Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional Bagian Transaksi Energi Listrik PT. PLN (Persero) Area Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL BAGIAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK PT PLN (PERSERO)

AREA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

AHMAD AZMI 122101061

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional Bagian Transaksi Energi Listrik PT. PLN (Persero) Area Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa, kata maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis berbesar hati dan dengan tangan terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H.Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan.


(4)

4. Dra. Lusy Anna, M.S. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Teristimewa untuk Kedua Orangtua yang sangat saya cintai, umi dan abah yang dengan sabar telah membesarkan, mendidik, memberi nasihat, semangat, serta tidak pernah henti-hentinya memberikan doa di setiap waktu sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa berikutnya adalah Ahmad Nazam S.TI, Maulana Dedi Fauzi, Deby Ayu, Aulia Solly, Bukhori, wendy dan sitha yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang selalu dipersembahkan untuk penulis selama menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Para sahabatku Ratna, Lina, Uul, Arep, Ariza, Erwin, Roji, Qeyz, Deci, Shahnaz, Ika, Khalida Seluruh teman-teman beserta sahabat-sahabat Keuangan A dan B 2012.

8. Bapak dan Ibu pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga memperoleh balasan yang berlipat ganda dari-Nya, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya, dan menjadi amal bagi penulis.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, Mei 2015

Ahmad Azmi NIM : 122101061


(5)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6

A. Sejarah singkat Perusahaan ... 6

B. Visi dan Misi perusahaan ... 11

1. Visi Perusahaan ... 11

2. Misi Perusahaan ... 11

C. Logo dan Makna Perusahaan ... 12

1. Bentuk Lambang... 12

2. Elemen – Elemen Dasar Perusahaan ... 12

2.1Warna kuning ... 12

2.2Petir dan Kilat ... 13

2.3Tiga Gelombang ... 13

D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 13

1. Manajer Area ... 16

2. Asisten Manajer Jaringan ... 17

2.1Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi ... 18

2.2Sub Bagian Supervisor pemeliharaan Distribusi ... 18

2.3Sub Bagian Supervisor PDKB ... 19

3. Asisten Manajer Transaksi Energi Listrik ... 20

3.1Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ... 21

3.2Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut ... 22

3.3Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi ... 22

4. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi ... 23

4.1Sub Bagian Supervisor administrasi Umum ... 24

4.2Sub Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan ... 25

BAB III PEMBAHASAN ... 26

A. Klasifikasi Beban Operasional ... 26

B. Perancanaan Beban Operasional ... 27

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan ... 33

D. Pengawasan Beban Operasional ... 35

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan ... 38


(6)

A. Kesimpulan ... 40 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN ( Persero) Area Medan ... 10 Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT PLN (Persero) Area Medan ... 12 Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Area Medan ... 15


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Aktivitas yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut tidak terlepas dari adanya unsur biaya yang besar kecilnya akan berpengaruh terhadap perhitungan laba dan rugi perushaan pada akhir periode. Perusahaan juga dituntut agar dapat mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada pada perusahaan se-efektif dan se-efesien mungkin.

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi se-efisien dan se-efektif mungkin sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dan pengawasan harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan, serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Guna mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efesien, diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perusahaan. Perencanaan disususn sebagai dasar pelaksanaan kegiatan perushaan yang baik


(9)

dan teroordinir sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan pengawasan terhadap beban operasional dalam perusahaan

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Dalam perencanaan terdapat tindakan memilih dan menghubungkan fakta mengenai masa depan yang akan datang dalam merumuskan aktivitas yang dianggap perlu dalam mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, perencana harus memiliki kemampuan dalam memilih yang terbaik untuk menghindari kegagalan yang terjadi.

Selain perencanaan, pengawasan juga diperlukan untuk mengetahui apakah aktivitas yang di laksanakan sesuai dengan perencanaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa penyimpangan yang berarti, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Fungsi pengawasan merupakan tugas yang bertujuan untuk menjamin agar setiap yang di rencanakan, yang diinginkan dapat tercapai dengan mulus tanpa melalui penyelewengan yang menjauhkan diri dari proses pencapaian tujuan yang ingin di capai. Dengan adanya perencanaan, perusahaan akan lebih efesien dalam menggunakan dananya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan memudahkan untuk melukan pengawasan sehingga penggunaan dana dapat ditekan seminimal mungkin.


(10)

Dalam fungsi perencanaan terdapat anggaran yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus di analisis sebab akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perushaan.

Dari uraian ini, terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan perusahaan. Hal ini mendorong penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir

dengan judul: “PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN

OPERASIONAL BAGIAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK PADA PT. PLN (Persero) AREA MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Guna mencapai hasil yang baik dan terarah dalam membuat suatu perencanaan riset, perlu ditetapkan apa yang menjadi masalah pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, dalam pembahasan lebih lanjut penulisan merumuskan permasalahan tentang bagaimana PT. PLN (Persero) Area Medan melakukan perencanaan dan pengawasan tahun 2010 – 2014 beban operasional yang efektif dan efesien.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian bagi penulis : 1. tujuan penelitian


(11)

Adapun tujuan penelitian penulisan tugas akhir ini adalah

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan beban

operasional pada perusahaan.

b. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan dapat

meningkatkan efesiensi dan efektif pada perusahaan.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor dapat menghambat kelancaran perusahaan.

d. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan untuk

menganggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan. D. Manfaat Penelitian

1. manfaat penelitian 1.1.1. bagi penulis

1.1.1.1. menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional pada perusahaan.

1.1.2 Bagi perusahaan

1.1.2.1 Sebagai baham pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhapat beban operasional perusahaan pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas perusahaan.

1.1.3 Bagi pembaca

1.1.3.1 Sebagai bahan pembanding dan informasi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama pada masa yang akan datang.


(12)

BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

A Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah keberadaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha Belanda bernama NV/NIGEM/OGEM membangun sentral listrik ditanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi PLN Area Medan di Jl. Listrik No. 8 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga (oleh NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung Tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.

Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17 agustus 1945, bergeraklah aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu, kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI yakni kepada Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik.

Dalam suasana hubungan antara Indonesia dan Belanda yang semakin memburuk, maka pada tanggal 3 oktober 1953 terbitlah surat keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (yang meliputi Sumatera Utara dan Tapanuli) yang mulanya di


(13)

kepalai oleh R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh) tahun 1959 yang dipimpin oleh Ahmad Syaifullah.

Setelah itu Badan Pemilik Usaha (BPU) PLN berdiri dengan SK Menteri PUT NO. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi.

Pada tanggal 1 januari 1956, BPU PLN dibubarkan memalui Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 dan kemudian dibentuklah 2 perusahaan Negara, yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkanlah pembagian daerah kerja PLN Sumatera Utara ditetapkan menjadi PLN Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan Surat Keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/1966 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, dan Pemantang Siantar (yang berkedudukan di Tebing Tinggi). Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mengubah bentuk perusahaan menjadi Perusahaan Umum (PERUM) yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang, dan tanggung jawab untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh wilayah RI. Dalam Surat Keputusan Menteri PULT No. 01/PRT/73 menetapkan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera


(14)

Utara. Menyusul kemudian terbitlah Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang mengubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi II berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dengan berlakunya UU No. 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan, Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka tanggal 16 juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No. 23/1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).

Pada abad 21, PLN tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre. Untuk mencapai tujuan itu, PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industry pada PJPT II yang bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonisasi dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu besar, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara di masa – masa mendatang serta


(15)

sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, di bentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian Utara.

Dengan pembentukan organisasi baru PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi Pembangkit dan Penyaluran yang sebelumnya dikelola oleh PLN Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolahannya ke PLN Pembangkit dan Penyaluran SUMBAGUT. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada tahun 2003 PT. PLN (Persero) Wilayah II berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Wilayah kerja PT PLN (Persero) Wilayah Summatera Utara meliputi Wilayah Propinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km², Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan Kabupaten / Kota tersebut terdiri dari 417 Kecamatan dan secara keseluruhan desa sebesar 5.856 desa / kelurahan. sebagian besar berada didaratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias yang terlihat pada ( Gambar 2.1 ).


(16)

(17)

B Visi & Misi dan Tujuan Perusahaan.

1 Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Adapun Visi dari PT. PLN (Persero), yaitu diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2 Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

a. Menjalankan bisnis kelistrikan danbidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan.

PT PLN Wilayah Sumatera Utara dengan wilayah kerja seluruh Propinsi Sumatera Utara mempunyai georafis, demografis, sosial budaya dan sumber daya ekonomi. Oleh sebab itu walaupun sebagai etitas bisnis yang tersendiri, setelah mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, seluruh unsur pimpinan PLN Wilayah Sumatera Utara telah berketetapan hati merumuskan Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Utara, yang diharapkan mampu diemban atau dijabarkan oleh PLN Wilayah Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan tenaga listrik yang baik bagi masyarakat Sumatera Utara.


(18)

C. Logo dan Makna Perusahaan 1. Bentuk Lambang

Bentuk, warna dan 11ambing Perusahaan resmi digunakan adalah sesuai yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juli 1976, mengenai Pembuatan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara

Gambar 2.2 Logo Perusahaan

2. Elemen – elemen Dasar Lambang 2.1 Warna Kuning

Menjadikan bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini.

2.2 Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat tepat para insane PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi


(19)

para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

2.3 Tiga Gelombang

Memiliki arti gayaenergi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang sering sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberikan warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang diperlukan dalam kehidupan manusia.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan badan usaha, suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu badan usaha / organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda – beda tersebut dikoordinasikan.

Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah menggunakan jenis struktur organisasi fungsional “Line


(20)

and Staff Organization” atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi fungsional dengan unsur – unsur yang terdiri dari unsure pimpinan, unsur pelaksanaan, dan unsur pengawasan.

Berikut ini skema dari Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan:


(21)

(22)

Berdasarkan bagan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan di atas, masing – masing fungsional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Manajer Area

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergi.Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance(GCG) di PT. PLN (Persero) Area Medan. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) melakukan kegiatan pengusaha pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energy, handal dan ramah lingkungan.

b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan.

c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.

d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.

e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.

g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.


(23)

h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Area Medan.

i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi.

j) Menetapkan laporan Menejemen Area Medan 2. Asissten Manajer (Asman) Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil / output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan handal. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi dan PDKB.

e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

f) Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

g) Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya Zero Accident.

h) Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.


(24)

i) Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien. 2.1.Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisien penyaluran tenaga listrik. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja Operasi.

b) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c) Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.

d) Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e) Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional teknik.

f) Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g) Mengevaluasi kinerja operasi.

2.2.Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b) Melaksanakan dan mengevaluasikan kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c) Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.


(25)

d) Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e) Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi. 2.3.Sub Bagian Supervisor PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisensi jaringan distribusi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.

b) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c) Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

d) Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e) Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat / brevet personil PDKB.

f) Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB

g) Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala operasi 3. Asisten Manajer (Asman) Transaksi Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area / Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku.Hasil / output laporan transaksi energi listrik, susut dan pemeliharaan meter transaksi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Manajemen Billing.

b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.


(26)

c) Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d) Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO.

e) Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.

f) Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g) Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h) Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan transfer price energy.

i) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j) Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k) Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l) Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan Setting APP.

m) Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenamg untuk kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

3.1. Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter (Har Meter)

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b) Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c) Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.


(27)

e) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter transaksi.

f) Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g) Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h) Memastikan hasil sampling peneraan APP baru hasil metrology dan rekondisi pihak ketiga.

i) Memonitor manajemen segel APP.

3.2.Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut (DalSut)

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / Reklame liar dan pelaksanaan P2TL. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian / Rayon terkait.

b) Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.

c) Melakukan updating data PJU secara berkala.

d) Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e) Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA (Service Level Agreement).

f) Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.


(28)

h) Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i) Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL. 3.3.Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.

b) Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c) Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.

d) Memvalidasi data kelainan APP.

e) Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

f) Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala

4. Asisten Manajer (Asman) pelayanan dan Administrasi

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP).

b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c) Mengkoordiasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan Pelanggan.


(29)

e) Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

g) Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan Cash Budget.

h) Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.

i) Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j) Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung.

k) Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l) Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja.

m) Memonitor realisasi anggaran.

n) Memproses permohonan SPPD / Perjalanan Dinas 4.1.Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rincian tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja.

b) Melaksanakan pengelolaan K3.

c) Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran, dan musibah lain yang terkait K3.

d) Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.

e) Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.


(30)

g) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan administrasi.

h) Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas, dan PUMP-KPR/BPRP.

i) Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dan dana operasional

4.2.Sub. Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan Pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.

b) Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c) Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodeik dan menindaklanjuti pencapaian TMP.

d) Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan menyusun Data Potensi Pasar (Captive Power).

e) Mengelola peta segmentasi pelanggan.

f) Melaksanakan supervise untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon.

g) Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai kewenangannya.

h) Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i) Memonitor Mutasi Data Induk Langganan (DIL) dan memelihara arsip Data Induk Langganan.


(31)

j) Memonitor laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).

k) Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l) Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usaha penghapusan piutang.


(32)

BAB III

PERENCANAAN DAN PENGAWASAAN BABAN OPERASIONAL PADA BAGIAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK

PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN

A. Klasifikasi Beban Operasional

Beban operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT PLN (Persero) Area Medan bagian Transaksi Energi Listrik terbagi atas :

1. Beban Operasional

Beban operasional pada PT PLN (Persero) Area Medan terdiri dari : a. Bagian Transaksi Energi Listrik

1.1 Beban Pemeliharaan, berupa :

1.1.1 Beban Pemakaian Material 1.1.2 Beban Jasa Borong

b. Bagian P2TL

1.2 Beban Pemeliharaan, berupa :

1.2.1 Beban Pemakaian Material 1.2.2 Beban Jasa Borong

c. Bagian PJU

1.3 Beban Pemeliharaan, berupa :

1.3.1 Beban Pemakaian Material 1.3.2 Beban Jasa Borong


(33)

B. Perencanaan Beban Operasional

Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menetapkan di awal barbagai hasil akhir yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang. Antara kegiatan perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai diasumsikan terdapat jeda waktu, di mana semakin panjang rencana yang dibuat maka jeda waktu antara perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai semakin besar dan derajat ketidakpastian pencapian hasil tersebut juga semakin meningkat.

Koontz dan O’Donnel (2001 : 92) mengatakan bahwa “Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan, kebijakan, prosedur, program dari alternative yang ada”.

Terry (2001 : 92)mengatakan bahwa“Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

Allen (2001 : 92)mengatakan bahwa“Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.

Ada empat langkah pokok dalam perencanaan, ke empat langkah perencanaan ini dapat disesuaikan dengan semua aktivitas perencannan pada seluruh tingkat organisasi

1. Tetapkan sasaran atau perangkat tujuan. perencanaan diawali dengan keputusan mengenai apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh sebuah organisasi atau sub – unit

2. Tentukan situasi sekarang. Berapa jauhkan organisasi atau sub – unit dari

tujuannya ? Sumber daya apa yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut? Setelah keadaan terakhir dianalisis, rencana dapat disusun untuk membuat peta


(34)

kemajuan selanjutnya.

3. Identifikasi pendukung dan penghambat tujuan. Faktor apa dalam lingkungan internal dan eksternal yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya? Memang mudah untuk melihat apa yang sedang terjadi sekarang, tetapi masa depan tidak pernah jelas.

4. Kembangkan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan. Langkah terakhir dalam proses perencanaan adalah pengembangan berbagai alternatif cara bertindak untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mengevaluasi alternatif – alternatif tersebut dan memilih alternatif yang paling sesuai untuk mencapai tujuan.

Tujuan perencanaan (objective planning)

1. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan – kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara – cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.

2. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.

3. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.

4. Perencanaan menyebabkan kegiatan – kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan

5. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan

6. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukur hasil kerja. 7. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.


(35)

penempatan karyawan.

9. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi. Asas – asas perencanaan (Principles Of Planning)

1. Principle of efficiency of objective

Setiap perencanaan dan segala perubahannya haris ditujukan kepada pencapaian tujuan.

2. Principle of efficiency of planning

Suatu perencanaan efisien, jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya uang sekecil – kecilnya.

3. Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan)

Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi lainnya,

organizing, staffing, directing, dan controllong. Seorang tidak akan dapat

melaksanakan fungsi – fungsi manajemen lainnya, tanpa mengetahui tujuan dan pedoman dalam menjalankan kebijaksanaan.

4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan)

Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu.

5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan)

Patokan – patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis – premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian yang akan datang.

6. Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja)

Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur kerja, dan program kerja tersusun.


(36)

7. Principle of timming (asas waktu)

Adalah perencanaan waktu yang relatif singkat dan tepat.

8. Principle of planning communication (asas tata hubungan perencanaan)

Perencanaan dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya.

9. Principle of alternative (asas alternative)

Alternative ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

10. Principle of limiting factor (asas pembatasan faktor)

Dalam pemilihan alternatif – alternatif, pertama harus ditujukan pada faktor – faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif dan pembatas faktor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.

11. The commitment principle (asas keterkaitan)

Perencanaan haris memperhitungkan jangka waktu keterkaitan yang diperlukan untuk pelaksanaan kerja.

12. The principle of flexibility (asas fleksibilitas)

Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.

13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah)

Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus – menerus terhadap kejadian – kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.


(37)

14. Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis)

Dalam kondisi tertentu manajer harus memilih tindakan – tindakan yang di perlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai dengan efektif.

Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya.

Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab


(38)

beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian. Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan, maka anggaran tersebut harus realistis, fleksibel, dan kontinu. Realistis berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada. Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus dan bukan kegiatan yang insidental.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional tersebut.


(39)

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan

Pada PT. PLN (Persero) Area Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut.

Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKAP ( Rencana Kerja Anggaran Perusahaan ). Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran beban operasi untuk suatu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan perencanaan untuk kemudian disahkan oleh Manajer. Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dalam hal ini General Manager. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT. PLN (Persero) Area Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.


(40)

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan perencanaan beban operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan beban operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT. PLN (Persero) Area Medan telah menetapkan perencanaannya melalui beban operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

Perusahaan telah merencanakan dan menyusun anggaran berdasarkan biaya yang telah terjadi sebelumnya, kemudian ditambah dengan penyesuaian dan proyeksi yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan.

D. Pengawasan Beban Operasional

Pengawasan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa penyimpangan yang berarti, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Fayol (2001 : 10) salah seorang perintis ilmu manajemen mengartikan: “pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari”


(41)

Sujamto (2001 : 10) mendefinisikan pengawasan sebagai berikut : “pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak”

Fungsi pengawasan merupakan tugas atau kegiatan yang bertujuan untuk menjamin agar setiap yang direncanakan, diinginkan dapat tercapai dengan mulus tanpa melalui penyelewengan yang akan menjauhkan diri dari proses pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

Asas – asas pengawasan 1. Asas tercapainya tujuan

Pengawasan harus ditujukan kea rah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan dari rencana. 2. Asas efesiensi pengawasan

Pengawasan itu efesien, jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal – hal lain yang di luar dugaan.

3. Asas tanggung jawab pengawasan

Pengawasan hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.

4. Asas pengawasan terhadap masa depan

Pengawasan yang efektif harus ditujukan kea rah pencegahan penyimpangan – penyimpangan yang akan terjadi, baik pada wakty ekarang maupun masa yang akan datang.

5. Asas pengawasan langsung.

Teknik control yang paling efektif iala mengusahakan adanya manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengawasan itu dilakukan oleh manajer, atas


(42)

dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik. 6. Asas refleksi rencana

Pengawasan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.

7. Asas penyesuaian dengan organisasi

Pengawasan harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.

8. Asas pengawasan individual.

Pengawasan dan teknik pengawasanm harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik pengawasan harus ditujukan terhadap kebutuhan – kebutuhan akan informasi setiap manajer.

9. Asas standar

Pengawasan yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

10. Asas pengawasan terhadap strategis

Pengawasan yang efektif dan efesien memerlukan adanya perhatian yang ditujkan terhadap faktor – faktor yang strategis dalam perusahaan.

11. Asas kekecualian

Efesiensi dalam pengawasan membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan


(43)

tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama. 12. Asas peninjauan kembali

Harus ditinjau berkali – kali, agar system yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

13. Asas tindakan

pengawasan dapat dilakukan, apabila ada ukuran – ukuran untuk mengoreksi penyimpangan – penyimpangan rencana, organisasi,staffing, dan directing. Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT. PLN (Persero) Area Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya

tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi


(44)

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan dasar bagi penyusunan beban operasional untuk periode yang akan datang.

Selain itu, pengawasan beban operasional PT. PLN (Persero) Area Medan diawasi oleh Manajer, Asisten Manajer, dan Bagian Keuangan. PT. PLN (Persero) Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT. PLN (Persero) Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan – catatan financial lainnya.


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada bab – bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Area Medan, maka dapat di ambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Area Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan), dimana anggaran tersebut disusun untuk setiap tiga bulan sekali periode akuntansi

2. Pengawasan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengaman harta kekayaan dan catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik.


(46)

B. SARAN

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan beban operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar – benar menerapkan dengan sebaik – baiknya. 2. Perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan telah

berjalan dengan baik, maka perusahaan harusa dapat mempertahankannya terlebih lagi meningkatkan aktivitas tersebut sehingga efesiensi dan efektivitas perusahaan juga akan meningkat.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, H. Malayu S.P.2001.Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta, Bumi kasara.

Harahap, Sofyan Syafri, M.2001.Sistem Pengawasan Manajemen (Management Control System), Jakarta, Quantum.

Solihin, Ismail.2002.Pengantar Manajemen, Jakarta, Erlangga.

Tampubolon, Manahan P,2004.Manajemen Operasional (Operations Management), Jakarta, Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P dan Mary Coutler.2010.manajemen, jilid 1, edisi kesepuluh, Jakarta, Erlangga.


(1)

dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik. 6. Asas refleksi rencana

Pengawasan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.

7. Asas penyesuaian dengan organisasi

Pengawasan harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.

8. Asas pengawasan individual.

Pengawasan dan teknik pengawasanm harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik pengawasan harus ditujukan terhadap kebutuhan – kebutuhan akan informasi setiap manajer.

9. Asas standar

Pengawasan yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

10. Asas pengawasan terhadap strategis

Pengawasan yang efektif dan efesien memerlukan adanya perhatian yang ditujkan terhadap faktor – faktor yang strategis dalam perusahaan.

11. Asas kekecualian

Efesiensi dalam pengawasan membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan


(2)

36

tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama. 12. Asas peninjauan kembali

Harus ditinjau berkali – kali, agar system yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

13. Asas tindakan

pengawasan dapat dilakukan, apabila ada ukuran – ukuran untuk mengoreksi penyimpangan – penyimpangan rencana, organisasi,staffing, dan directing. Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT. PLN (Persero) Area Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(3)

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan dasar bagi penyusunan beban operasional untuk periode yang akan datang.

Selain itu, pengawasan beban operasional PT. PLN (Persero) Area Medan diawasi oleh Manajer, Asisten Manajer, dan Bagian Keuangan. PT. PLN (Persero) Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT. PLN (Persero) Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan – catatan financial lainnya.


(4)

38 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada bab – bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Area Medan, maka dapat di ambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Area Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan), dimana anggaran tersebut disusun untuk setiap tiga bulan sekali periode akuntansi

2. Pengawasan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengaman harta kekayaan dan catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(5)

B. SARAN

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan beban operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar – benar menerapkan dengan sebaik – baiknya. 2. Perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan telah

berjalan dengan baik, maka perusahaan harusa dapat mempertahankannya terlebih lagi meningkatkan aktivitas tersebut sehingga efesiensi dan efektivitas perusahaan juga akan meningkat.


(6)

40

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, H. Malayu S.P.2001.Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta, Bumi kasara.

Harahap, Sofyan Syafri, M.2001.Sistem Pengawasan Manajemen (Management Control System), Jakarta, Quantum.

Solihin, Ismail.2002.Pengantar Manajemen, Jakarta, Erlangga.

Tampubolon, Manahan P,2004.Manajemen Operasional (Operations Management), Jakarta, Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P dan Mary Coutler.2010.manajemen, jilid 1, edisi kesepuluh, Jakarta, Erlangga.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara