b. Anggaran persial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap,
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja, misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun
hanya anggaran operasional 6.
Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: a.
Anggaran Apropriasi Appropriation Budget b.
Anggaran Kinerja Performence Budget Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing anggaran:
a. Anggaran apropriasi Appropriation Budget adalah anggaran yang
dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan
b. Anggaran kinerja Performence Budge adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi perusahaan, misalnya: untuk menilai apakah biaya beban yang
dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas
B. Fungsi Anggaran
Anggaran merupakan suatu sistem yang penting untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya perencanaan
penyusunan dan penerapan anggaran yang baik, maka pihak manajemen tidak akan dapat mengarahkan langkah perusahaan secara efektif dan efisien.
Fungsi anggaran menurut Mulyadi 2001, 502 terdiri dari:
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan dimasa yang akan datang. c.
Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan beberapa unit organisasi.
d. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya. e.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen mengetahui bidang yang kuat dan lemah pada perusahaan.
f. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan motivasi
manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi
Jadi dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan proses akhir penyusunan rencana kerja mengenai aktivitas yang akan dilakukan perusahaan
dimana yang akan datang dimana realisasinya berfungsi pembanding hasil operasi sesungguhnya.
C. Pengertian Biaya Operasi dan Elemen Biaya Operasi
1. Pengertian Biaya Operasi
Menurut Usry dan Hammer 1999, 37 “ Biaya operasi terdiri dari: biaya pabrikasi dan biaya komersial. Namun istilah biaya operasi sering pula disebut
dengan biaya komersil, kadang disebut dengan biaya usaha. Untuk pemahaman lebih lanjut pengertian biaya operasi lain, maka menurut pendapat Usry dan
Hammer 1996, 40 menyatakan bahwa: “Biaya komersial dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Biaya pemasaran dimulai pada saat biaya pada saat biaya pabrik
berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi diselesaikan dan barang- barang sudah dalam kondisi siap jual. Biaya ini meliputi biaya
penjualan dan biaya pengiriman.
2. Biaya admnistrasi meliputi biaya yang dikeluarkan dalam mengatur
dan mengendalikan organisasi. Biaya ini meliputi biaya umum dan administrastif.”
Saputro, 1992, 52 menyebutkan bahwa: “dalam arti sempit biaya operasi terdiri dari biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran”.
Dalam arti sempit ini biaya operasi ini meliputi semua biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari.
2. Elemen-elemen Biaya Operasi
Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa biaya operasi dapat digolongkan kedalam dua golongan besar, yaitu biaya penjualan dan biaya
administrasi. Selanjutnya akan dikemukakan beberapa jenis biaya yang termasuk kedalam biaya operasi tersebut.
1. Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk penjualan yang berarti bahwa biaya itu yang dikorbankan dengan tujuan agar barang yang
duproduksi dapat terjual. Biaya penjualan meliputi:
a. Biaya gaji bagian penjualan
b. Biaya pemeliharaan bagian penjualan
c. Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan
d. Biaya listrik bagian penjualan
e. Biaya penyusutan gedung bagian penjualan
f. Biaya telepon dan telegraph
g. Biaya asuransi
h. Alat tulis menulis dan cetak
i. Biaya pajak
j. Ongkos angkut
k. Biaya iklan
2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikelurkan
untuk mengkoordinasi mengatur kegiatan produksi dan biaya untuk melakukan pemasaran produk.
Biaya administrasi dan umum meliputi: a.
Gaji administrasi dan kantor b.
Biaya pemeliharaan kantor c.
Biaya penyusutan peralatan kantor d.
Biaya penyusutan gedung kantor e.
Pajak bumi dan pembangunan f.
Alat tulis menulis dan cetak g.
Biaya photocopy h.
Biaya lain-lain
D. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasi
Penyusunan anggaran pada proses akuntansi merupakan studi terhadap mekanisme, proses untuk merakit data dan format anggaran. Sedangkan
penyusunan anggaran pada proses manajemen merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.
Nafarin 2004, 17 mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan
b. Data tahun-tahun sebelumnya
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak- gerik pesaing
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan
Anggaran disusun dan kemudian dipergunakan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.
Dimana hal ini ditegaskan oleh Ahyar 1992, 11 yang menyatakan bahwa: “penyusunan anggaran serta pemanfaatan anggaran perusahaan sebagai alat
perencanaan, koordinasi dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang telah disusun disebut sebagai penganggaran budgeting”
Untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat mengguanakan berbagai metode. Pilihan metode ini sangat tergantung pada kondisi dan keinginan
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Menurut Syafri 2001, 83 terdapat tiga cara dalam menyusun anggaran
yaitu: a.
Otoriter atau top down b.
Demokrasi atau bottom up c.
Campuran antara top down dan bottom up Berikut ini akan dijelaskan pengertiannya masing-masing:
a. Otoriter atau top down
Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa
keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan
terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Metode top down dengan cepat memenuhi selera pimpinan tetapi dapat
menggerakkan partisipasi bawahan b.
Demokrasi atau bottom up Dalam metode bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil
keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bagian paling bawah karena ia langsung terjun dalam pelaksanaannya, kemudian ia
melaporkan kepada atasannya sampai kepada menajer puncak. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam
menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulakan proses yang lama.
c. Campuran antara top down dan bottom up
Dengan metode ini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi oleh
bawahan. Jadi ada, pedoman dari atasan dan dilanjutkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
Terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran komite anggaran, departemen anggaran dan para manajer pusat
pertanggungjawaban. Komite anggaran hanya dibentuk pada saat proses penyusunan anggaran
saja. Jika penyusunan anggaran telah selesai, komite anggaran menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian pelaksanaan anggaran diserahkan kepada
departemen anggaran Penyusunan dan pengendalian anggaran memerlukan unit organisasi yang
mengani administrasi anggaran. Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran
yaitu anggaran yang harus realistis, luwes, dapat dipakai dimasa yang akan datang. Anggaran harus luwes flexible, tidak terlalu kaku dalam arti anggaran
tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah-ubah atau anggaran yang jumlah rupiahnya untuk satu masa didasarkan atas tingkat
aktifitasnya. Bettizal 1993, 13 mengemukakan tentang prosedur penyusunan anggaran
yaitu: “suatu prosedur anggaran harus dapat menyelesaikan soal-soal perusahaan seperti direncanakan dan oleh karena tidak ada yang sama, prosedur anggaran pun
tidak perlu sama”. Jadi penyusun anggaran tisak sama untuk setiap perusahaan, disebabkan antara lain oleh besar kecilnya perusahaan, kondisi ekonomi, aspek
teknis dan pembiayaan lain-lain. Namun demikian anggaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan kegunaan anggaran yang utama yaitu untuk
kepentingan internal perusahaan, sehingga penyusunannya didasarkan pada kebijakan perusahaan untuk mencapai tujuan.
E. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasi