Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap Perpustakan Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN ( PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP PERPUSTAKAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

OLEH :

PUTRI SARTIKA TANJUNG 082102071

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : PUTRI SARTIKA TANJUNG

NIM : 082102071

PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

JUDUL : PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

(PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP PERPUSTAKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal :………2011 Dosen Pembimbing

(Drs.Rustam, Msi, Ak ) NIP. 195111141982031002

Tanggal ……….2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi (Drs.Rustam, Msi, Ak )

NIP. 195111141982031002

Tanggal ……….2011 Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan serta pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan senantiasa memberikan petunjuk kepada Penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) 21 Terhadap Gaji Karyawan Tetap Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Diploma Tiga (D-III) Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Effendi Tanjung dan ibunda tercinta Supatma yang telah berjuang keras memberikan perhatian khusus dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini. Kepada adik dan keluarga besarku tercinta, terima kasih atas dukungan serta kasih sayang serta doa yang telah di berikan selama ini.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, Penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan maupun informasi dari berbagai pihak yang sangat berperan aktif mulai dari tahap awal hingga selesainya tugas akhir ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utaraserta selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Zulhelmi AR, selaku staf pengelola keuangan pada perpustakaan USU yang telah banyak membantu saya dalam melakukan research di perpustakaan USU.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan secara materil maupun spiritual. Mengingat ilmu pengetahuan dan pengalaman Penulis yang masih terbatas, Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun guna peningkatan mutu penulisan di masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita. Akhir kata”tak ada gading yang tak retak” dan “tak ada mawar yang tak berduri”. Suatu kesempurnaan yang Agung hanyalah milik Allah

semata dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Medan, 05 Juli 2011

Penulis,

PUTRI SARTIKA TANJUNG


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

E. Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan data ... 3

F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan ... 4

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU ... 7

A. Sejarah Singkat PerpustakaanUniversitas Sumatera Utara ... 7

B. Jaringan Usaha dan Kegiatan ... 10

C. Struktur Organisasi ... 10

D. Unsur Pimpinan ... 13

E. Job Description ... 14

F. Kinerja Usaha Terkini ... 18

BAB III PEMBAHASAN ... 19

A. Pengertian Pajak ... 19

1. Fungsi Pajak ... 20

2. Asas Pemungutan Pajak ... 21

3. Cara Pemungutan Pajak... 21

4. Tarif Pajak ... 24

B. Pajak Penghasilan... 25

1. Pengertian Pajak Penghasilan ... 25

2. Subjek Pajak Penghasilan ... 26

3. Objek Pajak Penghasilan ... 29

C. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ... 32

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21... 32

2. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21... 32

3. Subjek Pajak Penghasilan pasal 21... 35

4. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21... 36

5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21... 37

6. Bukan Objek Pajak Penghasilan pasal 21... 41

7. Pengurang Yang Diperbolehkan Dalam Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21... 41

8. Cara Menghitung PPh Pasal 21... 44

9. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21... 46

10. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21………. 52


(6)

a. Penentuan Pajak Penghasilan ... 56

b. Subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... . 57

c. Objek Pajak Penghsilan PPh Pasal 21 di Perpustakaan Umum UniversitasSumatera Utara ... 57

d. Cara Menghitung pajak Penghasilan atas karyawan Tetap Pada Perpustakaa Umum Universitas Sumatera Utara ... 57

BAB IV PENUTUP ... 59

A. Simpulan... 59

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu jenis pajak adalah PPh 21. PPh pasal 21 merupakan pajak terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban bagi wajib pajak orang pribadi yang bekerja pada satu pemberi kerja (pegawai/ karyawan) untuk membayarnya. Penghasilan yang dimaksud disini adalah penghasilan yang berupa penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang di terima atau di peroleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, komisi, bonus, gratifikasi,gratifikasi,uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lain. Di sebut PPh pasal 21 karena ketentuan perpajakan berkenaan dengan penghasilan karyawan yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal 21.

Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasikan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelansungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi pajak sangat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.

Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan yang sebenarnya terjadi dapat diketahui, khususnya dalam dalam hal ini Pajak Penghasilan Pasal 21.


(8)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Pegawai Tetap yang diterapkan oleh Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sehingga penulis menetapkan sebagai tugas akhir yang berjudul “ Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap pada Perpustakan Universitas Sumatera Utara.

B. Perumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah Apakah Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Tetap pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penghitungan pajak

penghasilan pasal 21 atas gaji Pegawai tetap.

2. Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi Pegawai tetap yang melakukan penghitungan pajak penghasilan pasal 21.


(9)

E. Teknik Pengumpulan Dan Pengelolaan Data

1. Jenis Data

Data adalah informasi atau keterangan mengenai sesuatu hal yang dapat berbentuk angka yang berhubungan dengan masalah. Data dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan jenis data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian tanpa pengolahan lebih lanjut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data dan informasi adalah :

a. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006:155)

Disini penulis memperoleh data atau keterangan dengan menemui pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara secara langsung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

b. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan sehingga mendapatkan hasil yang dibutuhkan.

3. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:207) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau


(10)

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.

F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan

1. Jadwal Kegiatan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat jadwal kegiatan yang digunakan untuk menyusun waktu yang diperlukan agar penyelesaian tugas akhir ini dapat berjalan dengan teratur dan selesai dengan tepat waktu. Jadwal survei, penulisan sampai dengan tugas akhir ini selesai mulai pada tanggal 13 Juni 2011 dan berakhir pada tanggal 2 Juli 2011. Survei dilakukan pada Perpustakaan Univeritas Sumatera Utara di Jalan Universitas ,USU Medan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan PPh pasal 21.

Tabel 1.1 Jadwal Tugas Akhir

No Kegiatan Juni Juli

I II III IV I II III IV 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan


(11)

2. Penulisan Laporan

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan ditutup dengan jadwal survei dan penulisan laporan.

BAB II : PROFIL PERPUSTAKAAN USU

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas Perpustakaan Universitas Sumatera Utara,jaringan kegiatan instansi, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja usaha terkini.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan meguraikan mengenai pengertian pajak, pengertian Pajak Penghasilan dan pengertian pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 serta hasil evaluasi.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, berisi kesimpulan yang diperoleh dari bab topik penelitian setelah dibandingkan dengan hipotesis


(12)

dan saran berupa tindakan-tindakan perbaikan yang mungkin dapat diterapkan pada Perpustakaan agar permasalahan tidak sampai terjadi atau setidaknya dapat dikurangi.


(13)

Bab II

PROFIL PERPUSTAKAAN USU

A. Sejarah Singkat Perpustakaan USU

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun 1970. Sebelumnya selama delapan belas tahun, USU hanya memiliki perpustakaan fakultas. Untuk peningkatan efisiensi, sejak tahun 1989 pengelolaan perpustakaan di lingkungan USU berubah menjadi sistem terpusat. Perubahan tersebut ditandai dengan digunakannya sebuah gedung baru Perpustakaan yang terletak di tengah Kampus Padang Bulan. Gedung ini memiliki luas lantai 6.090 meter persegi dengan kapasitas 800 tempat duduk, dibangun di atas lahan seluas 3 Ha.

Perpustakaan saat ini melayani lebih dari 24.000 mahasiswa dan 1.650 dosen. Perpustakaan menyimpan lebih dari 120.000 judul atau 460.000 eksemplar bahan pustaka tercetak, dengan pertambahan setiap tahun sekitar 15.000 eksemplar. Selain itu, Perpustakaan juga memiliki koleksi elektronik yang terdiri dari jurnal dan bahan-bahan “oleh dan tentang” USU. Jumlah e-journal yang dilanggan lebih dari 5.000 judul dalam berbagai disiplin ilmu, yang diperlukan terutama oleh para peneliti dan mahasiswa pascasarjana. Kedua jenis koleksi tersebut dapat diakses melalui jaringan kampus USU net.

Koleksi tercetak dikelompokkan dengan sistem Dewey (DDC) dan diindeks dengan menggunakan daftar tajuk subjek Library of Congress (LCSH). Sistem housekeeping Perpustakaan seluruhnya terautomasi termasuk katalog, pelayanan sirkulasi, dan pengadaan bahan-bahan pustaka baru.


(14)

Katalog Perpustakaan dapat diakses secara online (OPAC) baik di dalam Perpustakaan maupun melalui jaringan kampus dan Internet.

Informasi tentang Perpustakaan dan berbagai sumber daya elektronik yang dimiliki oleh Perpustakaan dapat dilihat di dan didownload dari situs web: library.usu.ac.id.

1. Visi Perpustakaan

“Menjadi perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia dalam hal pelayanan kepada penggunanya”.

2. Misi perpustakaan

“Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi Tridharma USU melalui pengadaan dan penyediaan bahan pustaka baik cetak maupun elektronik dan membantu mahasiswa dan dosen sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka”.

3. Tujuan perpustakaan

1. Mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat USU dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memroses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memproses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan memperhatikan factor relavansi, kemutakhiran, keseimbangan dan pemeliharaan koleksi.


(15)

pelayanan Perpustakaan.

3. Mengupayakan perencanaan keuangan yang efektif untuk pengembangan Perpustakaan.

4. Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan dan meng-evaluasi kegiatan Perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan USU.

5. Mengupayakan agar pelayanan Perpustakaan disediakan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Mengupayakan manajemen dan struktur organisassi yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran Perpustakaan.

7. Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk memungkinkan staf dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dan meningkatkan karir.

8. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

9. Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam maupun ke luar Perpustakaan.

10. Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

11. Mengevaluasi perkembangan proses rencana strategis Perpustakaan.


(16)

B. Jaringan Usaha Dan kegiatan

Perpustakaan adalah institusi/lembaga yang menyediakan koleksi bahan perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku dan di dayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi masyarakat. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa lainnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berorientasi pada bidang penyediaan bahan untuk memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memenuhi kebutuhannya dalam proses belajar mengajar. Dengan di berikannya fasilitas informasi pengetahuan para pengguna akan lebih dapat mengembangkan informasi yang di dapat, atau memecahkan masalahnya di bidang pendidikan.

C. Struktur Organisasi

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dilayani oleh 79 orang staf yang terdiri dari 24 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dan 55 orang asisten perpustakaan dan staf administrasi umum.

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.


(17)

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Perpustakaan Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini


(18)

Gambar 2.1 :

Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Sumber : Buku Panduan Perpustakaan USU

REKTOR KEPALA Sektr. unit Devisi Pelayanan Pengguna Devisi Sub. Bag. Tata usaha Staf ahli Kelompok pustakawan Divisi Sirkulasi Devisi Pengatalogan & Perawatan Divisi ICT Pengatalogan Buku Pengadaan J l Pengendalian BUku Layanan Ref.&Kel 000-499 Pengatalogan Non-buku Sistem Automatis Koleksi pinjam Singkat Layanan Serial Perawatan Pustaka Layanan Elektronik Sirkulasi Utama Pengatalogan 500-999 Publikasi Elektronik Layanan deposit &

audio visual


(19)

D. Unsur Pimpinan

Berdasarkan Buku Panduan Perpustakaan USU dapat dilihat bahwa unsur pimpinan meliputi :

- Ridwan Siregar S.H. (USU), Drs. (Perp.) (USU),M.Lib. (Inf. & Lib.) (U. Wales)Kepala Perpustakaan 821-8666

- Irham S.E. (USU), Drs. (Perp.) (UI) - Wakil Kepala

- Jonner Hasugian Drs. (Perp.) (USU), M.Si. (Perp.) (UI)- Staf Ahli - Masriani Ir. (UISU) - Kepala Sub Bagian Tata Usaha

- Syakirin Pangaribuan S.H. (USU), Drs. (Perp.) (UI) – Kepala Divisi-Kepala Devisi Pengadaan

- Panti Astuti Dra. (Perp.) (USU) - Kepala Divisi Pengatalogan - Siti Rohana - Kepala Divisi Pelayanan Pengguna

- Nurdin Salmi Drs. (Perp.) (USU) - Kepala Divisi Sirkulasi -Fahrizal Halomoan AMd. (Perp.) (IPB) - Kepala Divi ICT - Nurlela - Kepala Sub Divisi Pengadaan Buku

- Assayati Sembiring - Kepala Sub Divisi Pengadaan Jurnal

- Abdul Hai AMd. (Perp.) (Unair) - Kepala Sub Divisi Pengatalogan Buku - Lili Damayanti Dra. (USU) - Kepala Sub Divisi Pengatalogan Non Buku - Swandi S.E. (UGN) - Kepala Sub Divisi Perawatan

- Sofyan B.A. (USU) - Kepala Sub Divisi Pelayanan Ref. dan Kol.000-599 - Rosmina Purba - Kepala Sub Divisi Pel.Serial

- Rosmina Purba - Kepala Sub Divisi Pel.dan A/V

- Murniaty S.Sos. (Perp.) (Unpad) - Kepala Sub Divisi Keanggotaan - Soripada AMd. (Perp.) (IPB) - Kepala Sub Divisi Sirkulasi


(20)

- Nevitriany Gea S.Sos. (Perp.) (USU) - Kepala Sub Divisi KPS - Rasiman S.Sos. (Perp.) (USU) - Kepala Sub Divisi Sistem Automasi - Evi Yulfimar S.Sos. (Perp.) (USU) – Kepala Sub Divisi Pel. Online

- Elisa Ekaningsih S.Sos. (Perp.) (USU) – Kepala Sub Divisi Pel. Publikasi Web

E. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap unit pada bagian Perpustakaan Universitas Sumatera Utara :

1. Bagian Tata Usaha

Tugasnya yaitu :

a. Menyusun rencana kerja sub bagian sesuai pedoman pelaksanaan tugas b. Menyusun konsep rencana dan program kerja perpustakaan sebagai

bahan masukan atasan

c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidangnya

d. Memberi petunjuk kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas

e. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dan karir f. Melaksanakan administrasi persuratan perpustakaan berdasarkan

ketentuan yang berlaku untuk kelancaran tugas.

g. Melaksanakan adminstrasi kepegawaian perpustakaan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran tugas

h. Melaksanakan administrasi kelengkapan perpustakaan berdasarkan ketentua n yang berlaku


(21)

i. Melaksanakan administrasi yang rumah tangga perpustakaan berdasarkan ketentuan yang berlaku

j. Melaksanakan administrasi keuangan perpustakaan berdasarkan ketentuan yang berlaku

k. Melaksanakan administrasi kegiatan perpustakaan berdasarkan ketentuan yang berlaku

2. Bagian Devisi Pengadaan

Tugasnya yaitu :

a. Menentukan kewenangan, tugas dan tanggung jawab dari setiap pegawai pada seksinya

b. Membimbing dan mengarahkan pegawai pada seksinya dalam melaksanakan pekerjaan

c. Menghimpun berbagai sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai alat pemilihan dan pengadaan koleksi

d. Membantu menyeleksi, menyiangi dan mensurvey bahan pustaka e. Melakukan pendekatan, meminta pendapat, saran dan usul dari berbagai

pihak secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi dan pengadaan koleksi

f. Membuat perencanaan pembelian koleksi setiap tahunnya g. Melakukan pengawasan penerimaan

h. Membantu menyebarkan informasi ilmiah terbaru atau menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya


(22)

i. Menetapkan tata cara pengecapan tanda milik koleksi dan pencataan koleksi kedalam buku induk

j. Mengawasi pengguanaan bahan kerja dan pemeliharaan alat-alat kerja pada seksinya

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

3. Bagian Devisi Pengatalogan Buku

Tugasnya yaitu :

a. Membuat deskripsi catalog b. Mengklasifikasi buku

c. Memasukkan data ke computer d. Penyelesaian Fisik akhir buku :

 Mengetik Lebel  Melebel buku  Penyampulan

 Menempel slip pengembalian  Melayankan buku baru kediplay

4. Bagian Devisi Layanan Sirkulasi

Adapun tugas dari devisi ini adalah :

1. Menetapkan kebijakan umum yang diterapkan pada sub devisi layanan sirkulasi utama, Layanan sirkulasi koleksi pinjam singkat, dan layanan keanggotaan


(23)

3. Menyusun draft, rencana pengembangan pada sub-sub di devisi layanan sirkulasi

4. Membimbing bawahan

5. Menyusun laporan tengah tahunan dan tahunan layanan sirkulasi 6. Menyusun anggaran devisi layanan sirkulasi

7. Menyelesaikan buku-buku yang bermaslah dengan pinjaman 8. Mengadakan bimbingan layanan sirkulasi bagi para user 9. Melaksanakan pekerjaan yang sifatnya insidentil dari atasan

5. Bagian Devisi Layanan Sirkulasi Utama

Tugasnya adalah :

1. Mengembangkan sub devisi layanan sirkulasi utama 2. Membuat uraian tugas pegawai di layanan sirkulasi utama

3. Merencanakan Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada sub devisi layanan sirkulasi utama

4. Membuat formulir-formulir yang baku untuk sub devisi layanan sirkulasi utama

5. Membimbing dan mengkoordinasi pekerjaan pegawai sub devisi layanan sirkulasi utama

6. Mengkoordinir semua penerimaan uang sub devisi layanan sirkulasi utama

7. Menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi tentang tagihan buku dan masalah perobekan dan pencari buku


(24)

8. Mengumpulkan stastik-statistik yang ada di sub divisi layanan sirkulasi utama

9. Menstransfer pegawainya apabila suatu pekerjaan lain di sirkulasi utama ada yang menumpuk

10. Menkonsep surat-surat yang berhubungan dengan sirkulasi 11. Melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya insidentil dari atasan

F. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha terkini yang dijalankan Perpustakaan adalah memberikan jasa untuk mahasiswa atau dosen yang membutuhkan buku atau penyedia lain untuk memenuhi keinginannya dalam mendapatkan informasi yang dibutukkannya. Perpustakaan juga berupaya memotivasi mahasiswa untuk membaca agar dapat dengan mudah mendapatkan informasi. Dalam menjalankan Visi serta Misi, Perpustakaan juga terus melakukan pelayanan lebih baik secara terus menerus agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.


(25)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kepentingan umum. Pajak merupakan pungutan wajib atau dipaksakan kepada rakyat.

Ada definisi pajak Menurut undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan adalah

“pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan di gunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak :

1. Merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut oleh negara kepada warga negara.

2. Dipungut berdasarkan Undang-undang Pajak dengan kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa ada kontraprestasi langsung dalam pembayaran pajak para pembayar tidak memperoleh kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung serta digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.


(26)

1. Fungsi Pajak

Fungsi pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Suatu negara berharap kesejahteraan ekonomi masyarakatnya selalu meningkat. Dengan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara diharapkan banyak melakukan ekspansi terutama dalam pembangunan sesuai dengan tujuan negara.

Fungsi Pajak menurut Waluyo (2008:6) yaitu: a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembengunan. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Pengahasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah , Pajak Bumi dan Bangunan dan Lain – lain

b. Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi dan mencapai tujuan – tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Sebagai contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur adalah pajak yang tinggi dikenakan atas barang – barang mewah.


(27)

Ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk memungut pajak menurut Waluyo (2002 : 11) yaitu :

a) Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat yang diterima, b) Certainity

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran,

c) Covenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak,

d) Economy

Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

3. Cara Pemungutan Pajak a). Stesel Pajak

Cara pemungutan pajak menurut Waluyo (2008:16) yaitu: 1) Stelsel Nyata ( Rill Stelsel )

Cara pemungutan pajak didasarkan pada objek pajak (penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang di kenakan adalah realistis. Kelemahannya adalah pajak baru dapat di kenakan pada akhir priode (setelah penghsilan riil di ketahui). 2) Stelsel Anggapan ( Fictive Stelsel )

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang di atur dalam Undang-undang, sebagai contoh : penghasilan suatu tahun di anggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun


(28)

pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu akhir tahun. Kelemahannya adalah pajak yang di bayarkan tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

3) Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak di hitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak besrnya pajak dihitung berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyatan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah kekurangannya. Demikian sebaliknya, apabila lebih kecil, maka kelebihannya dapat diminta kembali.

b). Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Sony (2006:80) 1. Official Assesment System

Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya :

• wewenang besarnya pajak terutang ada pada fiskus,


(29)

• utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.

2. Self Assesment System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang,

Ciri-cirinya :

• wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri,

• wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,

• fiskus tidak ikut campur tetapi hanya mengawasi

3. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak,

Ciri-cirinya :

• wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.


(30)

Tarif pajak menurut Mardiasmo (2009:9) : a. Tarif Sebanding/Proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya paajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

Contoh :

Untuk penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean akan diberikan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.

b. Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak terutang tetap.

Contoh :

Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp.1000

c. Tarif Progresif

Persentase yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar

Contoh:

Pasal 17 Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan Tabel. Tarif Pajak Penghasilan Wajib pajak Orang Pribadi.

Tabel 3.1

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


(31)

Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 250.000.000,00

15 %

Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d Rp 500.000.000,00

25 %

Di atas Rp. 500.000.000,00 30 %

d. Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

B. Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

Pengertian Pajak Penghasian (PPh) berdasarkan UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya.

2. Subjek Pajak Penghasilan

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah sebagai berikut:


(32)

a. Orang Pribadi

b. Warisan yang belum terbagi sebagau satu kesatuan menggantikan yang berhak

c. Badan

d. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.

Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

 Subjek Pajak Dalam Negeri.

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria antara lain:

a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja.

c) Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

d) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.


(33)

e) Pembukuaannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

3) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

 Subjek Pajak Luar Negeri

1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indoensia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indoensia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

 Yang Tidak termasuk Subjek Pajak

Menurut pasal3 Undang-undang pajak penghasilan No. 36 tahun 2008 yang tidak termasuk subjek pajak adalah :


(34)

2) Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari begara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara indonesia dan di indonesia tidak menerima dan memperoleh penghasilan diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

3) Organisasi-organisasi internasional dengan syarat

• Indonesia menjadi anggota orgnisasi tersebut

• Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari indonesia selain memberi pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota. 4) Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana di

maksud pada No. 3 di atas, dengan syarat bukan warga negara indonesia dan tidak menjaankan usaha, kegiatan, atas pekerjaan lain untuk memperoleh pengasilan dari indonesia.

3. Objek Pajak Penghasilan

Menurut pasal 4 ayat (1) UU PPh 36 Tahun 2008 yang menjadi objek pajak adalah

Penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau


(35)

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apapun, termasuk :

a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalandalam bentuk lainnya, kecuali yang di tentukan lain dalam Undang-undang ini. b) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan. c) Laba usaha

d) Keuntungan karena penjualan atau karna pengalihan harta termasuk:

• Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

• Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya.

• Keuntungan karen alikuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilahlian usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun.

• Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yag diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya di atur lebih lanjut dengan Peraturan Mentri


(36)

Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

• Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

e) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah di bebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.

g) Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

h) Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

i) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j) Peneriman atau perolehan sementara.

k) keuntungan karena pembebasan utang, kecuali karna jumlah tertentu yang di tetapkan dengan peraturan pemerintah.

l) Keuntungan selisih kurs mata uang asing. m) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. n) Premi angsuran.

o) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atu pekerjaan bebas.


(37)

p) Tambahan kekayaan neto yang bersal dari penghasilan yang bersaal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

q) Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

r) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

s) Surplus Bank Indonsia.

C. PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 pengertian pajak penghasilan pasal 21 adalah “Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Waluyo (2008:191).

2) Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Terdapat 5 macam tarif yang berlaku serta penerapannya menurut ketentuan dalam pasal 21 Undang-undang pajak penghasilan adalah sebagi berikut: a. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:


(38)

1) Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan kena pajak dari:

a) Penghasilan kena pajak dari pegawai tetap, penerima pensiun, pensiunan dibayar bulanan, pegawai tidak tetap, calon pegawai, distributor multilevel marketing (Direct Selling) dan kegiatan sejenisnya.

PPh pasal 21= Penghasilan Kena Pajak x Tarif pasal 17 UU PPh

b) Tarif PPh 21 atas penghasilan bruto berupa:

• Honorium, uang saku, hadiah dengan nama atau bentuk apapun, komisi dan pembayaran-pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa (kegiatan yang di berikan).

• Honorium yang diterima atau di peroleh Anggiota Dewan Komisaris dan Anggota Dewan Pengawai, yang tidak merangkap sebagai perusahaan yang tetap pada perusahaan yang sam

• Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, yang diterima atau diperoleh mantan pegawai


(39)

• Penarikan dana untuk peserta program pensiun pada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

PPh pasal 21= Penghasilan Bruto x tarif pasal 17 UU PPh

2) Tarif sebesar 15% diterapkan atas perkiraan penghasilan yang dibayar atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara, akuntan, arsitektur,dokter, konsultan, notaris, penilai, aktuaris). Besarnya perkiraan penghasilan adalah 50% dari penghasilan bruto berupa honorium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun.

PPh pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 50% ) x 15%

3) Tarif sebesar 5% diterapkan atas upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp 150.000,- sehari tetapi tidak melebihi Rp 1.320.000,- dalam satu bulan takwin dan tidak dibayarkan secara bulanan.

PPh pasal 21 sehari = (Penghasilan Bruto Sehari – Rp 150.000) x 15%

4) Tarif sebesar 15% dan bersifat final ( tidak dapat dikreditkan atau ditambahkan dengan pajak yang lainya. Tarif 15% final diterapkan atas penghasilan berupa honorium dan imbalan lain dengan nama


(40)

apapun yang diterima oleh pejabat Negara, PNS (TNI/POLRI) yang sumber dananya berasal dari keuangan Negara atau keunagn daerah, kecuali dibayarkan oleh PNS golongan II/D kebawah dan anggota TNI/ POLRI berpangkat oembantu Letnan I kebawah atau Ajun Inspektur tingkat I kebawah.

5) Tarif progresif final adalah tarif yang diterpakan pada orang yang menerima uang pensiun,jaminan hari tua secara sekaligus.

3. Subjek Pajak Pengahasilan Pasal 21

Menurut Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan yang termasuk kedalam Subjek PPh Pasal 21 yaitu sebagai berikut:

a) Pegawai, yaitu setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaannya berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tiadak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pegawai dapat di bedakan menjadi dua yaitu opegawai tetap dan pegawai lepas. Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam waktu tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara lansung, sedangkan pegawai lepas adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima imbaan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.


(41)

b) Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang meneriama atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk oarang pribadi atau ahli warisnya yang menerima pensiun, tabungan hari tua aatau tunjangan hari tua.

c) Penerimaan honorium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukaknya.

d) Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borogan, atau upah satuan.

e) Orang pribadi lainya yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan, dari pemotong pajak.

4. Tidak Termasuk Subjek Pajak Pasal 21

Menurut Pasal 3 ayat (1) Undang-undang NO.36 tentang Pajak Penghasilan yang tidak termasuk pengertian penerima penghasilan yang di potong Pajak Penghasilan Pasal 21 yaitu sebagai berikut:

a) Pejabat perwakilan diplomatikdan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat hukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima tau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. b) Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional dan Pejabat Perwakilan


(42)

penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.601/KMK.03/2005 denagn syarat bukan warga negara indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dai Indonesia.

5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut :

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, tunjangan beasiswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apa pun.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai, penerima pensiun, atau mantan pegawai secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.


(43)

c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dari upah borongan yang diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan, pelatihan, atau pemagangan yang merupakan calon pegawai.

d. Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau jaminan hari tua, uang pesangon dan pembayaran lain sejenis sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja.

e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, terdiri atas : 1) Tenaga ahli yaitu terdiri atas pengacara, akuntan, arsitek, dokter,

konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;

3) Olahraga;

4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, moderator; 5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial;


(44)

8) Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu penelitian dan peserta sidang atau rapat;

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan; 10) Peserta perlombaan;

11) Petugas penjaja barang dagangan; 12) Petugas dinas luar asuransi;

13) Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan bukan pegawai atau bukan sebagai calon pegawai;

14) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan yang terkait dengan gaji dan honorarium atau imbalan lain yang bersifat tidak tetap yang diterima oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil serta uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

g. Penghasilan yang dipotong Pasal 21 di atas pada butir a sampai dengan f termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apa pun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak selain Pemerintah, atau Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus.

h. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah imbalan sebagaimana dimaksud pada butir a sampai dengan g dengan nama dan dalam bentuk


(45)

apa pun yang diterima atau diperoleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak luar negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. i. Dalam hal pemberi jasa pada butir e nomor ‘6” dalam memberikan jasa

yang bersangkutan mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh pemberi jasa tersebut tidak dipoting PPh Pasal 21, melainkan dipotong Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Undang-Undang Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

6. Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Yang termasuk dalam bukan objek pajak penghasilan Penghasilan Pasal 21 dalam UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan yaitu sebagai berikut :

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apa pun

yang diberikan oleh wajib pajak atau Pemerintah, kecuali yang diatur dalam penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 pada butir g di atas. c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau


(46)

7. Pengurang yang diperbolehkan dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

Pengurangan yang di perbolehkan dalam menghitung Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 21 adalah :

a. Pengurangan yang diperbolehkan untuk menghitung Penghasilan Netto. Besarnya penghasilan netto pegawai tetap ditentukan berdasarkan Penghasilan Bruto dikurangi dengan :

1) Biaya Jabatan

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk perhitungan pemotongan pajak penghasilan bagi pegawai tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3) Undang-Undang No. 17 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto. Setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 setahun atau Rp. 500.000,00 sebulan (PMK 250/2008).

Contoh : Pak Reza memiliki penghasilan sebesar Rp 14.000.000,00 per Bulannya maka biaya jabatan yang diperkenankan adalah

Jawab

Biaya Jabatan : 5% x Rp 14.000.000,00 = Rp 700.000,00

Namun biaya jabatan yang diperkenankan sebagai pengurang adalah sebesar Rp 500.000,00


(47)

Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak.Besarnya biaya pensiunan yang dapat dikurangkan dari penghasilan-penghasilan bruto untuk biaya perhitungan pemotongan pajak penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 21 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto. Setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00 setahun atau Rp. 200.000,00 sebulan (PMK 250/2008 b. Pengurang yang diperbolehkan untuk menghitung Penghasilan Kena

Pajak (PKP)

Besarnya Penghasilan Kena Pajak yaitu Penghasilan Netto setahun dikurangi dengan Penghasilan Kena Pajak (PTKP).

1) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun dalam Pasal 17 UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dapat di lihat pada tabel 3.2


(48)

Tabel 3.2

No Keterangan Setahun

1. Diri Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi Rp. 15.840.000

2. Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp. 1.320.000,-

3. Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya

digabung dengan penghasilan suami.

Rp. 15.840.000,-

4. Tambahan untuk setiap anggota keturunan sedarah

semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang diatnggung sepenuhnya , maksimal 3 orang untuk setiap keluarga

Rp. 1.320.000,-

8. Cara Menghitung PPh Pasal 21

a. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap

Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan hal yang harus dilakukan:

1) pegawai terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh selama sebulan, yang meliputi gaji, segala tunjangan dan segala pembayaran teratur lainnya, termasuk uang lembur dan pembayaran sejenisnya.

2) Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan netto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan biaya jabatan serta iuran pensiun , iuran Jaminan Hari Tua dan/atau


(49)

Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau Badan Penyelenggara Program Jamsostek.Penghasilan netto sebulan kemudian dikalikan dua belas bulan untuk menghasilkan penghasilan netto setahun.

3) Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan tarif pasal 17 UU No.36 Tahun 2008, yaitu Penghasilan Netto setahun dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). 4) Setelah diperoleh Pajak Penghasilan Terhutang dengan menerapkan

tarif pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan terhadap Penghasilan Kena Pajak, selanjutnya dihitung Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan/atau disetor ke kas negara, yaitu sebesar Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi dengan 12 bulan.

b. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Tidak Teratur bagi Pegawai Tetap

Apabila pada pegawai tetap yang diberikan jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap maka PPh Pasal 21 dihitung dan dipotong dengan cara sebagai berikut :

1) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.


(50)

2) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi dan sebagainya

3) Selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan nomor 1 dan nomor 2 adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa produksi dan sebagainya.

9. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21

Contoh perhitungan PPh 21 yang bersumber dari

sebagai berikut :

1. Penghasilan Pegawai Tetap yang diterima Bulanan Contoh:

Saefudin adalah pegawai tetap di PT Insan Selalu Lestari sejak 1 Januari 2009. la memperoleh gaji

sebulan sebesar Rp. 2.000.000,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 25.000,- sebulan. Saefudin menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0).

Perhitungan PPh Ps. 21

Perhitungan PPh Ps. 21 terutang Gaji Sebulan = Rp. 2.000.000 Pengh. bruto = Rp. 2.000.000

Pengurangan

Biaya Jabatan: = 5% x 2.000.000 = Rp. 100.000 Iuran pensiun = Rp. 25.000


(51)

Total Pengurangan = Rp. 125.000 Pengh netto sebulan = Rp. 1.875.000

Pengh. Netto setahun 12 x 1.875.000 = Rp. 22.500.000 PTKP setahun:

WP sendiri = Rp. 15.840.000

Tambahan WP kawin = Rp. 1.320.000 Total PTKP = Rp. 17.160.000

PKP setahun = Rp. 5.340.000

PPh Ps. 21 = 5 % x 5.340.000 = Rp. 267.000 PPh Ps. 21 sebulan = Rp. 22.250

2. Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan Contoh:

Teja status kawin dengan 1 anak pegawai PT. Mulia, pensiun tahun 2009. Tahun 2009 Teja menerima pensiun sebulan Rp. 2.000.000,-

Perhitungan PPh Ps. 21 : Pensiun sebulan = Rp. 2.000.000

Pengurangan

Biaya Pensiun 5% x 2.000.000 = Rp. 100.000 Penghasilan Netto sebulan = Rp. 1.900.000 Penghasilan Netto setahun = Rp. 22.800.000 PTKP(K/1) = Rp. 18.480.000


(52)

PPh Ps. 21 setahun = 5% x 4.320.000 = Rp. 216.000 PPh Ps. 21 sebulan (Rp. 216.000: 12) = Rp. 18.000

3. Pegawai tetap menerima bonus, gratifikasi, tantiem,Tunjangan Hari Raya atau tahun baru, premi dan penghasilan yang sifatnya tidak tetap, diberikan sekali saja atau sekali setahun. Contoh : Ikhsan Alisyahbani adalah pegawai tetap di PT Tiurmas Lampung Indah. la memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp. 2.200.000,00 menerima THR sebesar Rp. 600.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 25.000,00 sebulan. Ikhsan Alisyahbani menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0)

PPh Pasal 21 atas gaji dan THR

Penghasilan Bruto setahun = 12x 2.200.000 = Rp. 26.400.000 THR = Rp. 600.000

Jumlah Penghasilan Bruto Rp. 27.000.000

Pengurangan:

Biaya Jabatan = 5%x 27.000.000 = 1.350.000 Iuran pensiun 12x25.000 = 300.000

Total Pengurangan = Rp. 1.650.000

Penghasilan netto setahun Rp. 25.350.000 PTKP (K/0) setahun = Rp. 17.160.000 PKP setahun = Rp. 8.190.000


(53)

PPh Ps. 21 terutang:

5% x 8.190.000 = Rp. 409.500

PPh Pasal 21 atas gaji

Penghasilan Bruto setahun = 12x 2.200.000 = Rp. 26.400.000

Pengurangan:

Biaya Jabatan: 5%x 26.400.000 = 1350.000 Iuran pensiun 12x25.000 = 300.000

Total Pengurangan = Rp. 1.650.000

Penghasilan netto setahun Rp. 24.750.000 PTKP (K/0) setahun = Rp. 17.160.000 PKP setahun = Rp. 7.590.000

PPh Ps. 21 terutang = 5% x 7.590.000 = Rp. 379.500

PPh Pasal 21 atas gaji dan THR - PPh Pasal 21 atas gaji: = Rp. 409.500,00 - Rp. 379.500,00

= Rp. 30.000,00

4. Penerima Honorarium atau Pembayaran lain. Contoh :

Ali seorang penceramah memberikan ceramah pada lokakarya dan menerima honorarium Rp. 1.000.000,00. Penghitungan PPh Pasal 21 yang dipotong (tarif Pasal 17) = 5%xRp.1.000.000,00 = Rp. 50.000,00


(54)

5. Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dagangan atau petugas dinas luar asuransi.

Contoh:

Tri seorang penjaja barang dagangan hasil produksi PT Jaya, dalam bulan April 2009 menerima komisi sebesar Rp. 750.000,00

PPh Pasal 21 = 5% x Rp. 750.000,00 = Rp. 37.500,00

6. Penerima Hadiah atau Penghargaan sehubungan dengan Perlombaan.

Contoh:

Ali pemain tenis yang tinggal di Jakarta, menjadi juara dalam suatu turnamen dan mendapat hadiah Rp. 30.000.000,00 PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen adalah :

5% x Rp. 30.000.000,- = Rp. 1.500.000,-

7. Honorarium yang diterima tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.

Contoh :

Gatot seorang arsitek, bulan Maret 2009 menerima honorarium Rp.20.000.000,00 dari PT.Abang sebagai imbalan atas jasa teknik.

Perhitungan PPh Pasal 21 :

15% x 50% x Rp. 20.000.000,00 = Rp. 1.500.000,00

8. Penghasilan atas Upah Harian. Contoh :


(55)

Eko pada bulan Agustus 2009 bekerja sebagai buruh harian pada PT Dayat Harini Perkasa. la bekerja sehari sebesar Rp. 120.000,00. Perhitungan PPh Pasal 21 terutang :

Upah sehari = Rp. 120.000,00

Batas Upah harian yang Tidak di potong PPh = Rp. 150.000,00 PKP Sehari = Rp. 0,00

PPh Pasal 21 Sehari = (5% x Rp. 0,00) = Rp. 0,00

9. Penghasilan berupa uang tebusan pensiun, Tunjangan Hari Tua (THT), dan uang pesangon yang dibayarkan sekaligus oleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri Keuangan.

Contoh :

Eko bulan Maret 2009 menerima tebusan pensiun dari Dana Pensiun “ X” Rp. 70.000,000.

Penghasilan Bruto Rp.70.000.000, Dikecualikan dari Pemotongan Rp.25.000.000

Penghasilan dikenakan pajak Rp.45.000.000, PPh Pasal 21 terutang:

5% x Rp. 45.000.000,00 = Rp. 2.250.000,- Jumlah PPh Pasal 21 terutang = Rp. 2.250.000,-

10. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang termasuk kedalam pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah :


(56)

a. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai

b. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

c. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas

e. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

Berdasarkan keterangan di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang telah dilakukan Pada Pegawai Tetap Perpustakaan USU adalah :

1. Nama Pegawai : Zulhelmi AR

NPWP : 35.912.950.9-113.000

Golongan : III A

Status : Menikah

Jumlah Tanggungan Keluarga : 1 orang anak


(57)

Penghasilan Bruto

Gaji Pokok Rp2.045.833

Tunjanan Struktural Bulanan Rp 265.000

Tunjangan istri Rp 204.583,3

Tunjangan Anak Rp 40.917

Tunjanan Beras Rp 144.900

Tunjanan khusus Rp 66,3 +

Penghasilan Bruto Sebulan Rp2.701.299,6

Pengurangan

Biaya Jabatan (5% x 2.701.299,6)= Rp 135.064,9

Iuran Pensiun Rp 108.838,3 +

Total Pengurangan Rp243.903,2-

Penghasilan Neto Sebulan Rp2.457.396,4 Penghasilan Neto di Setahunkan Rp 29.488.757

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Untuk WP Sendiri Rp 15.840.000

Untuk WP Kawin Rp 1.320.000

Tanggungan 1 Orang Anak Rp 1.320.000 +


(58)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) (di bulatkan) Rp11.008.000 PPh 21 Terutang Dalam Setahun

5% x 11.008.000 = Rp 550.400

PPh 21 Terutang Dalam Sebulan = Rp 45.867

2. Nama Pegawai : Elida Sefriani Lubis, Amd.

NPWP : 25.715.429.4-125.000

Golongan : II C

Status : Tidak Kawin

Rincian Penghasilan dan perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Berikut:

Penghasilan Bruto

Gaji Pokok Rp1.738.667

Tunjanan Beras Rp 48.300

Tunjanan khusus Rp 180.033+

Penghasilan Bruto Sebulan Rp1.967.000

Pengurangan

Biaya Jabatan (5% x 1.967.000)= Rp 98.350

Iuran Pensiun Rp 82.586,6 +


(59)

Penghasilan Neto Sebulan Rp1.786.063,4 Penghasilan Neto di Setahunkan Rp 21.432.760

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Untuk WP Sendiri Rp15.840.000- Penghasilan Kena Pajak (PKP) (di bulatkan) Rp5.592.000

PPh 21 Terutang Dalam Setahun

5% x 5.592.000 = Rp 279.600

PPh 21 Terutang Dalam Sebulan = Rp 23.300

D. Hasil Evaluasi

Setelah penulis melakukan penelitian pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, maka adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan dalam melakukan survei di Perpustakaan USU adalah sebagai berikut :

a. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus bagi setiap pegawai perpustakaan . Berikut


(60)

ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan dengan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 36 Tahun 2008 :

1) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

a) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS

b) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor .

2) Untuk PNS, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Keuangan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan terkmasuk honorer dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

b. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada Pegawai Tetap yang terdiri dari :

1. Karyawan Pelaksana (Golongan IA sampai IID) 2. Karyawan Pimpinan (Golongan IIIA sampai IV D)

c. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara terdiri dari :

1. Gaji Pokok

2. Tunjangan Khusus

3. Tunjangan Struktural/Fungsional 4. Tunjangan Anak


(61)

5. Tunjangan Istri

6. Tunjangan Beras Diuangkan 7. Tunjangan Lain-Lain

d. Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Adapun cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan Pegawai Tetap adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan Bruto terdiri dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan, serta pendapatan lainnya yang dibayar perusahaan.

2. Beberapa unsur pengurangan dalam penghitungan PPh Pasal 21 yaitu biaya jabatan (5 % x Penghasilan Bruto) maksimum Rp 500.000,00/bulan, iuran pensiun

3. Penghasilan netto sebulan diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan unsur pengurang

4. Untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak adalah dengan cara penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak. 5. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Penghasilan Kena Pajak x Tarif

untuk mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun

6. Untuk mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan, yakni dengan cara Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi dengan 12.


(62)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

1. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 pada Perpustakaan USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.

2. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

4. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan Keuangan Biro Rektor yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Perpustakaan USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Perpustakaan USU yaitu:


(63)

1. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada perpustakaan dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

2. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Devano, Sony dan S.Kurnia.2006. Perpajakan : Konsep, Teori dan IS: Kencana.Jakarta

Mardiasmo. 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008: Andi.Yogyakarta ...2009. Perpajakan Edisi Revisi 2008: Andi.Yogyakarta

Resmi Siti. 2008. Perpajakan Teori dan KasusEdisi 4: Salemba Empat.Jakarta Waluyo,Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia: Salemba Empat.Jakarta Waluyo, 2008. Perpajakan Indonesia: Salemba Empat.Jakarta


(1)

Penghasilan Neto Sebulan Rp1.786.063,4 Penghasilan Neto di Setahunkan Rp 21.432.760 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Untuk WP Sendiri Rp15.840.000- Penghasilan Kena Pajak (PKP) (di bulatkan) Rp5.592.000

PPh 21 Terutang Dalam Setahun 5% x 5.592.000 = Rp 279.600

PPh 21 Terutang Dalam Sebulan = Rp 23.300

D. Hasil Evaluasi

Setelah penulis melakukan penelitian pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, maka adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan dalam melakukan survei di Perpustakaan USU adalah sebagai berikut :

a. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus bagi setiap pegawai perpustakaan . Berikut


(2)

ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan dengan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 36 Tahun 2008 :

1) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

a) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS

b) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor .

2) Untuk PNS, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Keuangan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan terkmasuk honorer dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

b. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada Pegawai Tetap yang terdiri dari :

1. Karyawan Pelaksana (Golongan IA sampai IID) 2. Karyawan Pimpinan (Golongan IIIA sampai IV D)

c. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara terdiri dari :

1. Gaji Pokok

2. Tunjangan Khusus

3. Tunjangan Struktural/Fungsional 4. Tunjangan Anak


(3)

5. Tunjangan Istri

6. Tunjangan Beras Diuangkan 7. Tunjangan Lain-Lain

d. Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Adapun cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan Pegawai Tetap adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan Bruto terdiri dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan, serta pendapatan lainnya yang dibayar perusahaan.

2. Beberapa unsur pengurangan dalam penghitungan PPh Pasal 21 yaitu biaya jabatan (5 % x Penghasilan Bruto) maksimum Rp 500.000,00/bulan, iuran pensiun

3. Penghasilan netto sebulan diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan unsur pengurang

4. Untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak adalah dengan cara penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak. 5. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Penghasilan Kena Pajak x Tarif

untuk mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun

6. Untuk mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan, yakni dengan cara Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi dengan 12.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

1. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 pada Perpustakaan USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.

2. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

4. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan Keuangan Biro Rektor yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Perpustakaan USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Perpustakaan USU yaitu:


(5)

1. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada perpustakaan dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

2. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Devano, Sony dan S.Kurnia.2006. Perpajakan : Konsep, Teori dan IS: Kencana.Jakarta

Mardiasmo. 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008: Andi.Yogyakarta ...2009. Perpajakan Edisi Revisi 2008: Andi.Yogyakarta

Resmi Siti. 2008. Perpajakan Teori dan KasusEdisi 4: Salemba Empat.Jakarta Waluyo,Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia: Salemba Empat.Jakarta Waluyo, 2008. Perpajakan Indonesia: Salemba Empat.Jakarta