PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS

SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh

KADEK DIARSIH

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi korelasional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 59 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui koefisien kontingensi C=0,53 dan koefisien kontingensi maksimum Cmaks=0,81 sehingga diperoleh nilai KAT=0,65. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif atau signifikan dengan kategori keeratan tinggi antara partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah terhadap sikap demokratis siswa. Oleh karena itu siswa harus aktif berpartisipasi dalam kegiatan OSIS yang memberikan pengalaman untuk dapat menumbuhkan sikap demokratis dalam dirinya.


(2)

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS

SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Kadek Diarsih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan karya kecilku ini

sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :

Yang tercinta kedua orang tuaku,

Ayah dan Ibu yang selalu menjadi semangat dalam hidupku yang telah sabar dan tulus dalam mendidik, membesarkan, dan selalu mendo akanku dalam sujudnya serta harapan di

setiap tetesan keringatnya demi keberhasilan ku

Serta


(7)

✁ ✂✁

Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan

diri sendiri.

(R.A. Kartini)

Kebahagian dari setiap negara lebih bergantung pada watak penduduknya dari pada bentuk pemerintahannya.


(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku pembimbing I, terimakasih atas kritik dan sarannya dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II terimakasih atas pengarahan dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini, serta ucapan terimakasih kepada:


(9)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

4. Bapak Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembahas I. Juga Bapak Abdul Halim, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan masukannya;

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi PPKn, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. 9. Ibu Hj. Nurlina, S.Pd., M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Seputih

Mataram yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis;


(10)

10. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Seputih Mataram yang telah membantu penulis dalam mengadakan penelitian;

11. Staf tata usaha SMA Negeri 1 Seputih Mataram yang telah memberikan bantuannya kepada penulis selama penulis mengadakan penelitian;

12. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak I Wayan Merdana dan Ibu Ni Ketut Wenten terimakasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, Doa, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. Dan untuk seluruh keluargaku tercinta atas Doa, dukungan, bantuan, serta perhatian yang diberikan;

13. Teman-teman Prodi PPKn 2011 terkhusus sahabat-sahabat terbaikku Intan, Iis, Dwi, Ajeng, Sayu, Ima, Desi, dan kakak tingkat serta adik tingkat, dari angkatan 2009–2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang kalian berikan;

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, Juni 2015

Penulis,

Kadek Diarsih NPM 1113032031


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

SURAT PERNYATAAN ...v

RIWAYAT HIDUP ...vi

PERSEMBAHAN...vii

MOTTO ...viii

SANWACANA ...ix

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...8

1.3 Pembatasan Masalah ...9

1.4 Rumusan Masalah ...9

1.5 Tujuan penelitian ...9

1.6 Kegunaan Penelitian...9

1. Kegunaan Teoritis ...9

2. Kegunaan Praktis ...10

1.7 Ruang Lingkup Penelitian...11

1. Ruang Lingkup Ilmu ...11

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian...11

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ...11

4. Ruang Lingkup Tempat/Lokasi Penelitian...11

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian...11

II. TINJUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis ...12

2.1.1 Tinajauan Partisipasi Siswa pada Kegiatan OSIS ...12


(12)

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ...14

A. Pengertian OSIS ...14

B. Peranan OSIS ...17

C. Perangkat OSIS ...20

D. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus ...22

2.1.2 Tinjauan Sikap Demokratis...23

1. Pengertian Sikap...23

2. Pengertian Demokratis ...27

3. Sikap Demokratis ...29

2.2 Kerangka Pikir ...32

2.3 Hipotesis Penelitian...34

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian...35

3.2 Populasi dan Sampel ...35

1. Populasi ...35

2. Sampel...36

3.3 Variabel Penelitian ...37

3.4 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional...37

1. Definisi Konseptual ...37

2. Definisi Operasional...38

3.5 Teknik Pengumpulan Data...39

1. Teknik Pokok ...39

2. Teknik Penunjang...40

3.6 Instrumen Penelitian...40

1. Uji Validitas ...40

2. Uji Reliabilitas ...41

3.7 Teknik Analisis Data ...42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Penelitian...47

1. Persiapan Pengajuan Judul...47

2. Penelitian Pendahuluan ...48

3. Pengajuan Rencana Penelitian ...49

4. Pelaksanaan Penelitian ...49

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...56

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Seputih Mataram ...56

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Seputih Mataram...57

3. Sarana dan Prasarana...57

4. Kegiatan Kesiswaan/Ekstrakulikuler ...58

4.3 Deskripsi Data ...60

1. Pengumpulan Data ...60

2. Penyajian Data ...60

A. Penyajian Data Mengenai Partisipasi Pada Kegiatan OSIS ...61

B. Penyajian Data Mengenai Sikap Demokratis Siswa ...79

3. Pengujian Data ...102

A. Pengujian Pengaruh...102


(13)

4. Pembahasan...112 A. Partisipasi Pada Kegiatan OSIS (Variabel X) ...112 B. Sikap Demokratis (Variabel Y) ...115

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...119 5.2 Saran...119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil pra-survey data kepengurusan OSIS SMA N 1 Seputih Mataram

Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014/2015 melalui observasi ... 5 Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten

Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 36 Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di

Luar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 51 Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di

Luar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 52 Tabel 4.3 Tabel Kerja Antara Kelompok Item Ganjil (X) dengan Item Kelompok

Genap (Y)... 53 Tabel 4.4 Distribusi Skor Angket Indikator Keterlibatan Dalam Kegiatan

OSIS ... 61 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Keterlibatan Dalam Kegiatan

OSIS ... 64 Tabel 4.6 Distribusi Skor Angket Indikator Kontribusi Dalam Kegiatan

OSIS ... 66 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Kontribusi Dalam Kegiatan

OSIS ... 69 Tabel 4.8 Distribusi Skor Angket Indikator Tanggung Jawab Dalam Partisipasi

Kegiatan OSIS... 70 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Tanggung Jawab Dalam Partisipasi

Kegiatan OSIS... 73 Tabel 4.10 Distribusi Skor Angket Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa


(15)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS)... 78

Tabel 4.12 Distribusi Skor Angket Indikator Mengutamakan Musyawarah Mufakat ... 79

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Mengutamakan Musyawarah Mufakat ... 83

Tabel 4.14 Distribusi Skor Angket Indikator Saling Menghargai ... 85

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator Saling Menghargai ... 88

Tabel 4.16 Distribusi Skor Angket Indikator Berani Mengemukakan Pendapat ... 89

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Berani Mengemukakan Pendapat ... 92

Tabel 4.18 Distribusi Skor Angket Indikator Jujur ... 94

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Jujur ... 97

Tabel 4.20 Distribusi Skor Angket Sikap Demokratis... 98

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis ...102

Tabel 4.22 Perbandingan Jumlah Responden Mengenai Pengaruh Partisipasi Pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015...103

Tabel 4.23 Hasil Angket Tentang Pengaruh Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015...105

Tabel 4.24 Daftar Kontingensi Perolehan Data Tentang Pengaruh Partisipasi Pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Sikap Demokratis Siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ...107


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan PD 1

2. Surat Izin Melaksanakan Penelitian Pendahuluan

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan 4. Surat Izin Melaksanakan Penelitian

5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 6. Angket


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan baru menunjukan bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis, (Winarno, 2013:108). Sikap yang demokratis sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, karena dengan dimilikinya sikap demokratis segala kepentingan yang berbeda, keinginan dan pendapat yang berbeda akan dapat dipersatukan.

Pengembangan sikap demokratis tersebut melibatkan peran serta pendidikan sebagai cara untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan dan watak warga negaranya. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Sesuai dengan fungsi Pendidikan nasional dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(19)

2

Pendidikan berfungsi mengembangkan sikap demokratis siswa sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang tersebut. Sikap demokratis merupakan faktor yang sangat penting karena sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat untuk bergaul dan bersosialisai. Bisa dikatakan melalui proses pendidikan itu dapat menciptakan kader-kader bangsa yang nantinya akan terjun ke lingkungan masyarkat dan membangun negeri ini kearah yang lebih baik. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan untuk dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa.

Dalam lingkungan pendidikan di luar jam pembelajaran difasilitasinya wadah untuk kegiatan-kegiatan positif yang dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa melalui kegiatan organisasi. Yakni kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 4 ayat (3), satu-satunya organisasi siswa adalah Organisasi Siswa Intra sekolah. Kegiatan yang diadakan dalam program organisasi di sekolah didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah.

Selain kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), banyak kegiatan-kegiatan positif disamping kegiatan OSIS yang dapat menunjang pengembangan potensi, minat dan bakat siswa untuk memenuhi tujuan pembinaan kesiswaan seperti kegiatan ekstrakulikuler. Dimana jenis kegiatan ekstrakulikuler secara umum diantaranya (1) Krida, yang meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). (2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),


(20)

3

kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, serta penelitian. (3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, dan keagamaan. (4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, dan seni budaya.

Berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan sekolah tersebut akan dapat membantu pembentukan sikap demokratis, dimana dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup organisasi di sekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Karena OSIS sebagai organisasi di lingkungan sekolah menjadi tempat pembelajaran siswa dalam mengembangkan demokrasi karena di dalam OSIS siswa dituntut untuk dapat melaksanakan nilai-nilai atau budaya demokrasi. Demokrasi dalam OSIS dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan secara demokratis.

OSIS dibentuk dengan tujuan pokok : Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negatif dari luar sekolah. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan akan dapat mempengaruhi perkembangan sikap demokratis siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan OSIS tersebut.


(21)

4

OSIS sebagai tempat pembelajaran siswa dalam pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan secara demokratis sehingga siswa dapat memahami makna demokrasi melalui organisasi (OSIS). Sebagai contoh kegiatan yang dilaksanakan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang cukup membantu pembentukan sikap demokratis misalnya seperti kegiatan perekrutan dan pemilihan kepengurusan baru setelah masa kepengurusan sebelumnya berakhir. Perekrutan ini terdiri dari beberapa tahapan pertama dengan pemilihan pengurus harian Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK), pemilihan dapat dilakukan dengan metode pemungutan suara dan/atau musyawarah mufakat sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan sesuai sidang pleno sebelumnya. Kedua pemilihan/pembentukan pengurus OSIS, dimana penyelenggara Pemilihan atau pembentukan pengurus OSIS ini dibentuk oleh Kepala Sekolah, dengan unsur-unsur panitia pemilihan OSIS terdiri dari: pembina OSIS, pengurus OSIS lama, perwakilan Kelas, dan siswa. Segala bentuk proses kegiatan tersebut memberikan pengalaman terhadap siswa untuk menumbuhkan sikap demokratis dalam dirinya.

Melalui kegiatan OSIS tentunya akan berpengaruh terhadap internalisasi sikap demokratis dilihat dari kegiatan-kegiatan organisasi seperti kegiatan rapat dengan bentuk musyawarah mufakat, melaksanakan gotong royong dan kerja bakti, mengadakan kegiatan lomba, melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat, pidato dan partisipasi dalam kegiatan lainya. Sehingga membantu pembentukan sikap siswa yang bercirikan nilai demokratis yaitu menghargai satu sama lain, mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam penentuan keputusan, berani mengemukakan pendapat, jujur, serta bertanggung jawab.


(22)

5

Berdasarkan observasi pra-survei di SMA Negeri 1 Seputih Mataram, pada saat ini siswa kurang menunjukkan sikap demokratis dalam pergaulan sehari-hari, seperti sikap kurang menghormati, kurang bertanggung jawab, kurang kritis, dan masih tertutup. sekolah mengakui bahwa masih ada siswa yang sering membolos, datang terlambat, berperilaku kurang sopan, malas belajar, serta dalam proses pembelajaran kurang berani mengemukakan pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa untuk menerapkan sikap demokratis pada kehidupan sehari-hari masih rendah. Seluruh siswa SMA N 1 Seputih Mataram adalah anggota OSIS, namun kenyataannya dalam pelaksanaan kegiatan yang dirancang oleh kepengurusan OSIS hanya anggota kepengurusan yang berperan aktif. Dalam berpartisipasi pada kegiatan yang dilaksanakan masih adanya siswa yang bersikap acuh. Hal ini menunjukkan kurang maksimalnya partisipasi siswa dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Berikut ini merupakan data kepengurusan OSIS SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1.1 Hasil pra-survey data kepengurusan OSIS SMA N 1 Seputih

Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014/2015 melalui observasi.

Ketua Agung Prayogi

Wakil Ketua I M. Dliya’ul Haq

Wakil Ketua II Sigit Prasetio

Sekretaris Olivia Ariyani

Wakil Sekretaris I Rukmo Hidayat

Wakil Sekretaris II Panggih Fadhillaparamadina

Bendahara Ivon Dinda Q


(23)

6

Seksi Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

a. Agama Islam

Ketua : Rachim Aziz Fatulloh Anggota :

1). M. Gilang Ramadhan 2). Andi Kismanto 3). Vina Sabella b. Agama Hindu

Ketua : I Wayan Aditya W. Anggota :

1). Putu Andika

2). I Made Fijae Bagaskara 3). Ni Kadek Ariyani c. Agama Katolik

Ketua : Angelina Jeanita Anggota :

1). Christina Adveningtyas 2). Maria Feni

d. Agama Kristen

Ketua : Wahyu Sara Maria Anggota :

1). Kelvin Paul Pasaribu 2). Diva Juliana Sabatini Seksi Kehidupan Berbangsa

dan Bernegara

Ketua : Resi Agustina Anggota :

1). Diah Pitaloka 2). Rian Andi Mismoyo 3). Wisnu Erri Febrianto Seksi Pendidikan dan

Pendahuluan Bela Negara

Ketua : Agung Ayu Prana D. Anggota :

1). Silvia Helvina Pertiwi 2). Ni Wayan Erna Dwi 3). Ni Kadek Marniasih Seksi Kepribadian dan Budi

Pekerti Luhur

Ketua : Kholikul Misbah

Anggota :

1). Angga Tri Saputra 2). Kiki Supatmi 3). Rahmi Mulyani Seksi Berorganisasi,

Pendidikan Politik dan Kepemimpinan

Ketua : Arizal Akbar Hakim Anggota :

1). Adelia Fransiska Sinaga 2). Komang Pirayunita 3). Komang Sulastra


(24)

7

Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan

Ketua : Tya Fauziah Anggota :

1). Aan Andriyanto 2). Rosi Mia Maharani S. 3). Ni Gusti Ayu Kadek Ardani Seksi Kesegaran Jasmani dan

Daya Kreasi

Ketua : I Komang Sucandra

Anggota : 1). Yusuf Aulia 2). Nazula Harfiati 3). Veni Yuliani

4). I Ketut Yulio Saputra Seksi Persepsi, Apresiasi dan

Kreasi Seni

Ketua : Dian Dwi Novita

Anggota :

1). Selvi Novri Yanti

2). Nengah Desi Kurnia Sari 3). Riski Susilowati

4). Delta Harum Pangastika Seksi Pengembangan Karya

Ilmiah, Sains dan Teknologi

Ketua : M. Aldi Saputra Anggota :

1). M. Dian Ari Pratama 2). Alfares Yogi Erlambang 3). Anisa Al Khoiriyah 4). Abdilah Al Kholifah

Sumber : Pembina OSIS SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015 secara keseluruhan adalah 57 siswa yaitu terdiri dari ketua, wakil ketua 1, wakil ketua 2, sekertaris, wakil sekertaris 1, wakil sekertaris 2, bendahara, wakil bendahara, dan seksi-seksi yaitu : seksi ketaqwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, seksi kehidupan berbangsa dan bernegara, seksi pendidikan dan pendahuluan bela negara, seksi kepribadian dan budi pekerti luhur, seksi berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan, seksi keterampilan dan kewirausahaan, seksi kesegaran jasmani dan daya kreasi, seksi persepsi, apersepsi dan kreasi seni, serta seksi pengembangan karya ilmiah, sains, dan teknologi.


(25)

8

Partisipasi aktif siswa pada kegiatan OSIS diharapkan dapat membina siswa kearah yang positif. Karena tentunya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini dalam proses pelaksanaannya menggunakan prosedur yang sistematis dan prinsip-prinsip yang demokratis, siswa dapat menyalurkan aspirasi, gagasan serta dapat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Sehingga akan menjadi sarana dalam mengembangkan siswa secara demokratis dengan pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan landasan demokrasi dalam diri siswa. Dilihat dari kaitan pentingnya partisipasi kegiatan OSIS terhadap sikap demokratis siswa, sehingga peneliti berminat meneliti lebih dalam tentang pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Belum maksimalnya partisipasi siswa pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

2. Masih adanya siswa yang menunjukkan sikap kurang demokratis dengan melanggar peraturan-peraturan sekolah.

3. Kurangnya kesadaran siswa untuk menerapkan prinsip-prinsip sikap demokratis dalam kehidupan sehari-hari.


(26)

9

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan sikap demokratis siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Pengaruh Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap Sikap Demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis pengaruh partisispasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014/2015.

1.6 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap parkembangan konsep, teori, prinsip, dan prosedur ilmu pengetahuan khususnya pemahaman akan karakter atau sikap demokratis


(27)

10

siswa sesuai dengan kajian nilai dan moral Pancasila. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penelitian ataupun kajian lebih lanjut.

2. Kegunaan Praktis

A. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang sikap demokratis siswa melalui partisipasi dalam kegiatan organisasi sekolah atau OSIS.

B. Bagi Guru

Diharapkan mendapat masukan mengenai pengoptimalan dalam membantu siswa memiliki sikap demokratis yang berguna untuk kehidupan siswa dalam lingkungan sosial masyarakat Indonesia dengan budaya yang berbeda-beda dan dengan ini dapat berguna untuk proses pendidikan kedepannya.

C. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi wadah untuk siswa mengembangkan bakat dan minatnya serta membantu pembentukan kepribadiian siswa yang baik dan demokratis melalui kegiatan-kegiatan positif yang dilaksanakan.


(28)

11

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dengan kajian nilai Pancasila dan moral.

2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Subyek atau responden pada penelitian ini adalah seluruh anggota kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yaitu seluruh siswa di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Ruang Lingkup Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah partisipasi pada kegiatan (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

4. Ruang Lingkup Tempat/Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian adalah di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 17 desember 2014 sampai dengan 11 Maret 2015, pada tahun pelajaran 2014/2015.


(29)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1. Tinjauan Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

1. Pengertian Partisipasi

Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, suatu kegiatan membutuhkan keikutsertaan/partisipasi dari manusia lainya. Dimana partisipasi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sebagai bagian keikutsertaan dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Secara umum, partisipasi dimaknai sebagai kapasitas seseorang dalam upaya-upaya yang menentukan bagi kualitas hidup yang dijalaninya. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Partisipasi selalu dikaitkan dengan peran serta.

Pengertian partisipasi Menurut Keith Davis dalam Wikipedia

(2013) adalah “suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang

kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di

dalamnya”.Pendapat lain mengenai partisipasi menurut Verhangen dalam Aprillia Theresia, dkk. (2014:196) menyatakan bahwa,


(30)

13

“partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat”.

Pendapat lain mengenai partisipasi dalam kamus sosiologi menurut Theodorson dalam Aprillia Theresia, dkk. (2014:196) disebutkan bahwa partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.

Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan.

Partisipasi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

pembelajaran sangat penting untuk pencapaian suatu tujuan dimana diharapkan dengan adanya kemauan untuk ikut berpartisipasi apa yang telah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan seseorang baik itu keterlibatan mental, emosi serta fisik pada suatu kegiatan untuk pencapaian tujuan dimana seseorang tersebut ikut bertanggung jawab di dalamnya.


(31)

14

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial untuk membentuk insan yang seutuhnya. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi yang ada di sekolah yang merupakan salah satu upaya dalam pembinaan kesiswaan.

A. Pengertian OSIS

Pengertian OSIS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992 dalam Heri Gunawan (2012:263) meliputi :

a. Secara Semantis

Kepanjangan OSIS terdiri dari: organisasi, siswa, intra, dan sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:

1) Organisasi, secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk

dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu


(32)

15

2) Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

3) Intra adalah berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

4) Sekolah adalah satuan pendidikan tempat

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambung.

b. Secara Organisasi

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

c. Secara Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di

samping ketiga jalur yang lain yaitu: Latihan

kepemimpinan, dan ekstrakulikuler serta wawasan


(33)

16

d. Secara Sistem

Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena itu OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok :

1) Berorientasi pada tujuan

2) Memiliki susunan kehidupan kelompok 3) Memiliki sejumlah peranan

4) Terkoordinasi, dan

5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa Organisasi Siswa Intra Sekolah adalah wadah kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan siswa atau organisasi kesiswaan satu-satunya yang sah yang dimiliki oleh setiap sekolah baik itu negeri maupun swasta yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kegiatan OSIS di sekolah lain dan kegiatan organisasi di luar sekolah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.


(34)

17

B. Peranan OSIS

Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat

disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, peranan OSIS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) No: 226/C/Kep/O/1992 dalam Heri Gunawan (2012:263-264) adalah :

a. Sebagai wadah bagi kegiatan siswa

OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah, wahana harus selalu bersama-sama dengan jalur yang lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan wiyatamandala. Tanpa saling bekerjasama dengan berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah tidak akan berfungsi.

b. Sebagai penggerak/motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat dan pendorong melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para Pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu; menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan


(35)

18

terhadap anggota. Dalam bahasa manajemen OSIS mampu memainkan fungsi inteleknya, yaitu kemampuan para pembina, pengurus dalam mempertahankan, meningkatkan keberadaan OSIS baik internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.

c. Peranan yang bersifat preventif

Peranan OSIS secara internal dapat menggerakkan sumber daya yang ada, secara eksternal mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan prilaku menyimpang siswa, dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar. Peranan preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.

Beberapa contoh kegiatan pembinaan kesiswaan yang disebutkan dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 dalam Heri Gunawan (2012:264) yang dapat dilaksanakan OSIS bagi peserta didik diantaranya yaitu :

1) Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya masing-masing. 2) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti

sosial).

3) Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian. 4) Menyelenggarakan kegiatan ilmiah


(36)

19

5) Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). 6) Mengadakan study banding dan kunjungan (studi

wisata) ke tempat-tempat sumber belajar. 7) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa.

8) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat, dan pidato.

9) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.

10) Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa.

11) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi. 12) Melaksanakan prektek kerja nyata (PKN)/ Pengalaman

Kerja Lapangan (PKL)/ Praktek Kerja Industri (Prakerim).

13) Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa manfaat OSIS sebagai berikut:

1) Meningkatkan nilai ketaqwaan terhadap Tuhan YME, 2) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara, cinta

tanah air,

3) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur, 4) Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan

politik dan kepemimpinan,

5) Meningkatkan ketrampilan, kemandirian, percaya diri, 6) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani,


(37)

20

Dengan berbagai contoh kegiatan dan peranan OSIS di atas, beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan dan peranan OSIS tersebut antara lain adalah percaya diri, kerjasama, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, disiplin, demokratis, dan berjiwa wirausaha (Kemendiknas dalam Heri Gunawan 2012:265).

C. Perangkat OSIS

Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas, dan pengurus OSIS dalam Wikipedia (2014) yaitu:

1. Pembina OSIS Pembina OSIS terdiri dari:

a. Kepala Sekolah, sebagai Ketua

b. Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua

c. Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran

Tugas dari Pembina OSIS:

1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan,

pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya; 2) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan

pengurus;

3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;

4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;

5) Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan program kerja OSIS

6) Menghadiri rapat-rapat OSIS

7) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS

2. Perwakilan Kelas

Badan ini disebut dengan Majelis Perwakilan Kelas/Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Posisi Badan ini lebih tinggi daripada Ketua OSIS dan berperan sebagai pengawas kebijakan OSIS.


(38)

21

Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas, tugas: 1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas ; 2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program

kerja OSIS;

3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas ;

4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan ;

5) Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;

6) Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina ;

7) Bersama- sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.

3. Pengurus OSIS

a. Syarat-syarat sebagai Pengurus OSIS yaitu : 1) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2) Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman

3) Memiliki bakat sebagai pemimpin 4) Tidak terlibat penggunaan Narkoba

5) Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai

6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS

7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas

8) Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir

9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah. b. Kewajiban Pengurus

1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS

2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya

3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif

4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban

kepada Pembina OSIS dan tembusannya kepada Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya 5) Selalu berkonsultasi dengan Pembina


(39)

22

D. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus

Pengurus Harian Majelis Permusyawaratan Kelas dalam Wikipedia (2014) terdiri dari:

a. Ketua Majelis Tugas :

1) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana 2) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan

3) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan

4) Memimpin rapat

5) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat

6) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan b. Wakil Ketua Majelis

Tugas :

1) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan

2) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan

3) Menggantikan ketua jika berhalangan

4) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya 5) Bertanggung jawab kepada ketua

6) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi

c. Sekretaris Majelis Tugas:

1) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan

2) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat 3) Menyiarkan, mendistribusikan, menyimpan surat serta

arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan 4) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi

kegiatan

5) Bersama ketua menandatangani setiap surat

6) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi 7) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan

kepada wakil sekretaris d. Wakil Sekretaris

Tugas:

1) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris 2) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan 3) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir


(40)

23

e. Bendahara dan Wakil Bendahara Tugas:

1) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan

2) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban

3) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan 4) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala f. Ketua Seksi

Tugas:

1) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya

2) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan 3) Memimpin rapat seksi

4) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat

5) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban

pelaksanaan kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator

2.1.2. Tinjauan Sikap Demokratis 1. Pengertian Sikap

Aspek afektif pada diri siswa sangat penting untuk diperhatikan, sikap yang dimilki siswa dapat mempengaruhi pencapain tujuan pembelajaran. Sikap sangat dipengaruhi oleh pengalaman dari proses sosialisasi, yang kemudian dapat terbentuk menjadi bagian dari kepribadian seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sikap tersebut, sikap menurut Slameto

(2010:188) adalah “sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan

bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa


(41)

24

Pendapat lain mengenai sikap menurut LaPierre dalam Saifuddin Azwar (2012:5) adalah “suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli

sosial yang telah terkondisikan”. Kemudian menurut Secord &

Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:5) sikap adalah

“keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap

suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

Menurut Saifuddin Azwar (2012:6) sikap merupakan “suatu konstrak multidimensional yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan

konasi”. Dimana struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang menurut Saifuddin Azwar (2012:24-28), yaitu : a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayi oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang kontroversal. b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. dan berisi tendensi atau kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan obyek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi prilaku.


(42)

25

Ketiga komponen sikap ini saling terkait erat, dengan kognisi dan perasaan sesorang terhadap suatu objek sehingga akan nampak dari prilakunya. Namum, dalam kenyataannya tidak selalu sikap akan sama dengan prilaku yang ditunjukkan.

Menurut Slameto (2010:189-190) sikap dapat terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain :

a. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik).

b. Melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan keadaan sengaja. Dalam hal terakir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancer bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan.

c. Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap obyek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya; d. Melalui identifikasi, disini seseorang meniru orang lain atau

suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu ketertarikan emosional sifatnya;

Menurut Saifuddin Azwar (2012:30-38) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain :

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan,

seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap yang dianggapnya penting.


(43)

26

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula lah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam penyampaian informasi sesuai dengan tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f. Pengaruh faktor emosional

Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang disadari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan reaksi seseorang akan suatu objek yang mempengaruhi dan menentukan seseorang dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang juga dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang didapatkannya.


(44)

27

2. Pengertian Demokratis

Secara teoritis banyak orang menganggap bahwa demokrasi adalah usaha untuk menghormati hak-hak individu, (Inu Kencana Syafiie, 2011:102). Pendapat lain menurut Wuryo Kasmiran, (2000:231) bahwa demokrasi adalah “bentuk pemerintahan yang keputusan-keputusan penting pemetrintahannya didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa secara langsung atau tidak langsung”.

Menurut Harris Soche dalam Winarno (2013:100) menyatakan

“demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu

kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk

memerintah”. Kemudian pendapat lain menurut Internasional

Commission of Jurist dalam Winarno (2013:100-101) bahwa

“demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan


(45)

28

Pengertian lain secara etimologi bahwa Demokrasi berasal dari dua kata yaitu Demos berarti rakyat dan Cratien berarti kekuasaan, dengan demikian kekuasaan berada di tangan rakyat dalam arti kekuasaan untuk, oleh, dan dari rakyat. Sehingga lebih diharapkan agar terjadi kebebasan berkarya, kebebasan menampilkan kebolehan dan penemuan ilmiah, kebebasan pers, serta kebebasan berpendapat dalam suatu pemerintahan.

Secara umum prinsip-prinsip demokrasi menurut Inu Kencana Syaffiie (2001:136) adalah sebagai berikut :

a. Adanya pembagian kekuasaan b. Adanya pemilihan umum yang bebas c. Adanya manajemen yang terbuka d. Adanya kebebasan individu e. Adanya peradilan yang bebas f. Adanya pengakuan hak minoritas

g. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum h. Adanya pers yang bebas

i. Adanya beberapa partai politik

j. Adanya musyawarah

k. Adanya persetujuan

l. Adanya pemerintahan yang konstitusional m. Adanya ketentuan tentang pendemokrasian n. Adanya pengawasan terhadap administrasi negara o. Adanya perlindungan hak asasi

p. Adanya pemerintahan yang mayoritas q. Adanya persaingan keahlian

r. Adanya mekanisme politik

s. Adanya kebebasan kebijaksanaan negara


(46)

29

Zamroni dalam Winarno (2013:111) menyebutkan adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain :

1) Toleransi

2) Kebebasan mengemukakan pendapat 3) Menghormati perbedaan pendapat

4) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat 5) Terbuka dan komunikasi

6) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan 7) Percaya diri

8) Tidak menggantungkan pada orang lain 9) Saling menghargai

10) Mampu mengekang diri 11) Kebersamaan

12) Keseimbangan

Secara prinsip demokrasi tercipta karena adanya saling

menghormati dan menghargai satu sama lain. Keadaan ini menciptakan kesetaraan tanpa sekat-sekat kesukuan, agama, derajat dan status ekonomi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana dalam proses pelaksanaannya mengedepankan penghargaan hak individu, musyawarah mufakat, kebebasan berpendapat, tanggung jawab dan prinsip demokrasi lainnya.

3. Sikap Demokratis

Winarno (2013:108) menyatakan “perkembangan baru

menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi dipahami


(47)

30

Demokrasi membutuhkan usaha yang nyata dari setiap warga maupun penyelenggara negara untuk berprilaku sedemikian rupa sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokrasi. Prilaku yang mendukung tersebut tuntu saja merupakan perilaku yang demokratis. Dimana prilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi.

Menurut Jhon Dewey dalam Winarno (2013:109) menyatakan

bahwa “ide pokok demokrasi adalah pandangan hidup yang

dicerminkan dengan perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur

kehidupan”. Yang sejalan dengan pendapat Winarno (2013:109)

bahwa “demokrasi sebagai sikap hidup di dalamnya ada nilai-nilai demokrasi yang dipraktikan oleh masyarakatnya sebagai budaya

demokrasi”.

Nurcholish Madjid dalam Winarno (2013:111-112) menyatakan adanya 7 norma atau pandangan hidup demokratis sebagai berikut : a. Kesadaran akan pluralisme

b. Prinsip musyawarah

c. Adanya pertimbangan moral d. Permufakatan yang jujur dan adil e. Pemenuhan segi-segi ekonomi f. Kerjasama antar warga

g. Pandangan hidup demokrasi sebagai unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan.


(48)

31

Menurut Udin S. Winataputra & Dasim Budimansyah (2007:50) bahwa ada berbagai kemampuan yang diperlukan oleh siswa untuk dapat dikatakan mampu berpikir, bersikap dan berprilaku demokratis yaitu :

bekerja dalam kelompok, mendengarkan, bertanya, berdiskusi masalah publik, partisipasi dalam organisasi, berkoalisi, mengelola konflik, memberi layanan kepada masyarakat, melacak masalah publik di media massa, meneliti isu publik, memperoleh dan menganalisis informasi, menghadiri pertemuan, mengiterviu, menggunakan computer, memilih, melobby, mengeluarkan petisi, berbicara dihadapan publik, mendukung pencalonan seseorang, dan partisipasi dalam kegiatan politik.

Melalui uraian pengertian sikap dan pengertian demokrasi di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menjadi sikap dan budaya demokratis, nilai-nilai

demokrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap yang demokratis. Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap demokratis adalah bagian dari kepribadian seseorang yang melandasinya dalam berperilaku berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terdapat dalam proses pelaksanaan bentuk pemerintahan yang demokrasi atau demokratis.


(49)

32

2.2 Kerangka Pikir

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan. Karena untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi dapat pula melalui lingkungan pendidikan di luar jam pembelajaran dengan difasilitasinya wadah untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap demokratis siswa. Yakni kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan sarana pembinaan kesiswaan sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa. OSIS merupakan suatu bentuk aktivitas di dalam sekolah yang bertugas untuk menjadi wadah bagi siswa mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimilikinya melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Segala bentuk kegiatannya terorganisir sebagai wadah untuk pembentukan sikap demokratis. Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) akan menjadi sarana dalam mengembangkan siswa secara demokratis dengan pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk menumbuhkan landasan demokrasi dalam dirinya.

Sikap demokratis merupakan faktor yang sangat penting karena sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat untuk bergaul dan bersosialisai. Melalui kegiatan OSIS siswa dibina dalam hal pembentukan sikap demokratis


(50)

33

melalui partisipasi/keterlibatan dalam kegiatan OSIS, serta tanggung jawab yang dimiliki dalam berpartisipasi untuk melaksanakan kegiatan OSIS. Sehingga siswa diharapkan dapat memiliki sikap demokratis yang tinggi serta mampu mengurangi masalah-masalah sosial yang sering kali dilakukan oleh para pelajar.

Kerangka pikir bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hubungan dari variabel-variabel yang diamati. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Variabel (X) : Partisipasi

pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) 1. Keterlibatan dalam kegiatan OSIS 2. Kontribusi dalam kegiatan OSIS 3. Tanggung jawab dalam partisipasi kegiatan OSIS

Variabel (Y) : Sikap Demokratis 1. Mengutamakan musyawarah mufakat 2. Sikap Menghargai 3. Berani

mengemukakan pendapat 4. Jujur


(51)

34

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Monica Ciciliani (2014) “hipotesis adalah

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai ada bukti melalui penyajian data atau pernyataan sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan”.

Berdasarkan latar belakang, teori, dan kerangka pikir, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014/2015.

Ho: Tidak terdapat pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014/2015.


(52)

35

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi korelasional karena dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau nilai-nilai dari variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi korelasional ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis secara objektif serta menggambarkan tentang pengaruh partisipasi pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa.

3.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam suatu penelitian penentuan populasi merupakan hal utama yang harus dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 1 Seputih Mataram sebagai anggota dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA N 1 Seputih Mataram yang berjumlah 589 siswa.


(53)

36

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010:144) “apabila subyek penelitian kurang dari 100,

maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada maka jumlah sampelnya sebanyak 58,9 dan dibulatkan menjadi 59 siswa. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah secara proporsional random sampling, dimana setiap kelompok dari anggota populasi dapat dipilih secara acak menjadi sampel penelitian, dengan mengambil perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih secara acak. Perincian pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1 yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

No. Kelas Jumlah

Populasi

10% Jumlah

Sampel

1 X 191 19,1 19

2 XI 208 20,8 21

3 XII 190 19 19

Jumlah 589 58,9 59


(54)

37

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel yang mempengaruhi atau disebut juga variabel bebas (X) adalah partisipasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

2. Variabel yang dipengaruhi atau yang disebut dengan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah sikap demokratis siswa.

3.4 Definisi Konseptual dan Oprasional 1. Definisi Konseptual

Adapun definisi konseptual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) : keikutsertaan atau keterlibatan seseorang kepada suatu kegiatan untuk pencapaian tujuan dimana seseorang tersebut ikut bertanggung jawab di dalamnya.

b. Sikap Demokratis :

sikap merupakan reaksi seseorang akan suatu objek yang mempengaruhi dan menentukan seseorang dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang juga dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang didapatkan.


(55)

38

2. Definisi Oprasional

Adapun definisi oprasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi pada Kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Partisipasi kegiatan OSIS sebagai suatu bentuk kegiatan di dalam sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas untuk menumbuhkan sikap demokratis siswa melalui kegiatan-kegiatan organisasi seperti rapat rutin berbentuk musyawarah, melaksanakan gotong royong, mengadakan kegiatan lomba, melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat, pidato dan partisipasi dalam melaksanakan kegiatan lainya.

Adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam partisipasi siswa pada kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yaitu :

1) Keterlibatan dalam kegiatan OSIS 2) Kontribusi dalam kegiatan OSIS

3) Tanggung jawab dalam partisipasi kegiatan OSIS

b. Sikap Demokratis

Sikap Demokratis adalah bagian dari kepribadian yang melandasi manusia berperilaku berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terdapat dalam proses pelaksanaan bentuk pemerintahan yang demokrasi atau demokratis.


(56)

39

Adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam sikap demokratis yaitu :

1) Mengutamakan musyawarah mufakat 2) Sikap Menghargai

3) Berani mengemukakan pendapat 4) Jujur

3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pokok

a. Teknik Angket

Angket adalah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang akan diberikan kepada responden. Teknik ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data secara langsung dari responden. Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup.

Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden yang bersangkutan. Sasaran angket adalah anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.


(57)

40

Responden memilih jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan subjek. Setiap item memiliki tiga alternatif jawaban yang masing-masing mempunyai skor bobot yang berbeda-beda yaitu : 1) Alternatif jawaban yang mendukung diberi skor 3

2) Alternatif jawaban yang cukup mendukung diberi skor 2 3) Alternatif jawaban yang tidak mendukung diberi skor 1

2. Teknik Penunjang

a. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang berasal dari data primer dan sumber skunder. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat dan mencari data bahan-bahan tertulis yang tercatat dalam bentuk data yang validitasnya tidak diragukan lagi. Dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh langsung dari pihak SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.

3.6 Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas alat tes dapat diukur melalui hasil pemikiran atau validitas logis berpangkal dari konstruksi-kontruksi teori-teori yang ada sebagai landasan kerja dan standar yang valid. Dalam penelitian ini uji validitas alat tes dilakukan berdasarkan validitas logis yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan para pembimbing.


(58)

41

2. Uji Reliabelitas

Suatu alat ukur dinyatakan baik bila mempunyai tingkat reliabilitas yang baik pula yakni ketetapan suatu alat ukur. Dimana ketetapan alat ukur ini akan menentukan layak tidaknya suatu alat ukur untu digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Pendapat Suharisimi Arikunto (2010:221) bahwa “ reliabilitas adalah suatu

instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data instrumen tersebut sudah baik”. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan angket dan tes untuk uji cobakan kepada 10 orang diluar responden.

2. Untuk menguji reliabilitas angket dan tes digunakan teknik belah dua atau ganjil genap.

3. Mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap denganKorelasi Product Momentyaitu :

rxy=

( )( ) { ( ) }{ ( ) }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel

= Skor rata-rata dari X dan Y = jumlah skor item X


(59)

42

4. Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu :

( )

( )

Keterangan:

rxy = koefisien reliabilitas seluruh tes

rgg = koefisien korelasi item x dan y

5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut :

0,90–1,00 = Reliabilitas tinggi

0,50–0,89 = Reliabilitas sedang

0,00–0,49 = Reliabilitas rendah

3.7 Teknik analisis data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun teknik mengolah dan menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Menurut Sutrisno Hadi dalam Monica Ciciliani (2014:65) menentukan klasifikasi skor menggunakan rumus interval, adapun tekniknya sebagai berikut:


(60)

43

I=

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

2. Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase Turmidi dan Harini dalam Monica Ciciliani (2014:65) digunakan rumus sebagai berikut: P = × 100%

Keterangan:

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah alternatif seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik


(61)

44

3. Sudjana (2005: 280) penulis menggunakan uji Chi Kuadrat asosiasi dua factor, dengan rumus sebagai berikut :

    b i k j Eij Eij Oij X 1

: :1

2

2

Keterangan:

: Chi Kuadrat

b i :1

: Jumlah Baris

k

j 1

: Jumlah Kolom

Oij : Banyaknya data yang diharapkan

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

4. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan data tersebut sebagai bahan perhitungan, dengan terlebih dahulu menggunakan banyaknya gejala yang diharapkan terjadi dengan rumus :

n xN N Eijjo oj

Keterangan :

Eij : Banyaknya gejala yang diharapkan terjadi

Noj : Jumlah data hasil pengamatan

Njo : Jumlah skor yang diperoleh dari item


(62)

45

Dengan kreteria uji sebagai berikut :

a. Jika X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis diterima.

b. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis ditolak.

5. Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi sebagai berikut:

n

x

x

c

2

2

Keterangan :

C : Koefisien Kontigensi

: Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor di atas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :

m

m


(63)

46

Keterangan :

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

m : Harga maksimum antara baris dan kolom

n : Bilangan konstant

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel.


(64)

11✄

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh partisipasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan terdapat tingkat keeratan dengan kategori kuat antara partisipasi pada kegiatan OSIS terhadap sikap demokratis siswa. Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa pada kegiatan OSIS semakin tinggi tingkat sikap demokratis siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sekolah

Kepada pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkkan kualitas Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan sepenuhnya mendukung


(65)

120

bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk meningkatkan pengembangan sikap demokratis siswa.

2. Guru

Kepada guru diharapkan mampu memberikan pemahaman, pengertian, serta teladan dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi melalui setiap kegiatan pembelajaran di sekolah, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan dan kepengurusan OSIS, maupun kegiatan ektrakulikuler lainnya untuk membantu pengembangan sikap demokratis siswa.

3. Siswa

a. Siswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat selalu bersikap demokratis, dengan mengamalkan nilai-nilai demokrasi yang harus diaplikasikan baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

b. Siswa diharapkan aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan OSIS, karena kegiatan OSIS merupakan sarana pembelajaran yang memberikan pengalaman mengenai nilai-nilai demokratis.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ciciliani, Monica. 2014. Pengaruh Aktivitas Ekstrakulikuler Patroli Keamanan Sekolah (PKS) terhadap Pembentukan Sikap Tertib Berlalu Lintas Siswa SMP Islam YPI 3 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.(Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Fatarina, Nisa. 2014. Pengaruh Penerapan Budaya Demokrasi di Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Civic Skills Siswa Siswi SMK PGRI 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung

Gunawan, Heri. 2012.Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta Saifuddin, Azwar. 2012. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2011.Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(67)

Syaffie, Inu Kencana. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama

Syaffie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Theresia, Aprillia., dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Universitas Lampung. 2010.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Wikipedia. 2013. Partisipasi. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi

Pada tanggal 23 Desember 2014

Wikipedia. 2014. Organisasi Siswa Intra Sekolah. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Siswa_Intra_Sekolah Pada tanggal 23 Desember 2014

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Winataputra, U.S. & Dasim Budimansyah. 2007. Civic Education. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Wuryan, Sri. 2008. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


(1)

Dengan kreteria uji sebagai berikut :

a. Jika X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis diterima.

b. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis ditolak.

5. Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi sebagai berikut:

n

x

x

c

2

2

Keterangan :

C : Koefisien Kontigensi

: Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor di atas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :

m

m

C

maks

1


(2)

46

Keterangan :

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

m : Harga maksimum antara baris dan kolom

n : Bilangan konstant

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh partisipasi pada kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap sikap demokratis siswa di SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan terdapat tingkat keeratan dengan kategori kuat antara partisipasi pada kegiatan OSIS terhadap sikap demokratis siswa. Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa pada kegiatan OSIS semakin tinggi tingkat sikap demokratis siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sekolah

Kepada pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkkan kualitas Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan sepenuhnya mendukung


(4)

120

bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk meningkatkan pengembangan sikap demokratis siswa.

2. Guru

Kepada guru diharapkan mampu memberikan pemahaman, pengertian, serta teladan dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi melalui setiap kegiatan pembelajaran di sekolah, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan dan kepengurusan OSIS, maupun kegiatan ektrakulikuler lainnya untuk membantu pengembangan sikap demokratis siswa.

3. Siswa

a. Siswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat selalu bersikap demokratis, dengan mengamalkan nilai-nilai demokrasi yang harus diaplikasikan baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

b. Siswa diharapkan aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan OSIS, karena kegiatan OSIS merupakan sarana pembelajaran yang memberikan pengalaman mengenai nilai-nilai demokratis.


(5)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ciciliani, Monica. 2014. Pengaruh Aktivitas Ekstrakulikuler Patroli Keamanan Sekolah (PKS) terhadap Pembentukan Sikap Tertib Berlalu Lintas Siswa SMP Islam YPI 3 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.(Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tentang Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Fatarina, Nisa. 2014. Pengaruh Penerapan Budaya Demokrasi di Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Civic Skills Siswa Siswi SMK PGRI 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung

Gunawan, Heri. 2012.Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta Saifuddin, Azwar. 2012. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2011.Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(6)

Syaffie, Inu Kencana. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama

Syaffie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Theresia, Aprillia., dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Universitas Lampung. 2010.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Wikipedia. 2013. Partisipasi. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi

Pada tanggal 23 Desember 2014

Wikipedia. 2014. Organisasi Siswa Intra Sekolah. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Siswa_Intra_Sekolah Pada tanggal 23 Desember 2014

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Winataputra, U.S. & Dasim Budimansyah. 2007. Civic Education. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Wuryan, Sri. 2008. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 41

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 17 94

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013-2014

2 18 61

PENGARUH KONSEP BUDAYA ORGANISASI INTRA SEKOLAH TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA XAVERIUS PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 46

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP SIKAP SISWA DALAM MENGAPLIKASIKAN NILAI RELIGIUS DI SMAN 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 56

PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONALTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 14 73

PENGARUH INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP SIKAP ANGGOTA ORGANISASI PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA (PERADAH) KECAMATAN SEPUTIH MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

1 29 88

PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 125

PENGARUH PARTISIPASI PADA KEGIATAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP SIKAP DEMOKRATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 67