Variabel Penelitian Variasi Pengujian Hasil Pengujian Tarik

49

BAB IV ANALISA DATA

Pengujian dalam penelitian ini diawali dengan melakukan perlakuan NaOH serat dalam hal ini adalah limbah potongan rambut manusia yang diproleh dari tukang potong lokal. Perlakuan serat dilakukan dengan menggunakan perendaman serat dalam larutan NaOH 4 dengan berbagai variasi waktu perendaman 0,25,50,75, dan 100 menit. Tujuan dari perlauan NaOH serat ini untuk menghilangkan lapisan minyak yang ada pada permukaan lapisan luar rambut, sehingga diharapkan dapat memperbaiki sifat fisis dan mekanis komposit dengan menggunakan serat rambut manusia tersebut. Sifat fisis dan mekanis dari serat rambut manusia yang terbaik dipergunakan sebagai perbuatan komposit dengan variasi penambahan serat rambut 10,20, dan 30 volume. Pengujian dilakakukan dengan pengujian tarik.

4.1 Variabel Penelitian

 Variabel tetap yaitu kadar NaOH sebagai media perendaman serat rambut yaitu 4, suhu dan lama perendaman serat pada dry oven, kecepatan dan waktu mixing campuran antara penguat dan matrik, jumlah herdener yang harus ditambahkan dalam campuran, tekanan vakum pada ruang vakum, suhu dan lama pengeringan specimen komposit pada dry oven, panjang serat rambut manusia, jumlah spesimen uji dan jenis perlakuan pengujian yang dilakukan.  Variabel berubah yaitu presentase serat rambut yang ditambahkan pada matrik, waktu perendaman serat rambut dalam NaOH, volume serat rambut yang diberikan.  Variabel respon yaitu harga kuat tarik,struktur perpatahan dan jenis atau model patahan yang terjadi pada komposit. Universitas Sumatera Utara 50

4.2 Variasi Pengujian

Jumlah spesimen yang dibuat pada penelitian ini sesuai tabel 4.1 dan 4.2 Tabel 4.1 Variasi pengujian dan jumlah spesimen uji tarik pada perlakuan NaOH serat rambut manusia Waktu perendaman serat menit Jumlah spesimen uji tarik 3 25 3 50 3 75 3 100 3 Total 15 Table 4.2 Variasi pengujian dan jumlah spesimen uji volume Serat Jumlah specimen uji tarik jumlah 10 5 5 20 5 5 30 5 5 Total 15

4.3 Hasil Pengujian Tarik

Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials ASTM D-638 ebagai acuan metode pengujian standar pengujian Tarik. Standar test method for stress and strains properties of unreinforced and reinforced plastic and electrical insulating material . Dalam standar ini diatur ketentuan ukuran spesimen yang sebaiknya digunakan,metode pengujian dan Universitas Sumatera Utara 51 persamaan – persamaan yang dapat dipakai untuk menghitung kekuatan dan modulus elastisitasnya. Dimana standar spesimen yang digunakan dalam pengujian ini mengacu pada standar ASTM D-638 dengan Panjang awal spesimen uji L o adalah 13 mm, lebar awal W o adalah 7 mm, dan panjang keseluruhan spesimen uji adalah 11 mm. Hasil pengujian tarik dilakukan terhadap tiga buah spesimen sempel 1 ditunjukkan pada Gambar 4.1. Dimana series pertama dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,01 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk perilaku plastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 43 pada sumbu tegangan. Dimana series kedua dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,01 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemduaian membentuk perilaku plastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 43 pada sumbu tegangan. Dimana series ketiga dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,01 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemduaian membentuk perilaku plastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 43 pada sumbu tegangan. Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.1. Grafik hasil pengujian tarik spesimen sempel 1 Hasil pengujian tarik dilakukan terhadap tiga buah spesimen sempel 2 dan hasil grafik pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.2. Dimana series pertama dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian spesimen membentuk tegangan tarik maksimum sampai kemudian mengalami titik putus dititik 9 pada sumbu tegangan. Series kedua dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk perilaku plastis, dan kemudian membentuk tegangan tarik maksimum sampai kemudian mengalami titik putus dititik 21 pada sumbu tegangan. Series ketiga material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk dareah deformasi plastis sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 48 pada sumbu tegangan. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -2 2 4 6 8 T e g a n g a n M P a Regangan sec Rambut 10 Rambut 20 Rambut 30 Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 4.2. Grafik hasil pengujian tarik spesimen sempel 2 Hasil pengujian tarik dilakukan terhadap tiga buah spesimen sempel 3 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.3. Dimana series pertama dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai kemudian mengalami titik putus dititik 38 pada sumbu tegangan. Series kedua dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 24 pada sumbu tegangan. Series ketiga material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 60 pada sumbu tegangan. -10 10 20 30 40 50 60 70 80 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M P a Regangan sec Rambut 10 Rambut 20 Rambut 30 Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.3. Grafik hasil pengujian tarik spesimen sempel 3 Hasil pengujian tarik dilakukan terhadap lima buah spesimen sempel 4 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.4. Dimana series pertama dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk perilaku plastis, kemudian membentuk dareah deformasi plastis sampai tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 30 pada sumbu tegangan. Series kedua dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian meningkat naik sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 49 pada sumbu tegangan. Series ketiga material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,03 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk dareah deformasi plastis sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 36 pada sumbu tegangan. -10 10 20 30 40 50 60 70 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M P a Regangan sec Rambut 10 Rambut 20 Rambut 30 Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.4. Grafik hasil pengujian tarik spesimen sempel 4 Hasil pengujian tarik dilakukan terhadap lima buah spesimen sempel 5 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.5. Dimana series pertama dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,05 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian spesimen membentuk tegangan tarik maksimum sampai kemudian mengalami titik putus dititik 11 pada sumbu tegangan. Series kedua dari material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,06 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk perilaku plastis, dan kemudian membentuk tegangan tarik maksimum sampai kemudian mengalami titik putus dititik 51 pada sumbu tegangan. Series ketiga material regangan yang dimulai dari nol sampai 0,06 menunjukkan masih dalam keadaan elastis, kemudian membentuk dareah deformasi plastis sampai membentuk tegangan tarik maksimum sampai mengalami titik putus dititik 54 pada sumbu tegangan. -10 10 20 30 40 50 60 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 T e g a n g a n M P a Regangan sec Rambut 10 Rambut 20 Rambut 30 Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.5. Grafik hasil pengujian tarik spesimen sempel 5

4.4 Pembahasan