Di dalam keluarga, anak akan menuruni perasaan dan sikap, di samping bahasa, tingkah laku
dan perbuatan orang tua untuk berperilaku.
3. Latar Belakang Sosial Pendidikan dan Ekonomi
Latar belakang sosial pendidikan dan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap
kompetensi interpersonal masing-masing remaja. 4.
Dominasi Kelompok Pergaulan pada remaja sangat dipengaruhi
oleh lingkungan sekitarnya, terutama oleh dominasi kelompok sekitar maupun di dalam lingkungan di
mana remaja itu berada. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah Usia,
Jenis Kelamin, Konsep diri, kemampuan penyesuaian diri, kemampuan berempati, kemampuan menghargai orang lain
dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain lingkungan, pola asuh orang tua,
status sosial ekonomi, dominasi kelompok dan latar belakang pendidikan.
B. Kematangan Emosi
1. Pengertian Kematangan Emosi
Menurut kamus psikologi Kartono dan Gulo, 2003 kematangan emosi merupakan proses dimana individu
menjadi dewasa secara emosional, tidak terombang-ambing oleh motif-motif kekanak-kanakan dan terkadang sering
dikaitkan dengan kematangan sosial. Budiharjo dalam Prastyaningsih, 2005 menyatakan bahwa kematangan
emosi adalah kecenderungan untuk mengadakan tanggapan emosional yang matang sesuai usia seseorang dan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dictionary of Behavioral Science karangan Wolman
dalam Pratiwi, 2005 mendefinisikan kematangan emosi sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi
dan permunculan perilaku emosi yang tepat sesuai dengan usia dewasa daripada bertingkah laku seperti anak-anak.
Green dalam Safaria dan Farni, 2006 yang menyatakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan diri, menempatkan diri, dan menghadapi berbagai kondisi dengan suatu cara tertentu
Chaplin 2001 mengartikan kematangan emosi adalah
kedewasaan psikologis
yang merupakan
perkembangan sepenuhnya dari intelegensi dan proses emosional. Sedangkan Meichati 1983 mengungkapkan
bahwa kematangan emosi adalah kesanggupan untuk menghadapi tantangan hidup yang ringan maupun berat.
Menurut Walgito 2002 bila seseorang telah matang emosinya, telah dapat mengendalikan emosinya, maka
individu akan dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik, dan berpikir secara obyektif.
Dari beberapa teori di atas peneliti ingin menggunakan definisi dari Walgito hal ini dikarenakan
definisi dari Walgito sudah mencakup semua pengertian dari teori-teori kematangan emosi yang sudah peneliti
tuliskan yang mana definisi dari Walgito 2002 yang menyatakan bahwa bila seseorang telah matang emosinya,
telah dapat mengendalikan emosinya, maka individu akan dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik, dan
berpikir secara obyektif. 2.
Aspek-aspek Kematangan Emosi Menurut Walgito 2002 mengenai kematangan
emosi ada beberapa tanda yang dapat diberikan yaitu : a.
Dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain seperti apa adanya sesuai dengan keadaan obyektifnya.
Hal ini disebabkan oleh orang yang telah matang emosinya dapat berpikir secara baik dan obyektif.
b. Tidak bersifat impulsif yaitu merespon stimulus dengan
cara berpikir baik, dapat mengatur pikirannya untuk memberikan
tanggapan terhadap
stimulus yang
mengenainya. c.
Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik. d.
Dapat berpikir obyektif sehingga orang yang telah matang emosinya akan bersifat sabar, penuh pengertian
dan pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang baik.
e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri
sendiri, tidak mudah mengalami frustrasi dan akan menghadapi masalah dengan penuh pengertian.
Menurut Anderson dalam Mappiare, 1983 aspek- aspek kematangan emosi terdiri dari :
a. Kasih sayang
Individu mempunyai rasa kasih sayang yang dalam dan dapat diwujudkan secara wajar terhadap orang lain
untuk pengembangan drinya. b.
Emosi terkendali Individu dapat mengendalikan perasaannya terutama
terhadap orang lain. c.
Emosi terbuka-lapang Individu menerima kritik dan saran dari orang lain
sehubungan dengan kelemahan yang diperbuat demi pengembangan diri.
Hurlock 1991 mengemukakan ciri-ciri individu yang telah memiliki kematangan emosi adalah :
a. Adanya kontrol emosi
Individu yang masak emosinya akan berusaha untuk mengontrol dan mengendalikan emosi sehingga tingkah
lakunya dapat diterima oleh masyarakat. b.
Self-knowledge Pengetahuan akan diri yang berhubungan dengan
matang emosi seseorang akan mempelajari kontrol untuk memuaskan kebutuhannya.
c. Penggunaan mental kritis
Orang yang matang emosinya akan menilai secara kritis sebelum merespon emosinya.
Berdasarkan uraian
di atas,
peneliti akan
menggunakan aspek kematangan emosi dari Walgito 2002 yaitu lima aspek yang meliputi menerima keadaan diri
sendiri, tidak bersifat impulsif, memiliki kontrol emosi, berpikir obyektif, dan memiliki tanggung jawab. Karena
kelima aspek tersebut sudah mencakup semua aspek yang dikemukakan oleh Anderson dalam Mappiare, 1983.
Untuk selanjutnya kelima aspek tersebut akan dijadikan indikator alat ukur kematangan emosi dalam penelitian,
untuk mengungkap sejauh mana kematangan emosi subjek penelitian.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kematangan Emosi
Young 1985
menyatakan 3
faktor yang
memengaruhi kematangan emosi seseorang, yaitu a.
Faktor lingkungan individu yang bersangkutan termasuk lingkungan keluarga, sosial, dan masyarakat.
b. Faktor pengalaman, yaitu pengalaman hidup yang
diperoleh individu akan memengaruhi kematangan emosinya. Pengalaman yang menyenangkan akan
memberi pengaruh positif terhadap individu, akan tetapi pengalaman yang tidak menyenangkan bila terulang
akan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap individu maupun kematangan emosi individu tersebut.
c. Faktor individu, persepsi pada setiap individu dalam
mengartikan suatu hal yang dapat menimbulkan gejolak emosi pada diri individu. Hal ini disebabkan oleh
pikiran negatif, tidak realistis, dan tidak sesuai kenyataan.
Hurlock 1991 mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi kematangan emosi yaitu, adanya tegangan
emosi, faktor keluarga seperti pemberian kasih sayang, rasa aman, dan perhatian yang membantu seseorang menghadapi
masalahnya.
C. Remaja Tengah