33 dimana :
E = modulus elastisitas atau modulus Young MPa 1Mpa = 1 Nmm
2
= tegangan Nmm
2
atau Mpa 1 Pa
= 1 Nm
2
= regangan
1.4 NaOH Natrium hidroksida
Natrium hidroksida NaOH yang juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50. Ia bersifat lembab cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Aquades adalah air hasil destilasi penyulingan sama dengan air murni atau H
2
O, kerena H
2
O hampir tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral adalah pelarut yang universal. Oleh karena itu air dengan mudah menyerap atau
melarutkan berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi tercemar. Dalam siklusnya di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan
berbagai mineral anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Jadi, air mineral
Universitas Sumatera Utara
34 bukan aquades H
2
O karena mengandung banyak mineral, seperti yang diperliatkan pada Gambar 2.3. NaOH dan aquades dalam kemasan di bawah ini.
Gambar 2.3. NaOH dan Aquades Dalam Kemasan
Dalam prosesnya natrium hidroksida berbentuk putih padat berupa butiran-butiran kasar akan dicampurkan ke dalam aquades yang kemudian akan
membentuk larutan NaOH, dimana larutan NaOH tersebut akan dimanfaatkan dalam proses perendaman serat pilus untuk menghilangkan kotoran dan minyak
yang melekat pada serat pilus dan untuk mencari sifat fisis dan mekanis yang terbaik terutama kekuatan tariknya dengan uji tarik.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Tempat penelitian adalah laboratorium Polimer, gedung Fakultas MIPA USU. Waktu pelaksanaan penelitian ± 2 bulan.
3.2 Bahan
Persiapan bahan-bahan yang diperlukan adalah limbah ranbut oaring indonesia yang dipeoleh dari tukang potong rambut salon, 4 NaOH, Hardener
MEKPO . Limbah rambut dicuci sampai bersih dan dikeringkan samapai didalam
ruangan terbuka tanpa kena sinar matahari langsung. Peerlakuan serat rambut dilakukan dengan perendaman 4 NaOH selama 0, 25,50,75,dan 100 menit
untuk mencari sifat mekanis yang terbaik terutama dengan kekuatan tariknya dengan uji tarik. Setelah direndam, serat rambut ditiriskan supaya kering dan
dikeringkan lebih lanjut dengan drying oven dengan suhu 60°C selama 3 jam. Setelah itu rambut dibiarkan dingin sampai suhu kamar.
Serat rambut yang sudah dikeringkan ditambah dengan resin Unsaturated polyester
157 BQTNdengan jumlah 10 volume untuk dibuat material komposit. Pembuatan material komposit terlebih dahulu dilakukan pencampuran antara serat
dengan matrik yang selanjutnya dituang dalam cetakan spesimen uji tarik dengan standar ASTM D-638 M yang sebelumnya sudah sisediakan terlebih dahulu. Hasil
dari perlakuan NaOH serat rambut yang di uji dengan menggunakan uji tarik dipergunakan sebagai acuan dalam pembuatan material komposit berikutnya.
Pada penelitian ini, bahan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara