Istilah-istilah Kepabeanan Dibidang Ekspor

7. Pemberitahuan Ekspor Barang Pemberitahuan Ekspor Brang yang selanjutnya disingkat dengan PEB adalah pemberitahuan pabean yang digunakan untuk memberitahukan ekspor barang. 8. Harga Patokan Ekspor Harga patokan ekspor yang selanjutnya disingkat HPE adalah harga patokan yang ditetapkan secara periodik oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan setelah berkoordinasi dengan menterikepala lembaga pemerintah non kementeriankepala badan teknis terkait. 9. Harga Ekspor Harga ekspor adalah harga yang digunakan untuk penghitungan bea keluar, yang selanjutnya penetapan harga ekspornya berdasarkan harga patokan yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah. Dimana harga patokan tersebut menjadi dasar dalam penghitungan besaran bea keluar. 10. Tarif Tarif adalah dasar perhitungan atau besaran pengenaan beban terhadap suatu barang. Dalam kepabeanan tarif pada umumnya digunakan untuk memperhitungan besaran bea masuk pada barang impor dan juga untuk memperhitungkan besaran bea keluar pada barang yang akan di ekspor 11. Bea Keluar Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 “Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor ”. Penetapan barang ekspor yang dikenakan bea keluar dilakuakan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan danatau usul menteri yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang perdagangan danatau menterikepala lembaga pemerintah non departemenkepala badan teknis terkait.

2.6 Prosedur

Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan, dan melibatkan beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian demi tercapainya kesesuaian satu dengan yang lain. Menurut Richard F. Neuschael dalam Sistem Informasi Akuntansi 2011:1 “Prosedur adalah suatu unsur-unsur operasi klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang di dalam suatu atau lebih departemen yang ditetapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi- transaksi bisnis yang terjadi”.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung berkedudukan di Bandar Lampung yang beralamatkan di Jalan Yos Sudarso Pelabuhan Panjang Bandar Lampung. Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung merupakan salah satu kantor yang bertugas untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi DJBC. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung berada dibawah pengawasan kantor wilayah DJBC Sumatera bagian selatan. Provinsi Lampung yang terletak di ujung selatan pulau Sumatra merupakan pintu gerbang lalu lintas antara pulau Sumatera dengan pulau jawa. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung juga merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuknya barang baik dalam daerah pabean maupun dari luar daerah pabean. Produk utama provinsi Lampung adalah hasil bumi. Hasil bumi ini di ekspor ke berbagai Negara yang pemuatannya melalui KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung.

3.2 Tugas dan Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung Dalam pelaksanaan kegiatannya, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung memiliki Tugas dan Fungsi yang harus di jalankan. Adapun Tugas dan Fungsinya adalah sebagai berikut:

3.2.1 Tugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya

Pabean B Bandar Lampung Direktorat Jendral Bea dan Cukai merupakan salah satu instansi yang memiliki peran yang sangat penting bagi Negara. Adapun tugas-tugas dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 1. Melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya; 2. Melindungi Industri tertentu didalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industry sejenis dari luar negeri; 3. Memberantas penyeludupan; 4. Melaksanakan tugas titipan dari instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas Negara; 5. Memungut bea keluar dan pajak dalam rangka impor secara maksimal untuk kepentingan keuangan Negara; 6. Menerapkan wawasan dan sanksi dalam artian agar peraturan dapat ditaati dengan baik dan secara sadar hukum.