Hubungan Hasil fotosintesis dengan Daya Hantar Stomata Hubungan Hasil fotosintesis dengan Kerapatan Stomata

49

4.3.3 Hubungan Hasil fotosintesis dengan Daya Hantar Stomata

Hubungan hasil fotosintesis dengan kandungan daya hantar stomata yang dilakukan pada tanaman sampel selama percobaan disajikan pada gambar 4.18 yang menunjukkan pengaruh variabel X daya hantar stomata terhadap variabel Y hasil fotosintesis tanaman. Pada klon kopi robusta klon BP 358 dengan penaung lamtoro ◊ memiliki korelasi positif ditunjukkan dengan persamaan Y = 0.0003X + 0.6116, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.003. Pada klon kopi robusta klon BP 409 dengan penaung lamtoro □ korelasinya negatif ditunjukkan dengan persamaan Y = -0.0006X + 0.655, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.0128. Pada klon kopi robusta klon BP 358 dengan penaung sengon ▲ korelasinya positif ditunjukkan dengan persamaan Y = 0.0005X + 0.6477, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.1103. Pada klon kopi robusta klon BP 409 dengan penaung sengon ○ korelasinya negatif ditunjukkan dengan Y = - 0.00004X + 0.6809, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi R 2 = 0.0002. Gambar 4.18 Hubungan antara hasil fotosintesis dengan daya hantar stomata. 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 25 75 125 175 H a s il F o to s in te s is F v F m Konduktivitas Stomata mmol.m -2 .detik -1 Lamtoro, BP 358 Lamtoro, BP 409 Sengon, BP 358 Sengon, BP 409 50

4.3.4 Hubungan Hasil fotosintesis dengan Kerapatan Stomata

Hubungan hasil fotosintesis dengan kerapatan stomata yang dilakukan pada tanaman sampel selama percobaan disajikan pada gambar 4.19 yang menunjukkan pengaruh variabel X kerapatan stomata terhadap variabel Y hasil fotosintesis tanaman. Pada klon kopi robusta klon BP 358 dengan penaung lamtoro ◊ memiliki korelasi negatif ditunjukkan dengan persamaan Y = - 0.0339X +1.0519, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.1556. Pada klon kopi robusta klon BP 409 dengan penaung lamtoro □ korelasinya negatif ditunjukkan dengan persamaan Y = 0.0264X + 0.9441, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.1493. Pada klon kopi robusta klon BP 358 dengan penaung sengon ▲ korelasinya negatif ditunjukkan dengan persamaan Y = 0.0007X + 0.7199, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.0005. Pada klon kopi robusta klon BP 409 dengan penaung sengon ○ korelasinya positif ditunjukkan dengan Y = 0.001X + 0.6676, memiliki korelasi yang sangat lemah ditunjukkan dengan koefisien korelasi R 2 = 0.0013. Gambar 4.19 Hubungan antara hasil fotosintesis dengan kerapatan stomata. 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 6 9 11 14 16 H a s il F o to s in te s is F v F m Kerapatan Stomata ∑ stomata.mm -2 Lamtoro, BP 358 Lamtoro, BP 409 Sengon, BP 358 Sengon, BP 409 51

4.3.5 Hubungan Hasil fotosintesis dengan Luas Daun