaskan dan menghasilkan hasil yang baik.

Indikatornya: BEBAN USAHA: Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan AT Lain-lain Jumlah 20.185.190.901 28.415.721.611 49.896.217.395 3.963.138.058 18.483.604.153 21.912.769.356 48.074.945.947 3.659.637.771 1.701.586.748 6.502.952.255 1.821.271.448 303.500.287 9,21 29,68 3,79 8,29

102.460.267.965 92.130.957.227 10.329.310.738 11,21 BEBAN LAIN: Penghasilan bunga Lain-lain Jumlah 46.741.174.000 1.842.340.433 45.050.383.000 1.694.576.302 1.690.791.000 647.764.131 3.75 38.22 48.583.514.433 46.744.959.302 2.338.555.131 5.00 SUB TOTAL 151.043.782.398 138.875.916.529 12.667,865.869 16,21


(48)

• Baik dalam melakukan kinerja

• Para pegawai rutin dalam melakukan semua pekerjaan dalam bidang masing-masing

b. Biaya kepegawaian mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 28.415.721.611 dan realisasi sebesar Rp 21.912.769.356, mengalami selisih Rp 6.502.952.255 atau 29,68% (wajar).

c. Biaya penyusutan AT mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebasar Rp 49.896.217.395 dan realisasi sebesar Rp 48.074.945.947, mengalami selisih Rp 1.821.271.448 atau 3,79% (wajar).

d. Biaya lain-lain mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 3.063.138.058 dan realisasi sebesar Rp 3.659.637.771, mengalami selisih Rp 303.500.287 atau 8,29% (wajar) e. Biaya penghasilan bunga mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena

dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 46.741.174.000 dan realisasi sebesar Rp 45.050.383.000, mengalami selisih Rp 1.690.791.000 atau 3,75% (wajar)

f. Biaya rugi selisih kurs bersih mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 1.842.340.433 dan realisasi sebesar Rp 1.694.576.302, mengalami selisih Rp 647.764.131 atau 38,22%


(49)

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan PT PLN (Perero) UPT MEDAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian PT PLN ( Persero)UPT Medan telah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari anggaran yang dianggarkan dengan anggaran yang terealisasi hampir sama. 2. Dalam penyusunan anggaran, PT PLN (Persero) UPT Medan menggunakan

data dan informasi yang bersumber dari pengalaman dan juga data aktual tahun-tahun sebelumnya,

3. PT PLN (Persero) melalui kegiatan akuntansi melakukan berbagai perusahaan yang dapat meningkatkan citra positif bagi perusahaan

4. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai persero. Dengan status yang baru ini PLN yang merupakan satu-satunya pemasok tenaga listrik tanah air harus


(50)

mampu menggunakan tolak ukur internasional, dan harus berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan da terbuka

B. Saran

Setelah membandingkan antara teoritis dengan kenyataan yang dihadapi oleh perusahaan PT PLN (Persero) UPT Medan, maka penulis mencoba mengemukakan kembali dalam bentuk saran yang mungkin bermanfaat. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Hendaknya perusahaan mengadakan pengklasifikasian biaya-biaya operasi sesuai dengan aktivitas perusahaan agar pelapor atas pengeluaran biaya tersebut dapat dilihat dengan jelas pengeluarannya.

2. Dalam pengendalian anggaran biaya operasi hendaknya perusahaan menugaskan bagian khusus untuk mengendalikan pelaksanaan anggaran tersebut agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya

3. Perusahaan sebaiknya menerapkan secara konsisten rumus yangberlaku dalam mengakui pendapatan atas biaya pembangunan untuk periode-periode berikutnya agar tidak terjadi varians (penyimpangan) yang jumlahnya sangat mencolok

4. PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya pemasok listrik di tanah air dalam mengembangkan tugas dan wewenang yang telah diberikan, hendaknya dapat memberikan yang terbaik bagi pelayanan listrik bagi masyarakat dan terus meningkatkan citra perusahaan dengan semakin memperbaiki kinerja perusahaan kedepannya.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro. (1992). Anggaran: Suatu Pendekatan. Edisi Kedua. Cetakan Kesatu. Balai Penerbit Fakultas Ekonomi UGM; Yogyakarta

Blocher et-al. (2000). Manajemen Biaya dengan Tekanan Strategi. Terjemahan A. Susty Ambariani. Buku Pertama. Salemba Empat; Jakarta

Hansen, Don. R. And Maryanne, M. Mowen, (2000). Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian. Edisi Pertama. Buku Satu. Salema Empat; Jakarta

Mulyadi. (2001). Sistem perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi Kedua. Salemba Empat; Jakarta

Munandar, M. (2000). Budgeting: Perencanaan, Pengoordinasian dan Pengawasan kerja. Edisi Kesatu. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada; Jakarta

Munandar, M (1992). Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat; Jakarta

Nafarin, M (2004). Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi Salemba Empat; Jakarta

Safri Harahap, Sofyan. (2001). Budgeting: Penganggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua. PT. Grafindo Persada; Jakarta


(1)

Pengawasan biaya operasioanl yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan dilakukan melalui anggaran yang telah disusun. Apabila ada kelemahan , maka akan diambil tindakan korektif untuk periode selanjutnya.

Pengawasan yang dilakukan bukan hanya dilakukan pada akhir periode tetapi juga pada saat periode berjalan dan untuk melakukan pengawasan terhadap biaya operasional pihak perusahaan melakukan perbandingan rencana anggaran dengan realisasi yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas penulis menilai pengawasan yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) UPT Medan telah sesuai dengan yang seharusnya. Ini dapat dilihat dari prosedur pengawasan yang dilakukan terhadap biaya operasinya dilakukan secara rutin dan dilampirkan setiap bulannya.

Laporan secara menyeluruh ini sangat berguna PT PLN (Persero) UPT Medan untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai perusahaan dan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan sudah terealisasi atau belum.

ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASI PADA PT PLN (Persero) UPT MEDAN

TAHUN 2010

Nama perkiraan Anggaran Realisasi Selisih


(2)

Berdasarkan anggaran biaya operasi untuk tahun 2009 sebesar Rp 138.875.916.529 dan biaya anggaran untuk tahun 2010 Rp 151.043.782.398 selisih yang didapat sebesar Rp 12.667.865.869 atau 16,21%. Bisa kita lihat perincian anggaran dan realisasi di tahun 2010 sebagai berikut:

a. Biaya pemeliharaan mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 20.185.190.901 dan realisasi sebesar Rp 18.483.604.153, mengalami selisih Rp. 1.701.586.748 atau 9,21% (wajar). Hal ini dikarenakan kenerja para pegawai sangat memuaskan dan menghasilkan hasil yang baik.

Indikatornya: BEBAN USAHA: Pemeliharaan Kepegawaian Penyusutan AT Lain-lain Jumlah 20.185.190.901 28.415.721.611 49.896.217.395 3.963.138.058 18.483.604.153 21.912.769.356 48.074.945.947 3.659.637.771 1.701.586.748 6.502.952.255 1.821.271.448 303.500.287 9,21 29,68 3,79 8,29

102.460.267.965 92.130.957.227 10.329.310.738 11,21 BEBAN LAIN: Penghasilan bunga Lain-lain Jumlah 46.741.174.000 1.842.340.433 45.050.383.000 1.694.576.302 1.690.791.000 647.764.131 3.75 38.22 48.583.514.433 46.744.959.302 2.338.555.131 5.00 SUB TOTAL 151.043.782.398 138.875.916.529 12.667,865.869 16,21


(3)

• Baik dalam melakukan kinerja

• Para pegawai rutin dalam melakukan semua pekerjaan dalam bidang masing-masing

b. Biaya kepegawaian mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 28.415.721.611 dan realisasi sebesar Rp 21.912.769.356, mengalami selisih Rp 6.502.952.255 atau 29,68% (wajar).

c. Biaya penyusutan AT mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebasar Rp 49.896.217.395 dan realisasi sebesar Rp 48.074.945.947, mengalami selisih Rp 1.821.271.448 atau 3,79% (wajar).

d. Biaya lain-lain mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 3.063.138.058 dan realisasi sebesar Rp 3.659.637.771, mengalami selisih Rp 303.500.287 atau 8,29% (wajar) e. Biaya penghasilan bunga mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena

dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 46.741.174.000 dan realisasi sebesar Rp 45.050.383.000, mengalami selisih Rp 1.690.791.000 atau 3,75% (wajar)

f. Biaya rugi selisih kurs bersih mengalami keuntungan bagi perusahaan, karena dari perusahaan, karena dari biaya yang dianggarkan sebesar Rp 1.842.340.433 dan realisasi sebesar Rp 1.694.576.302, mengalami selisih Rp 647.764.131 atau 38,22%


(4)

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan PT PLN (Perero) UPT MEDAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian PT PLN ( Persero)UPT Medan telah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari anggaran yang dianggarkan dengan anggaran yang terealisasi hampir sama. 2. Dalam penyusunan anggaran, PT PLN (Persero) UPT Medan menggunakan

data dan informasi yang bersumber dari pengalaman dan juga data aktual tahun-tahun sebelumnya,

3. PT PLN (Persero) melalui kegiatan akuntansi melakukan berbagai perusahaan yang dapat meningkatkan citra positif bagi perusahaan

4. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai persero. Dengan status yang baru ini PLN yang merupakan satu-satunya pemasok tenaga listrik tanah air harus


(5)

mampu menggunakan tolak ukur internasional, dan harus berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan da terbuka

B. Saran

Setelah membandingkan antara teoritis dengan kenyataan yang dihadapi oleh perusahaan PT PLN (Persero) UPT Medan, maka penulis mencoba mengemukakan kembali dalam bentuk saran yang mungkin bermanfaat. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Hendaknya perusahaan mengadakan pengklasifikasian biaya-biaya operasi sesuai dengan aktivitas perusahaan agar pelapor atas pengeluaran biaya tersebut dapat dilihat dengan jelas pengeluarannya.

2. Dalam pengendalian anggaran biaya operasi hendaknya perusahaan menugaskan bagian khusus untuk mengendalikan pelaksanaan anggaran tersebut agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya

3. Perusahaan sebaiknya menerapkan secara konsisten rumus yangberlaku dalam mengakui pendapatan atas biaya pembangunan untuk periode-periode berikutnya agar tidak terjadi varians (penyimpangan) yang jumlahnya sangat mencolok

4. PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya pemasok listrik di tanah air dalam mengembangkan tugas dan wewenang yang telah diberikan, hendaknya dapat memberikan yang terbaik bagi pelayanan listrik bagi masyarakat dan terus meningkatkan citra perusahaan dengan semakin memperbaiki kinerja perusahaan kedepannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro. (1992). Anggaran: Suatu Pendekatan. Edisi Kedua. Cetakan Kesatu. Balai Penerbit Fakultas Ekonomi UGM; Yogyakarta

Blocher et-al. (2000). Manajemen Biaya dengan Tekanan Strategi. Terjemahan A. Susty Ambariani. Buku Pertama. Salemba Empat; Jakarta

Hansen, Don. R. And Maryanne, M. Mowen, (2000). Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian. Edisi Pertama. Buku Satu. Salema Empat; Jakarta

Mulyadi. (2001). Sistem perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi Kedua. Salemba Empat; Jakarta

Munandar, M. (2000). Budgeting: Perencanaan, Pengoordinasian dan Pengawasan kerja. Edisi Kesatu. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada; Jakarta

Munandar, M (1992). Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat; Jakarta

Nafarin, M (2004). Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi Salemba Empat; Jakarta

Safri Harahap, Sofyan. (2001). Budgeting: Penganggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua. PT. Grafindo Persada; Jakarta