PENGARUH SISTEM PATRILINEAL TERHADAP KESETARAAN GENDER DALAM MASYARAKAT BALI DI DESA TRIMULYO MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014/2015

ABSTRAK
PENGARUH SISTEM PATRILINEAL TERHADAP KESETARAAN
GENDER DALAM MASYARAKAT BALI DI DESA TRIMULYO
MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014/2015
Oleh
(Ketut Linda Wati Dewi, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa)

Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menjelaskan pengaruh sistem patrilineal
terhadap kesetaraan gender dalam masyarakat Bali di Desa Trimulyo Mataram
Seputih Mataram lampung Tengah Tahun 2014/2015. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan sampel berjumlah 44 responden. Teknik pokok pengumpulan
data dengan menggunakan angket dan observasi langsung serta teknik penunjang
menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
rumus chi kuadrat.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pengujian yang dilaksanakan, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem
patrilineal terhadap kesetaraan gender dalam masyarakat Bali di Desa Trimulyo
Mataram Seputih Mataram Lampung Tengah tahun 2014/2015. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh sistem patrilineal terhadap kesetaraan gender
dalam masyarakat Bali, oleh karena itu kepada orang tua seharusnya memberikan

perlakuan yang adil dan bijaksana terhadap hak-hak anak. Saran yang dapat
diberikan penulis yaitu kepada kepala dusun dan kepala adat di Desa Trimulyo
Mataram diharapkan mampu mengarahkan, membimbing dan memberikan
pemahaman kepada masyarakat untuk bersikap adil terhadap hak-hak anak.
Kata kunci: Kesetaraan gender, masyarakat bali, sistem patrilineal

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PATRILINEAL SYSTEM TO THE GENDER
EQUIVALENT OF BALINESE PEOPLE IN TRIMURYO
MATARAM SEPUTIH MATARAM LAMPUNG TENGAH

(Ketut Linda Wati Dewi, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa)
The purpose of the research is to examine and to explain the influence of patrilineal
system to the gender equivalent of Balinese people in Trimuryo Mataram Central
Lampung on 2014/2015. The method had used in the research was descriptive method
and quantitative approach with the population of sample 44 respondents. The main
technique of collecting data used questionnaire and direct observation and the supported
technique were interview and documentation. The data analysis technique used chi
quadrate.

According to the data analysis and the discussion of the test, it could be conclude that the
significant influence betweenpatrilineal systems to the gender equivalent of Balinese
people in Trimuryo Mataram Central Lampung on 2014/2015. The result of the research
showed that there was the influenceof patrilineal system to the gender equivalent of
Balinese people. With the result, that the parents should give the fair and wise treatment
to the rights of their children. The suggestion which has been giving by the researcher to
the orchard headman and the customs and traditions headman of village Trimulyo
Mataram is hopefully can be the steering, guiding, and giving the knowledge to the
inhabitants to be fair of the kids’ rights.
Keywords: Balinese people, patrilineal system, the gender equivalent

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ketut Linda Wati Dewi, dilahirkan di Dusun
Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih
Mataram Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 18
Agustus 1992 yang merupakan putri keempat dari 5
bersaudara dari pasangan Wayan Sarma dan Wayan Sulandri.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara
lain:
1. Sekolah Dasar Negeri 3 Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Seputih Mataram Kabupaten
Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2008
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Tengah pada tahun 2010
Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui jalur
Mandiri. Pada tahun 2014 penulis mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Negeri 1 Belalau Lampung Barat.

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bakti dan sayangku
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Wayan Sarma dan Ibunda
Wayan Sulandri yang telah membesarkanku dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran yang luar biasa dalam mendidik,
membimbing, memberikan semangat, dan senantiasa berdoa demi
keberhasilanku

Kakakku tersayang Wayan Yuliana, Made Ani Lestari dan
Komang Pujiana yang telah memberikan kasih sayang, doa dan
dukungannya
Adikku tersayang Putu Andika, Gede Pasek Sugiarta, kaka ipar,
keponakan dan Saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas
semangat serta dukungan yang besar dan selalu menyemangatiku
Para pendidik yang saya hormati, terima kasih atas ilmu yang
telah diberikan
Serta untuk almamater tercintaku Universitas Lampung

MOTO
“Tiada Awan di Langit Yang Tetap Selamanya. Tiada Mungkin
Akan Terus-menerus Terang Cuaca. Sehabis Malam Gelap Gulita
Lahir Pagi Membawa Keindahan. Kehidupan Manusia Serupa
Alam”.
(Raden Adjeng Kartini)

Keberhasilan Akan Tercapai Ketika Kita Mampu Mengalahkan
Kelemahan Yang Ada Pada Diri Kita Sendiri
(Ketut Linda Wati Dewi)


Ing Ngarsa Sang tuladha (di depan memberi teladan)
Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangkitkan kehendak)
Tut Wuri Handayani (di belakang menggerakan)

(Ki Hadjar Dewantara)

SANWANCANA

Om Awignam Astu Namo Sidham,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan YME,
atas asung kerta waranugrahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Pengaruh Sistem Patrilineal Terhadap Kesetaraan Gender
Dalam Masyarakat Bali di Desa Trimulyo Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah Tahun 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Lampung.
Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh saran maupun kritikan
yang bersifat membangun sekaligus merupakan sebuah pembelajaran baik dalam
menambah ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan penulis sendiri. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hermi Yanzi, S.Pd.,
M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
sekaligus pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd selaku
pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
kerja sama Fakutas Keguruan dan Imu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum
dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
6. Bapak Drs. Holilloh, M.Si selaku pembahas I dan Bapak Susilo S.Pd.,
M.Pd selaku pembahas II.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.
9. Staf Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung, khususnya Bapak Susilo, S.Pd., M.Pd.
dan Muklas Nurahman, terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya
terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Joko Walidi, S.Pd.I selaku Kepala Desa Trimulyo Mataram yang
telah membantu penulis mengumpulkan data penelitian.
11. Bapak Wayan Ratne, Bpk. Wayan Yongki, Ketua RT 07 – 10 yang telah
memberi izin untuk melakukan penelitian dan membantu penulis
mengumpulkan data penelitian.
12. Masyarakat Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Seputih Mataram
Lampung Tengah yang telah membantu penulis dalam mengadakan
penelitian.
13. Kedua orang tuaku tercinta terimakasih atas doa, senyum, airmata,
bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua

pengorbanannya untuk saya yang tiada pernah bisa dinilai dari segi
apapun.
14. Seluruh keluarga yang telah mendoakan keberhasilan saya kelak, Kakak kakaku (Wayan Yuliana, Made Ani Lestari dan Komang pujiana) adikku
tersayang Putu Andika dan Keponakan-keponakan saya tercinta (Kadek
Evan Zilqween Pradita, Putu Evita Cantika Daray dan Wayan Egi
Pratama) terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada saya.
15. Saudara-saudara dari Ayah dan Ibu, terima kasih

atas do’a dan

dukungannya.
16. Keluarga besar UKM Hindu Unversitas Lampung yang menjadi tempat
belajar berorganisasi, diskusi, bercengkrama terimakasih atas bantuan dan
motivasinya.
17. Teman-teman saya Nanda Amalia Mirza, Rika Emilda, Evi Meriani,
Dionanita, Ni Wayan Sayu Waktini, Juanda Hadi Saputra, Made Darsana,

Wayan Suastawan, Viki Septian, dan teman-teman KKN dan PPL-ku Rini
Sintia, Iin Fadilah, Muhammad Hasbi Ramadhan, Nurhidayah, Yuliani,
Surya Agus Cahyani, Teteh, Intan Retno Kartiani serta seluruh temanteman seperjuangan saya di Prodi PPKn khususnya angkatan 2011 yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’anya.
18. Kakak tinggkat angkatan 2010 terutama Mba Evi, Mba Dian. Mba Desak,
Bang Muklas, Ka Agus dan Adik tingkat angkatan 2012, 2013, dan 2014
saya ucapkan terimakasih atas do’a, saran, dukungan serta motivasinya
yang selalu kalian berikan kepadaku.
19. Anak-anak Kosan (Mba Hilma, Lian, Eka, Mba Intan) yang sering
mengingatkan dalam semua hal untuk kebaikanku.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal yang baik yang telah Bapak/Ibu/saudara/saudari serta teman-teman
berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung,


Februari 2015

Penyusun

Ketut Linda Wati Dewi
NPM. 1113032032

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
SURAT PERNYATAAN ..........................................................................
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
PERSEMBAHAN ......................................................................................
MOTO ........................................................................................................
SANWACANA ..........................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii

I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah ..................................................................
Identifikasi Masalah ........................................................................
Pembatasan Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ...........................................................................
Tujuan dan Kegunaan .....................................................................
1. Tujuan .........................................................................................
2. Kegunaan Penelitian ...................................................................
a. Kegunaan Teoritis ..................................................................
b. Kegunaan Praktis ...................................................................
F. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................
1. Ruang Lingkup Ilmu ...................................................................
2. Ruang Lingkup Subjek ...............................................................
3. Ruang Lingkup Objek ................................................................
4. Ruang Lingkup Tempat atau Wilayah ........................................
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian...............................................

1
11
11
11
12
12
12
12
13
13
13
13
13
14
14

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................
1. Pengertian Pegaruh......................................................................
2. Pengertian Sistem ........................................................................
2.1 Sistem Kekerabatan ..............................................................
2.2 Sistem Kekerabatan Masyarakat Bali ...................................

15
15
16
17
19

2.3 Sistem Perkawinan Menurut Adat Bali ................................
2.4 Sistem Waris dalam Masyarakat Bali ...................................
3. Patrilineal ....................................................................................
3.1 Patrilineal Menurut Masyarakat Bali ....................................
4. Kesetaraan Gender ......................................................................
4.1 Kesetaraan Gender Menurut Agama Hindu .........................
B. Kerangka Pikir ................................................................................
C. Hipotesis ..........................................................................................

23
26
27
30
30
34
40
41

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................
B. Populasi Dan Sampel ......................................................................
1. Populasi ......................................................................................
2. Sampel ........................................................................................
C. Variabel Penelitian ..........................................................................
a. Variabel Bebas (X) ....................................................................
b. Variabel Terikat (Y) ..................................................................
D. Definisi Konseptual dan Operasional .............................................
1. Definisi Konseptual ....................................................................
2. Definisi Operasional ...................................................................
E. Rencana Pengukuran Variabel.........................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
1. Teknik Pokok .............................................................................
a. Angket ....................................................................................
b. Observasi Langsung ...............................................................
2. Teknik Penunjang ......................................................................
a. Wawancara.............................................................................
b. Dokumentasi .........................................................................
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................................
1. Uji Validitas................................................................................
2. Uji Reliabilitas ............................................................................
G. Teknik Analisis Data .......................................................................

42
43
43
44
45
45
45
45
45
46
48
49
48
48
49
49
49
50
50
50
50
52

IV. HASIL PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian ............................................................
1. Persiapan Pengajuan Judul .........................................................
2. Penelitian Pendahuluan ..............................................................
3. Pengajuan Rencana penelitian ....................................................
4. Pelaksanaan Penelitian ...............................................................
a. Persiapan Administrasi ..........................................................
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data .....................................
5. Pelaksanaan Uji Coba Angkat ....................................................
a. Analisis Uji Coba Validitas Angket.......................................
b. Analisis Uji Coba Reliabilitas................................................
B. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ........................................

56
56
57
57
58
58
58
59
59
59
64

1. Sejarah Berdirinya Desa Trimulyo Mataram..............................
2. Keadaan Alam ............................................................................
3. Keadaan Penduduk .....................................................................
a. Jumlah Penduduk ...................................................................
b. Bangunan Desa ......................................................................
1. Tempat Ibadah ...................................................................
2. Sarana Pendidikan .............................................................
C. Deskripsi data ..................................................................................
1. Pengumpulan Data ......................................................................
2. Penyajian Data ............................................................................
a. Indikator Pemahaman Masyarakat .........................................
b. Indikator Perlakuan dan Pengakuan Terhadap Hak
Perempuan .............................................................................
c. Indikator Perbedaan dan Persamaan Antara Perempuan
dan Laki-laki ..........................................................................
d. Indikator Sistem Waris ..........................................................
e. Indikator Pendidikan ..............................................................
f. Indikator Kepemilikan Barang...............................................
g. Penyajian Data Pengaruh Sistem patrilineal (X) ..................
h. Penyajian data Kesetaraan Gender Dalam Masyarakat
Bali (Y) .................................................................................
D. Pengujian .........................................................................................
1. Pengujian Pengaruh ....................................................................
2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh .......................................
a. Pembahasan ...........................................................................
1. Variabel Sistem Patrilineal ................................................
1.1 Indikator Perbedaan Antara Anak Perempuan dan
Laki-laki ......................................................................
1.2 Indikator Persamaan Antara Anak Perempuan dan
Laki-lak .......................................................................
1.3 Indikator Hak Kepemilikan Barang ............................
1.4 Indikator Pendidikan ...................................................
1.5 Indikator Sistem Waris................................................
1.6 Indikator Perlakuan atau Pengakuan Terhadap Hak
Perempuan ...................................................................
1.7 Indikator Pemahaman Masyarakat ..............................
2. Pengaruh Sistem Patrilineal Terhadap Kesetaraan Gender
...........................................................................................
2.1 Sistem Patrilineal ........................................................
2.2 Kesetaraan Gender Dalam Masyarakat Bali ...............

64
65
66
66
67
67
67
67
67
68
69
72
74
76
78
80
83
86
90
90
92
94
96
95
95
96
96
97
97
98
100
100
102

V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan....................................................................................... 106
2. Saran................................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Hasil wawancara dengan warga atau tokoh adat masyarakat
tentang kesenjangan terhadap kesamaan hak gender di Dusun
Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah........................................................................................... 8
2. Kondisi masyarakat seka-duka Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo
Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah........................................................................................... 43
3. Jumlah sampel penelitian di lingkungan Dusun Tirtayoga Desa
Trimulyo Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah........................................................................................... 44
4. Hasil uji coba angket 10 orang di luar reponden item genap (X)
...................................................................................................... 60
5. Hasil uji coba angket 10 orang di luar responden item ganjil (Y)
..................................................................................................... . 61
6. Distribusi antara item soal kelompok ganjil (X) dengan item
genap (Y) ...................................................................................... 62
7. Jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga.............................. 66
8. Jumlah tempat ibadah.................................................................... 67
9. Jumlah sarana pendidikan.............................................................. 67
10. Distribusi frekuensi indikator pemahaman masyarakat................. 70
11. Distribusi frekuensi indikator perlakuan atau pengakuan
terhadap hak perempuan................................................................. 73
12. Distribusi frekuensi indikator perbedaan dan persamaan antara
perempuan dan laki-laki.................................................................. 75
13. Distribusi frekuensi indikator sistem waris.................................... 77
14. Distribusi frekuensi indikator pendidikan..................................... 79
15. Distribusi frekuensi indikator kepemilikan barang........................ 81
16. Distribusi frekuensi dari variabel pengaruh sistem patrilineal....... 84
17. Distribusi frekuensi dari variabel kesetaraan gender dalam
masyarakat Bali.............................................................................. 88
18. Daftar kontingensi pengaruh sistem patrilineal terhadap
Kesetaraan gender dalam masyarakat Bali..................................... 90
19. Daftar kontingensi perolehan data mengenai pengaruh sistem
patrilineal terhadap kesetaraan gender........................................... 91

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Dekan FKIP
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5. Kisi-kisi Angket
6. Angket Penelitian
7. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Pemahaman Masyarakat
8. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Pehaman Masyarakat
9. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Perlakuan atau Pengakuan
Terhadap Hak Perempuan
10. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Perlakuan atau Pengakuan
Terhadap Hak Perempuan
11. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Perbedaan dan Persamaan
Antara Perempuan dan Laki-laki
12. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Perbedaan dan Persamaan
Antara Perempuan dan Laki-laki
13. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Sistem Waris
14. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Sistem Waris
15. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Pendidikan
16. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Pendidikan
17. Distribusi Skor Sebaran Angket Indikator Hak Kepemilikan Barang
18. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Indikator Kepemilikan Barang
19. Distribusi Skor Sebaran Angket Variabel Sistem Patrilineal (X)
20. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Variabel Sistem Patrilineal (X)
21. Distribusi Skor Sebaran Angket Variabel Kesetaraan Gender (Y)
22. Distribusi Hasil Skor Sebaran Angket Variabel Kesetaraan Gender (Y)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ..................................................................... 41

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang besar, dan penuh dengan keberagaman, salah satu
istilah tersebut adalah Indonesia merupakan negara yang multikultur,
ditandai dengan memiliki keberagama suku, budaya maupun adat dan
istiadat yang sangat beragam dan menarik. Keberagaman yang telah ada
merupakan sunnatullah atau anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa yang sepatutnya untuk dijaga dan dilestarikan. Salah satu
keberagaman yang dimiliki Indonesia adalah suku. Indonesia memiliki
berbagai macam suku salah satunya adalah suku Bali. Masyarakat suku
Bali memiliki keberagaman budaya, kesenian, tradisi maupun adat dan
istiadat yang unik dan menarik dan diwariskan secara turun-temurun. Di
dalam sistem kekeluargaan, masyarakat Bali menganut sistem kekerabatan
patrilineal.

2

Sistem kekerabatan merupakan serangkaian aturan yang mengatur
penggolongan orang-orang sekerabat. Istilah kekerabatan digunakan untuk
menunjukkan identitas para kerabat sehubungan dengan penggolongan
kedudukan mereka dalam hubungan kekerabatan masing-masing dengan
ego. Maka, hubungan sosial yang menyangkut kedudukan, hak, dan
kewajiban antara ego dan kerabat-kerabatnya dapat dilakukan dengan
mudah dan tertib sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Hazairin
dalam (Hukum Adat di Indonesia 2013: 5) Sistem kekerabatan dibedakan
menjadi tiga:
a. Sistem kekerabatan patrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang
mengambil garis kekerabatan dari pihak laki-laki (ayah)
b. Sistem kekerabatan matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang
mengambil garis kekerabatan dari pihak perempuan (ibu)
c. Sistem kekerabatan parental (bilateral), yaitu sistem kekerabatan yang
mengambil garis kekerabatan baik dari pihak ayah maupun ibu.

Terdapat empat fungsi penting sistem kekerabatan menurut Marzali dalam
(Hukum Adat di Indonesia 2013: 6) yaitu: menarik garis pemisah antara
yang merupakan kerabat dan yang bukan kerabat, menentukan hubungan
kekerabatan seseorang dengan yang lain secara tepat, mengukur jauh
dekatnya hubungan kekerabatan individu dengan yang lain, menentukan
bagaimana individu bertingkah laku terhadap individu lain sesuai dengan
aturan-aturan kekerabatan yang telah disepakati bersama.

3

Salah satu hal penting di negara Indonesia yang menganut sistem
demokrasi salah satunya adalah adanya kesetaraan gender. Kesetaraan
gender merupakan hal penting di negara Indonesia yang menganut sistem
demokrasi. Negara demokrasi merupakan negara yang memberikan
kebebasan kepada setiap individu untuk mengeluarkan pendapat dan
pemikiranya. Pada prinsipnya negara mengakui persamaan hak dan
kedudukan antara perempuan dan laki-laki. Seperti, yang tertuang di dalam
salah satu sila dalam Pancasila, yaitu sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Disebutkan manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang
sama derajatnya hak dan kewajiban-kewajiban asasinya. Setiap manusia
memiliki hak asasi, seperti hak untuk hidup, hak untuk memiliki sesuatu
dan hak tentang kebebasan. Hak asasi merupakan hak yang dimiliki oleh
setiap individu yang merupakan sunnatullah atau sudah kehendak Tuhan
dan dimliki atau dibawa sejak dari lahir.

Hak asasi Dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.

4

Setiap orang atau individu tanpa membedakan suku, keturunan, agama dan
kepercayaan, kedudukan sosial, warna kulit dan jenis kelamin baik itu
perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama dan
memiliki hak-hak yang sama dalam hidupnya serta mendapat perlakuan
yang sama baik di depan hukum maupun dimasyarakat. Dihadapan Tuhan,
semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang
membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut
terhadap Tuhan. Persamaan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada
adanya pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi,
kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sebagai
sesama manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hakhak itu agar setiap manusia bisa merealisasikan serta perlunya
merumuskan

sejumlah

kewajiban-kewajiban

agar

semua

bisa

melaksanakan agar tercipta tertib kehidupan tanpa membeda-bedakan baik
itu laki-laki maupun perempuan. Namun berbeda halnya dengan
masyarakat Bali di dusun Tirtayoga yang menganut sistem patrilinieal.

Patrilineal merupakan suatu adat yang meyakini dan menjalankan alur
keturunan berdasarkan garis keturunan ayah. Dalam sistem patrilineal
dalam masyarakat Bali kedudukan laki-laki lebih dominan pengaruhnya
dalam pembagian warisan dari pada kedudukan perempuan sehingga
hanya anak laki-laki yang akan menjadi ahli waris. Pada masyarakat Bali
anak laki-laki memiliki kedudukan yang sangat kuat dan lebih diutamakan.

5

Dalam masyarakat Bali tidak hanya harta warisan yang tidak diperoleh
oleh kaum perempuan tetapi pendidikan juga selalu yang diutamakan
adalah anak laki-laki. Perempuan dalam masyarakat Bali seperti
didiskriminasi selalu dinomerduakan sehingga kesadaran akan kesetaraan
gender dalam masyarakat Bali sangat kurang.

Berkaitan dengan dua konsep di atas, maka dalam keragaman diperlukan
adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya, meskipun individu maupun
masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka memiliki dan
diakui akan kedudukan hak-hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama
baik dalam kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan. Terlebih lagi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jaminan atau kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama dari berbagai ragam masyarakat di dalamnya
sangat diperlukan.

Menurut Pasal 27 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 telah menyebutkan dengan tegas bahwa semua warga negara
mempunyai kedudukan yang sama. Sedangkan gender berasal dari kata
bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Gender diartikan sebagai
“perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi
nilai dan tingkah laku”. Gender merujuk pada peranan dan tanggung jawab
laki-laki dan perempuan yang diciptakan dalam keluarga, masyarakat dan
budaya”. Dari beberapa definisi tentang gender yang telah diungkapkan di
atas dapat dikatakan bahwa gender merupakan jenis kelamin sosial, yang
berbeda dengan jenis kelamin biologis. Dikatakan sebagai jenis kelamin

6

sosial karena merupakan tuntutan masyarakat yang sudah menjadi budaya
dan norma sosial masyarakat yang melekat pada kaum laki-laki dan
perempuan dan membedakan antara peran jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.

Melihat dari arti kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa kesetaraan
gender merupakan kesetaraan atau kesederajatan yang dimiliki oleh
perempuan maupun laki-laki yang sama-sama memiliki hak untuk
diperlakukan sama, dimana perempuan juga memiliki kesempatan yang
sama untuk mengembangkan bakat serta potensi yang dimilikinya tanpa
adanya diskriminasi dan anggapan bahwa perempuan itu lemah.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman suku dan setiap
suku memiliki adat dan istiadat yang berbeda satu sama lain. Masyarakat
Indonesia sangat memegang teguh adat dan istiadat yang diwariskannya
secara turun temurun sehingga sering kali adat mempengaruhi pola
tingkah laku dan pemikirannya, seperti halnya dalam masyarakat Bali
yang menganut sistem patrilineal (lebih menekankan pada peranan kaum
laki-laki). Sebagai negara yang kaya akan adat dan istiadat kita sebagai
pewaris tersebut harus dapat menjaga dan melestarikan adat dan tradisi
yang telah ada, namun disatu sisi kita harus tetap memperhatikan hak
hakiki perempuan. Dengan demikian walaupun adat dan tradisi itu ada,
harus dijalankan dan dilestarikan tetapi tidak boleh mengesampingkan atau
merugikan hak perempuan agar terjadi keseimbangan antara kepentingan
adat dengan pola tingkah laku serta pemikiran yang sesuai tanpa adanya

7

tumpang tindih antara adat dan hak asasi perempuan, hal inilah perlu
pemahaman dan penyadaran bagi semua pihak agar kehidupan yang
harmonis baik sesama suku maupun antar suku terwujud sebagaimana
yang diharapkan pada pemaknaan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Peranan perempuan sangatlah besar dalam berbagai bidang, baik dalam
bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan peranan perempuan
telah kita rasakan diranah politik. Melihat besarnya peranan perempuan
terhadap kemajuan suatu bangsa sehingga sudah sepatutnya perempuan
layak disejajarkan dengan laki-laki dan tidak lagi menjadi kaum yang
dinomorduakan. Untuk itu agar dapat diakui bahwa perempuan memiliki
kemampuan yang sama dengan laki-laki kaum perempuan harus memiliki
pribadi yang kuat, mandiri, cerdas, trampil serta berpendidikan. Untuk
memiliki semua itu kaum perempuan harus mengenyam pendidikan
hingga

keperguruan

tinggi

sehingga

kaum

perempuan

dapat

mengembangkan potensi serta bakat yang dimilikinya. Dan itu artinya
perempuan dapat memajukan bangsa dan negara melalui SDM Yang
dimilikinya.

Sebagaimana pernyataan di atas peneliti telah melaksanakan observasi di
Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram pada tanggal 4 Oktober 2014
terdapat masyarakat yang mamahami kesetaraan gendar dan yang tidak
memahami tentang kesetaraan gender dilihat dari kesempatan mendapat
pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat dari penyajian data tabel 1
sebagai berikut:

8

Tabel 1.1: Hasil wawancara dengan warga atau tokoh adat
masyarakat tentang kesenjangan terhadap kesamaan hak
gender di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram
Seputih Mataram Lampung Tengah Tahun 2014.
No

Aspek Kesetaraan

Kesenjangan
Tidak Terjadi
Terjadi
1
Pendidikan

2
Hak waris

3
Pergaulan di luar

4
Peran adat

5
Pemberian barang

Sumber: Data adat Dusun Titrayoga Desa Trimulyo Mataram, 2014
Berdasarkan tabel di atas nampak jelas terjadi kesenjangan ketidakadilan
perlakuan antar gender, dapat dilihat bahwa dari aspek pendidikan terjadi
kesenjangan, karena dalam masyarakat Bali di Dusun Tirtayoga sebagian
besar anak laki-laki mendapatkan pendidikan hingga keperguruan tinggi
sedangkan anak perempuan sebagian besar hanya mengenyam pendidikan
pada tingkat sekolah menengah atas. Tidak hanya dalam pendidikan
kesenjanganpun terjadi dalam aspek hak waris karena dalam masyarakat di
Dusun Tirtayoga yang mendapatkan harta warisan adalah anak laki-laki.
Kesenjangan juga terjadi dalam aspek pergaulan di luar karena dalam
masyarakat Dusun Tirtayoga pergaulan anak perempuan di lingkungan
luar sangat dibatasi sedangkan pergaulan anak laki-laki diberi kebebasan.
Kesenjangan terjadi juga dalam aspek peran adat dalam masyarakat,
Dusun Tirtayoga sistem adatnya masih kental dan sangat memegang teguh
adat dan tradisi tanpa memperdulikan hak asasi kaum perempuan.
Kesenjangan terjadi juga di aspek pemberian barang, kesenjangan terdapat
dalam perbedaan pemberian jenis barang, anak laki-laki biasanya dibelikan

9

barang yang lebih mahal sedangkan anak perempuan dibelikan barang
lebih murah dari barang yang dibelikan kepada anak laki-laki.

Masyarakat Bali di Dusun Tirtayoga masih sangat memegang teguh adat
dan istiadat yang dimilikinya. Dalam sistem kekeluargaan patrilineal
masyarakat Bali masih sangat menjunjung tinggi adat dan istiadat. Dalam
sistem patrilineal anak laki-lakilah nanti yang akan menjaga, merawat,
menjadi penerus keturunan dan orang tua akan tinggal bersama dengan
anak laki-laki, sehingga hal tersebut berdampak atau mempengaruhi pola
pikir dan perlakuan masyarakat terhadap kaum perempuan. Dampak yang
dirasakan oleh kaum perempuan yaitu dalam hal hak waris, pendidikan,
hak kepemilikan barang, dan hak untuk bergaul di luar. Dalam masyarakat
Bali anak perempuan tidak mendapatkan harta dan banyak terdapat kaum
perempuan yang tidak melanjutkan pendidikannya karena para orang tua
yang masih beranggapan bahwa kaum perempuan hanya cukup bisa untuk
mengelola dapur, mengatur rumah tangga dan mengurus keluarga ketika
mereka sudah berkeluarga sedangkan anak laki-laki sebagian besar di
sekolahkan hingga keperguruan tinggi, ada juga sebagian kaum
perempuan yang bekerja di PT dan sebagiannya lagi hanya di rumah
membantu orang tua hanya sedikit kaum perempuan yang melanjutkan
pendidikannya bukan karena para orang tua mereka yang berpenghasilan
rendah, karena sebagian besar masyarakat memilki perkebunan karet.
Sebagian besar pekerjaan di Dusun Tirtayoga adalah sebangai penyadap
getah karet dan hasil tiap bulannya cukup untuk menyekolahkan anak.

10

Pemahaman tentang kesetaraan gender merupakan hal penting yang harus
ditanamkan setiap individu pada dirinya karena pada hakikatnya Tuhan
menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kedudukan yang sama,
memiliki hak yang sama, dan memiliki kemampuan yang sama untuk
mengembangkan bakat yang sesuai dengan potensi yang dimilkinya tanpa
adanya suatu deskriminasi terhadap kaum perempuan. Masih banyak
orang yang berangapan bahwa kaum perempuan merupakan kaum yang
lemah sehingga sering terjadi adanya diskriminasi terutama di masyarakat
Bali yang sistem kekeluargaannya menganut sistem patrilineal. Di dusun
Tritayoga kesadaran atau pemahaman masyarakat tentang kesetaraan
gender masih tergolong rendah karena adanya perlakuan yang berbeda
terhadap anak laki-laki dan anak perempuan sehingga terjadi kesenjangan
dari beberapa aspek yaitu hak waris, pendidikan, kepemilikan barang dan
pergaulan di luar. Akibat pemahaman masyarakat yang kurang akan
kesetaraan gender hal ini berdampak pada pola pikir dan perlakuan
masyarakat

terhadap

kaum

perempuan

yang

cenderung

tidak

memperhatikan hak hakiki yang dimiliki perempuan yang seharusnya
mendapat perlakuan yang sama seperti layaknya perlakuan terhadap anak
laki-laki, oleh sebab itu peneliti memandang perlu melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Sistem Patrilineal Terhadap Kesetaraan Gender
Dalam Masyarakat Bali di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah”.

11

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Masyarakat suku Bali menganut sistem patrilineal.
2. Dampak masyarakat Bali menganut sistem kekerabatan patrilineal.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesetaraan gender.
4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang hak asasi perempuan.
5. Keterkaitan antara sistem patrilineal dengan tingkat kesadaran
masyarakat akan kesetaraan gender.
6. Pengaruh sistem patrilineal terhadap kemajuan pendidikan pada kaum
perempuan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
Pengaruh Sistem Patrilineal Terhadap Kesetaraan Gender di Dusun
Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram
Kabupaten Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah pengaruh sistem patrilineal terhadap kesetaraan gender
dalam masyarakat Bali di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah?

12

E. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan:
Untuk mendeskripsikan tentang kesetaraan gender kepada masyarakat
dan menanamkan pemahaman kesadaran tentang kesetaraan gender
serta menemukan pengaruh dan dampak sistem patrilineal terhadap
kesetaraan gender.

2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsepkonsep ilmu pendidikan kewarganegaraan terutama pendidikan nilai
dan moral pancasila yang mengkaji pembentukan diri warga negara
yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter
kewarganegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila serta sikap
dan perilaku yang nyata yang dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara serta menanamkan tentang pentingnya
kesadaran akan kesetaraan gender dalam masyarakat Bali bahwa anak
laki-laki dan perempuan sama-sama memperoleh hak yang sama serta
dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai penambah wawasan
keilmuan dan sumbangan atau bahan kajian dalam pendidikan terutama
mengenai tentang kesetaraan gender di masyarakat Bali.

13

b. Kegunaan Praktis
Secara praktis ilmu penelitian ini berguna untuk memberikan
informasi bagi masyarakat Bali tentang pentingnya kesadaran akan
kesetaraan gendar dalam kehidupan bermasyarakat dan memberikan
pemahaman pada masyarakat Bali tentang persamaan hak perempuan
dan laki-laki adalah sama baik di hadapan Negara maupun Tuhan.

F. Ruang Lingkup penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu
pendidikan khususnya tentang kesamaan derajat dan HAM dengan
wilayah kajian pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai
moral pancasila.
2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Dusun
Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah.
3. Ruang Lingkup Obyek Penelitian
Ruang lingkup obyek dalam penelitian ini dilihat dari pengaruh sistem
patrilineal terhadap kesetaraan gender dalam masyarakat Bali di Dusun
Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Seputih Mataram Lampung
Tengah.

14

4. Ruang Lingkup Tempat atau wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian ini dilaksanakan di Dusun Tirtayoga
Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten
Lampung Tengah.
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu penelitian ini yaitu sesuai dengan surat izin
penelitian pendahuluan oleh pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Nomor: 5448/UN26/3/PL/2014
sampai dengan selesai penelitian ini.

15

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Pengaruh
Pengaruh merupakan sesuatu atau hal yang dapat memberikan dampak-dampak
yang dapat menimbulkan hal yang baik (positif) atau kemajuan bahkan
menimbulkan kemunduran atau hal yang tidak baik (negatif). Badudu dan Zain
dalam (Proser Penelitian 2010: 18) menjelaskan bahwa “pengaruh adalah
kemampuan yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi dan membentuk atau
mengubahnya menjadi sesuatu yang lain”.
Menurut Nurcahyanti dalam (Prosedur Penelitian 2010: 21) pengaruh
didefinisikan sebagai hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua
hal. Sehingga, pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi atau mengubah yang
sudah ada menjadi sesuatu yang lain sebagai hubungan sebab-akibat.
Menurut Surakhmad dalam (Metodologi Penelitian Kuantitatif 2011: 7)
menyatakan bahwa “pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap
apa-apa yang ada di sekelilingnya”.
Menurut Wiryanto dalam (Metode Penelitian Kuantitatif 2011: 8) “Pengaruh
merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai

16

ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak
yang dipengaruhi”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik
itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga
mempengaruhi apa saja yang ada di sekitarnya baik itu dapat menimbulkan hal
yang positif maupun hal yang negatif.
Pengaruh dapat dilihat dari ada atau tidaknya perubahan. Artinya, suatu daya
dikatakan memberikan pengaruh ketika mampu mengubah keadaan menjadi
berbeda dari sebelumnya. Ada dua jenis pengaruh, yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Dikatakan sesuatu berpengaruh positif jika sesuatu tersebut
memberikan perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya dan
berpengaruh negatif jika sebaliknya.
2. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin systēma atau bahasa Yunani sustēma yang
berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Setiap
melakukan tindakan atau suatu kegiatan setiap individu akan melalui tahaptahapan dimana setiap tahapan yang satu akan mempengaruhi tahapan-tahapan
selanjutnya demi tercapainya suatu harapan yang diinginkan dengan hasil yang
baik maka perlu adanya sistem yang terstuktur untuk melakukan sebuah
kegiatan.

17

Pengertian Sistem Menurut Indrajit dalam (Manusia Dalam Kebudayaan
dan Masyarakat 2011: 24) mengemukakan bahwa sistem mengandung
arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur
keterkaitan antara satu dengan lainnya. Menentukan sistem dalam sebuah
rangkaian kegiatan merupakan hal yang sangat penting karena tahapan
yang satu dengan tahapan yang lain saling mempengaruhi. Dengan
adanya sistem maka suatu kegiatan akan terstuktur dengan baik.
Menurut Jogianto dalam (Manusia Dalam Kebudayaan dan Masyarakat
2011: 24) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah
suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betulbetul ada dan terjadi.
Menurut Lani Sidharta dalam (Antropologi dan Kebijakan Publik 2012: 64)
“Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang
secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama”.
Menurut Murdick, R.G dalam (Antopologi dan Kebijakan Publik 2012:
64) Suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan
atau prosedur-prosedur/bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu
tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau
barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi
dan/atau energi dan/atau barang.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan suatu tahapan-tahapan yang terstruktur yang setiap tahapan-tahapan
saling mempengaruhi melalui prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1 Sistem kekerabatan
Sistem

kekerabatan

adalah

serangkaian

aturan

yang

mengatur

penggolongan orang-orang sekerabat. Istilah kekerabatan digunakan untuk
menunjukkan identitas para kerabat sehubungan dengan penggolongan
kedudukan mereka dalam hubungan kekerabatan masing-masing dengan
ego. Maka, hubungan sosial yang menyangkut kedudukan, hak, dan

18

kewajiban antara ego dan kerabat-kerabatnya dapat dilakukan dengan
mudah dan tata tertib sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kekerabatan merupakan unit sosial di mana anggota-anggotanya
mempunyai hubungan keturunan (hubungan darah). Seseorang dianggap
sebagai kerabat oleh orang lain karena dianggap masih keturunan atau
mempuyai hubungan darah dengan ego (seseorang yang menjadi pusat
perhatian dalam suatu rangkaian hubungan baik dengan seorang maupun
dengan sejumlah orang lain).
Menurut G. Murdock dalam (Hukum Adat Di Indonesia 2013: 43) “Sistem
kekerabatan dijelaskan bukan hanya saja karena adanya ikatan perkawinan
atau karena adanya hubungan keluarga, tetapi karena adanya hubungan
darah”.
Menurut Keesing dalam Ali Imron dalam (Hukum Adat Di Indonesia
2013: 27) “Sistem kekerabatan adalah hubungan berdasarkan pada model
hubungan yang dipandang ada antara seorang ayah dengan anak serta
antara seorang ibu dengan anak”.
Berdasarkan definisi di atas dapat di tarik simpulkan bahwa sistem
kekerabatan adalah suatu hubungan yang kompleks berdasarkan hubungan
darah atau perkawinan. Berdasarkan hubungan darah disini maksudnya
adalah bahwa seseorang dinyatakan sebagai kerabat bila memiliki pertalian
darah dengan seseorang lainnya. Kelompok kekerabatan yang terkecil
adalah sejumlah orang yang dapat dihubungkan satu sama lainnya melalui

19

hubungan darah yang bersumber dari orang tua atau leluhur yang sama.
orang-orang yang seketurunan dinamakan kelompok consanguine.
Sedangkan yang karena adanya hubungan perkawinan dinamakan
kelompok effine.
Sistem kekerabatan menurut Soerjono Soekanto (2013: 240)
dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Sistem kekerabatan patrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang
mengambil garis kekerabatan dari pihak laki-laki (ayah). Oleh
karena itu perkawinan dalam sistem ini akan mengakibatkan si
isteri tersebut akan menjadi warga masyarakat dari pihak
suaminya.
2. Sistem kekerabatan matrilineal, yaitu sistem k

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP TRADISI OGOHOGOH DI KAMPUNG RAMA UTAMA KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 10 64

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP TRADISI OGOH-OGOH DI KAMPUNG RAMA UTAMA KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2 13 82

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012

0 21 53

PERANAN KELOMPOK IBU PKK DI BIDANG KEBUDAYAAN DALAM RANGKA MEMANFAATKAN POTENSI KEBUDAYAAN DAERAH DI DESA WIRATA AGUNG KECAMATAN SEPUTIH MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

2 33 82

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP POITIK TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI POLITIK DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA MASYARAKAT DESA MATARAM BARU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

11 69 87

PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT ADAT BALI (STUDI PADA MASYARAKAT BALI DI DESA WIRATA AGUNG KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH)

0 11 64

PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT ADAT BALI (STUDI PADA MASYARAKAT BALI DI DESA WIRATA AGUNG KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH)

2 42 54

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP SISTEM KASTA DI DESA BUYUT BARU KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

0 15 58

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 67

PENGARUH SISTEM PATRILINEAL TERHADAP KESETARAAN GENDER DALAM MASYARAKAT BALI DI DESA TRIMULYO MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014/2015

2 25 80