10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terahulu
Nasution 2000, dalam penelitiannya mengenai Optimalisasi Pola Tanam Dan Efisiensi Pemasaran Pada Usahatani Pisang Barangan di Desa Namo Tualang
Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, menyebutkan bahwa proses tataniaga pada pemasaran pisang berang melibatkan
dua pola saluran pemasaran. Saluran I: petani-pedagang pengumpul desa- pedagang pengecer-konsumen. Saluran II: petani-pedagang pengumpul desa-
pedagang besar-pedagang antar pulau-grosir di Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa total margin saluran I relatif kecil, yaitu sebesar 64,29 dari
harga jual pedagang pengecer dibandingkan pola II sebesar 70,00 dari harga jual pedagang antar pulau. Nilai
farmer’s share pola I lebih besar, yaitu 35,7 dari harga jual pedagang pengecer dibandingkan pola II sebesar 30 dari harga jual
pedagang antar pulau. Saluran pemasaran I lebih efisien karena biaya pemasaran yang terjadi lebih merata antar lembaga pemasaran yang terlibat.
Hasil penelitian Fitria 2004, yang berjudul Analisis Sistem Pemasaran Pisang Kasus di Desa Mekargalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten
Cianjur, Propinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa terdapat 4 saluran pemasaran pisang. Saluran 1 Petani
– Sub Terminal Agribisnis – Pedagang Grosir Luar Kota – Pedagang Pengecer Luar Kota – Konsumen, saluran 2 Petani – Pedagang
pengumpul Desa – Bandar – Pedagang Grosir Luar Kota – Pedagang Pengecer
Luar Kota – Konsumen, saluran 3 Petani – Pedagang Pengumpul Desa – Bandar
– Pedagang Pengecer Dalam Kota – Konsumen, saluran 4 Petani – Pedagang Pengecer Desa
– Konsumen. Saluran pemasaran empat merupakan saluran efisien karena memiliki margin pemasaran terendah, tetapi karena saluran
pemasaran 4 memiliki volume penjualan terkecil yaitu sebesar 10 atau sebesar 18.000 kg dari 180.000 kg total hasil panen petani responden. Maka saluran
pemasaran tiga bisa menjadi alternatif pilihan karena memiliki farm’s share tertinggi dibanding saluran pemasaran satu dan dua, dan juga memiliki nilai
margin yang lebih rendah dibanding saluran pemasaran satu dan dua.
Menurut Rosmawati 2011, pada penelitiannya yang berjudul Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten
Ogan Komering Ulu, menyebutkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran. Saluran I Petani
– Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Besar Pulau Jawa – Pengecer
– Konsumen akhir, saluran II Petani – Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kecamatan
– Pedagang Besar Pulau Jawa – Pengecer – Konsumen akhir, saluran III Petani
– Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kabupaten
– Pedagang Besar Pulau Jawa – Pengecer – Konsumen akhir. Saluran pemasaran pisang di Kecamatan Lengkiti yang paling efisien
adalah saluran I dengan nilai efisiensi pemasaran sebesar 26,145 lebih kecil dari nilai efisiensi pemasaran pada saluran II dan III.
2.2 Karakteristik Pisang Mas Kirana