Tata Cara Pemungutan/Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai Biro Pusat Administrasi Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PKLM INI DISETUJUI UNTUK

DILAKSANAKAN

OLEH :

Nama

: Denny Sudaksya

NIM

: 042600008

Prog. Studi

: Diploma III Adminstrasi Perpajakan

Ketua PRODIP III Dosen Pembimbing Supervisor Adm. Perpajakan

Drs. M. H. Thamrin NST. M.Si. Faisal Eriza, S.Sos, MSP Dra. Rr. Hanny Soeziana

Dekan


(2)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa

mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir dengan baik dan lancar.

Laporan Tugas Akhir ini berjudul: Tata Cara Pemungutan/Pemotongan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai Biro Pusat Administrasi Sumatera Utara,

yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Laporan ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan

ini masih kurang dari kesempurnaan, disebabkan oleh keterbatasan kemampuan serta

kurangnya pengalaman penulis. Sehingga dengan besar hati penulis sangat

mengharapkansegala kritikan dan saran yang bersifat membangun dan dapat memacu dan

memotivasi kepada penulisan Laporan ini yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Prof.Dr. M.Arif Nasution.MA selaku Dekan FISIP USU

2. Drs.M.H.Thamrin Nasution.M.Si selaku ketua jurusan Program Studi DIII

Administrasi Perpajakan

3. Faisal Eriza, S.Sos. Msp. Selaku dosen pembimbing


(3)

5. Seluruh staf pengajar dan keseketariatan Fisip USU

6. Seluruh staf pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku. Ayahanda dan Ibunda, yang telah

membesarkan, mengasuh, mendidik, dan menyayangi serta memberikan dorongan

kepada penulis agar selalu berada di jalan yang terbaik dalam menggapai cita-cita

dan masa depan terutama dalam penyelesaian studi dan laporan ini.

8. Buat semua keluargaku terima kasih atas doa dan dukungannya.

9. Buat anak-anak 2004 yang telah lebih dulu wisuda terutama Afrizal Pasaribu,

Alex, Ivan, Yani, Dea, Fina, Cobra, Bowo, Abdi, Yon, Meiske, Arif, Doni

Linglung, terima kasih atas dukungan dan semangatnya selama ini.

10.Buat Acun Triplek, Niki, Kimunk, Nasir Al Ayubi, Ayah Chandra, Topik Ginting,

terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

11.Buat “Block Banned Motorcycle Club” Dani Fayora, Dodi Tulang, Donny

Gurning, Ido MPI, Husnul AMPI, Yudis, Fahmi Yongkro, Bonggal Soeharto,

Iqbal Ompong, Bagen cucu Aweng, Ajo Bingung, Item, Amek, Reza Abang,

Gilang Batu, Edo Pasaribu, Reza Becek, Bejok Alien, Saiful, terima kasih atas

dukungannya selama ini.

12.Buat “Burger Phe-Dhe” Jaya Toke, Ajo Tores, Umar, Jaka, Ain, terima kasih atas

dukungannya.

13.Buat pacarku Suri Ichwani, yang tidak pernah berhenti mendoakan dan


(4)

Pada akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi

kita semua dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan penulis mengharapkan maaf

yang sebesar-besarnya, semoga ALLAH SWT selalui meridhoi kita semua.

Medan , September2008

Penulis


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pemenuhan kebutuhan keuangan pemerintah guna membiayai pembangunan

Nasional diperlukan dana guna pemenuhan tersebut. Pemerintah Negara Kesatuan

Republik Indonesia dahulu kala lebih mengandalkan sektor migas untuk mendapatkan

dana, akan tetapi sejalan dengan waktu migas adalah sumber pendapatan Negara yang

semakin hari semakin habis, oleh karena itu Pemerintah perlu menggali sumber-sumber

keuangan Negara, salah satunya adalah pajak. Pajak merupakan sektor potensial bagi

Negara guna mendapatkan dana demi lancarnya pembangunan Nasional.

Sistem perpajakan yang lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, baik dari segi kegotong-royongan

Nasional maupun dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai. Oleh karena itu

pemerintah menciptakan sistem perpajakan yang baru yaitu dengan lahirnya

Undang-undang perpajakan yang baru, yang terdiri atas: UU No. 6 tahun 1983 Jo. UU No. 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 7 tahun 1983 Jo. UU

No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dan UU No. 8 tahun 1983 Jo. UU No. 18

Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah, UU No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan UU No.

13 tahun 1985 tentang Bea Materai. (Mardiasmo, 2000).

Sejalan dengan perkembangan yang ada, disadari banyak masalah yang tenyata tidak


(6)

terhadap Undang-undang perpajakan tersebut.Dengan alasan tersebut maka di tahun 1994

pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 9, 10, 11, dan 12 sebagai penyempurnaan.

Dan penyempurnaan terakhir terhadap Undang-undang perpajakan tersebut dilakukan

dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 16, 17, 18, 19, dan 20 tahun 2000.

(Mardiasmo, 2000)

Adapun salah satu jenis pajak yang memberikan sumbangsih besar bagi penerimaan

Negara adalah Pajak Penghasilan (PPh). Undang-undang No. 7 tahun 1984 sebagaimana

telah diubah menjadi Undang-undang No. 17 tahun 2000 mengatur pajak atas

penghasilan (laba) yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan.

Berdasarkan uraian di atas, yang menarik bagi penulis untuk dijadikan judul laporan

praktik kerja lapangan mandirinya adalah Pajak Penghasilan (PPh). Dimana Pajak

Penghasilan (PPh) tersebut adalah mengatur pajak atas penghasilan (laba) yang diterima

atau diperoleh orang pribadi atau badan. Di dalam perkembangannya, Pajak Penghasilan

(PPh) telah ikut memainkan peranan penting bagi penambahan pendapatan negara. Oleh

sebab itu, penulis menjadikan “Tata Cara Pemungutan/Pemotongan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara”. Sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah Praktik Kerja

Lapangan Mandiri, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.


(7)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan

manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi

pemerintah yang dalam hal ini Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM).

1.Tujuan PKLM

Pada kegiatan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM), yang dilaksanakan oleh

mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan

sesuai dengan tujuan PKLM, yaitu:

1. Untuk mengetahui tata cara pengadministrasian pemungutan/pemotongan pajak

penghasilan (PPh) Pasal 21 di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera

Utara.

2. Untuk memperoleh dan melihat secara langsung data mengenai tata cara

pengadministrasian pemungutan/pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

yang dilakukan oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat PKLM

Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa, yaitu:

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang

timbul selama melaksanakan PKLM pada Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara.


(8)

3. Untuk melihat penerapan disiplin ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja.

4. Sebagai sarana pengujian dan persiapan dalam menghadapi dunia kerja.

5. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya tentang

situasi dunia kerja.

Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi Universitas khususnya Program

Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, adalah :

1. Mempromosikan sumber daya manusia yang terdapat di Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara khususnya staf pengajar

dan mahasiswa yang potensial.

2. Memberikan uji nyata bagi kurikulum.

3. Untuk mengevaluasi penerapan kurikulum Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan.

4. Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas.

Yang menjadi manfaat PKLM bagi Instansi Pemerintah khususnya Universitas

Sumatera Utara yaitu:

1. Mendapatkan masukan dan saran terhadap pelaksanaan administrasi serta sistim

dan prosedur pemungutan/pemotongan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

2. Membina hubungan baik antara Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera

Utara dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Memberikan masukan untuk evaluasi dan penyempurnaan di Program Studi


(9)

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

ini adalah :

1. Mengetahui proses pengadministrasian pemungutan/pemotongan pajak

penghasilan (PPh) Pasal 21 di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera

Utara.

2. Mendapatkan data tentang pemungutan/pemotongan pajak penghasilan (PPh)

Pasal 21 di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

3. Mengetahui tentang prosedur pelaksanaan pemungutan/pemotongan pajak

penghasilan (PPh) Pasal 21 di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera

Utara

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan kegia1tan seperti pemilihan objek PKLM,

lokasi PKLM, pengajuan judul PKLM, pengajuan proposal PKLM, dan surat

pengantar.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pencarian data dan informasi dengan


(10)

peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, buku-buku, majalah

maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan mengikuti

PKLM di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang

dianggap mampu memberi masukan dan informasi serta observasi penulis ke

lapangan tempat objek PKLM.

b. Data Sekunder

Yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur seperti

sumber-sumber pustaka, undang-undang, dokumntasi maupun literatur lain

yang berhubungan dengan objek PKLM.

5. Analisis dan Evaluasi

Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan

kendala yang dihadapi serta mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan

keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

E. Metode Pengumpulan Data


(11)

1. Wawancara

Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan–pertanyaan yang ditujukan kepada

pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan

informasi bagi penyusunan laporan ini.

2. Pengamatan

Melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam

pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian, metode ini

diharapkan dapat memberikan masukan data primer.

3. Dokumentasi

Dalam metode ini penulis mempelajari segala sumber pustaka seperti buku

dan undang-undang yang berhubungan dengan objek PKLM dan juga

meminta berbagai dokumen yang berhubungan dengan objek PKLM, yang

dapat berupa struktur organisasi

F. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan PKLM ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang PKLM, tujuan dan

manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode

pengumpulan data, serta sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II GAMBARAN UMUM BIRO PUSAT ADMINISTRASI


(12)

Penulis menguraikan tentang sejarah singkat Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara, struktur organisasi Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara, serta uraian tugas pokok dan fungsi Biro

Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara, serta tata kerja Biro Pusat

Administrasi Universitas Sumatera Utara.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21

Dalam bab ini penulis memaparkan dan menguraikan tentang defenisi

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, dasar hukum pemungutan/pemotongan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, objek dan bukan objek Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21, subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan

Wajib Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, dasar pengenaan Pajak, tarif

Pajak, cara penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bagian ini penulis akan menganalisa dan mengevaluasi tentang

pengelolaan pemungutan/pemotongan pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan berdasarkan

gambaran-gambaran pada bab sebelumnya, dan berusaha memberikan saran agar

penerimaan pajak khususya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dapat lebih


(13)

BAB II

GAMBARAN UMUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan

didirikan sebuah Yayasan Universitas Sumatera Utara diketuai oleh Gubernur Sumatera

Utara, Abdul Hakim. Yayasan ini bertujuan untuk mendirikan satu Universitas yang

melaksanakan pendidikan tinggi di Sumatera Utara.

Sejak didirikannya yayasan tersebut, maka resmi pula tonggak awal sejarah

Universitas Sumatera Utara. Guna merealisasi tujuannya, Yayasan Universitas Sumatera

Utara pertama sekali mendirikan Fakultas Kedokteran, pada tanggal 20 Agustus 1952

sebagai perguruan tinggi swasta. Hasil kerja yayasan ini mendapat sambutan dan

dukungan sepenuhnya dari seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara. Peristiwa ini

merupakan suatu kejadian penting dalam sejarah perkembangan Propinsi Sumatera Utara

pada umumnya, pendidikan pada khususnya.

Langkah berikutnya Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas

Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, pada tanggal 12 Januari 1954. Kemudian pada

tanggal 1 September 1955, kedua Fakultas tersebut oleh Yayasan Universitas Sumatera

Utara diserahkan kepada Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

R.I., dijadikan Fakultas negeri.

Sementara itu Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara, bekerjasama dengan


(14)

120 Ha untuk dijadikan Kampus Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut terletak di

Padang Bulan (kampus sekarang ini).

Agar dapat diresmikan menjadi Universitas Negeri, Yayasan Universitas Sumatera

Utara segera mempersiapkan pembukaan dua Fakultas lagi yaitu Fakultas Pertanian dan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kedua Fakultas ini, masing-masing diresmikan

pendiriannya pada tanggal 22 Oktober 1956 untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, sedangkan Fakultas Pertanian pada tanggal 16 Nopember 1956.

Pada tanggal 20 Nopember 1957 Presiden Republik Indonesia meresmikan pendirian

Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas Negeri. Peresmian ini dilakukan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No.48/1957, tentang Pendirian Universitas Sumatera

Utara di Medan.

Peraturan Pemerintah No.48/1957 tanggal 20 Oktober 1957 tentang Pendirian

Universitas Sumatera Utara tersebut berlaku surat terhitung tanggal 1 September 1957

(pasal 3). Itulah sebab alasannya selama ini tanggal 1 September setiap tahun dijadikan

atau ditetapkan sebagai Hari Jadi atau DIES NATALIS Universitas Sumatera Utara.

Namun berdasarkan Keputusan Menteri DEPDIKBUD RI No.0554/U/1984, tanggal 17

Nopember 1984, yang kemudian diralat dengan suratnya No.273/B/I-F/85, tanggal 22

Januari 1985, ditetapkan Hari Jadi atau DIES NATALIS Universitas Sumatera Utara

tanggal 20 Nopember setiap tahun (sesuai dengan tanggal peresmian pendirian

Universitas Sumatera Utara).

Berikutnya pada tanggal 1 September 1958 Fakultas Pertanian diresnikan menjadi

Fakultas negeri dan langsung bernaung di bawah panji-panji Universitas Sumatera Utara.


(15)

Banda Aceh) yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Sementara itu pada saat

yang bersamaan di Medan buka juga Fakultas Teknik.

Pada saat Universitas Sumatera Utara diresmikan menjadi Universitas Negeri (yang

ke-7), pimpinan dipegang oleh suatu Presidium dengan susunan seperti berikut :

Ketua Presidium : Soetan Kumala Pontas (Gubernur Sumatera Utara)

Wakil Ketua : Prof. Dr. Maas (almarhum)

Sekretaris : J. Arnold Simanjuntak

Anggota : C. Marpaung (Kepala Perwakilan Kementerian PP

dan K Sumatera Utara)

Prof. Mr. Ny. A. Abas Manopo

Prof. Dr. A. Sofian (almarhum)

Pada tanggal 26 Februari 1958 diadakan pemilihan pimpinan baru presidium

Universitas Sumatera Utara. Dalam pemilihan ini terpilih Prof. Dr. Achmad Sofian, yang

kemudian disetujui oleh Sidang Kabinet pada bulan Maret 1958 serta disahkan oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Oktober 1958.

Universitas Sumatera Utara terus membina dan mengembangkan dirinya dengan

mendirikan fakultas-fakultas baru. Pada tanggal 19 Oktober 1961 dibuka Fakultas

Kedokteran Gigi dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No.0048/Sek/PU dan

dinegerikan pada tanggal 4 Nopember 1961.

Pada tahun 1961 itu juga Fakultas Ekonomi yang berada di Banda Aceh memisahkan

diri dan bergabung dengan Universitas Syiah Kuala. Sebagai tindak lanjut pada tahun itu


(16)

kemudian dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No.34/1961 tanggal 24 Nopember 1961

diresmikan menjadi Fakultas Negeri.

Pada tahun 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sumatera

Utara, berdasarkan ketentuan Pemerintah dipisahkan dari Universitas Sumatera Utara dan

selanjutnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan.

Fakultas Sastra didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan oleh Menteri PTIP dengan

Surat Keputusan No.190/1965, tanggal 25 Agustus 1965, bersama-sama dengan Fakultas

Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (kini menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan alam).

Berdasarkan gambaran di atas kelihatan bahwa Universitas Sumatera Utara tambah

berkembang dengan didirikannya fakultas demi fakultas. Semua berpangkal pada rising

demand serta adanya optimisme terhadap fakultas-fakultas tersebut untuk berkembang

dengan pesat.

Dari pertumbuhan Universitas Sumatera Utara, seperti terlihat dalam sejarah singkat

di atas maka dalam rangka peningkatan mutu serta pengembangan selanjutnya diperlukan

suatu program pembangunan yang menyeluruh dan terpadu. Untuk melaksanakan

program seperti itu maka diperlukan suatu dan yang cukup besar.

Untuk memperoleh dana ini maka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia meminta kepada Asian Development Bank (ADB) di Manila agar dapat

memberikan loan kepada Universitas Sumatera Utara. Setelah melalui suatu perundingan

yang melelahkan bagi kedua belah pihak, maka disetujuilah satu loan untuk Universitas

Sumatera Utara dengan Proyek No. 525 INO. Persetujuan ini ditandatangani pada tanggal


(17)

loan ini digunakan untuk membangun gedung-gedung perkuliahan, perkantoran,

perbaikan lingkungan kampus, pembelian alat laboratorium, buku perpustakaan,

pengiriman staf ke luar/dalam negeri untuk training,program S2 dan S3, serta short visit

bagi dosen-dosen senior. Demikian pula dengan kebon percobaan Fakultas Pertanian

yang berada di Tambunan A Kabupaten Langkat telah dilakukan berbagai perbaikan dan

pembangunan sarana dan prasarana sehingga layak sebagai kebun percobaan suatu

Universitas.

Seyogianya perjanjian itu sudah berakhir pada tanggal 30 Juni 1988, tetapi karena

banyaknya gangguan dan hambatanpada saat permulaan proyek berjalan maka atas

permintaan Depdikbud pihak ADB bersedia memperpanjang jangka waktu proyek hingga

31 Desember 1989 dimana seluruh proyek telah selesai.

Dalam mewujudkan pembangunan itu maka terlebih dahulu dibuat Master Plan

Universitas Sumatera Utara yang baru, sehingga segala sesuatu yang dibangun sesuai

dengan Master Plan yang telah disepakati bersama.

Pada phase I telah dibangun 5 (lima) bangunan, yakni :

1. Gedung Perpustakaan Pusat

2. Gedung Administrasi Pusat

3. Gedung Laboratorium Dasar

4. Gedung Kuliah Bersama (2 unit)

5. Gedung Workshop

Keseluruhan gedung itu telah diresmikan pemakaiannya oleh MANDEPDIKBUD


(18)

Pembangunan phase II telah pula dimulai pada bulan Nopember 1987 yang lalu yang

terdiri dari :

1. Gedung Kuliah & Administrasi Fakultas Ekonomi

2. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Pertanian

3. Gedung Administrasi FMIPA

4. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Teknik

5. Gedung Auditorium

6. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Kedokteran Gigi

7. Gedung Lab, Administrasi, Asrama Mahasiswa, Perpustakaan, Ruang Rapat

di Tambunan A.

8. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Teknik.

9. Gedung Kuliah, Administasi Fakultas Kedokteran

10.Gedung Kuliah FMIPA

11.Gedung Laboratorium FMIPA

12.Rumah Kaca, Mess Staf, Rumah Karyawan dan Kebun Tambunan A

Pembangunan gedung-gedung itu selesai pada bulan Juli 1989. Sementara itu

pembangunan Site Development juga dimulai pada bulan Oktober/Nopember 1987 yang

lalu, yang terdiri dari :

1. Pembangunan jalan dan Parkir (Paket. I)

2. Pembangunan Jalan dan Parkir (Paket II)

3. Pembangunan Jalan Setapak/Landscaping dan Pagar

4. Pembuatan Draimage Primer dan Skunder


(19)

6. Pembuatan Jaringan Air Bersih

7. Pembuatan Jaringan Listrik

8. Pembuatan Jaringan Gas

9. Pengadaan dan Pemasangan PABX (I Paket)

Keseluruhan pekerjaan itu selesai Pada bulan Juli 1989. Pembangunan phase III

adalah renovasi gedung-gedung Fakultas yang terdiri dari ruang kuliah, perkantoran,

laboratorium dan sebagainya. Tender atas bangunan itu telah diadakan pada bulan

Nopember 1988, dan telah diperoleh penetapan pemenangnya pada bulan Januari 1989

yang lalu, yakni untuk 16 paket pekerjaan. Keseluruhan pekerjaan itu selesai sebelum

waktu pinjaman berakhir dan telah selesai seluruhnya.

B. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara

Susunan organisasi Universitas Sumatera Utara terdiri atas :

a. Retor dan Pembantu Rektor

b. Senat Universitas

c. Fakultas :

1. fakultas kedokteran

2. fakultas hukum

3. fakultas pertanian

4. fakultas teknik

5. fakultas ekonomi

6. fakultas kedokteran gigi

7. fakultas sastra


(20)

9. fakultas ilmu social dan ilmu politik

d. Dosen

e. Lembaga Penelitian

f. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

g. Biro Administrasi Akademik

h. Biro Administrasi Umum dan Keuangan

i. Biro Administrasi Kemahasiswaan

j. Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi

k. Unit Pelaksana Teknis

1. perpustakaan

2. pusat komputer

3. unit pelaksana teknis lainnya

l. Dewan Penyantun

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dari Universitas Sumatera Utara adalah menyelenggarakan pendidikan

akademik dan/atau professional dalam disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian

tertentu. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Universitas Sumatera Utara

mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan tinggi

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian


(21)

d. Melaksanakan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan

lingkungan.

e. Melaksanakan kegiatan layanan administrative

Dalam melaksanakan tugasnya, Universitas Sumatera Utara memiliki kantor pusat

atau biro pusat yang disebut dengan Biro Pusat Administrasi. Biro Pusat Administrasi

dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :

1. Biro Administrasi Akademik

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang administrasi akademik yang

berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Biro

Administrasi Akademik mempunyai tugas memberikan layanan dan

administratif di bidang akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

2. Biro Administrasi Umum dan Keuangan

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang administrasi umum dan keuangan

yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Biro

Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan layanan

administrasi umum dan di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

3. Biro Administrasi Kemahasiswaan

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang kemahasiswaan yang berada

dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Biro Administrasi

Kemahasiswaan mempunyai tugas memberikan layanan administrasi

kemahasiswaan.


(22)

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang perencanaan dan sistem informasi

yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Biro

Administrasi Perencanaan dan sistem informasi mempunyai tugas

melaksanakan layanan administrasi perencanaan dan sistem informasi.

Adapun fungsi dari keempat biro tersebut, yaitu :

1. Biro Administrasi Akademik mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan administrasi pendidikan

b. Melaksanakan urusan administrasi di bidang kerjasama

2. Biro Administrasi Akademik mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga, hukum dan tata

laksana

b. Melaksanakan administrasi kepegawaian

c. Melaksanakan administrasi keuangan

d. Melaksanakan administrasi perlengkapan

3. Biro Administrasi Kemahasiswaan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan administrasi minat penalaran dan informasi

kemahasiswaan

b. Melaksanakan layanan kesjahteraan mahasiswa

4. Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan administrasi perencanaan akademik


(23)

Universitas Sumatera Utara adalah Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dipimpin oleh Rektor yang berada dibawah

dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Rektor adalah pembantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di bidang yang

menjadi tugas kewajibannya disamping kedudukannya selaku pimpinan Universitas

Sumatera Utara. Rektor mempunyai tugas :

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi

serta hubungannya dengan lingkungan

b. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan

masyarakatuntuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang

menyangkut bidang tanggung jawab

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Rektor dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu

Rektor yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Pembantu

Rektor terdiri atas :

1. Pembantu Rektor I (bidang Akademik).

Pembantu Rektor I mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Pembantu Rektor II (bidang Administrasi Umum).

Pembantu Rektor II mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi umum.


(24)

Pembantu Rektor III mempunyai tugas membantu Rektor dalam pelaksanaan

kegiatan di bidang pembinaan serta layanan kesejahteraan mahasiswa.

STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SENAT UNIVERSITAS

REKTOR

I II III IV

DEWAN PENYANTUN BIRO ADAKAD BIRO ADUMKA BIRO ADKEM BIRO ADRENSI SENAT UNIVERSITAS

FAKULTAS LP LPPM

BAG TAUS BAG TAUS BAG TAUS PUSAT PENELITIAN UPT LABORATORIUM JURUSAN


(25)

BAB III

DATA PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21

A. Pengertian Pajak

Adapun beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli antara lain :

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah “kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat

b. Menurut Prof. Dr. Rahmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat

kontra prestasi secara langsungdapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum

c. Menurut P.J.A. Adriani, SH Pajak adalah iuran kas kepada Negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan –

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk

dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum berhubung dengan tugas

Negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri yang melekat pada pengertian

pajak adalah, pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya


(26)

langsung, pajak dipungut oleh pemerintah baik pusat maupun daerah,pajak diperuntukkan

untuk pengeluaran umum.

B. Pengertian Pajak penghasilan, Pajak Penghasilan pasal 21, dan Pegawai Tetap

Menurut Pasal 4 UU No 17 Tahun 2000, yang dimaksud Penghasilan adalah setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasl dari Indonesia maupun dari luar Negeri yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan Wajib Pajak

Pajak Penghasilan tergolong pajak subjektif yaitu pajak yang mempertimbangkan

keadaan diri Wajib Pajak sebagai faktor utama dalam pengenaan pajak, yang tercermin

pada kemampuan Wajib Pajak Untuk membayar pajaknya.

Penentuan daya pikul seseorang sangat subjektif sifatnya karena daya pikulnya dapat

ditentukan dengan berbagai faktor seperti jumlah kekayaan, jumlah tanggungan keluarga,

dan sebagainya.

Menurut Dimsky. K. Judiseno Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang

ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau penghasilan yang diterimanya

dalam satu tahun pajak untuk kepentingan Negara dan masyarakat dalam hidup

berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

Jadi pengertian pajak penghasilan ( PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atau

dipotong oleh pihak lain yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam


(27)

C. Dasar Hukum Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

Setiap pemungutan atau pemotongan yang dilakukan oleh Negara tentu ada dasar

hukumnya. Yang menjadi dasar hukum pemungutan dan pemotongan pajak penghasilan

(PPh) Pasal 21 adalah :

a. Undang-Undang No 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

Perpajakan sebagaiman yang diubah terakhir dengan Undang-Undang No 28

tahun 2007.

b. Undang –Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaiman telah

diubah terakhir dengan Undang- Undang N0 17 tahun 2000.

c. Peraturan pemerintah No 149 Tahun 2000 Tentang pemotongan pajak

penghasilan pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan,

pensiun, dan tunjangan hari tua.

d. Keputusan DIRJEN Pajak No KEP-545/PJ/2000 tanggal 29 desember 2000

Tentang pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 dan 26

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan Orang Pribadi.

D. Pemotong dan pemungut Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Yang bertindak sebagai pemotong pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain :

a. Pemberi kerja yang terdiri dari Orang pribadi dan badan termasuk BUT, badan,

organisasi internasional yang tidak dikecualikan berdasarkan Keputusan Menteri


(28)

b. Bendaharawan Pemerintah termasuk bendaharawan pusat maupun daerah, instansi

atau lembaga pemerintah, lembaga negara yang lain dan kedutaan besar Indonesia

diluar negeri

c. Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan lain

yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari Tua

d. Perusahaan, Badan, dan BUT yang membayar honorarium atau pembayaran lain

sebagi imbalan atas kegiatan dan jasa.

e. Perusahaan, Badan, dan BUT yang membayar honorarium atau pembayaran lain

sebagai imbalan atas kegiatan dan jasa yang dilakukan Orang Pribadi dengan

status sebagai Wajib Pajak Luar Negeri.

f. Yayasan (termasuk bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian,

olahraga, kebudayaan) lembaga kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi

masa, organisasi politik dan organisasi lainnya

g. Perusahaan, badan dan BUT yang membayarkan honorarium atau imbalan lain

kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan

h. Penyelenggara kegiatan yang membayar honorarium,hadiah,atau penghargaan

dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri berkenaan

dengan suatu kegiatan

E. Objek dan Subjek Pajak Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 1.Objek Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21

Berdasarkan UU No 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan yang termasuk Objek


(29)

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa Gaji, uang

pensiun, Upah, Honorarium, Premi bulanan, Uang lembur, premi asuransi, hadiah,

dan penghasilan teratur lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun.

b. Penghasilan yang diterima secara tidak teratur berupa tunjangan hari raya, tantien,

gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan lainnya yang sifatnya tidak tetap

c. Upah harian, mingguan, satuan dan upah borongan

d. Uang tebusan pensiun, pesangon, tabungan hari tua, dan pembayaran lain yang

sejenis

e. Honorarium, hadiah, penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun

Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 (Bukan Objek Pajak) :

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan

kerja, asuransi jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan yang diberikan Wajib Pajak

c. Iuran pension yang dibayarkan kepada dana Pensiun dan iuran jaminan hari tua

d. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam

bentuk apapun yang diberikan pemerintah

e. Zakat yang diterima oleh Orang Pribadi yang berhak dari badan atau lembaga

Amil Zakat

Adapun penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21 secara final adalah :

a. Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana Pensiun dan tunjangan hari tua

atau tabungan hari tua yang dibayarkan sekaligus oleh Penyelenggara

JAMSOSTEK


(30)

c. Hadiah dan penghargaan perlombaan

d. Honorarium dan komisi yang diberikan penjaja barang dan petugas dinas luar

asuransi

e. Penghasilan bruto berupa honorarium dan imbalan lain dengan nama apapun yang

diterima oleh pejabat Negara,pegawai negeri sipil, TNI/POLRI

2. Subjek pajak PPh Pasal 21

Adapun yang menjadi subjek pajak penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah Orang

Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau

jabatan

a. Pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan pekerjaan berdasarkan

perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis

b. Pegawai Tetap adalah Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang

menerima atau dewan komisaris atau anggota dewan pengawas yang mengelola

perusahaan secara langsung

c. Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri yang memperoleh gaji,

honorarium dan atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan jasa atau kegiatan

F. Pengurang Yang diperbolehkan dalam menghitung PPh Pasal 21 Bagi Karyawan Tetap


(31)

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 3 UU No 7 Tahun 1083 sebagaiman

diubah terakhir dengan UU No 10 Tahun 1994 ditetapkan sebesar 5% dikali dengan

penghasilan Bruto setinggi-tingginya Rp.1.296.000 setahun, atau Rp. 108.000 sebulan.

2. Biaya Pensiun

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 3 UU No 7 Tahun 1983 sebagaimana

diubah terakhir dengan UU No 10 Tahun 1994 ditetapkan sebesar 5% dikali dengan

penghasilan Bruto setinggi-tingginya Rp.432.000 setahun atau Rp 36.000 perbulan.

G. Pengurang Untuk Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) Mulai 1 Januari 2006

Keterangan Setahun Sebulan

1) Wajib Pajak Orang Pribadi Rp. 13.200.000 Rp. 1.100.000


(32)

H. Tarif Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU No 17 tahun 2000 terdapat beberapa lapisan penghasilan yaitu :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 25.000.000 5%

Diatas Rp. 25.000.000 sampai dengan

Rp. 50.000.000

10%

Diatas Rp. 50.000.000 sampai dengan

Rp.100.000.000

15% 3) Tambahan untuk setiap Anggota

keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang ditanggung sepenuhnya, maksimal 3 orang


(33)

Diatas Rp. 100.000.000 sampai dengan

Rp. 200.000.000

25%

Diatas Rp. 200.000.000 35%

I. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21

Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan teratur pegawai tetap:

a. Penghasilan Neto sebulan dicari dengan cara mengurangkan penghasilan bruto

dengan biaya jabatan, iuran pensiun, iuran, Tunjangan Hari Tua kemudian

disetahunkan

b. Apabila Wajib Pajak mulai bekerja setelah bulan Januari, maka penghasilan neto

disetahunkan dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan banyaknya

bulan sejak Wajib Pajak mulai bekerja sampai dengan Desember

c. Penghasilan Neto disetahunkan diatas selanjutnya dikurangi dengan PTKP untuk

memperoleh Penghasilan Kena Pajak (PKP) kemudian menghitung PPh 21

setahun, dengan mengalikan PKP dengan tarif

d. Untuk memperoleh PPh 21 sebulan atas penghasilan, jumlah PPh 21 setahun

dibagi dengan banyaknya bulan Wajib Pajak Bekerja

e. Tarif yang telah ditetapkan adalah tarif Pasal 17 UU PPh Tahun 2000

Berikut ini adalah contoh penghitungan PPh 21 terhadap pegawai tetap :

Tuan Deni Status menikah dengan satu anak (K/1) bekerja pada PT.X dengan

memperoleh gaji perbulan Rp.2.500.000.PT..X masuk program Jamsostek, Premi


(34)

Rp100.000 dan Rp.50.000..disamping penanggung kerja menanggung iuran pensiun yang

dibayarkan ke yayasan dan Iuran THT masing-masing Rp.25.000 dan Rp. 10.000.

Penghitungan PPh 21Tuan Deni sebagai berikut ;

Gaji sebulan : Rp.2.500.000

Premi Asuransi kecelakaan Kerja: Rp 100.000

Premi Asuransi Kematian: Rp 50.000

Penghasilan Bruto: Rp.2.650.000

Pengurang:

1. Biaya Jabatan

5% x Rp.2.650.000 = Rp132.500

Maksimum yang diperbolehkan = Rp 108.000

2. Iuran Pensiun = Rp. 25.000

3. Iuran THT = Rp. 10.00

Jumlah = Rp 143.000

Penghasilan Neto sebulan =Rp.2.507.000

Penghasilan neto setahun 12 x Rp. 2.507.000 =Rp 18.084.000

PTKP:

a. Untuk WP Sendiri = Rp.13.200.000

b. Untuk WP Kawin = Rp. 1.200.000

c. Tambahn 1 anak = Rp. 1.200.000


(35)

Penghasilan kena Pajak (PKP) Rp. 2.484.000

PPh Terutang setahun :

5% x Rp 2.484.000 = Rp. 124.200

PPh Terutang Sebulan :


(36)

BAB IV

ANALISA DATA DAN EVALUASI

A. Prosedur Pemungutan/Pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Adapun prosedur pemungutan/pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai

Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara adalah:

1. UU Pajak Penghasilan No 17 Tahun 2000

2. Keputusan Menteri Keuangan RI No 521 /KMK.04/1998 Tentang biaya jabatan

atau biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

3. Keputusan Menteri Keuangan No 541/KMK.04/2000 Tentang Penentuan Tanggal

Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, tempat pembayaran pajak, tata

cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak serta tata cara angsuran dan

penundaan pajak

4. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk

pelaksanaan pemotongan , penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi

B. Objek dan Subjek Pajak PPh Pasal 21 Pada Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.


(37)

Objek pajak penghasilan PPh Pasal 21 pada Pegawai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh baik

penghasilan secara teratur maupun penghasilan yang diterma secara tidak tetap antara

lain bonus dan tunjangan hari raya

2. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21

Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Pegawai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara adalah karyawan tetap Universitas Sumatera Utara yang

melakukan pekerjaan berdasarkan surat ketetapan yang ditentukan pmpinan/rektor

dengan menerima atau memperoleh gaji yang telah ditentukan berdasarkan jabatan dan

golongan dari karyawan BPA Universitas Sumatera utara.

3. Prosedur Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumataera Utara adalah Badan Hukum Milik Negara Yang diwajibkan

menurut Undang-Undang perpajakan untuk membayar pajak dan memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Dalam hal memungut Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

selaku pemungut melakukan pemungutan terhadap gaji ataupun penghasilan yang

diterima karyawan setiap bulannya

Dalam menghitung pajak PPh Pasal 21 Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara masih menggunakan sistem manual yang dilakukan bagian keuangan


(38)

komputerisasi oleh pegawainya untuk keengkapan administrasinya. Dari interview yang

dilakukan selama PKLM dapat disimpulkan bahwa karyawan dipungut PPh Pasal 21

adalah karyawan tetap yang menerima gaji tunjangan umum, tunjangan jabatan,

tunjangan beras, tunjangan hari raya, tunjangan Pegawai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara pajak dan tunjangan lainnya

Cara pemungutan pajak PPh Pasal 21 karyawan Pegawai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara melalui Gaji pokok ditambah dengan tunjangan tersebut

maka diperoleh penghasilan bruto sebulan. Untuk mendapatkan penghasilan neto dapat

dicari dengan cara memperhitungkan berapa pajak penghasilan, iuran wajib pegawai dan

sewa rumah dinas/Taperum bagi pegawai tetap yang menggunakan rumah dinas. Selain

itu karyawan Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dapat

potongan melalui tunjangan istri sebesar 10% Dan tunjangan anak sebesar 2%.

Dari pengamatan yang dilakukan penulis selama melakukan PKLM di Kantor

Birektorat Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dapat

disimpulkan bahwa pemungutan pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Dimana kantor Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai pemungut

melakukan pemungutan setiap bulannya terhadap gaji karyawan tetapnya.

Contoh :

Penghitungan PPh 21Tuan Ahmad sebagai berikut ;

Gaji sebulan : Rp.3.000.000

Premi Asuransi kecelakaan Kerja: Rp 100.000


(39)

Penghasilan Bruto: Rp.3.150.000

Pengurang:

4. Biaya Jabatan

5% x Rp.3.150.000 = Rp157.500

Maksimum yang diperbolehkan = Rp 108.000

5. Iuran Pensiun = Rp. 50.000

6. Iuran THT = Rp. 50.000

Jumlah = Rp 208.000

Penghasilan Neto sebulan =Rp.2.942.000

Penghasilan neto setahun 12 x Rp. 2.942.000 =Rp35.304.000

PTKP:

d. Untuk WP Sendiri = Rp.13.200.000

e. Untuk WP Kawin = Rp. 1.200.000

f. Tambahn 1 anak = Rp. 1.200.000

Rp. 15.600.000

Penghasilan kena Pajak (PKP) Rp. 19.704.000

PPh Terutang setahun :

5% x Rp 19.704.000 = Rp. 985.200

PPh Terutang Sebulan :


(40)

C. Prosedur Penyetoran PPh Pasal 21 Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Adapun prosedur yang dilakukan oleh Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara dalam menyetorkan PPh Pasal 21 yang telah dipungut atas penghasilan

karyawan sebagai berikut:

a. Setelah seluruh PPh Pasal 21 dihitung dan dipungut setiap bulannya kemudian

disetorkan oleh pihak Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

ke kantor BNI cabang USU jalan Dr. Mansyur No 9 yang ditunjuk oleh pemerintah

untuk sebagai tempat pembayaran atau penyetoran pajak

b. Batas waktu pembayaran atau penyetoran PPh Pasal 21 yang telah dipungut oleh

Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara adalah :

a) Untuk pembayaran Masa PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 10 bulan takwim

berikutnya setelah masa pajak berakhir

b) Pembayaran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh

Pasal 21 dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah

tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT itu disampaikan

c. Sarana yang digunakan dalam pembayaran dan penyetoran PPh Pasal 21 yang

terutang adalah dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak). Dimana SSP

harus diisi dengan jumlah seluruh PPh Pasal 21 yang terutang atau yang akan

dibayar.

d. SSP yang digunakan terdiri dari 5 rangkap antara lain :


(41)

b) Lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak

c) Lembar 3 Untuk dilaporkan Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara ke Kantor Pelayanan Pajak

d) Lembar 4 Untuk Bank BNI sebagai tempat penyetoran PPh Pasal 21

e) Lembar 5 untuk arsip Wajib Pajak

Berikut Beberapa daftar gaji dan PPh Pasal 21 yang dibayar oleh karyawan Pegawai

Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara:

Nama

NIP/Gol

Gaji Pokok+Tunj.keluarga

(anak + istri)

Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Jumlah Penghasilan Kotor PPh Pasal 21 Setahun Azhar Ahmad 130535808/ IV C

.2.617.000 3.250.000 41.580 5.908.710 380.967

Dra. Hindun 131658676/ IV.C 2.330.100+ (233.010+ 139.806)

3.250.000 207.900 6.160.892 345.425

Nurmalia Harahap.SH.

130809876/IV.C

2.384.900 3.250.000 41.580 5.676.490 366.975

Dra.Etika Deliani

130810748/IV.A


(42)

Mega Irawan

130900132/III.B

1.894.100 202.000 41.580 2.137.710 115.242

Purnama. SH

131623402/III.A

1.894.000 185.000 41.580 2.120.710 116.192

Hotmamindo

132009480/III.B

1.695.000 185.000 124.740 2.838.907 143.758

Maya Sumarni

131129822/III.B

1.894.000 185.000 41.580 2.120.710 116.192

Tabel diatas berdasarkan data yang diambil dari Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara untuk bulan Mei 2008.

D. Pendaftaran Sebagai Bendaharawan Pemerintah

a) Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai

bendaharawan pemerintah

Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai

bendaharawan pemerintah mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak Kota

Medan atau Kantor penyuluhan & Pengamatan Potensi Pajak.

b) Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara ke Kantor Pelayanan

Penyuluhan & Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk diberikan NPWP.

c) Bendaharawan menghitung, memungut, menyetor PPh Pasal 21 yang terutang

setiap bulannya

d) Bendaharawan memberikan bukti pemungutan PPh Pasal 21, baik diminta atau


(43)

e) Bendaharawan memberikan Bukti pembayaran PPh Pasal 21 Tahunan kepada

Karyawan & pensiunan dalam jangka waktu 2 bulan setelah tahun pajak berakhir.

Apabila karyawan berhenti bekerja/pensiun pada bagian tahun takwim maka bukti

potongan diberikan paling lambat1 bulan setelahkaryawan tersebut berhenti

f) Bendaharawan mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT PPh Pasal 21 Ke


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

a. Prosedur perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara dilakukan dengan cara mengumpulkan semua penghasilan yaitu

gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan , tunjangan beras, bonus dan

lain-lain dikurangkan dengan pengurang yang diperkenankan antara lain iuran

pensiun,biya jabatan dan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang kemudian diperoleh

Penghasilan Kena Pajak.

b. Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara bagian keuangan

setelah melakukan perhitungan dan pemungutan/pemotongan PPh Pasal 21 maka

akan selanjutnya akan disetorkan Ke Bank BNI 46

c. Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara Pusat bagian

Keuangan telah melakukan prosedur perpajakannya dengan baik sehingga mampu

menghindari dari upaya – upaya pelanggaran hukum, dalam hal ini Undang-

Undang Perpajakan

d. Kesalahan yang mungkin dilakukan oleh Kantor Pegawai Biro Pusat Administrasi

telah dapat diatasi atau diantisipasi oleh pihak Kator Pegawai Biro Pusat

Administrasi , contohnya kesalahan yang sering terjadi yaitu pegawai yang

berstatus kawin, maka Kantor Pegawai biro Pusat Administrasi benar-benar

memperhatikan keadaan karyawan dan benar-benar mengetahui peraturan


(45)

B. Saran

a. Mengingat peraturan perundang-undangan perpajakan di Indonesia ini sering

mengalami perubahan, diharapkan kepada pihak Pegawai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara untuk terus mengikuti perkembangan tersebut sehingga

dimasa yang akan datang Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera

Utara akan dapat menghitung Pajak Penghasilannya atas PPh Pasal 21 dengan

benar tanpa mengalami kesalahan- kesalahan yang melanggar peraturan

perrundang-undangan perpajakan.

b. Diharapkan pihak Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

agar dapat meningkatkan ketelitian edan pengawasan dalam penghitungan,

pemungutan/pemotongan, penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 21 berdasarkan

ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan

hal-hal yang tidak diinginkan seperti sanksi berupa bunga atau denda.

c. Diharapkan lagi Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

untuk meningkatkan lagi fasilitas penunjang dalam melaksanakan prosedur

pemungutan dengan teknologi otomatis seperti proses komputerisasi dalam

pemotongan gaji karyawan sehingga meminimalisasikan kesalahan dibandingkan

secara manual oleh pihak yang berwenang

d. Sebaiknya Kantor Pegawai Biro Pusat Administrasi memperhatikan kondisi atau

keadaan karyawan dalam menetapkan PTKP, apakah pegawai tersebut berstatus

kawin atau tidak atau mempunyai tanggungan atau tidak sehingga karyawan tidak


(46)

Daftar Pustaka

Mardiasmo, 2006, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta;Yogyakarta.

Rusdji, Muhammad, 2006, PPh Pajak Penghasilan, Think Tax Information, Penerbit

Kelompok Gramedia.

Sihaloho Cyrus,2006,Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan,PT RajaGrafindo

Persada;Jakarta.

Waluyo,Ilyas B Irawan.2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat;Jakarta.

Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang No.17 tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan

Peraturan pemerintah No. 149 Tahun 2000 Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan

Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan, Pensiun, Dan

Tunjangan Hari Tua

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak NO KEP.545/PJ/2000 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 Dan 26


(1)

b) Lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak

c) Lembar 3 Untuk dilaporkan Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara ke Kantor Pelayanan Pajak

d) Lembar 4 Untuk Bank BNI sebagai tempat penyetoran PPh Pasal 21 e) Lembar 5 untuk arsip Wajib Pajak

Berikut Beberapa daftar gaji dan PPh Pasal 21 yang dibayar oleh karyawan Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara:

Nama NIP/Gol

Gaji Pokok+Tunj.keluarga (anak + istri)

Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Jumlah Penghasilan Kotor PPh Pasal 21 Setahun Azhar Ahmad 130535808/ IV C

.2.617.000 3.250.000 41.580 5.908.710 380.967

Dra. Hindun 131658676/ IV.C 2.330.100+ (233.010+ 139.806)

3.250.000 207.900 6.160.892 345.425

Nurmalia Harahap.SH. 130809876/IV.C

2.384.900 3.250.000 41.580 5.676.490 366.975

Dra.Etika Deliani 130810748/IV.A


(2)

Mega Irawan 130900132/III.B

1.894.100 202.000 41.580 2.137.710 115.242

Purnama. SH 131623402/III.A

1.894.000 185.000 41.580 2.120.710 116.192

Hotmamindo 132009480/III.B

1.695.000 185.000 124.740 2.838.907 143.758

Maya Sumarni 131129822/III.B

1.894.000 185.000 41.580 2.120.710 116.192

Tabel diatas berdasarkan data yang diambil dari Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk bulan Mei 2008.

D. Pendaftaran Sebagai Bendaharawan Pemerintah

a) Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai bendaharawan pemerintah

Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai bendaharawan pemerintah mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak Kota Medan atau Kantor penyuluhan & Pengamatan Potensi Pajak.

b) Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara ke Kantor Pelayanan Penyuluhan & Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk diberikan NPWP.

c) Bendaharawan menghitung, memungut, menyetor PPh Pasal 21 yang terutang setiap bulannya


(3)

e) Bendaharawan memberikan Bukti pembayaran PPh Pasal 21 Tahunan kepada Karyawan & pensiunan dalam jangka waktu 2 bulan setelah tahun pajak berakhir. Apabila karyawan berhenti bekerja/pensiun pada bagian tahun takwim maka bukti potongan diberikan paling lambat1 bulan setelahkaryawan tersebut berhenti

f) Bendaharawan mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT PPh Pasal 21 Ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat 31 Maret tahun takwim berikutnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Prosedur perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan cara mengumpulkan semua penghasilan yaitu gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan , tunjangan beras, bonus dan lain-lain dikurangkan dengan pengurang yang diperkenankan antara lain iuran pensiun,biya jabatan dan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang kemudian diperoleh Penghasilan Kena Pajak.

b. Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara bagian keuangan setelah melakukan perhitungan dan pemungutan/pemotongan PPh Pasal 21 maka akan selanjutnya akan disetorkan Ke Bank BNI 46

c. Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara Pusat bagian Keuangan telah melakukan prosedur perpajakannya dengan baik sehingga mampu menghindari dari upaya – upaya pelanggaran hukum, dalam hal ini Undang- Undang Perpajakan

d. Kesalahan yang mungkin dilakukan oleh Kantor Pegawai Biro Pusat Administrasi telah dapat diatasi atau diantisipasi oleh pihak Kator Pegawai Biro Pusat Administrasi , contohnya kesalahan yang sering terjadi yaitu pegawai yang berstatus kawin, maka Kantor Pegawai biro Pusat Administrasi benar-benar memperhatikan keadaan karyawan dan benar-benar mengetahui peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.


(5)

B. Saran

a. Mengingat peraturan perundang-undangan perpajakan di Indonesia ini sering mengalami perubahan, diharapkan kepada pihak Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk terus mengikuti perkembangan tersebut sehingga dimasa yang akan datang Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara akan dapat menghitung Pajak Penghasilannya atas PPh Pasal 21 dengan benar tanpa mengalami kesalahan- kesalahan yang melanggar peraturan perrundang-undangan perpajakan.

b. Diharapkan pihak Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara agar dapat meningkatkan ketelitian edan pengawasan dalam penghitungan, pemungutan/pemotongan, penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 21 berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga nantinya tidak menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti sanksi berupa bunga atau denda.

c. Diharapkan lagi Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk meningkatkan lagi fasilitas penunjang dalam melaksanakan prosedur pemungutan dengan teknologi otomatis seperti proses komputerisasi dalam pemotongan gaji karyawan sehingga meminimalisasikan kesalahan dibandingkan secara manual oleh pihak yang berwenang

d. Sebaiknya Kantor Pegawai Biro Pusat Administrasi memperhatikan kondisi atau keadaan karyawan dalam menetapkan PTKP, apakah pegawai tersebut berstatus kawin atau tidak atau mempunyai tanggungan atau tidak sehingga karyawan tidak dirugikan


(6)

Daftar Pustaka

Mardiasmo, 2006, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta;Yogyakarta.

Rusdji, Muhammad, 2006, PPh Pajak Penghasilan, Think Tax Information, Penerbit Kelompok Gramedia.

Sihaloho Cyrus,2006,Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan,PT RajaGrafindo Persada;Jakarta.

Waluyo,Ilyas B Irawan.2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat;Jakarta.

Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang No.17 tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan

Peraturan pemerintah No. 149 Tahun 2000 Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan, Pensiun, Dan Tunjangan Hari Tua

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak NO KEP.545/PJ/2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 Dan 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi