Pengujian Hipotesis Deskriptif ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dua hasil pengukuran pertama dan kedua dari masing masing variabel. Variabel X 1 Manajemen K3 mempunyai nilai r = 0.912; p 0.001, X 2 Pelaksanaan mempunyai nilai r = 0.940; p 0.001, X 3 Pengawaasan mempunyai nilai r = 0.950; p 0.001, dan Y Penerapan K3 mempunyai nilai r = 0.873; p 0.001. Hal ini menunjukkan hasil pengukuran sangat stabil dari waktu ke waktu reliabel. Analisa reliabilitas hanya hanya memperlihatkan nilai r saja tanpa melihat signifikansi hubungan. Jadi meskipun signifikansi hubungan ini besar p 0.001, tidak dilaporkan dalam sub bab reliabilitas hasil pengukuran.

4.5 Pengujian Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Pengujian yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila H diterima berarti dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis dengan uji dua pihak two tail test. Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol H berbunyi “sama dengan = ” dan hipotesis alternatifnya H a “tidak sama dengan ≠” Sugiyono, 2006. Hipotesis dalam penelitian ini adalah H : Penerapan K3 pada proyek konstruksi Gedung Marvell City Surabaya tergolong belum baik. H a : Penerapan K3 pada proyek konstruksi Gedung Marvell City Surabaya tergolong baik. Diasumsikan bahwa penerapan K3 pada proyek konstruksi Gedung Marvell City Surabaya = 75 rata-rata skor ideal, tergolong belum ba ik, dan ≠ 75 rata-rata skor ideal, tergolong baik. 4.5.1 Perhitungan Skor Ideal Menentukan skor ideal adalah Skor ideal = jumlah pernyataan x skala pernyataan x jumlah data sampel Skor ideal = 77 x 5 x 40 Skor ideal = 15400 Setelah menghitung skor ideal, maka dicari rata-rata skor ideal tersebut. Dengan menggunakan rumus : Skor ideal rata-rata = = = 385 Diasumsikan rata-rata skor ideal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75, maka rata-rata skor ideal sekarang adalah Rata- rata sekarang μ = 75 x rata-rata skor ideal = 75 x 385 = 288.75 4.5.2 Perhitungan Simpangan Baku Simpangan baku adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim.Berikut merupakan tabel rata-rata dari populasi. Tabel 4.7 Rata-Rata Populasi X i X i - X̅ X i - X̅² 270 -5.8 33.64 289 13.2 174.24 273 -2.8 7.84 269 -6.8 46.42 267 -8.8 77.44 291 15.2 231.04 292 16.2 262.44 288 12.2 148.84 264 -11.8 139.24 272 -3.8 14.44 377 101.2 10241.44 367 81.2 6593.44 377 101.2 10241.44 332 56.2 3158.44 265 -10.8 116.64 263 -12.8 163.84 256 -19.8 392.04 257 -18.8 353.44 264 -11.8 139.24 256 -19.8 392.04 253 -22.8 519.84 257 -18.8 353.44 256 -19.8 392.04 256 -19.8 392.04 247 -28.8 829.44 255 -20.8 432.64 256 -19.8 392.04 260 -15.8 249.64 261 -14.8 219.04 262 -13.8 190.44 265 -10.8 116.64 255 -20.8 432.64 257 -18.8 353.44 289 13.2 174.24 292 16.2 262.44 288 12.2 148.84 247 -28.8 829.44 255 -20.8 432.64 273 -2.8 7.84 269 -6.8 46.24 �̅= 275.8 Ʃ = 39702.4 Sumber : Hasil Analisa Simpangan bakunya adalah �² = ∑ �� − � ² � − 1 = . = 1018.010256 s = √1018.010256 = 31.91 4.5.3 Uji t Uji t digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol H . Tabel uji t dalam penelitian ini digunakan untuk pengujian hipotesis dengan cara membandingkan nilai t hitung dan t tabel .taraf signifikan α yang digunakan 0.05. t hitung = � –� � √� = . − . .9 √ = - 2.56699 Berdasarkan tabel distribusi t atau tabel uji t dengan dk = n-1 = 39 dan taraf signifikan 0.05, maka t tabel = 2.023 Kriteria pengujian hipotesis deskriptif dengan menggunakan uji dua pihak yaitu +t hitung +t tabel atau -t hitung -t tabel maka H ditolak. Hasil dari perhitungan hipotesis deskriptif adalah t hitung = -2.56699, dan t tabel = ± 2.023, jadi -2.567 -2.023, maka H ditolak dan H a diterima. Kedudukan t hitung dan t tabel dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 4.3 Uji Dua Pihak Penerapan K3 pada Proyek Konstruksi di Pembangunan Gedung Marvell City Surabaya . Berdasarkan gambar atau grafik diatas menunjukkan bahwa t hitung jatuh pada daerah ditolak H ,dan H a berhasil diterima, sehingga pernyataan hipotesis penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada proyek konstruksi di Pembangunan Gedung Marvell City Surabaya tergolong baik adalah benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada proyek konstruksi di pembangunan Gedung Marvell City Surabaya tergolong baik. 4.5.4 Uji Hipotesis Dua Sampel Uji Dua Pihak Menggunakan Uji T Pada Program Statistik SPSS. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk menentukan hipotesis awal yang dinyatakan diterima atau ditolak. Hipotesis awalnya adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 konstruksi belum baik. Dengan tingkat rata-rata penerapan yang dipakai sebesar 75 dari keseluruhan rata-rata. Berikut gambar uji hipotesis satu sampel menggunakan uji t pada program statistik SPSS. Daerah terima H Daerah tolak H -t tabel = -2.023 Nilai Kritis Daerah tolak H +t tabel = +2.023 t hitung = -2.567 One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Data 40 275.58 32.016 5.062 One-Sample Test Test Value = 288.75 T Df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Data -2.603 39 .013 -13.175 -23.41 -2.94 Gambar 4.4 Uji Hipotesis Dua Sampel Menggunakan Uji T Pada Program Statistik SPSS Hasil analisa gambar di atas didapatkan t hasil = -2.603. Untuk menentukan t tabel digunakan nilai df = 39 dan didapatkan t tabel = 2.023. Menurut pengujian hipotesis deskriptif uji dua pihak, jika +t hasil +t tabel atau –t hasil -t tabel maka H a diterima dan H ditolak. Dalam hal ini -2.603 -2.023, jadi hipotesis penerapan keselamatan dan kesehatan kerja K3 diproyek konstruksi baik adalah benar.

4.6 Perhitungan Regresi