Kompetensi Interpersonal LANDASAN TEORI

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Interpersonal

1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal dalam Anastasia, 2004. Kompetensi menurut Poerwadarminta dalam Anastasia, 2004 adalah suatu kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dapat diukur dari tingkah laku. Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dimiliki misalnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sementara yang dimaksud dengan hubungan interpersonal menurut Kartono dalam Anastasia, 2004 adalah hubungan antara individu-individu, di mana individu yang satu dengan yang lain saling memengaruhi. Dalam kaitan dengan hubungan interpersonal, kompetensi interpersonal menurut Spitzberg dan Cupach dalam Anastasia, 2004 adalah kemampuan individu untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ditambahkan oleh De Vito dalam Anastasia, 2004 berkomunikasi secara efektif tersebut ditandai oleh karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam menciptakan dan membina hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Di dalamnya termasuk pengetahuan tentang konteks yang ada dalam interaksi, pengetahuan tentang perilaku non-verbal orang lain, kemampuan untuk menyesuaikan komunikasi dengan konteks dari interaksi yang sedang berlangsung, menyesuaikan dengan orang yang ada dalam interaksi tersebut. Buhrmester dkk dalam Nashori, 2003 mengatakan bahwa kompetensi interpersonal meliputi kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional dan kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal. Dari beberapa teori di atas peneliti ingin menggunakan definisi dari Buhrmester dkk hal ini dikarenakan definisi dari Buhrmester dkk sudah mencakup semua pengertian dari teori-teori kompetensi interpersonal yang sudah peneliti tuliskan yang mana definisi dari Buhrmester dkk dalam Nashori, 2003 mengatakan bahwa kompetensi interpersonal meliputi kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional dan kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal. 2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal Kompetensi interpersonal memiliki beberapa aspek. Menurut Buhrmester dkk. dalam Nashori, 2003, kompetensi interpersonal meliputi aspek-aspek berinisiatif untuk memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional kepada orang lain, serta kemampuan mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain, yang mana penjelasan setiap aspek-aspek kompetensi interpersonal dari Buhrmester dkk tersebut diuraikan oleh Nashori. a. Kemampuan Berinisiatif. Menurut Buhrmester dkk. dalam Nashori, 2003, inisiatif adalah usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih besar. b. Kemampuan untuk Bersikap Terbuka Self Disclosure. Kemampuan membuka diri sangat berguna agar perkenalan yang sudah berlangsung dapat berkembang ke hubungan yang lebih pribadi dan mendalam. Kartono dan Gulo dalam Nashori, 2003 mengungkapkan bahwa self disclosure adalah suatu proses yang dilakukan seseorang hingga dirinya dikenal oleh orang lain. Dalam pengungkapan diri, menurut Wrightsman dan Deaux dalam Nashori, 2003, seseorang mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan memberikan perhatian kepada orang lain, sebagai suatu bentuk penghargaan yang akan memperluas kesempatan terjadinya sharing. c. Kemampuan untuk Bersikap Asertif. Dalam konteks komunikasi interpersonal seringkali harus mampu mengungkapkan ketidaksetujuan atas berbagai macam hal atau peristiwa yang tidak sesuai dengan alam pikirannya. Itu berarti diperlukan adanya asertivitas dalam diri orang tersebut. Menurut Perlman dan Cozby dalam Nashori, 2003, asertivitas adalah kemampuan dan kesediaan individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas dan dapat mempertahankan hak-haknya dengan tegas. Diungkapkan oleh Calhoun dan Acocella dalam Nashori, 2003, bahwa kemampuan bersikap asertif adalah kemampuan untuk meminta orang lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkan atau menolak untuk melakukan hal yang tidak diinginkan. d. Kemampuan Memberikan Dukungan Emosional. Kemampuan memberikan dukungan emosional sangat berguna untuk mengoptimalkan komunikasi interpersonal antardua pribadi. Menurut Barker dan Lemle dalam Nashori, 2003, dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Kemampuan ini lahir dari adanya empati dalam diri seseorang. Menurut Kartono dan Gulo dalam Nashori, 2003, empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan emosi orang lain. Orang yang memiliki kemampuan untuk berempati tinggi akan memiliki keinginan untuk menolong yang tinggi pula. e. Kemampuan dalam Mengatasi Konflik. Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-unsur konflik atau perbedaan kepentingan. Johnson dalam Nashori, 2003 mengatakan konflik merupakan situasi yang ditandai oleh adanya tindakan salah satu pihak yang menghalangi, menghambat, dan mengganggu tindakan pihak lain. Dalam situasi konflik terjadi empat kemungkingan, yaitu memutuskan untuk mengakhiri hubungan, mengharapkan keadaan membaik dengan sendirinya, menunggu masalah lebih memburuk, dan berusaha menyelesaikan permasalahan dalam Nashori, 2003. Sementara, the personal psychology centre dalam Nashori, 2000 menyatakan 8 aspek kompetensi interpersonal yaitu : a. Kemampuan Empati Yaitu kemampuan untuk dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. b. Kemampuan Membangun Diri Yaitu kemampuan membangun, memotivasi, mendukung diri sendiri, seperti konsep diri yang positif. c. Kemampuan Bekerja Sama Yaitu kemampuan melakukan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dengan orang lain, seperti perilaku saling bekerja sama dalam suatu kepantiaan. d. Kemampuan dalam Negosiasi Yaitu kemampuan untuk melakukan perundingan atau negosiasi dengan orang lain atau dapat melakukan hubungan persuasif dengan orang lain. Seperti menjadi juru bicara terhadap pihak yang sedang bertikai. e. Kemampuan Diplomasi Yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan dengan sekelompok orang atau organisasi guna tujuan yang lebih besar. f. Kemampuan Manajemen Konflik Kemampuan untuk memecahkan masalah dan mencari solusi atau nasalah yang sedang dihadapi dengan tidak ada pihak yang dirugikan. g. Kemampuan Menghargai Orang Lain Kemampuan untuk menghargai dan menghormati orang lain dan memperlakukan orang lain dengan hormat. h. Kemampuan Menjadi Tim Kemampuan untuk dapat bekerja sama dengan orang lan dalam suatu kelompok kerja, sehingga dapat menjadi tim kerja yang kompak dan produktif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan aspek kompetensi interpersonal dari Buhrmester dkk dalam Nashori, 2003 yaitu lima aspek yang meliputi kemampuan berinisiatif, kemampuan untuk bersikap terbuka self disclosure, kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik. Untuk selanjutnya kelima aspek tersebut akan dijadikan indikator alat ukur kompetensi interpersonal dalam penelitian, untuk mengungkap sejauh mana kompetensi interpersonal subjek penelitian. 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kompetensi Interpersonal Faktor-faktor yang dinilai memiliki peranan terhadap kompetensi interpersonal adalah faktor-faktor internal individu, di antaranya adalah konsep diri dalam Nashori, 2003 dan kematangan beragama. Sejauh mana tingkat kompetensi interpersonal seseorang juga bergantung kepada sejauh mana persepsi seseorang terhadap dirinya. Kalau persepsi terhadap diri sendiri positif, seseorang akan cenderung melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain secara baik. Konsep diri yang ada dalam diri seseorang diduga memiliki sumbangan terhadap kompetensi interpersonal seseorang. Hasil penelitian Nashori dalam Nashori, 2003 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dan kompetensi interpersonal mahasiswa. Semakin tinggi konsep diri semakin tinggi kompetensi interpersonalnya. Kematangan beragama yang ada dalam diri seseorang juga memengaruhi kompetensi interpersonalnya. Bila individu dapat mengetahui dan menghayati ajaran agama secara mendalam, serta memiliki konsistensi moral terhadapnya, mereka memiliki sebagian dari ciri-ciri orang yang matang dalam beragama. Orang yang memiliki kematangan beragama dinilai memiliki modal untuk memiliki kompetensi interpersonal. Hasil penelitian yang dilakukan Nashori 2003 menunjukkan bahwa semakin tinggi kematangan beragama semakin tinggi kompetensi interpersonalnya. Menurut Willis 1981 ada dua faktor yang memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri individu yang merupakan karakteristik yang khas dari diri individu dan faktor eksternal yaitu faktor di luar individu yang memengaruhi kompetensi interpersonal seseorang. a. Faktor Internal Menurut Willis 1981 terdapat tujuh faktor internal dalam kompetensi interpersonal, yaitu : 1. Usia Semakin individu bertambah usia, bertambah dewasa individu semakin banyak melakukan kontak dengan orang lain individu belajar bagaimana bersikap terhadap orang lain. 2. Jenis Kelamin Pada hakekatnya laki-laki dan perempuan mempunyai kompetensi interpersonal yang sama. 3. Konsep Diri Merupakan kemampuan untuk menerima diri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan. Dengan konsep diri seseorang dapat memiliki cara pandang yang menyeluruh tentang dirinya sendiri berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan orang lain. 4. Kemampuan Menyesuaikan Diri Kemampuan seseorang dalam melakukan penyesuaikan secara wajar dengan lingkungan sekitarnya. 5. Kemampuan Berempati Kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati merupakan inti dari hubungan interpersonal. 6. Kemampuan Menghargai Orang lain Untuk dapat diterima oleh orang lain, maka individu harus bisa untuk dapat menghargai orang lain dengan baik. 7. Kemampuan Berkomunikasi Dengan melakukan komunikasi dengan baik, maka apa yang individu sampaikan dapat di tangkap dengan baik oleh lawan bicaranya. b. Faktor Eksternal Menurut Willis 1981 terdapat empat faktor eksternal dalam kompetensi interpersonal, yaitu: 1. Lingkungan Lingkungan tempat tinggal berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa seseorang bila lingkungan menunjang. Seperti adanya fasilitas yang memadai untuk saling berinteraksi, maka diharapkan pula individu akan menampilkan sikap yang bersahabat dalam pergaulan. 2. Pola Asuh Orang Tua Di dalam keluarga, anak akan menuruni perasaan dan sikap, di samping bahasa, tingkah laku dan perbuatan orang tua untuk berperilaku. 3. Latar Belakang Sosial Pendidikan dan Ekonomi Latar belakang sosial pendidikan dan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kompetensi interpersonal masing-masing remaja. 4. Dominasi Kelompok Pergaulan pada remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, terutama oleh dominasi kelompok sekitar maupun di dalam lingkungan di mana remaja itu berada. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah Usia, Jenis Kelamin, Konsep diri, kemampuan penyesuaian diri, kemampuan berempati, kemampuan menghargai orang lain dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain lingkungan, pola asuh orang tua, status sosial ekonomi, dominasi kelompok dan latar belakang pendidikan.

B. Kematangan Emosi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri pada Siswa SMA Kanisius Bhaktiawam Ambarawa T1 132009019 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri pada Siswa SMA Kanisius Bhaktiawam Ambarawa T1 132009019 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri pada Siswa SMA Kanisius Bhaktiawam Ambarawa T1 132009019 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kompetisi Interpersonal pada Masa Remaja Tengah T1 802005056 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kompetisi Interpersonal pada Masa Remaja Tengah T1 802005056 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kompetisi Interpersonal pada Masa Remaja Tengah T1 802005056 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kompetisi Interpersonal pada Masa Remaja Tengah

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kompetisi Interpersonal pada Masa Remaja Tengah

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Subjective Well-Being dalam Pernikahan Remaja Akhir pada Perempuan

0 0 2