Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TENTANG

TATA CARA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA
O
L
E
H
NAMA : RASKEL OKTAVIA SITEPU
NIM

: 072600053

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma-III
Administrasi Perpajakan

PROGRAM DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya berkat dan Kasih Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yang berjudul : “Tata Cara Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Kota”
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini merupakan salah satu syarat bagi
mahasiswa/mahasiswi Program Studi Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera
Utara untuk menyelesaikan studi PRODIP III.
Pada penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini, Penulis
menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan, selain karena keterbatasan penulis,
juga dikarenakan perkembangan perpajakan di Indonesia yang semakin banyak
mengalami modernisasi. Namun Penulis berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat

bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis sendiri khususnya.
Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada
Orangtua ku yang sangat aku kasihi, Ayahanda O.Sitepu dan R. Br Ginting yang telah
memberikan banyak doa, kasih sayang, pengertian, dukungan dan kesabaran selama
ini kepada penulis.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution,MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution.M,Si,

selaku ketua jurusan

PRODIP III Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Dahlia Hafni Lubis selaku dosen pembimbing yang banyak
memberikan bimbingan, pengarahan dan penjelasan kepada penulis dalam
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
4. Buat Pak Alfan Jamil SE, selaku Supervisor lapangan.

5. Seluruh staff dan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota,
khususnya Bang.Rudi Yanto Mangunsong, yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan PKLM ini.
6. Seluruh Dosen dan staff Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Sumatera Utara.
7. Buat Kakak dan abangku, Rina Lya Anarol, Amd/ Hardi Sembiring, Andi
Ramol Sitepu/ Ernawati Ginting, Rano Pranata Virgo, dan juga buat
ponakan-ponakan ku yang kecil-kecil dan lucu-lucu… yang terkadang
nyebelin tapi pemberi semangat juga, makasih yah semuanya,, buat kasih
sayang, dukungan dan waktu yang boleh kita lalui bersama, Jesus Bless
Us.
8. Buat KTB ku Adona’i Tzeva’oT featuring Rogate (k’Rita, Rika, Doni,
Herbin) makasi buat kebersamaan dan doa-nya yah selama ini, semangat
dan makin bertumbuh didalam Tuhan yah..
9. Untuk saudara/i ku di Tim Pengurus Pelayanan UKM KMK UP PEMA
FISIP 2010 , K’ency, Senty, K;hana, Lenta, Meri, Dodi, Dony, B’Aros,

Universitas Sumatera Utara

K’BuTet, Mutiara, Erma, makasii yah temen-temen buat dukungan dan

doa nya selama ini, semangka….!!!!.
10. Teman Teman stambuk 07, khususnya buat Nitha yang cerewet, Lentaria,
Santa, manto si meLee (built to last.. heheh), surya (temen seperjuangan,
heheehe) dan teramat khusus buat Erny, and Icha,, makasii yah saiank
buat bantuan dan persaudaraan yang indah antara kita (amsal 17 : 7) keep
fight girl.
11. Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan PKLM ini.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih, semoga Laporan PKLM
ini dapat bermanfaaat bagi kita semua.
Syaloom…..

Medan,

Juni 2010

Penulis

Raskel Oktavia Sitepu


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………..

i

DAFTAR ISI………………………………………………………….

iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM)……………………………………......... ….

1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM……………………………... ….


4

C. Ruang Lingkup PKLM……………………………………….

6

D. Metodologi PKLM…………………………………………….

6

E. Metode Pengumpulan Data………………………………. ….

7

F. Sistematika Penulisan Laporan……………………………...

8

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Medan Kota………………………………..

10

B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kantor
Pelayanan pajak (KPP) Pratama Medan Kota……………

17

1. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan pajak (KPP)
Pratama Medan Kota……………………………………..

17

2. Deskripsi Tugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Universitas Sumatera Utara

Pratama Medan Kota……………………………………


18

C. Kode Etik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Kota………………………………………
iv

21

D. Perbedaan Struktur Organisasi Lama dengan Struktur
Organisasi Baru……………………………………………..

23

BAB III GAMBARAN DATA
A. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21………………………….

24

1. Pengertian……………………………………………


24

2. Fungsi Pajak ………………………………………...

25

3. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)……………

26

4. Subjek Pajak…………………………………………

27

5. Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21…………..

30

6. Surat Pemberitahuan (SPT)…………………………


34

7. Dasar Hukum Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21….

37

8. Tarif dan Penerapannya……………………………..

38

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Kota ………………………………..

40

B. Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21….

41


Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………

45

B. Saran………………………………………………………..

46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu metode untuk
mempraktekkan teori yang selama ini diperoleh di bangku perkuliahan. Praktek kerja
lapangan ini memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan
mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di
bidang perpajakan. Pengalaman ini merupakan guru yang baik dan sangat berharga
karena semakin banyak praktek yang dilakukan akan semakin sempurna dan matang
bidang yang ditekuni. Dalam melaksanakan PKLM ini, bahasan yang diambil tentu
saja berhubungan dengan perpajakan.
Pajak merupakan iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang Undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
( Mardiasmo, 2002 : 1). Dengan sifat yang dapat dipaksakan berarti dapat
disimpulkan bahwa membayar pajak adalah kewajiban setiap warga Negara, dan bagi
Negara pajak merupakan penerimaan yang strategis untuk membiayai pengeluaran
pengeluaran Negara dan sekaligus sebagai kebersamaan sosial (asas gotong royong)
untuk ikut bersama-sama memikul pembiayaan Negara.
Sejak diberlakukannya reformasi perpajakan pada tahun 1983, maka system
perpajakan yang sebelumnya adalah system official assessment yaitu suatu system

Universitas Sumatera Utara

pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak menjadi self assessment
system yaitu system yang dalam pungutannya Negara memberikan kepercayaan
kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar,dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang, sehingga melalui system ini pelaksanaan administrasi
perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana dan
mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat.
Pajak menurut sifatnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu Pajak Subjektif
dan Pajak Objektif.
a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan pada keadaan
pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan
subjeknya. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan pada
objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan
keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contoh
Pajak pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak
Bumi dan Bangunan.
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak.
Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk
memperoleh pajak penghasilan dan menjadi sasaran unrtuk dikenakan Pajak

Universitas Sumatera Utara

Penghasilan. Dengan berlakunya Undang Undang no. 7 tahun 1983 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak
Penghasilan, bahwa akan dikenakan Pajak Penghasilan apabila ,menerima atau
memperoleh penghasilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jika
Subjek Pajak telah memenuhi kewajiban pajak secara objektif maupun subjektif maka
disebut Wajib Pajak.
Tetapi kenyataannya pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh
wajib pajak di Indonesia khususnya pajak penghasilan masih dirasakan kurang, hal
ini terlihat nyata, kontribusi pajak di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
terlihat naik turun dari tahun ke tahun. Bagi Wajib Pajak yang berbentuk perusahaan,
pajak dapat dikategorikan sebagai beban yang akan mengurangi laba bersih. Begitu
juga dengan orang pribadi akan mengurangi tingkat kesejahteraan, karena semakin
tinggi pajak, berarti semakin kecil pula kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya yang bersifat privat. Selain itu, membayar pajak sering dianggap
sangat menyusahkan dan merepotkan, banyak wajib pajak yang belum mengerti
seperti apa proses ataupun cara pembayaran pajak yang benar, sehingga terkadang
membuat mereka malas ataupun tidak mau merepotkan diri untuk membayar pajak.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis sebagai mahasiswa Program
Studi D-3 Administrasi Perpajakan USU tertarik mengadakan Praktek Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Dengan judul TATA CARA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA.

Universitas Sumatera Utara

B. Tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi tujuan dari Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tata cara pelaporan Pajak Penghasilan pasal 21.
b. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak sesuai peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah.
c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapan\gan Mandiri (PKLM)
1. Bagi Mahasiswa
1. Menambah wawasan penulis tentang proses dan tata cara pelaporan PPh Pasal
21.
2. Dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan tugas di
bidang perpajakan.
3. Untuk mengetahui Praktek Kerja Lapangan yang sesungguhnya.
4. Menambah kemampuan mahasiswa dalam hal berkomunikasi dengan pihak
lain.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Kantor/ Instansi Pemerintah KPP Pratama Medan Kota
Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi pemerintah
dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana
tongkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Diploma
III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bagi Universitas.
1. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan.
2. Dapat meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan instansi
pemerintah.
3. Memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara.
4. Mendorong kemajuan mahasiswa di masa mendatang.
5. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan.

4. Bagi Masyarakat
1. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat.
2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat umum dalam bidang
perpajakan.
3. Mempermudah masyarakat dalam hal tata cara pelaporan pajak khususnya
pajak penghasilan pasal 21.

Universitas Sumatera Utara

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM ini antara lain :
1. Tata cara pelaporan PPh Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Kota.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21.
3. Jumlah orang pribadi yang mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Yang menjadi metode PKLM ada 5 yaitu :
1. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oeh mahasiswa sebelum melakukan
PKLM ke objek lokasi PKLM yang meliputi kegiatan seperti : pemilihan
lokasi PKLM, objek PKLM, Pengajuan proposal PKLM dan surat pengantar.
2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan
teori, menelaah buku buku literatur, peraturan perundang undangan di bidang
perpajakan, catatan catatan, maupun bahasa tertulis yang ada hubungannya
dengan Laporan PKLM.

Universitas Sumatera Utara

3. Studi Observasi Lapangan
Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan mengikuti PKLM di
Kantor Pelayanan Pajak Medan kota, serta mempelajari laporan laporan yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan

data

dilakukan

berdasarkan

riset

dari

instansi

yang

bersangkutan.
5. Analisis dan Evaluasi
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan
dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi/jalan
keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

E. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan tiga metode yaitu :
1. Metode Interview (wawancara)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang
berkomponen dan menambah Objektif yang berkaitan dengan kebutuhan
untuk melengkapi laporan PKLM.
2. Metode Observasi
Yaitu kegiatan mengumpailkan dan mencari data dengan cara langsung
maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan

Universitas Sumatera Utara

dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas
yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan
terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada
instansi..
3. Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi.

F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM
Adapun yang menjadi maksud yang membuat sistematika penulis laporan
PKLM adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM.
Sistematika penulisan laporan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dan dilengkapi
dengan sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci :
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang
yang menjadi pemikiran dalam menyusun laporan, tujuan
dan manfaat PLKM, ruang lingkup PKLM, metode
pengumpulan data PKLM, serta sistematika penulisan
laporan PKLM.

BAB II

: GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Bab ini berisikan tentang gambaran umum Kantor
Pelayanan Pajak

Medan

Kota,

sejarah

singkatnya

Universitas Sumatera Utara

berdirinya, struktur organisasinya, uraian tugas pokok dan
fungsi

KPP,

gambaran

pegawai/

karyawan

atau

anggotapersonil KPP tersebut.
BAB III

: GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang uraian ataupun penjelasan yang
mengatur proses dan tata cara pelaporan serta undang
undang yang berlaku, penjelasan tentang siapa saja
subjek ataupun objek pajak yang telah ditentukan
pemerintah, tentang ketentuan dasar hukumnya, serta tarif
dasar pajak yang telah ditentukan.

BAB IV

: ANALISIS DAN EVALUASI
Bab ini berisikan uraian uraian data yang telah
dikumpulkan dan telah menguji kebenaran data secara
sistematis.

BAB V

: PENUTUP
Bab ini terdiri dari 2 hal, yaitu kesimpulan dan saran
yang

merupakan

inti

sari

dan

bersumber

dari

pengumpulan data PKLM.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota
Sejarah umum dari kantor pelayanan pajak dimulai pada massa penjajahan
belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Belasting, Yang kemudian setelah
kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi
menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak
Keuangan Republik Indonesia di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga Kamtor
Inspeksi Pajak, yaitu :
a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan
b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Ditahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk
memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan
ekonomi yang semakin cepat maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur
(sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan
Kota ). Dan untuk semakin memantapkan pelayanan nya kepada masyarakat didalam
pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan kepada Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 267/PMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989,
diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang

Universitas Sumatera Utara

Mencakup Reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor
Pelayanan Pajak, yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan.
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
Kep.758/KMK01/1993, maka pada tanggal 1 april 1994 didirikanlah Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor
Pelayanan pajak, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Dan Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi
4 wilayah kerja, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Dan

Berdasarkan

keputusan

Menteri

Keuangn

Republik

Indonesia

No.

443/PMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Jenderal
Pajak” dimana Kantor Pelayanan Pajak di Kantor pelayanan Pajak di Kotamadya
Medan Menjadi enam wilayah kerja yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Kantor Pelayanan pajak Medan Timur dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Timur
b. Kecamatan Medan Area
c. Kecamatan Medan Tembung
d. Kecamatan Medan Perjuangan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Barat
b. Kecamatan Medan Sunggal
c. Kecamatan Medan Petisah
d. Kecamatan Medan Helvetia
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Kota
b. Kecamatan Medan Denai
c. Kecamatan Medan Johor
d. Kecamatan Medan Amplas
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Polonia
b. Kecamatan Medan Maimun
c. Kecamatan Medan Baru
d. Kecamatan Medan Tuntungan
e. Kecamatan Medan Selayang

Universitas Sumatera Utara

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
a. Kecamatan Medan Belawan
b. Kecamatan Medan Marelan
c. Kecamatan Medan Labuhan
d. Kecamatan Medan Deli
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Kantor Pelayanan Pajak Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang
mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan, karena pajak
merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang berhutang oleh orang pribadi atau
badan

yang

bersifat

memaksa berdasarkan

Undang-Undang

dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya untuk laporan rakyat. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada
di Gedung Keuangan Negara I lantai IV dan beralamatkan dijalan Diponegoro
No.30A Medan. Adapun sejarah singkat dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
adalah sebagai berikut :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :
a.

Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

No.

Indonesia

No.

443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001.
b.

Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

58/KMK.01/2002 tanggal 26 Juli 2002.

Universitas Sumatera Utara

2). Yang mengepalai Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota saat ini adalah Bapak R.
Benny Kisworo.

Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor pelayanan pajak Medan Kota di atas,
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 sesuai dengan peraturan
Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisai dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor.132/PMK.01/2006 tentang
Organisasi Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal, Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) diseluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :

1). KPP Wajib Pajak Besar yang terdiri dari KPP Wajib Pajak Besar Dua, dan
KPP Badan Usaha Milik Negara.
2). KPP Madya yang tediri dari KPP Penanaman Modal asing, KPP
Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Madya
Medan,KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya
Batam, KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bekasi, KPP Madya Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan, KPP Madya
Jakarta Timur, KPP Madya Jakarta Utara, KPP Madya Bandung, KPP
madya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Mada
Malang, KPP Madya Balikpapan, KPP Madya Denpasar, KPP Madya
Makasar.
3). KPP Pratama
Beberapa Karakteristik untuk setiap jenis KPP, diantaranya dapat dijelaskan
dalam tabel berikut :

No. Uraian

KPP WP Besar

Skala Wajib

1.

Pajak

BUMN

&

KPP Madya
WP

WP

KPP Pratama

Besar WP Menengah

Besar

Kanwil

Nasional

(Regional)

Badan & OP

Badan
2.

3.

Jenis

Wajib Badan ( Coeporate)

(Corporate)

Badan dan OP

Pajka

dan Ekspariat

Jumlah Wajib 300-400

200-500

Ribuan

Pajak
4.

Jenis Pajak

PPh,
PTLL

PPn,

dan PPh,

PPN PPh,

dan PPTL

PPN,

PTLL, PBB dan
BPHTB

Universitas Sumatera Utara

5.

PPN

SEntralisasi

Sentralisasi

Desentralisasi

6.

P2PPh

Desentralisasi

Desentralisasi Desentralisasi

7.

AR Fungsi

Sektor Industri

Sektor

Wilayah

Industri
8.

Ekstensifikasi Tidak ada

Tidak Ada

Jumlah

Jumlah
9.

Eselon IV

9 (sembilan)

9 (sembilan)

10 (sepuluh)

10.

Wilayah

Nasional

Regional

Lokal

Kerja

Pembentukan KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya telah diselesaikan pada akhir
tahun 2006, sedangkan KPP Pratama yang ada saat ini berjumlah 15 KPP Pratama,
yaitu, KPP Pratama dilingkungan Kanwil JDP Jakarta Pusat dan Pembentukan KPP
Pratama untuk seluruh Indonesia direncanakan akan diselesaikan akhir tahun 2008.
Sebagai lazimnya KPP Yang menerapkan sistem administrasi perpajakan
modern, KPP Pratama juga memiliki karakteristik-karakteristik : Organisasi
berdasarkan fungsi, system informasi yang terintegrasi. Sumber Daya Manusia yang
kompeten, sarana kantor yang memadai, tata kerja yang transparan, penggabungan
KPP, KPPBB, dan Kasrikpa adalah tidak menghilangkan tugas dan fungsi yang
sebelumnya ada kemasing-masing seksi pada KPP Pratama sesuai dengan fungsinya
yang sama digabung menjadi seksi yang ada di KPP Pratama.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi keberatan (Psl.25 UU KUP dan Psl.16 UU PBB), pengurangan/
penghapusan sanksi administrasi dan pembatalan ketetapan pajak (Psl.36 UU KUP)
dan penghapusan PBB (Psl.19 UU PBB) yang sebelumnya ada di KPP dan KPPBB,
seluruhnya ada di Kanwil.
Fungsi pemeriksaan yang sebelumnya dilaksanakan oleh KPP, Karikpa dan
Kanwil, dilaksanakan KPP Pratama oleh Pejabat Fungsional Pemeriksaan, sedangkan
fungsi pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan semula dilaksanakan oleh
Karikpa Kanwil.

B.

Struktur Organisasi Dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Medan Kota
1. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Kota
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap
dari

hubungan-hubungan

diantara

bidang

kerja,

namun

orang

mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam system
kerjasama.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dikepalai oleh seorang
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum
dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.
Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Kota adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala

Universitas Sumatera Utara

kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara , dimana seluruh pegawai
adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara
Replubik Indonesia. Struktur Organisasinya dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Deskripsi Tugas KPP Pratama Medan Kota
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota membawahi 1 (satu) bagian
dan 6 ( enam) seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional. Adapun bidang-bidang
yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota antara lain adalah sebagai
berikut:
1). Sub Bagian Umum
2). Seksi Ekstensifikasi
3). Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
4). Seksi Pelayanan
5). Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III,IV )
6). Seksi Pemeriksaan
7). Seksi Penagihan
8). Kelompok Jabatan Fungsional

Universitas Sumatera Utara

1. Kepala Kantor
Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan
Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai Tugas Mengkoordinasi
Pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan, pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan
Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan
tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata
usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Seksi Ekstensifikasi
Membantu

tugas

Kepala

Kantor

mengkoordinasikan

pelaksanaan

dan

penatausahakan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak,
penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan,
pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan,
urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pengalokasian dan penatausahaan bagi
hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan,
pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan
penyiapan laporan kinerja.

5. Seksi Pelayanan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya,
penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan
sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pengawasan dan Konsultan (WASKON I, II, III, IV)
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan
Wajib pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan

Universitas Sumatera Utara

kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak,
analisis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan
evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama
terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian
tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial tertentu).

7. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan
perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan
dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.

8.

Seksi Penagihan

Membantu

tugas

Kepala

Kantor

mengkoordinasikan

pelaksanaan

dan

penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan
pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Universitas Sumatera Utara

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP
Pratama.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan
berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi.
Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.

C. Kode Etik Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Kewajiban Pegawai :
1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain.
2. Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel.
3. Mengamankan data dan atau informasi milik Direktorat Jenderal Pajak.
4. Memberikan Pelayanan kepadaWajib Pajak, sesama pegawai, atau pihak lain
dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Mentaati peerintah kedinasan.
6. Bertanggungjawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direktorat
Jenderal pajak.
7. Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor.

Universitas Sumatera Utara

8. Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban
perpajakan.
9. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.

Larangan bagi pegawai :
1. Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas.
2. Menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik.
3. Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung.
4. Menyalahgunakan fasilitas kantor.
5. Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun
tidak langsung dari wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain, yang
menyebabkan pegawai yang menerima patut diduga memiliki kewajiban yang
berkaitan dengan jabatan/pekerjaan.

D. Perbedaan Stuktur Organisasi Lama dengan Struktur Organisasi Baru

Universitas Sumatera Utara

Pada struktur organisasi kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
sebelumnya untuk masing-masing pajak dibuat secara terpisah, baik itu PPh, PPN,
PBB, PPnBM, BPHTB, dan lain-lain. Sedangkan struktur organisasi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota yang sekarang dengan cara menggabungkan
bagian-bagian pajak yang terpisah tersebut kedalam setiap bagian, misalnya terdapat
masalah pajak baik itu PPh, PPn, PBB, PPnBM, BPHTB, dan lain-lain maka untuk
menyelesaikan masalah yang ada tidak lagi dibagian pajak yang bersangkutan
melainkan dapat dikonsultasikan dibagian pengawasan dan konsultasi, begitu juga
dengan bagian yang lainnya. Sehingga pekerjaan setiap bagian lebih efektif dan
efisien.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
GAMBARAN DATA

A. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
1. Pengertian
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (dalam Mardiasmo 2002 :1) Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut R. Santoso Brotodiharjo (dalam Waluyo dan Wirawan B.Iiyas 2002 :
4) Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali,
yang langsung dapat ditujukan dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan. Berdasarkan pengertian-pengertian di muka, maka disimpulkan bahwa
pajak adalah iuran wajib pajak masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan
tanpa mendapat kontra-prestasi secara langsung, dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran

umum

berhubungan

dengan

tugas

negara

yang

menyelenggarakan pemerintahan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut UU PPh No 36 Tahun 2008, yng dimaksud dengan Pajak
Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai unrtuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apapun. Jadi Pajak Penghasilan adalah suatu
pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas
penghasilan yang diterima dan diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan
Negara dan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak :
a. Fungsi Penerimaan (budgetair)
Pajak sebagai sumber dana penerimaan untuk membiayai pengeluarapengeluarannya.
Contoh :
• Dana yang dikumpulkan dari hasil pajak digunakan pemerintah untuk membangun
fasilitas- fasilitas umum.
b. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh :
• Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi
minuman keras.

Universitas Sumatera Utara

• Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk mengurangi gaya hidup
konsumtif.
• Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor produk Indonesia di
pasaran dunia.

3. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah sejumlah tertentu dari
penghasilan netto Wajib Pajak orang pribadi yang tidak dikenakan pajak penghasilan
Berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan. Besarnya Penghasilan Tidak kena
Pajak orang pribadi tidak sama. Hal ini dipengaruhi :
o Status Wajib Pajak, sudah kawin atau belum
o Keadaan istri, menerima penghasilan atau tidak
o Banyaknya tanggungan keluarga

Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun diberikan paling sedikit sebesar:

a.

Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;

b.

Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk
Wajib Pajak yang kawin;

Universitas Sumatera Utara

c.

Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1); dan

d.

Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak
3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

4. Subjek Pajak

Menurut Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008, Subjek Pajak
adalah :

1.

a. Orang Pribadi

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;

c. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan satu
kesatuan baik yamg melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang
meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, peseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisai massa, organisasi politik, atauu organisasi yang sejenis, lembaga,
bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana.

Universitas Sumatera Utara

d. Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:


tempat kedudukan manajemen;



cabang perusahaan;



kantor perwakilan;



gedung kantor;



pabrik;



bengkel;



gudang;



ruang untuk promosi dan penjualan;



pertambangan dan penggalian sumber alam;



wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;



perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan;



proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

Universitas Sumatera Utara

Sesuai azas azas yang berkaitan dengan subjek Pajak yaitu azas domisili, azas
sumber, azas kebangsaaan, maka subjek pajak orang pribadi dan atau badan dapat
merupakan subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

Subjek Pajak Dalam Negeri meliputi :

a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia
dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;

b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu
dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1.

Pembentukannya

berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan;
2.

Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3.

Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan

Universitas Sumatera Utara

4.

Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara;
dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.

Subjek Pajak Luar Negeri meliput i :

a.

Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan

b.

Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
dan orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

5. Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Universitas Sumatera Utara

Yang dimaksud objek pajak dalam UU No.36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 dan
2 adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Penghasilan Yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pension
secara teratur berupa gaji, uang pension bulanan, upah, honorarium, premi bulanan,
uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri dan
penghasilan teratur lainnya dengan nama dan bentuk apapun.

1. Penghasilan yang dierima atau diperoleh pegawai, penerima pensiun, atau mantan
pegawai secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, premi tahunan, dan
penghasilan sejenis lainya yang sifatnya tidak tetap.
2. Upah harian, Upah mingguan, Upah Satuan, dan Upah Borongan :

a. Upah Harian dalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah dari
hari kerja.
b. Upah Mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar
banyaknya satuan yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

c. Upah Borongan adalah upah terutang atau dibayarkan atas dasar penyelesaian
pekerjaan tertentu.
d. Upah Borongan adalah upah terutang atau dibayarkan atas dasar penyelesaian
pekerjaan tertentu.
2. Uang Tebusan pensiun, uang tabungan hari tua, atau Jaminan hari Tua, uang
pesangon, dan pembayaran lain sejenisnya.
3. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan adalam
bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak Dalam Negeri, Terdiri dari :


Tenaga ahli, yaitu pengacara, akuntan, arsitek,dokter, konsultan,
notaries, pemilik aktuaris.



Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak dan seniman
lainnya.




Olahragawan
Penasehat,

pengajar,

pelatih,

penceramah,

dan

moderator.


Pengarang, peneliti, dan penterjemah.



Pemberi jasadalam bidang tehnik, computer, dll.



Agen iklan.

Universitas Sumatera Utara



Pengawas, pengelola proyek, anggota, dan pemberi jasa dan
tenaga lepas lainnya dalam segala bidang.



Pembawa pesanan atau yang menemukan langgaran.



Peserta perlombaan.



Petugas penjaja barang dagangan.



Petugas dinas luar asuransi.



Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.



Distribusor perusahaan multilevel marketing atau direct selling
dan kegiatan sejenis lainnya.

4. Gaji-gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji dan
honorarium atau imbalan lain yang bersifat tidak tetap diterima oleh pejabat
Negara, Pegawai Negeri Sipil serta uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain
yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yag diterma oleh pensiunan termasuk
janda atau duda dan atau anak anaknya.

Yang tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah :

a. Pembayaran Asuransi dari perusahaan suransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa.
b.

Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apapun yang
diberikan oleh bukan wajib pajak selain pemerintah, atau Wajib pajak yang

Universitas Sumatera Utara

dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak
Penghasilan berdasarkan Norma Penghitungan khusus (deemed profit).
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran Jaminan hari Tua kepada badan
penyelenggara JAMSOSTEK yang dibayar oleh pemberi kerja.
d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan penghasilan tertentu lainnya.

6. Surat Pemberitahuan (SPT)

Universitas Sumatera Utara

1.

Pengertian

Di dalam Undang Undang No. 181/PMK.03/2007 Pasal 1 angka 1 tentang
Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan menyebutkan bahwa pengertian Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melapor
kan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan perpajakan.

2.

Fungsi SPT

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan :

a. Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

b. Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dan atau melalui pemotongan pajak atau pemungutan pajak lain dalam satu
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

c. Untuk melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa Pajak, yang
ditentukan peraturan perundang undangan

Fungsi SPT bagi Pemotong/Pemungut Pajak

Universitas Sumatera Utara

Sebagai sarana umtuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.

3. Jenis SPT

Secara garis besar SPT dibedakan menjadi dua yaitu :

1. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang
dalam suatu masa pajka atau pada suatu saat.
2. SPT-Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan peenghitungan dan pembayaran pajak yang terutang
dalam suatu Tahun Pajak.

Batas waktu penyampaian SPT :

-

SPT masa, paling lambat dua puluh hari setelah akhir masa pajak

-

SPT Tahunan, paling lambat tuga bulan setelah akhir tahun pajak.

SPT Yang tidak disampaikan atau tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,
dikenakan sanksi berupa denda :

Universitas Sumatera Utara

1. SPT Tahunan PPh orang pribadi RP. 100.000

2. SPT Tahunan PPh Badan Rp.1.000.000

3. SPT Massa PPN Rp. 500.000

4. SPT Masa Lainnya Rp. 100.000

7. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

Setiap pemungutan atau pemotongan yang dilakukan oleh Negara tentunya harus
mempunyai dasar hukum. Begitu juga dengan pemungutan pajak, yang dasar
hukumnya termuat dalam pasal 23 ayat (2) UUD 45 yang menyatakan bahwa “ segala
pajak untuk keperluan Negara harus berdasarkan Undang Undang’’.

Demikian juga halnya dengan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21. Dalam
melaksanakan pemotongan tersebut di PPh Pemotongan/ pemungutan dilakukan
berdasarkan :

1. Pasal 21 UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan UU
No. 7 tahun 1991, UU No. 10 tahun 1994, dan UU No. 17 tahun 2000, UU
No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang Mengatur tentang
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak atas Penghasilan sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa atau Kegiatan dengan Nama dan dalam bentuk
apapun.

Universitas Sumatera Utara

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.03/2007
tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan
Pengisian, Penandatangan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan.
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. 182/PMK/03/2007
tentang Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Bagi Wajib Pajak
Dengan Ktiteria Tertentu Yang Dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak
Dalam Satu Surat Pemberitahuan Masa.
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/PMK.03/2007
tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak,
Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan
Penundaan Pembayaran Pajak.

8. Tarif dan Penerapannya

Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak adalah:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh 5% ( lima persen )
juta rupiah)

atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 15%

(lima

belas

Universitas Sumatera Utara

sampai di dengan Rp250.000.000,00 (dua persen )
ratus lima puluh juta rupiah)
di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh

juta

rupiah)

sampai

25% ( dua

dengan puluh lima persen)

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta 30 % ( tiga puluh
rupiah)

lima persen)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

Pada

Bab ini penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil-hasil

penelitian yang diperoleh di KPP Medan Kota.

A. Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Pada KPP Pratama Medan Kota

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa pajak merupakan kontribusi
terbesar dalam pembangunan negara, dan bersifat wajib, maka sudah seharusnya kita
sebagai warga Negara, mengerti dan memahami kewajiban kita dalam hal membayar
pajak, seperti yang telah dijelaskan bahwa penentuan subjek pajak sangat penting
dalam sistem pemungutan PPh, Karena subjek pajak adalah pihak yang dituju untuk
membayar pajak penghasilan. Apabila Subjek Pajak menerima/memperoleh
penghasilan sebagai objek pajak, maka subjek pajak tersebut menjadi Wajib Pajak
dan wajib untuk membayar Pajak Penghasilan. Namun apabila tidak termasuk Subjek

Universitas Sumatera Utara

Pajak, maka tidak mempunyai kewajiban membayar Pajak Penghasilan meskipun
menerima atau memperoleh penghasilan yang menjadi objek pajak. Untuk itu
sebagai warga Negara yang baik, patutlah kita mendaftarkan diri kita sebagai WP,
dan memenuhi kewajiban perpajakan kita.

Di Kantor pelayanan pajak pratama medan kota sendiri saat ini ada 94.366
wajib pajak terdaftar, terhitung dari tahun 2005-2009, barikut data nya :

Wajib Pajak

s.d 2005

s.d 2006

s.d 2007

s.d 2008

s.d. 2009

Orang Pribadi

32.003

33.372

52.086

66.828

86.632

Badan

5.714

6.137

6.067

7.152

7.734

TOTAL

37.717

39.509

58.693

73.890

94.366

Dari data diatas dapat kita ketahui seberapa besarnya jumlah WP yang
mengalami kenaikan tiap tahunnya, terhitung mulai dari tahun 2005, dan seterusnya,
dan kenaikan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007,
dan terus bertambah, sampai dengan saat