Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

“FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. FLORA SAWITA CHEMINDO MEDAN”

OLEH :

NAMA : REIKA PANGGABEAN

NIM : 040503118 DEPARTEMEN : AKUNTANSI S1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“ Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan “

Adalah benar karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Medan, 10 Juli 2009 Yang membuat pernyataan

Reika Panggabean Nim. 040503118


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada para pembaca sekaligus memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih baik.

Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Fahmi Natigor Nst, SE, MSi, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Salbiah, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis, serta Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku dosen Pembanding dan Penguji-I dan Ibu Risanti, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding dan penguji-II penulis yang telah memberikan saran dan kritikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak selaku dosen wali selama penulis menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu dosen dilingkungan Fakultas Ekonomi universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pendidikan dan pengarahan serta semua pihak yang telah membantu penulis baik dalam bidang administrasi maupun bantuan moril lainnya.

6. Bapak Drs. Indra selaku HRD diperusahaan PT. Flora Sawita Chemindo Medan dan Bapak Muaikhyar selaku staff accountingnya yang telah membantu selama penulis melakukan riset.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak A. Panggabean dan Ibu J. Sitompul, kakak-kakakku tersayang Adeline Riama Panggabean S.Si dan Dr. Asima Romauli Panggabean serta Adikku Gangga Yohanes Panggabean atas dukungan, doa, dan motivasinya bagi penulis.

8. Betno Siregar, SE yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.

9. Sahabat dan teman-teman mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Akuntansi ’04 atas kebersamaannya selama ini.

10.Teman-teman KMK. Albertus Magnus, khususnya KMK. Ignatius Loyola atas kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna seperti yang diharapkan, sehubungan dengan segala keterbatasan penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun guna


(5)

perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 10 Juli 2009 Penulis

NIM: 040503118


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai fungsi anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh penerapan fungsi anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan biaya produksi di PT. Flora Sawita Chemindo Medan.

Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu metode dimana data yang dikumpulkan kemudian disusun, diinterpretasikan, dianalisis dan diklasifikasikan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.dan jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi langsung melalui objeknya yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu proses pengawasan yang dilakukan oleh PT. Flora Sawita Chemindo medan adalah dengan menganalisis penyimpangan biaya dengan cara membandingkan antara anggaran dengan realisasi yaitu berupa penyimpangan yang menguntungkan (Favourable) dan tidak menguntungkan (Unfavourable) serta melakukan tindakan koreksi jika diperlukan. Dari hasil perhitungan data yang dilakukan penulis dengan cara observasi, maka diperoleh hasil sebesar 2.50 terletak pada rentang 1.26-2.50 yang menunjukkan bahwa anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan kurang memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi. Hal ini dikarenakan adanya selisih merugikan yang cukup besar terutama pada pos-pos biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Kemudian dari selisih-selisih ini, perusahaan belum mampu melakukan analisa secara tepat terhadap kedua pos biaya tersebut sehingga tindakan korektif yang diambil masih belum tepat. Namun untuk mencegah hal tersebut, maka sebaiknya perusahaan melakukan analisa varians lebih akurat lagi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga dapat diambil secara tepat yang nantinya dapat memperkecil selisih-selisih terutama selisih yang merugikan.


(7)

ABSTRACT

This research tell about cost production budgeting as tolls of planning and controlling cost production. The goal of this to know the applied of the cost production budgeting as the tolls of planning and controlling cost production on PT. Flora Sawita Chemindo Medan.

Kinds of this research that used like as descriptif where the data was collected, pile up, interpretation, analyzing and clasification as the fact. And the data that used is cualitatif data, that get own or person organization with their object that need more detail processed.

That result indicated that one of that controlling process that used with analyzing cost variance by compare budgeting and realization that make we know the favourable variance or unfavourable variance and corrected if we werw need. From value of data that writter evaluated with observed, so the writter get value 2.50 in interval 1.26-2.50 that show cost production budget of Pt. flora sawita Chemindo Medan made is not avaible to used as controll of cost production. It caused there ara have unfavourable variance especially in cost materials and direct labour account. And than from this variance, company can not analyzed the variance more accurate for the variance that happen as correction act for less unfavourable variance.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ...v

ABSTRACT...vi

DAFTAR ISI ………...………...vii

DAFTAR TABEL ………...………x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..………...1

B. Batasan Masalah………..………3

C. Perumusan Masalah………..………...4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian………..………...4

2.Manfaat Penelitian……….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran a. Pengertian Anggaran………..…….5

b. Jenis-jenis Anggaran………...9

2. Fungsi Anggaran………...12

3. Pengertian dan Komponen Biaya Produksi a. Pengertian Biaya Produksi……….…...16


(9)

b. Komponen Biaya Produksi………18

4. Pengertian & Prosedur Penyusuanan Anggaran Biaya Produksi...21

5. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya………...27

B. Tinjauan Penelitian terdahulu………..………..29

C. Kerangka Konseptual………...31

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Jadwal Penelitian………...…….33

B. Prosedur dan Pengumpulan Data 1. Jenis Penelitian………...………....33

2. Jenis Data………..……….33

C. Teknik Pengumpulan data………..……...34

D. Teknik Analisa Data………..………....34

E. Jadwal Penelitian………..………...35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan………..………...36

2. Struktur Organisasi Perusahaan………...38

3. Gambaran Umum Kegiatan Produksi Perusahaan………...45

4. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi……….47

5. Anggaran Biaya Produksi……….49

6. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan………...52

7. Hasil Observasi………..…..55 B. Analisis Hasil Penelitian


(10)

1. Anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi...57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..………..64

B. Saran………..………65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Produksi tahun 2005-2007…....2 Tabel IV-I Laporan Anggaran Biaya Bahan Baku tahun 2005-2007 ………...50 Tabel IV-2 Laporan Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung tahun 2005-2007 ………..51 Tabel IV-3 Laporan Anggaran Biaya Overhead tahun 2005-2007 ………...52 Tabel IV-4 Hasil Observasi ………...55 Tabel IV-5 Skala Pengukuran Variabel Penelitian ………...56 Tabel IV-6 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi tahun 2005-2007 ………..58 Tabel IV-7 Laporan Anggaran dan Realisasi B. Bahan Baku tahun 2005-2007………...59 Tabel IV-8 Laporan Anggaran dan Realisasi B.Tenaga Kerja Langsung 2005-2007…...61 Tabel IV-9 Laporan Anggaran dan Realisasi B.Overhead tahun 2005-2007 …………...62


(12)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian yang kompetitif adalah untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan juga menjaga kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dalam usaha mencapai tujuannya maka setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efektifitas maupun efisiensi kerja serta untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dalam dunia usaha, anggaran memegang peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan, anggaran menyajikan informasi mengenai kegiatan produksi perusahaan dalam satu periode agar tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dengan adanya anggaran maka perusahaan dapat mengetahui terjadinya penyimpangan yang akan timbul dalam rangka menjalankan kegiatan produksi yakni dengan cara membandingkan anggaran dengan data aktual atau realisasinya. Salah satu fungsi anggaran yaitu sebagai alat pengawasan, dimana anggaran biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tetap diawasi dan dikendalikan.

Penyusunan atau penentuan anggaran biaya produksi akan mempermudah pimpinan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas perusahaan dan melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengendalian


(13)

pembiayaan yang lebih baik. Walaupun perusahaan telah menyusun anggaran biaya produksi, namun bukan bearti setiap saat biaya yang digunakan sesuai jumlahnya dengan yang ada pada anggaran biaya produksi.

Berikut laporan anggaran dan realisasi biaya produksi tahun 2005-2007 Tabel 1-1

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2005-2007

No Jenis Biaya Anggaran Realisasi Selisih

Rp Rp Rp % F/U

1 Tahun 2007 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga kerja Biaya overhead 79.526.250.000 1.673.325.920 81.446.156.658 83.503.704.374 1.674.446.831 57.735.284.246 3.977.454.374 1.120.911 23.710.872.412 5.00 0.06 29,11 UF UF F 2 Tahun 2006

Biaya Bahan Baku 122.294.843.930 131.170.065.868 8.875.221.938 7,26 UF Biaya Tenaga Kerja 1.367.233.695 1.488.540.664 121.306.969 8,87 UF Biaya Overhead 69.274.275.578 54.373.472.368 14.900.803.210 21,51 F 3 Tahun 2005

Biaya bahan Baku 100.212.135.690 106.021.516.130 5.809.380.440 5,80 UF Biaya Tenaga Kerja 1.396.811.162 1.690.530.822 293.719.660 21,03 UF Biaya Overhead 62.867.053.113 52.981.350.897 9.885.702.216 15,72 F

PT. Flora Sawita Chemindo, merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang oleokimia yang hasilnya diekspor keluar negeri dan memenuhi permintaan didalam negeri. Berdasarkan laporan biaya produksi (sampel tahun 2006), dimana untuk realisasi biaya bahan langsung sebesar Rp 131.170.065.868 lebih besar dari biaya yang dianggarkan yakni sebesar Rp 122.294.843.930, menghasilkan varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 8.875.221.938. Selisih antara anggaran dan realisasi ini adalah wajar dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) karena ada kenaikan harga bahan baku. Dan untuk biaya tenaga kerja langsung, realisasinya sebesar Rp 1.448.540.664 lebih besar dibanding dengan biaya yang dianggarkan yakni sebesar Rp 1.367.233.695, memperoleh varians yang tidak menguntungkan sebesar Rp 121.306.969. sedangkan untuk biaya overhead pabrik, diperoleh


(14)

varians yang menguntungkan sebesar Rp 14.900.803.210, yang merupakan hasil dari perbandingan dengan realisasi biaya yang dianggarkan.

Dengan demikian selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasi, sifatnya variance tidak menguntungkan. Karena selisih-selisih yang terjadi tidak dapat dikatakan sebagai untuk sumber penambah kekayaan perusahaan dan ini dapat merugikan perusahaan.

Harahap (2001 : 225) menyatakan “ dalam hal biaya, atau cost maka jika realisasi lebih besar dari pada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih kecil dari budget dianggap menguntungkan (favorable).

Berdasarkan uraian tersebut dan mengingat pentingnya pengawasan anggaran biaya produksi oleh perusahaan maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “ Fungsi Anggaran sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan”.

B.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu pengawasan terhadap biaya produksi melalui laporan anggaran dan realisasi biaya produksi di PT. Flora Sawita Chemindo, dalam hal ini hanya menggunakan data biaya produksi untuk tahun 2005-2007

C.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian – uraian diatas maka perumusan masalah yang dibuat penulis adalah : “ Apakah anggaran biaya produksi yang diterapkan oleh PT.


(15)

Flora Sawita Chemindo Medan telah efektif sebagai alat pengawasan biaya produksi ? “

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi yang telah diterapkan oleh perusahaan telah efektif sebagai alat pengawasan.

B. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan sehubungan dengan fungsi anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi.

2. Bagi perusahaan, memberikan saran-saran yang berguna sebagai bahan masukan bagi pimpinan PT. Flora Sawita Chemindo Medan

3. Bagi pihak lain, untuk menambah pengetahuan para pembaca yang sedang mempelajari topik ini atau melakukan penelitian yang sejenis.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran a. Pengertian Anggaran

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, pihak manajemen membutuhkan suatu alat yang dapat dijadikan sebagai pedoman, dimana hal ini dimaksudkan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menjalankan kegiatan-kegiatan produksi perusahaan adalah anggaran atau disebut juga dengan budget.

Anggaran terdiri dari taksiran-taksiran yang dapat dipakai sebagai suatu program untuk menjalankan kegiatan perusahaan pada suatu periode, khususnya pada masa yang akan datang.

Harahap (2001:15) mendefinisikan “ Budget sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rincian dan penyebabnya”.

Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu. Sebagai satuan yang dipergunakan dalam anggaran perusahaan ini adalah satuan moneter (rupiah).


(17)

Definisi lain mengenai anggaran, seperti yang dikemukakan oleh Nafarin (2000 : 9) menyatakan bahwa “Anggaran (budget) merupakan suatu recana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

Menurut Munandar (2000 :1) menyatakan bahwa” Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.

Sementara menurut Mulyadi (2001 : 488) yaitu : “Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secar kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”.

Dari beberapa definisi diatas, penulis memberikan pengertian bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi khusus yaitu disusun secara sistematis yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter dan dalam jumlah waktu tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa anggaran yang lengkap mencakup seluruh rencana operasi perusahaan yang akan dilaksanakan agar perusahaan bekerja secara tearah. Dengan demikian diperoleh dua hal mengenai anggaran sebagai berikut :


(18)

a. Anggaran perusahaan merupakan suatu rencana operasi yang disusun berdasarkan data periode yang lampau dan proyeksi keadaan pada masa yang akan datang dalam bentuk kuantitatif dan satuan uang.

b. Suatu rencana mengenai pendapatan dan biaya yang disusun sedemikian rupa sehingga laba yang diharapkan dapat tercapai.

Dari pengertian diatas diketahui bahwa budget mempunyai empat unsur yaitu :

a. Rencana

Rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan perusahaan diwaktu yang akan datang. Anggaran (budget) juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentu terlebih dahulu yang akan datang.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan.

Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), serta kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan personalia.

c. Dinyatakan dalam unit moneter.

Unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beranekaragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit Rupiah.


(19)

Unit moneter ini sangat diperlukan mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beranekaragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda seperti misalnya bahan mentah menggunakan kesatuan berat, kesatuan panjang, kesatuan isi, tenaga kerja menggunakan kesatuan jam kerja atau kesatuan waktu. Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut.

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Hal ini menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Ini bearti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran apa yang akan terjadi serta apa yang dilakukan diwaktu yang akan datang.

Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu dikenal dua macam anggaran yaitu :

1) Anggaran strategi yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka panjang, yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode akuntansi. 2) Anggaran taktis yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka waktu

pendek yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Anggaran yang disusun satu periode akuntansi dinamakan anggaran periodik, sedangkan anggaran yang disusun untuk jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi dinamakan anggaran bertahap. Untuk dapat memilih jangka waktu berlakunya anggaran secara lebih tepat


(20)

perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang mempengruhi antara lain :

• Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan • Posisi perusahaan dalam persaingan

• Jenis produksi yang dihasikan perusahaan

• Tersedianya data dan informasi untuk melakukan penaksiran-penaksiran

Keadaan perekonomian pada umumnya, dimana secara umum dapat mempengaruhi kehidupan suatu perusahaan.

b. Jenis-jenis anggaran

Kegiatan yang akan dijalankan oleh pihak manajemen perusahaan bermacam-macam, maka anggaran yang disusun berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut.

Pada umumnya, anggaran yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang nantinya dirancang oleh manajemen perusahaan sebagai pedoman didalam menjalankan kegiatannya.

Menurut Munandar (2000 : 23 ) jenis-jenis anggaran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Anggaran Operasional (operation budget ) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.


(21)

2. Anggaran keuangan (financing budget) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada saat tertentu yang akan datang.

Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis anggaran tersebut : 1. Operation Budget

Operating Budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan

perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu :

a. Sektor Penghasilan (Revenues)

Sektor penghasilan ialah pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambahnya hutang.

Sering pula dikatakan bahwa penghasilan adalah suatu kontra prestasi yang diterima oleh perusahaan atas sesuatu yang diberikan kepada pihak lain. Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan dapat dibedakan menjadi dua sub sektor yaitu :

(1) Sub sektor penghasilan utama (operating revenue) yaitu penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan. Dengan demikian penghasilan utama dari perusahaan perdagangan hasil bumi adalah penghasilan yang


(22)

diperoleh dari usaha jual beli hasil bumi tersebut. Begitu juga untuk perusahaan jasa yang memberikan atau menyewakan jasanya kepada pihak lain seperti penyewaan gudang, dermaga dan sebagainya. (2) Sub sektor penghasilan bukan utama (non operating revenue) yaitu

penghasilan yang diterima oleh perusahaan, yang tidak berasal dan tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha sampingan perusahaan.

b. Sektor Biaya

Sektor biaya ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemiliknya dan bukan pula merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan berkurangnya hutang.

Sering pula dikatakan bahwa biaya adalah suatu kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas sesuatu yang diterima dari pihak lain.

Dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan, biaya dapat dibedakan menjadi dua sub sektor, yaitu :

(1) Sub sektor biaya utama (operating expense) yaitu biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan yang berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.


(23)

(2) Sub sektor biaya yang bukan utama (non operating expense) yaitu biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan yang tidak berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.

Dari uraian serta pembahasan diatas telah diketahui bahwa operating

budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama

periode tertentu yang akan datang dari kegiatan yang berhubungan dengan sektor biaya

2. Financing Budget

Financing Budget merencanakan tentang posisi financial

perusahaan pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. Sedangkan yang dimaksud dengan posisi finansial perusahaan adalah keadaan aktiva tetap (harta), keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan pada suatu saat.

Klasifikasi Anggaran

Anggaran penjualan

Anggaran produksi

Anggaran pembelian bahan baku langsung Anggaran Operasional Anggaran tenaga kerja langsung

Anggaran Overhead

Anggaran biaya penjualan dan administrasi Anggaran persediaan akhir barang jadi

Anggaran harga pokok penjualan

Anggaran kas

Anggaran keuangan Anggaran neraca


(24)

2. Fungsi Anggaran

Anggaran bagi perusahaan sangat penting, karena anggaran merupakan alat bagi manajemen dalam mencapai tujuan.

Anggaran berisikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan biaya yang dianggarkan untuk mendukung kegiatan tersebut yang telah ditentukan sebelumnya. Anggaran memiliki beberapa fungsi dimana fungsi anggaran tersebut sesuai dengan fungsi manajemen.

Fungsi anggaran merupakan salah satu alat bagi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Adapun fungsi anggaran antara

lain :

a. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata dan jelas dalam unit dan uang.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nafarin (2000: 3) bahwa “perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. perencanaan merupakan upaya tindakan berhati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.


(25)

Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan maju agar dapat memberikan petunjuk kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari. Berbeda dengan proses umpan balik yang juga dikenal sebagai post-actions-control, yang mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan, menganalisa sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar yang telah ditentukan, dan penemuan-penemuan ditetapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

b. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran penting dalam menyelaraskan setiap bagian kegiatan, seperti : bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan.

Bila salah satu bagian saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah direncanakan, maka bagian lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana. Dengan demikian tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinir sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.

c. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawasan berarti mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :


(26)

1. Memperbandingkan realisasi dengan rencana

2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu. Mulyadi (2000 : 502) mengatakan fungsi anggaran :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajer menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Sedangkan Adisaputro dan Asri ( 2001 : 51 ) mengemukakan anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Dalam bidang perencanaan :

a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.

b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/ kegiatan yang paling menguntungkan.

c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies) perusahaan.

d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif 2. Dalam bidang koordinasi :

a. Membantu mengkoordinasikan factor manusia dengan perusahaan

b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha

c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran- saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.

d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi 3. Dalam bidang pengawasan

a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran b. Untuk mencegah secara umum pemborosan-pemborosan.


(27)

Dari tujuan anggaran yang diuraikan diatas dapat dikemukakan bahwa tujuan disusunnya anggaran mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan agar lebih terarah. Adapun tujuan dan manfaat disusunnya anggaran sebagai berikut :

Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2000 :12) :

a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.

b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan.

c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari dan maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata yang terlihat.

f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Manfaat dari disusunnya anggaran menurut Nafarin(2000:12) : a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai

c. Dapat memotivasi pegawai.

d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.

e. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang kurang perlu.

f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

g. Alat pendidikan bagi para manajer.

3. Pengertian dan Komponen Biaya Produksi a. Pengertian Biaya Produksi

Sehubungan dengan pengertian biaya, maka perlu diketahui bahwa sangatlah sulit untuk memberikan pengertian atas biaya yang dimaksud. Biaya diartikan sebagai harga perolehan dan sering pula


(28)

diartikan sebagai harga pokok perolehan dan juga sering pula diartikan sebagai harga pokok (cost), tetapi tidak jarang pula diartikan sebagai

expense.

Menurut Mulyadi (2000 : 8), biaya dapat didefinisikan sebagai berikut : ”pengorbanan sumber ekonomi, yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dengan demikian ada empat unsur pokok biaya dalam defenisi diatas tersebut yaitu :

b. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis c. Diukur dengan satuan uang

d. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi e. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Selain itu IAI (2002) memberikan pengertian sebagai berikut : “Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penurunan modal. Yang dimaksud biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa”.

Dari perbedaan pengertian antara expense dan cost tersebut, terkandung prinsip alokasi biaya karena expense adalah sebagian dari

cost yang dialokasikan menjadi beban terhadap pendapatan pada

periode tertentu. Ketepatan dari penentuan laba sangat erat hubungannya dengan ketepatan daripada alokasi biaya, karena selain tergantung pada pendapatan, laba juga ditentukan oleh biaya.


(29)

Menurut Matz dan Usry (2004 : 24) mendefinisikan “ biaya produksi adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik”.

Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi, biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

b. Komponen Biaya Produksi

Didalam perusahaan industri, pada dasarnya biaya dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu biaya produksi dan biaya komersial. Biaya produksi pada perusahan industri terdiri dari tiga unsur yaitu : 1. Biaya bahan langsung (direct material cost)

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 3. Biaya pabrik tidak langsung (factory overhead cost) 1. Biaya bahan langsung

Menurut Matz dan Usry (2004 : 24) “ bahan langsung (direct

material) adalah semua bahan yang membentuk bagian internal dari

barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk”.

Biaya bahan merupakan komponen utama yang diolah menjadi produk selesai dalam setiap proses produksi. Tergantung mudah atau sulitnya bahan tersebut diidentifikasi perwujudannya dalam produk


(30)

selesai. Bahan baku tersebut dapat diperoleh dari pembeliaan atau produksi tersendiri. Khusus untuk pembelian bahan baku mempunyai beberapa masalah yang harus diperkirakan seperti biaya pengangkutan, biaya gudang dan kemungkinan juga ada yang rusak dalam pengangkutan kepabrik. Demikian juga halnya kesulitan tersendiri, semua hal ini akan memerlukan pertimbangan mana yang lebih menguntungkan dibeli dari luar atau produksi sendiri.

Jadi biaya bahan langsung adalah semua bahn baku yang dipakai untuk proses produksi dan merupakan bagian dari produksi tersebut yang jumlahnya selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

2. Biaya tenaga kerja langsung.

Menurut Matz dan Usry (2004: 25) “ tenaga kerja langsung (direct labour) adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi”.

Untuk memenuhi secara pasti mengenai biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat sistem perjam, dapat juga dikelompokkan sebagai pengupahan atau perjanjian yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja langsung. Dengan kata lain, biaya ini akan menurun jika volume produksi menurun. Setiap perusahaan, umumnya upah langsung itu terdiri dari gaji pokok, upah lembur dan bonus.

1. Gaji pokok (original wages) yaitu upah yang harus dibayar kepada buruh sesuai dengan kontrak kerja.


(31)

2. Upah lembur (over time) yaitu upah tambahan yang diberikan kepada buruh apabila bekerja melebihi jam kerja yang sudah ditentukan.

3. Bonus (incentive) yaitu upah tambahan yang diberikan kepada buruh yang mempunyai prestasi yang melebihi dari apa yang telah ditentukan.

Jadi biaya tenaga kerja langsung adalah upah tenaga kerja yang jasanya diperhitungkan secara langsung terhadap bahan baku dalam proses produksi.

3. Biaya pabrik tidak langsung

Menurut Matz dan Usry (2004 : 26) “ overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung pada produk tertentu”.

Berbagai macam biaya overhead pabrik harus dibebankan kepada semua pekerjaan yang terlaksana selama satu periode. Masalahnya adalah bagaimana cara pembebanan biaya tersebut. Dengan demikian, penggunaan tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan dimuka untuk membebankan biaya tersebut kepada produk merupakan suatu keharusan.

Jadi biaya pabrik tidak langsung adalah semua biaya dalam proses produksi, selain dari biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja


(32)

langsung yang terdiri dari biaya bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya.

Menurut Mulyadi (2001 : 213) terdapat berbagai macam tarif biaya overhead pabrik yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat taksiran biaya yaitu :

1. Satuan produksi

Metode ini adalah yang paling sederhana dan langsung membebankan biaya overhead pabrik pada satuan produksi, dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Taksiran overhead pabrik = Taksiran biaya taksiran Jumlah satuan produk yang dihasilkan Overhead persatuan

2. Bahan baku

Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah : Taksiran biaya overhead pabrik x 100% = taksiran biaya overhead Taksiran biaya bahan langsung persatuan

3. Tenaga kerja langsung

Tarif biaya overhead pabrik dihitung sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik x 100% = Taksiran biaya overhead Taksiran biaya tenaga kerja langsung tenaga kerja langsung

4. Jam kerja langsung

Tarif biaya overhead pabrik dihitung sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik = Tarif biaya overhead perjam kerja Taksiran jam kerja langsung langsung


(33)

5. Jam mesin

Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus :

Taksiran biaya overhead pabrik = Tarif biaya overhead perjam mesin Taksiran jam pemakaian mesin

4. Pengertian dan Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi secara umum merupakan anggaran yang disusun sehubungan dengan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan, dimana menurut Mulyadi (2000 : 9), “ anggaran biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan menjadi tiga elemen, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, overhead pabrik”.

Selanjutnya anggaran biaya produksi berarti rencana tertulis mengenai biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam usaha mengubah bahan baku menjadi barang jadi, dimana dalam penyusunan anggaran biaya produksi menurut Munandar (2000 : 134) dalam penyusunan anggaran biaya produksi meliputi :

1. Anggaran biaya bahan baku langsung 2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung 3. Anggaran pabrik tidak langsung 1. Anggaran biaya bahan baku langsung

Menurut Munandar (2000: 134) yang menyatakan bahwa :

“Anggaran biaya bahan baku langsung adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya bahan baku untuk produksi selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) bahan baku


(34)

yang diolah, jumlah (kuantitas) bahan baku yang diolah, harga bahan baku yang diolah dan waktu (kapan) bahan baku tersebut akan diolah dalam proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang membutuhkan bahan baku langsung”.

Anggaran biaya bahan baku langsung menunjukkan secara rinci bahan mentah yang harus dibeli untuk memenuhi anggaran produksi dan untuk memenuhi jumlah persediaan yang sesuai. Dalam menentukan unit yang akan dibeli, pihak manajemen berpedoman pada :

Kebutuhan pembelian bahan baku langsung dihitung sebagai berikut : Bahan mentah yang dibutuhkan untuk memenuhi rencana produksi xxx (+) Persediaan akhir bahan mentah yang diinginkan xxx Total kebutuhan bahan mentah xxx (-) Persediaan awal bahan mentah xxx Bahan mentah yang akan dibeli xxx Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya bahan baku langsung, yaitu :

a. Anggaran unit kebutuhan bahan baku, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan baku yang dibutuhkan dari waktu sebelum periode yang akan datang.


(35)

b. Anggaran pembelian bahan baku, khususnya rencana tentang harga beli dari masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dari waktu kewaktu sebelum periode yang akan datang.

c. Metode akuntansi (pembukuan) bahan baku yang dipakai oleh perusahaan khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan baku yang diolah dalam proses produksi seperti metode LIFO, FIFO, dan moving

average.

2. Anggaran biaya upah tenaga kerja langsung

Menurut Munandar (2000: 134) yang menyatakan bahwa :

“ Anggaran biaya upah tenaga kerja langsung adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung sebelum periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan dan waktu (kapan) kegiatan proses produksi dilaksanakan yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat dimana para tenaga kerja langsung akan bekerja”.

Anggaran biaya upah tenaga kerja langsung menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang diperlukan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung, jumlah (unit) barang jadi yang akan diproduksi perperiode dikalikan dengan kebutuhan jumlah jam tenaga kerja langsung per unit barang jadi.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya upah tenaga kerja langsung, yaitu :


(36)

a. Anggaran unit yang akan diproduksikan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan baku yang dibutuhkan dari waktu ke waktu sebelum periode yang akan datang.

b. Berbagai standar waktu untuk mengerjakan proses produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk menetapkan angka-angka standar.

c. Sistem pembayaran upah yang akan dipakai oleh perusahaan seperti system upah menurut waktu dan system upah menurut hasil (output).

3. Anggaran biaya pabrik tidak langsung

Menurut Munandar (2000:157), yang menyatakan bahwa :

“ Anggaran biaya pabrik tidak langsung adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan dating, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas), jumlah (kuantitas) dan waktu (kapan) biaya pabrik tersebut dibebankan yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) dimana biaya pabrik tidak langsung tersebut terjadi”.

Anggaran biaya pabrik tidak langsung memperlihatkan semua biaya tidak langsung yang diharapkan dalam proses produksi (menunjukkan seluruh biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung). Biaya tidak langsung dapat dilihat dari rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi. Pengalaman masa lalu dapat dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan bagaimana perubahan aktivitas overhead pada setiap perubahan proses.

Untuk mempermudah memahami prosedur penyusunan anggaran biaya produksi. Berikut ini digambarkan skema prosedur penyusunan anggaran operasi (operating budget) :


(37)

Prosedur penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Dari skema tersebut diatas, terlihat bahwa anggaran biaya produksi disusun berdasarkan anggaran produksi, sedangkan anggaran produksi merupakan penjabaran dari anggaran penjualan. Anggaran produksi merencanakan volume barang yang harus dihasilkan oleh perusahaan dimasa yang akan datang untuk memenuhi tingkat penjualan yang telah direncanakan. Penyusunan anggaran biaya produksi sangat dipengaruhi oleh penyusunan anggaran produksi.

Adanya anggaran produksi yang terencana, akan memudahkan melakukan penyusunan anggaran biaya produksi. Sebab dalam penyusunan anggaran produksi, telah diperhitungkan hal-hal yang berhubungan dengan bidang produksi seperti faktor tersedianya bahan baku, tenaga kerja, gedung, peralatan dan sebagainya. Oleh karena itu, penyusunan anggaran bukan menjadi tanggung jawab salah satu bagian saja, melainkan merupakan hasil kerjasama dari beberapa departemen yang saling berhubungan. Ada dua alasan utama mengapa penyusunan anggaran biaya produksi harus melibatkan beberapa pihak, yaitu :

Anggaran Penj alan Anggaran Prod ksi Anggaran Biaya

Produksi

Anggaran Biaya Bahan

Anggaran Biaya Upah

Anggaran Biaya


(38)

1. Bila anggaran biaya produksi disusun oleh satu pihak saja tanpa melibatkan bagian-bagian yang lain, maka penyusunan anggaran tersebut akan mengalami kesulitan untuk menentukan kebutuhan tiap-tiap bagian atau departemen lainnya.

2. Ada kemungkinan anggaran biaya produksi yang telah disusun tidak dapat diterapkan dilapangan, karena tidak melibatkan pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan anggaran biasanya perusahaan membentuk suatu panitia anggaran yang diangkat oleh dewan direksi dan berkedudukan langsung dibawah direksi dengan anggota panitia yang meliputi :

1. Salah seorang dari unsur direksi, dalam hal ini diwakili oleh direktur keuangan yang bertugas memberikan pedoman umum yang akan dipakai dalam penyusunan anggaran.

2. Manager pemasaran bertugas menyusun anggaran penjualan dan anggaran biaya-biaya distribusi termasuk biaya iklan dan promosi.

3. Manager keuangan, bertugas menyususn anggaran yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan seperti : anggaran kas, anggaran neraca, dan anggaran laba rugi.

4. Manager produksi, bertugas menyusun anggaran yang berhubungan dengan seluruh kegiatan produksi seperti jumlah yang akan dihasilkan, bahan baku, tenaga kerja, pembelian dan biaya overhead


(39)

5. Manager umum, administrasi dan personalia, bertugas menyusun anggaran yang berhubungan dengan biaya umum, administrasi dan personalia.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa penyusunan anggaran biaya produksi melibatkan berbagi pihak yang tergabung dalam panitia anggaran, maka penyusunan anggaran biaya produksi diharapkan lebih realistis, karena manager produksi dapat menerima informasi/data dari bagian lain, misalnya bagian pembelian, personalia, pengawasan pabrik. Sebelum mengajukan kepada panitia anggaran, panitia anggaran akan mempertimbangkan layak tidaknya anggaran yang diajukan oleh bagian-bagian yang lain dalam panitia anggaran.

5. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya

Anggaran mempunyai fungsi untuk mensinkronisasikan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan suatu bagian dalam perusahaan dengan bagian yang lain harus dikoordinir, sehingga seluruh kegiatan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan adanya anggaran, maka seluruh kegiatan dapat dikoordinir dengan baik.

Menurut Harahap (2001 : 14) mengemukakan :

“ Fungsi pengawasan budget sangat berperan karena dengan budget maka kita dapat membandingkan antara hasil yang kita dapat dengan yang direncanakan. Jika banyak menyimpang maka kita arahkan agar kegiatan selanjutnya tidak menyimpang dan kita cari letak atau penyebab penyimpangannya”.


(40)

Sementara itu Nafarin (2000 : 16) mengemukakan bahwa :

“ Fungsi pengawasan anggaran merupakan alat pengendalian/ pengawasan (controling). Pengawasan bearti melakukan evaluasi/ menilai atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : 1) membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran), 2) melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu ( jika ada penyimpanan yang merugikan)”.

Perencanaan tanpa pengawasan akan sia-sia, sebaliknya suatu pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta berperan dalam mencapai tujuan.

Jika dilihat dari hubungannya, maka anggaran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan biaya standar. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa anggaran merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan sejumlah produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan satu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu harus dihitung biaya standar yang merupakan dasar untuk menentukan anggaran.

Jika kita membandingkan anggaran yang disusun berdasarkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut yang merupakan penyimpangan-penyimpangan dari anggaran yang dinamakan varians dan untuk maksud pengawasan, dapat dianalisa lebih lanjut.

Seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2001 : 15) bahwa :

“Untuk mengetahui penyimpangan dari rencana maka kita harus melakukan perbandingan antara realisasi dan budget. Realisasi diperoleh dari data-data akuntansi dan anggaran diperoleh dari


(41)

budget. Analisis perbandingan ini ingin mengetahui apakah anggaran

tersebut tercapai atau tidak dan disitu diperlukan data akuntansi”.

Penyimpangan biaya tersebut dapat pula dibedakan menjadi dua yaitu seperti yang diuraikan dibawah ini :

a. Favorable Cost Variance, yaitu penyimpangan biaya yang

menguntungkan. Hal ini terjadi karena biaya standar lebih besar dari biaya yang sesungguhnya terjadi.

b. Unfavourable Cost Variance, yaitu penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan atau disebut juga penyimpangan yang merugikan. Keadaan ini terjadi apabila biaya standar jumlahnya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan. Manajemen tidak hanya ingin mengetahui jumlah selisih antara hasil yang direncanakan dengan hasil yang sebenarnya, namun yang lebih penting juga harus mengetahui mengapa selisih tersebut terjadi.

Dalam rangka tindakan perbaikan pada masa yang akan datang, penyimpangan biaya tersebut perlu dianalisa untuk menentukan apa yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Dengan mengetahui penyebabnya, akan dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Benny Situngkir (2006), dengan judul penelitian : Perencanaan dan pengawasan biaya produksi pada PT. Bandar Sumatera Utara Indonesia medan dengan hasil penelitian bahwa perencanaan biaya produksi yang dilakukan di PT. Bandar Sumatera Indonesia Medan


(42)

melalui estimasi anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan dapat dijadikan sebagai pedoman kerja serta melakukan pengawasan biaya produksi dengan memperbandingkan realisasi dengan anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan, dan perusahaan melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi di PT. Bandar Sumatera Indonesia Medan yaitu terjadi premi upah panen sebagai intensif untuk meningkatkan produksi yang mempengaruhi naiknya biaya panen. 2. Yesfi Rika (2008), dengan judul penelitian : Anggaran biaya

produksi sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya produksi pada PT. Suryamas Lestari Prima Tanjung Morawa dengan hasil penelitian bahwa PT. Suryamas Lestari Prima Tanjung Morawa menggunakan anggaran biaya produksi sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya produksi yaitu dengan dilakukannya identifikasi penyimpangan atau sifat penyimpangan biaya yaitu dengan membandingkan antara anggaran dengan realiasi yaitu berupa penyimpangan yang menguntungkan (favourable) dan tidak menguntungkan (unfavourable). Berdasarkan identifikasi penyimpangan atau sifat penyimpangan biaya produksi PT. Suryamas Lestari Prima dalam tahun 2007, terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan anggaran tetap, dan tidak memperhitungkan varians pembelian bahan mentah, varians pemakaian bahan mentah,


(43)

varians jam kerja langsung dan tarif upah tenaga kerja langsung dalam melakukan pengawasannya, sehingga analisa varians tidak dapat dilakukan dengan maksimal sebagai alat pengawasan.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, PT. Flora Sawita Chemindo melaksanakan perencanaan terhadap biaya produksi melalui

Anggaran Realisasi Anggaran

Penyimpangan ( Varians )

PT. Flora Sawita Chemindo Medan

Biaya Produksi

Pengawasan Biaya Produksi

Menguntungkan ( Favourable)

Tidak Menguntungkan ( Unfavourable )


(44)

anggaran biaya produksi yang terdiri dari : anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran overhead pabrik. Pengawasan terhadap anggran biaya produksi tersebut dilakukan dengan cara melakukan evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan anggaran yaitu berupa penyimpangan yang menguntungkan ( favourable ) dan penyimpangan yang tidak menguntungkan ( unfavourable ), serta melakukan tindakan perbaikan jika diperlukan.


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Jadwal Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah PT. Flora Sawita Chemindo Medan yang beralamat di Sarana Tamora Permai ( STP ) industrial Estate, jl. Raya Medan – Lubuk Pakam Km. 20 Bangun Sari- Tanjung Morawa, Medan- Sumatera Utara. Jadwal penelitian untuk keperluan penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan November sampai dengan selesai.

B. Prosedur Pengumpulan Data 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu metode dimana data yang dikumpulkan kemudian disusun, diinterpretasikan, dianalisis, dan diklasifikasikan sesuai dengan kejadian sebenarnya.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif, yang dikelompokkan atas data primer dan data sekunder. Sugiyono ( 1999 : 13) mendefenisikan data kualitatif sebagai data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. “ Sugiyono ( 1999 : 129 ) mendefinisikan data primer sebagai data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari sumbernya, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Contoh data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara atau keterangan-keterangan yang


(46)

dikumpulkan dari pegawai perusahaan, sedangkan contoh data sekunder dalam bentuk dokumen seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan perusahaan, dan data lain yang disediakan oleh pihak perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap analisa laporan arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen diperusahaan tersebut.

b. Teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literatur yang ada.

c. Wawancara. Sugiyono ( 1999 : 130 ) mengatakan bahwa :

wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam, dan jumlah respondennya sedikit/ kecil

D. Teknik Analisa Data

Adapun metode analisis data yang akan peneliti gunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa serta mengintrepetasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan membandingkan pengetahuan teknis ( data sekunder ) dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan untuk kemudian mengambil kesimpulan. Dengan menghitung nilai rata-rata (mean) hasil observasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(47)

x =

=

n

i n

xi

1

Dimana : x : Nilai rata-rata hasil observasi

=

n

i

xi

1

: Notasi dari penjumlahan data observasi

x

1+

x

2+

x

3...+

x

n n : Jumlah unsur observasi

xi : Data ke-i

E. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah sebagai berikut :

Tahap Penelitian Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan judul 

Penyelesaian proposal  

Pengumpulan data awal 

Bimbingan proposal  

Seminar proposal 

Pengumpulan data lengkap 

Penulisan laporan  


(48)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Flora Sawita Chemindo merupakan industri yang bergerak dibidang oleokimia yang hasilnya diekspor keluar negeri. Perusahaan ini didirikan oleh dua grup usaha, yaitu Parawisata Group dan Bumi Flora Group. Didirikan dengan akte pendirian dan perusahaannya oleh Ny. Chairani Bustami, SH dengan No. 30 tanggal 11 Agustus 1995 dan No. 79 tanggal 17 November 1995. izin lokasi No. 460/16/IL/IV/1995 tanggal 15 April 1995. Nomor izin usaha : Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri No. 595/I/pmdn/1995 dan Nomor Proyek : 3511-07-012.310 dengan alamat kantor pusat di Jalan Jend. Ahmad Yani No.102 B Medan dan mulai beroperasi di awal tahun 1998.

Lokasi pabrik terletak di Jalan Medan-Tanjung Morawa Km. 20, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Perusahaan ini memiliki luas area seluruhnya 10 hektar dan tidak jauh dari jalan raya yang memudahkan transportasi pengiriman produknya ke pelabuhan belawan untuk dikirim keluar negeri dengan menggunakan kapal laut.

Kedua grup tersebut mempunyai perkebunan kelapa sawit yang sangat luas, terletak diberbagai wilayah yang ada di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dengan bahan baku minyak sawit yang selalu siap tersedia dan mudah dapat diperbaharui yang menjadikan dasar pemikiran


(49)

kedua grup tersebut untuk memutuskan membangun perusahaan patungan secara bersama yang menjadikannya industri hilir.

Pabrik Oleokimia PT. Flora Sawita Chemindo ini memproduksi fatty acid (asam lemak) dan Glicerine yang merupakan bahan setengah jadi yang banyak dipakai untuk bahan baku bagi dunia industri serta bahan bakunya berasal dari minyak sawit dan minyak inti sawit, dengan kapasitas sekitar 54.000 ton per tahun. Produk akhir yang diproduksi terutama untuk diekspor keluar negeri. Keberadaannya saat ini telah diterima oleh dunia luar sperti negara Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Taiwan, Korea, Cina, India, Iran, dan negara Amerika. Perusahaan mempunyai status penanaman modal dalam negeri (PMDN) ini memiliki tenaga kerja yang terdiri dari berbagai macam tingkat pendidikan, mulai dari STM, SLTA, dan Perguruan Tinggi.

PT. Flora Sawita Chemindo menggunakan teknologi dari FELD dan HAHN Gmbh, perusahaan rekayasa dan konstruksi pabrik kimia asal Jerman dan sejak berdirinya dibantu konsultan asing. Jenis produk yang dihasilkan untuk fatty acid terdiri dari short chain yaitu capriloc acid (C8) dan Caproic

Acid (C10), Long Chain yaitu Lamic Acid (C 12), Myrustic Acid ( C 14),

Palmitic/ Stearic Acid (C16/ C18), serta Light End. Produk tersebut dikemas dalam beberapa bentuk sesuai dengan permintaan konsumen. Bila solid form dikemas dalam bentuk Jumbo Bag 600 kg, Paper bag 25 kg, Woven bag 25 Kg. sedangkan Liquid Form, dikemas dalam bentuk Drum 18 kg dan 21 kg dan BulkShipment/ ISO Container.


(50)

PT. Flora Sawita Chemindo melaksanakan proses produksi dengan jaminan produksi yang memuaskan yang merupakan misi utama dari beberapa kerjasamanya juga memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawannya serta keharmonisan perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. 2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan pembagian kerja, wewenang dan sistem komunikasi dalam mewujudkan tujuan perusahaan/ organisasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Struktur organisasi dari suatu perusahaan dalam penerapannya selalu berbeda-beda dengan perusahaan lain sehingga untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus melihat kepada kebutuhan dan jenis perusahaan yang menggunakannya.

Untuk menggerakkan perusahaan tersebut dibutuhkan personil dengan jabatan tertentu, dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerjasama dalam perusahaan merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang menggerakkan perusahaan untuk mencapai tujuan.

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, PT. Flora Sawita Chemindo menggunakan Struktur organisasi garis serta pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian/ departemen di bawahnya dan kemudian dilanjutkan kepada unit di bawah departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang


(51)

memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh beberapa keuntungan diantaranya :

a. Menghindari konflik dalam pelaksanaan kerja

b. Adanya ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.

Adapun bagan struktur organisasi pada PT. Flora Sawita Chemindo adalah sebagai berikut :

1. Chief Executive Officer

Tugas pokok adalah untuk mengkoordinasi tugas-tugas yang sesuai dengan kerangka kerja tujuan, strategi, dan program perusahaan yang meliputi fungsi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, pengendalian dan pengaturan tenaga kerja serta bertanggung jawab atas pihak eksternal terhadap maju mundurnya perusahaan.

2. Direktur Utama (General Manager)

Tugas pokok direktur utama adalah untuk mengkoordinasikan tugas-tugas dari masing-masing bagian dan bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Deskripsi tugas :

a. Mengkoordinir tugas pada masing-masing bagian mengenai tanggung jawab tentang keadaan jalannya perusahaan baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala berikutnya.

b. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan. c. Memimpin dalam segala hal bentuk kegiatan perusahaan.


(52)

3. Sekretaris

Melakukan tugas dalam hal urusan surat menyurat dan sekaligus membuat laporan kegiatan pada masing-masing bagian yang disusun sesuai dengan laporan harian aktivitas-aktivitas publik dalam proses produksi setiap departemen yang terkait.

4. Management Representative (MR)

Tugas dari Management Representative (MR) adalah :

1. Menyusun prosedur-prosedur kerja yang dilaksanakan perusahaan.

2. Mengawasi mekanisme prosedur kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Tanggung jawab Management Representative adalah melaksanakan dan mengawasi prosedur kerja dan sistem standarisasi yang dilaksanakan oleh perusahaan.

5. Operational General Manager

Tugas dari Operational General Manager adalah :

1. Mengawasi dan mengatur operasi produksi yang sedang berjalan. 2. Menyusun langkah-langkah perencanaan dalam proses produksi.

Operational General Manager bertanggung jawab terhadap seluruh

pengaturan proses produksi yang berhubungan dengan berjalannya proses produksi, yaitu :

1. Production Superintendent, bertanggung jawab atas pengawasan proses operasi fatty acid plant, glycerine plant, hydrogen production plant,


(53)

tank farm, flaking, beading dan packing. Production Superintendent

membawahi :

1) Fatty Acid dan Glycerine Supervisor yang bertanggung jawab atas pengawasan langsung di section fatty acid, glycerine.

2) Tank Farm, Flaking dan Bagging Supervisor, yang bertanggung jawab terhadap semua proses loading, flaking dan packing produk dan operasi kegiatan lain di tank farm.

2. Utilities Superintendent, bertanggung jawab sepenuhnya dalam

mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan seksi utilitias beserta fasilitas yang ada dan sesuai dengan kerangka kerja dari tujuan, strategi dan program perusahaan. Utilities Superintendent membawahi Utilities Supervisor yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian peralatan di bagian utilitas efisien dan aman.

3. Quality Assurance Superintendent, merencanakan dan mengkoordinir

pengawasan terhadap kondisi bahan-bahan sebelum diolah, sedang diolah, sampai produk jadi untuk mencapai standar yang diinginkan.

Quality Assurance Superintendent membawahi Quality Assurance Superintendent Supervisor yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinir pekerjaan Quality Control.

4. Production Planning and Inventory Control Superintendent, bertanggung jawab terhadap perencanaan dan jadwal produksi. Bagian ini bekerjasama dengan bagian pemasaran dalam memenuhi


(54)

permintaan produk agar penggunaan kapasitas pabrik optimum dan jadwal produksi tercapai.

5. Safety and Pollution Control Superintendent, bertugas untuk

memastikan agar seluruh peralatan dan fasilitas Safety and Pollution

Control dioperasikan secara tepat, dapat diandalkan dan tersedia agar

keselamatan kerja dan pengendalian sumber polusi didalam perusahaan terjamin serta memastikan agar peraturan dan undang-undang keselamatan kerja, keselamatan terhadap kebakaran dan pengendalian lingkungan dan sumber polusi terpenuhi.

6. Manajer Pemeliharaan

Bertugas membantu direktur utama dibidang pemeliharaan dan perawatan mesin produksi. Deskripsi tugas :

a. Mengawasi dan membawahi kegiatan seksi electrical instrument dan

mechanical.

b. Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kerangka kerja, strategi dan program perusahaan yang berkaitan dengan seksi electrical

instrument dan mechanical.

Kemudian manajer pemeliharaan membawahi bagian-bagian yaitu : - Electric instrument superintendent

Bertanggung jawab atas pengawasan para electician dan teknisi instrumentasi yang dibawahinya dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang telah disetujui. Dan memastikan bahwa


(55)

pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dapat selesai sesuai jadwal waktu dengan kualitas pekerjaan yang baik.

- Mechanical superintendent

Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan

pada seksi mechanical dan workshop beserta fasilitas yang ada sesuai dengan kerangka kerja dari tujuan, strateg dan program perusahaan.

7. Manajer Keuangan dan akuntansi

Bertugas membantu direktur utama dibidang keuangan dan akuntansi. Deskripsi tugas :

a. Mempersiapkan perencanaan sumber-sumber dan pengeluaran dana. b. Mengawasi pencatatan, menghitung, dan memeriksa semua dokumen

pengeluaran kas sehingga benar-benar terjamin kelengkapan dan kebenarannya.

c. Mengawasi dan membawahi kegiatan seksi keuangan, akuntansi, anggaran dan perpajakan perusahaan.

Kemudian manajer pemeliharaan membawahi bagian-bagian yaitu : - Finance Supervisor

Bertanggung jawab atas penganalisaan dan persetujuan tentang pengeluaran dan penerimaan uang kas, cek, giro dan perintah transfer serta biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasi perusahaan.

- Accounting Supervisor

Bertanggung jawab atas pembuatan dan penyusunan laporan keuangan perusahaan secara periodik ataupun tahun yang berjalan. Kemudian


(56)

meminta data-data dari perusahaan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap penggunaan sumber dana dalam pembiayaan perusahaan.

- Tax and budget office

Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran dan menganalisa realisasi terhadap anggaran yang telah disusun perusahaan serta merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi mengenai masalah perpajakan pada perusahaan.

8. Manajer Komersial

Bertugas membantu direktur utama di bidang pemasaran dan penjualan produk. Deskripsi tugas :

a. Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan baik ekspor maupun lokal.

b. Menjalankan kebijakan perusahaan mengenai tanggung jawab tentang pelaksanaan dan pengawasan seluruh kegiatan dibidang komersial. Kemudian manajer pemasaran membawahi bagian-bagian yaitu : - Logistic supervisor

Bertanggung jawab atas pemenuhan dan permintaan/ penyediaan persediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh bagian produksi kemudian melakukan pengemasan terhadap barang jadi di tempat penyimpanan produk.


(57)

Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku yang sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan dibutuhkan oleh bagian produksi.

- Marketing Supervisor

Bertanggung jawab atas pelaksanaan verifikasi dan penataan administrasi trafik produksi dan pendapatan operasional perusahaan serta merencanakan pengembangan usaha dan pendapatan terhadap penjualan produk.

9. Manajer sumber daya manusia

Bertugas membantu direktur utama dibidang personalia.

Deskripsi tugas :

a. Menyusun dan mengawasi pembuatan rencana peremajaan pegawai, rencana pensiun, dan kesejahteraan hari tua.

b. Menyelenggarakan pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan hubungan masyarakat dan media

c. Menyelenggarakan peraturan penggajian dan upah satuan sosial dengan peraturan yang berlaku.

d. Mengatur pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. 10. Safety dan Pollution control Superintendent

Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pada seksi safety dan pollution control beserta peralatan dan fasilitas yang ada agar keselamatan kerja dan pengendalian sumber polusi didalam perusahaan terjamin. Kemudian memastikan agar peraturan dan


(58)

undang-undang tentang keselamatan kerja, keselamatan terhadap kebakaran dan pengendalian lingkungan dari sumber polusi dapat terpenuhi.

3. Gambaran Umum Kegiatan Produksi Perusahaan

Aktivitas/ kegiatan produksi pada PT. Flora Sawita Chemindo Tanjung Morawa, Medan adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan Bahan Baku

Untuk menghasilkan produk yang bagus maka diperlukan juga bahan baku yang bagus mutunya. Sebelum bahan baku dimasukkan kedalam tangki penampungan, terlebih dahulu dianalisa di laboratorium (quality control) untuk memperoleh nilai Acid Value (AV). Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah CPO (Crude Palm Oil), RBD (Refined Bleaching

Deodorized), CPS (Crude Palm Stearine) dan PKO (Palm Kernel Oil).

Bahan baku ini diperoleh dari perusahaan lain atau ada kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit lainnya.

b. Proses Pengolahan/ Produksi

Proses pengolahan/ produksi ini terdiri dari :

1. Proses degumming yaitu proses penghilangan atau pemisahan gum-gum dan kotoran lainnya dari minyak/ lemak. Penghilangan ini bertujuan agar gum-gim dan kotoran tersebut tidak mengganggu proses selanjutnya.

2. Proses splitting yaitu dengan menggunakan air untuk memecah

trigliserida (minyak dan lemak) menjadi fatty acid dan gliserine pada


(59)

3. Destilasi fatty acid, campuran fatty acid dari CPO diumpankan ke dalam tank form yang dipanaskan di dalam heat Exchanger. Kemudian larutan dilarutkan lewat sebuah packing di dalam drayer.

4. Destilasi Glycerine yang bertujuan untuk mencegah dekomposisi karena panas, sehingga didapat glycerine dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

5. Penanganan produk fatty acid dan gliserine. Fatty acid yang dihasilkan dari destilasi fatty acid maupun faksinasi disimpan didalam tangki.

Fatty acid dalam bentuk flak ini dikema kedalam bag sesuai dengan

permintaan konsumen, yaitu karft bag 25 kg dan jumbo bag 600 kg. sedangkan produk glycerine yang diperoleh dari tangki glycerine kemudian dipompakan ke unit tank farm untuk dikemas kedalam drum dengan bobot 250 kg/ drum.

c. Hasil Produksi

Produk yang dihasilkan berupa fatty acid dan glicerine, yang umumnya adalah produk yang berorientasi ekspor. Produk ini merupakan bahan dasar oleokimia seperti : metilester, fatty amine, dan fatty alkohol

4. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

PT. Flora Sawita Chemindo sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri oleokimia, telah menyusun anggaran perusahan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatannya. Anggaran yang disusun terdiri dari anggaran jangka pendek untuk periode satu tahun yang disebut sebagai anggaran/ budget, sedangkan anggaran jangka panjang yang disusun untuk


(60)

periode lima tahun yang biasa disebut dengan strategic plan. Kemudian anggaran biaya produksi disusun dalam rencana jangka pendek dan tetap berpedoman pada misi, tujuan dan sasaran perusahaan.

Adapun prosedur pelaksanaan penyusunan anggaran biaya produksi pada PT. Flora Sawita Chemindo adalah sebagai berikut :

a. langkah pertama, yaitu finance and accounting manager memberikan instruksi kepada tim penyusun anggaran perusahaan untuk membuat anggaran tahunan perusahaan, termasuk anggaran produksi dan anggaran biaya produksi.

b. Langkah kedua, yaitu berdasarkan instruksi dari finance and accounting

manager, tim penyusun anggaran menyiapkan pedoman rencana kerja

anggaran yaitu :

- Menyusun anggaran pendapatan dan biaya ( general asumption) - Menyusun anggaran Produksi (production budget)

- Menyusun anggaran penjualan (sales volume budget)

- Menyusun anggaran biaya produksi (cost production budget) - Menyusun anggaran (financial statement)

c. Langkah ketiga, yaitu tim penyusun anggaran menyerahkan pedoman anggaran produksi dan biaya produksi yang biasa disebut dengan rencana kerja anggaran produksi (RKAP) kepada manajer produksi untuk menyusun anggaran produksi dan biaya produksi.


(61)

d. Langkah keempat, yaitu berdasarkan perintah rencana kerja anggaran produksi (RKAP) tersebut maka manajer produksi menyiapkan anggaran produksi dan biaya produksi.

e. Langkah kelima, yaitu manajer produksi mengajukan anggaran biaya produksi kepada tim penyusun anggaran.

f. Langkah keenam, yaitu tim penyusun anggaran mengevaluasi anggaran biaya produksi tersebut apakah telah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

g. Langkah ketujuh, yaitu setelah dievaluasi anggaran biaya produksi tersebut diserahkan kepada finance and accounting manager untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya disahkan oleh general manajer.

h. langkah kedelapan, yaitu setelah anggaran disetujui dan disahkan oleh

general manajer, anggaran tersebut dikembalikan kemanajer produksi

untuk selanjutnya melaksanakan aktivitas produksinya dengan berpedoman kepada anggaran tersebut.

Perencanaan dan penyusunan anggaran pada perusahaan ini dilakukan dalam rapat yang dipimpin oleh general manajer dengan mengikutsertakan manajer produksi, manajer keuangan dan akuntansi serta manajer pemasaran. Apabila anggaran penjualan telah disetujui, maka manajer produksi serta manajer keuangan dan akuntansi bersama-sama menyusun rencana biaya produksi dengan mengikutsertakan kepala bagian maing-masing departemen.

Prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan ini sudah berjalan dengan baik, hal ini disebabkan karena general manajer ikut dalam penyusunan


(62)

anggaran. Dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu ditetapkan anggaran penjualan yang apabila telah disetujui, maka masing-masing manajer akan menyusun anggaran untuk bagiannya dengan berpedoman pada anggaran penjualan yang telah disetujui tersebut. Anggaran yang telah disusun akan dibahas dengan general manager dan apabila disetujui oleh general manajer sebagai tanda persetujuan atau pengesahan. Dengan demikian secara tidak langsung, general manager dapat mengetahui dan mengawasi pelaksanaan bagi anggaran-anggaran tersebut.

5. Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi terdiri dari : a. Anggaran biaya bahan baku

Untuk menghasilkan produk fatty acid dan glycerine yang merupakan produk pada perusahaan ini, kebutuhan bahan baku diperoleh dari pembelian lokal. Dalam melakukan pembelian bahan baku manajer atau pimpinan produksi berpedoman pada jumlah yang akan diproduksi, perusahaan dapat menggunakan standar pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah biaya untuk pembelian bahan baku seperti CPO (Crude Palm Oil), RBD (Refined Bleaching Deodorized), CPS (Crude Palm Stearine) dan PKO (Palm Kernel Oil)


(63)

Tabel IV-1

Laporan Anggran Biaya Bahan Baku Tahun 2005-2007

Deskripsi Tahun anggaran (Rp)

Raw Material :

Beginning Inventory Purchase Available For Used

Loss

Ending Inventory

Raw Material Used

2005 2006 2007

2.504.556.190 100.875.401.500

3.167.822.000 120.850.920.500

1.723.898.570 79.526.250.000 103.379.957.690

(3.167.822.000)

124.018.742.500

(1.723.898.570)

81.250.148.570

(1.723.898.570)

100.212.135.690

122.294.843.930 79.526.250.000

Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Anggaran biaya ini dibuat oleh perusahaan berdasarkan standar biaya pekerja, karena biaya gaji ini merupakan biaya variabel yang berubah secara proporsional dengan volume produksi.


(64)

Tabel IV-2

Laporan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2005-2007

Deskripsi

Tahun Anggaran (Rp)

2005 2006 2007

Direct Labour

Salary

Thr & Insentive Overtime

Extra Allowance Income Tax Pph

Total Direct Labour 993.807.453 85.407.571 250.075.442 37.650.578 29.870.118 997.676.700 98.501.480 215.432.375 30.445.140 25.178.000 1.194.801.048 101.445.372 311.177.707 27.014.400 38.887.393 1.396.811.162 1.367.233.695 1.673.325.393

Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo c. Anggaran biaya overhead

Disamping biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, masih ada biaya yang dikeluarkan untuk memperlancar proses produksi. Biaya overhead pabrik merupakan bagian dari biaya produksi pada perusahaan dan berfungsi untuk memperlancar proses produksi. Jenis-jenis biaya overhead pabrik pada perusahaan ini terdiri dari :

1. Biaya variable yang terdiri dari :

- Biaya dalam proses kimia yaitu biaya- biaya yang berhubungan langsung dengan proses kimia terhadap bahan baku untuk dijadikan produk. - Biaya yang digunakan untuk kegiatan proses kimia lebih lanjut seperti


(65)

2. Biaya tetap yang terdiri dari :

- Gaji eksekutif produksi, penyusutan, sewa, pajak penghasilan, amortisasi paten, asuransi aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan

3. Biaya semi variabel yang terdiri dari :

- Biaya yang berkaitan dengan mesin seperti biaya perawatan dan pemeliharaan, penggantian spare part mesin.

- Biaya keselamatan dan keamanan karyawan, pengadaan makanan, biaya perjalanan dan kendaraan, biaya pengolahan limbah, biaya pelatihan dan recrutment karyawan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya penghentian pekerjaan dan pajak penghasilan.

Tabel IV-3

Laporan Anggaran Biaya Overhead Tahun 2005-2007

Deskripsi Tahun Anggaran (Rp)

2005 2006 2007

Factory Overhead

Indirect Material Total 3.835.444.607 5.635.778.295 6.548.484.244 Variable Cost Total 27.668.862.298 35.054.249.676 43.123.206.010 Other FOH Total 11.206.265.640 11.611.999.804 13.918.262.890 Depreciation &

Amortization 20.156.480.568 16.972.247.803 17.856.203.514 Total Factory

Overhead 62.867.053.113 69.274.275.578 81.446.156.658 Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo

6. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan

Anggaran biaya produksi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai alat pengendalian biaya produksi bagi suatu perusahaan demi kelancaran proses produksi. Oleh sebab itu, pengawasan biaya produksi


(1)

Situngkir Benny, 2006. Perencanaan dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Bandar Sumatera Indonesia Medan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.


(2)

LEMBAR OBSERVASI

Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Tempat Observasi :

Observer :

No Unsur Observasi Hasil Observasi Ket ST T KT TT

1.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya bahan baku

Biaya bahan baku 

2. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya bahan baku dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

3. Selisih/ varians antara anggaran biaya bahan baku dengan realisasinya jarang terjadi

4. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya bahan

baku yaitu dengan membandingkan secara langsung

antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku

5. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

6.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung 

7. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

8. Selisih/ varians antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasinya jarang terjadi


(3)

9. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya tenaga kerja langsung yaitu dengan membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi tenaga kerja langsung

10. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

11.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik 

12. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya overhead pabrik dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

13. Selisih/ varians antara anggaran biaya overhead pabrik dengan realisasinya jarang terjadi

14. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya overhead

pabrik yaitu dengan membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi overhead pabrik

15. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

16.

PT. Flora Sawita Chemindo belum membentuk panitia/ tim khusus dalam melakukan pengawasan biaya produksi

Biaya produksi 

17. Kemungkinan revisi anggaran biaya produksi dalam tahun anggaran sangat jarang terjadi

18. Diakhir tahun anggaran, perusahaan membuat laporan realisasi atau laporan realisasi atau laporan kinerja dari anggaran biaya produksi


(4)

LEMBAR WAWANCARA Nama Responden : Muaikhyar

Tempat Observasi : PT. Flora Sawita Chemindo Jabatan : Staff Accounting

No Pertanyaan Jawaban 1.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya bahan baku?

Biaya Bahan Baku

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya bahan baku

2. Bagaimana perusahaan melakukan pengawasan biaya bahan baku?

Pengawasan biaya bahan baku dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan dan tahunan serta melakukan survei langsung kelapangan misalnya, memeriksa bahan baku digudang

3. Apakah selalu terjadi selisih/ varians antara anggaran biaya bahan baku dengan realisasi biaya bahan baku?

Ya, sering terjadi selisih atau varians

4. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya bahan baku?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku.

5. Apakah ada tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan suatu selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan diadakan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya.

6.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya tenaga kerja langsung?

Biaya Tenaga kerja langsung

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung.

7. Bagaimana perusahaan melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung?

Pengawasan biaya tenaga kerja langsung dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan serta melakukan survei langsung kelapangan misalnya, digunakan kartu daftar hadir tenaga kerja langsung.

8. Apakah selalu terjadi selisih/ varians antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasinya?


(5)

9. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya tenaga kerja langsung 10. Apakah ada tindakan korektif yang

dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan diadakan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya

11.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya overhead?

Biaya overhead pabrik

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya overhead 12. Bagaimana perusahaan melakukan

pengawasan biaya overhead?

Pengawasan biaya overhead dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan dan tahunan serta melakukan survei kelapangan misalnya, memeriksa keadaan bahan penolong seperti bahan kimia

13. Apakah selalu terjadi selisih/ varians antara anggaran biaya overhead dengan realisasi biaya overhead?

Ya, sering terjadi selisih atau varians

14. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya overhead?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya overhead

15. Apakah ada tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan suatu selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan dilakukan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya.

16.

Apakah PT. Flora Sawita Chemindo sudah membuat suatu panitia/ tim khusus dalam melakukan pengawasan biaya produksi?

Biaya produksi

Pengawasan hanya dilakukan oleh masing-masing manajer ataupun pusat biaya seperti asisten pabrik dan dibantu juga oleh manajer keuangan yang selanjutnya diaudit oleh internal audit

17. Apakah ada kemungkinan revisi anggaran biaya produksi dalam tahun anggaran?

Ada, jika itu memang benar-benar diperlukan dan ini sangat jarang dilakukan

18. Apakah diakhir tahun anggaran perusahaan membuat laporan


(6)

realisasi atau laporan kinerja dari anggaran biaya produksi?