Hubungan Pertumbuhan Kopi dengan Tanaman Penaung

7 yang lebih baik daripada kopi robusta klon BP 409, sehingga memungkinkan klon BP 358 memiliki hasil fotosintesis yang lebih baik.

2.2 Hubungan Pertumbuhan Kopi dengan Tanaman Penaung

Kopi merupakan tanaman C 3 yang kurang efektif dalam memanfaatkan cahaya matahari. Hal ini menyebabkan tanaman kopi membutuhkan penaung supaya intensitas matahari yang sampai pada tajuk tanaman kopi tidak terlalu tinggi sehingga optimal untuk aktifitas fisiologisya Lambers et al., 2008. Kondisi yang baik bagi tanaman kopi yaitu penyinaran stabil dan tidak berubah disepanjang hari. Tanaman kopi tidak menyukai cahaya matahari langsung dalam jumlah banyak karena matahari penuh dan tidak teratur akan menyebabkan pertumbuhan kopi tidak teratur sehingga mengakibatkan produksinya tidak optimal Yulianti et al., 2007 Tanaman C 3 memiliki pola fotosintesis yang berbeda dengan tanaman C 4 dan Crassulacean Acid Metabolism CAM. Pada fotosintesis tanaman C 3 dapat terjadi fotorespirasi yang dapat menyebabkan kehilangan 20 Carbon dalam siklus Calvin karena pengaruh radiasi Gardner et al., 1991. Oleh karena itu untuk dapat berproduksi secara optimal tanaman C 3 memerlukan kondisi cahaya tidak penuh yang dapat diperoleh dengan penggunaan tanaman penaung Sanger, 1998. Tanaman penaung yang umum digunakan untuk tanaman kopi antara lain lamtoro, dadap dan sengon. Pengunaan tanaman penaung ini ditujukan untuk menciptakan iklim mikro yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kopi Soedradjad dan Syamsunihar, 2010. Keberadaan tanaman penaung memberikan keuntungan yaitu mengurangi penyinaran langsung pada tanaman kopi, sumber bahan organik dan mengurangi terjadinya erosi. Adapun syarat tanaman penaung yakni harus memiliki perakaran yang dalam sehingga memperkecil persaingan hara dengan tanaman kopi, mudah diatur secara periodik supaya tidak menganggu pembungaan, tidak menjadi inang hama dan penyakit kopi, termasuk dalam 8 leguminosa, menghasilkan kayu bakar yang baik dan menghasilkan banyak bahan organik Yahmadi, 2007. Keberadaan tanaman penaung tidak hanya sebagai pengatur iklim mikro pada pertanaman kopi, namun juga memiliki peranan dalam penyeimbang ekologi dan nutrisi tanah. Laporan positif mengenai manfaat penggunaan sistem agroforestri yang melibatkan tanaman penaung dalam pertanaman kopi sehingga memberikan lingkungan tumbuh yang lebih optimal bagi pertanaman kopi telah disampaikan oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian Soedradjad dkk., 2009 pada tahun 2008 membuktikan bahwa komponen pohon sebagai tanaman penaung memberikan kontribusi terhadap siklus hara dalam sistem agroforestri berbasis kopi. Tanaman sengon memberikan kontribusi unsur Carbon C, Nitrogen N, Fosfor P, dan Magnesium Mg berturut – turut sebesar 17,31; 22,13; 10,71 dan 5,61 kghatahun. Tanaman Lamtoro memberikan kontribusi unsur C, N, P, Mg berturut –turut sebesar 16,35; 19,67; 20,61 dan 10,56 kghatahun.

2.3 Tanaman Penaung Sengon dan Lamtoro