Sejarah Gethuk Magelang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: GREBEG GETHUK : Sebuah Kajian Budaya T1 152009029 BAB IV

29

7. Mata Pencaharian Kota Magelang

Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang, menurut mata pencaharian, jumlah buruhkaryawan di Kota Magelang mencapai 122.211 jiwa 94,33 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Presentase terbesar dari buruhkaryawan berturut-turut adalah bekerja disektor lai-lain 51,36 persen, buruh industri 18,88 persen dan pengusaha 10, 44 persen Badan Pusat Statistik Kota Magelang dalam angka 2012.

8. Luas Tanam, Panen, Produksi dan rata-rata Produksi Tanaman Bahan

Makanan Jenis Tanaman Luas Tanaman Luas Panen Produksi Rata-rata Padi 550,00 551,00 3.131,96 56,98 Jagung 2,00 3,00 19,50 16,25 Singkong 7,00 9,00 126,00 70,00 Kedelai - - - - Kacang hijau - - - - Kacang Tanah - - - - Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Magelang dalam angka 2012. Demikian gambaran umum Kota Magelang dalam aspek kehidupan masyarakat dan segala aktifitas.

B. Sejarah Gethuk Magelang

Ketela pohon atau singkong diduga merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Diperkirakan pada abad ke-16, tanaman ini mulai tersebar ke negara-negara tropis di seluruh Indonesia. Pada waktu itu, ketela pohon atau singkong sudah tersebar ke hampir setiap provinsi di Indonesia. Adapun 5 daerah sentra produksi singkong terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, 30 Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Singkong memiliki banyak nama daerah, antara lain adalah telo rambat Jawa Tengah dan Jawa Timur, huwi bolet Jawa Barat. Untuk syarat tumbuh ketela pohon atau singkong ini dapat hidup tanpa memilih jenis tanah. Namun demikian, kondisi tanah yang ideal bagi pertumbuhannya berada di daratan rendah kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut. Untuk penyebaran dan memperbanyak ketela pohon atau singkong ini sangat mudah yaitu dengan stek pucuk dan stek batang serta bisa juga tunas umbi yang disemai secara khusus. Ketela pohon atau singkong dapat dikatakan varietas unggul apabila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Berdaya hasil atau berproduksi tinggi, 2. Bersifat genjah ”memberi hasil” yaitu antara 3-4bulan setelah tanam, 3. Berasa enak dan manis, 4. Tahan terhadap hama wereng atau penyakit kudis, 5. Mengandung serat yang relatif rendah. Syarat tumbuh singkong ini sangat cocok di daerah Magelang dengan melihat keadaan wilayah di Magelang. Yang nantinya menjadi bahan dasar untuk pembuatan gethuk. Makanan yang selama ini sebagian banyak orang dianggap sebagai “makanan kampungan”, padahal memiliki nilai histori bagi masyarakat Magelang.Lies Suprapti, 2003:13. Pendudukan Jepang 1942-1945 sering disebut sebagai garis pemisah dalam sejarah Indonesia modern. Politik pemerintahan Jepang pada tahun-tahun itu dianggap penting karena memecahkan hubungan sosial tradisional pada tingkat 31 lokal. Diantara sekian banyak perubahan sosial yang dialami masyarakat Jawa selama masa pendudukan itu, yang paling menonjol adalah perubahan masyarakat desa. Ketika Jepang mulai menduduki Jawa dalam Perang Dunia II, salah satu tujuannya adalah memperoleh sumber-sumber pangan yang memungkinkan mereka meneruskan operasi militer selanjutnya, serta memelihara daerah yang telah dikuasai di Asia Tenggara. Di Jawa yang masyarakatnya merupakan masyarakat penghasil beras, yang setiap tahunnya menghasilkan beras yang cukup melimpah, penting untuk mensuplai kebutuhan militer. Taufik Abdullah, 1988:86. Hal-hal yang diberlakukan dalam pemerintah Jepang adalah bahwa kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang. Maka, seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkalai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis. Sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasa bertambah berat pada saat rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan. Hendri F. Isnaeni, 2008:37 Salah satu persoalan penting dalam periode akhir pemerintahan Hindia Belanda ini, masa pendudukan Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia adalah persoalan sosial ekonomi, berupa kelaparan karena langkanya bahan pangan dan banyaknya tenaga serta pikiran masyarakat yang tercurah pada bidang politik. Selain itu trauma masa pendudukan Jepang ikut menambah beban rakyat 32 Indonesia. Persoalan lain berdampak pada aspek lain seperti perhatian pada kebutuhan pemenuhan pangan masyarakat di tingkat lokal. Beberapa tempat memanfaatkan persediaan pangan penduduk untuk memenuhi kebutuhan logistik selama masa ini. Seperti diketahui bahwa pada masa periode 1940-an tidak hanya kondisi politik, tetapi juga kondisi sosial ekonomi tidak stabil, kelaparan terjadi di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Jawa yang dikenal sebagai lumbung beras, salah satu Magelang. Sri Margana, 2009:131 Sebelum terkenal seperti saat ini, Gethuk di Magelang memiliki sejarah tersendiri. Dari cerita yang berkembang, konon cikal bakal gethuk Magelang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Kala itu, seorang warga Desa Karet bernama Ali Mohtar memulai pertama kali membuat gethuk. Suara Merdeka, 18 September 2011. Pada jaman penjajahan Jepang, beras merupakan barang langka dan singkong banyak terdapat di sekitar rumah maupun dijual di pasar. Tersebutlah Mbah Ali Mohtar dari Desa Karet, Magelang. Beliau mencoba untuk mengolah singkong dengan cara dikukus kemudian dihaluskan sekedarnya dan dicampur dengan gula. Dari sanalah konon makanan yang bernama Gethuk ini berasal. Saat itu, untuk menghaluskan singkong masih menggunakan cara manual yaitu dengan cara ditumbuk oleh 4 – 6 orang dalam sebuah lesung. Kemudian pada tahun 1985, mbah Ali berhasil membuat mesin penggilas ketela yang dapat membuat adonan gethuk menjadi lebih cepat halus. Ternyata makanan yang awalnya berbentuk bulat-bulat sebesar lepek piring tatakan gelas ini banyak digemari oleh orang 33 orang dan disebut dengan nama Gethuk Gondok karena pada saat itu mbah Ali menderita penyakit gondok. Peralatan untuk membuat gethuk gondok seperti lesung, alu untuk menumbuk, dan kukusan. Untuk pewarnanya pun menggunakan gula merah atau gula jawa untuk penghasil warna cokelat yang alami. Selain getuk warna-warni, gethuk gondok dalam bentuknya yang asli, yaitu bulat-bulat berwarna putih Sri Rahayu, 10 November 2012. Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga mayang yang belum mekar diikat kuat kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. http:id.wikipedia.orgwikiGula_merah Ketika itu, dalam membuat gethuk yang dinamakan Gethuk Gondok oleh masyarakat sangatlah sederhana yaitu seperti berikut : 34 1. Untuk bahan-bahannya antara lain air untuk mengukus, singkong yang sudah dikupas dan dipotong-potong, gula pasirgula merah, garam dapur, buah kelapa yang sudah diparut parut dan kukus. 2. Untuk pewarnaan gethuk Untuk getuk yang berwarna putih maka memakai gula pasir, untuk warna merah menggunakan gula merah. 3. Cara membuat gethuknya a. Singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih dan dipotong-potong sekitar 5 cm. b. Kukus singkong sampai matang. Kira-kira dikukus selama 1,5 jam atau di stem selama 2,5 jam. Setelah matang singkong dimasukkan ke tempat penumbuk lalu menggunakan arit untuk memisahkan serat-serat yang ada pada singkong yang masak tersebut sehingga serat-serat terpisah semua. Kemudian diangin-anginkan sampai uapnya hilang. c. Campur singkong dengan sedikit garam-gula. Hancurkan sampai lumat sesuai warna apa yang akan dibuat. d. Sajikan hangat dengan taburan parutan kelapa.

C. Grebeg Gethuk