Grebeg Gethuk Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: GREBEG GETHUK : Sebuah Kajian Budaya T1 152009029 BAB IV

34 1. Untuk bahan-bahannya antara lain air untuk mengukus, singkong yang sudah dikupas dan dipotong-potong, gula pasirgula merah, garam dapur, buah kelapa yang sudah diparut parut dan kukus. 2. Untuk pewarnaan gethuk Untuk getuk yang berwarna putih maka memakai gula pasir, untuk warna merah menggunakan gula merah. 3. Cara membuat gethuknya a. Singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih dan dipotong-potong sekitar 5 cm. b. Kukus singkong sampai matang. Kira-kira dikukus selama 1,5 jam atau di stem selama 2,5 jam. Setelah matang singkong dimasukkan ke tempat penumbuk lalu menggunakan arit untuk memisahkan serat-serat yang ada pada singkong yang masak tersebut sehingga serat-serat terpisah semua. Kemudian diangin-anginkan sampai uapnya hilang. c. Campur singkong dengan sedikit garam-gula. Hancurkan sampai lumat sesuai warna apa yang akan dibuat. d. Sajikan hangat dengan taburan parutan kelapa.

C. Grebeg Gethuk

Pada awalnya merupakan kegelisahan beberapa seniman di Magelang yang pada intinya untuk menciptakan image budaya, sebagai sebuah peristiwa budaya yang mana akan membuat bangga akan peristiwa budaya tersebut. Tidak hanya sekedar menciptakan sebuah keramaian atau hura-hura saja, akan tetapi ada esensi-esensi didalamnya yang diharapkan bahwa Magelang benar-benar menjadi 35 cagar budaya yang bukan hanya simbol-simbol tetapi pembuktian untuk pembuatan peristiwa besar di Kota Magelang. Gepeng Nugroho, 5 Mei 2012 Grebeg Gethuk ini merupakan ide dari Canting Margono, yang merupakan konseptor dari Grebeg Gethuk itu sendiri. Canting Margono bersama dengan Gepeng Nugroho merindukan sebuah image seperti di Jogja ada Sekaten, Labuhan, dll. Maka merekalah memiliki ide untuk menciptakan acara Grebeg Gethuk untuk mengisi peringatan hari jadi Kota Magelang. Dipilih gethuk karena gethuk merupakan makanan khas kota Magelang yang terbuat dari bahan dasar ketela pohon. Gunungan gethuk disusun sedemikian rupa sebagai simbol kota ini. Dalam konsepnya setiap acara Grebeg Gethuk akan ada hiburan-hiburan seperti tarian-tarian khas Magelang. Namun untuk hiburan-hiburan pengisi tersebut tidaklah dipakemkan dari tahun ketahun. Gunungan dalam Grebeg Gethuk ini tidak selalu pakem berbentuk “Water Torn dan Gunung Tidar ” saja, akan tetapi berubah-ubah menurut kreasi kesenian masing-masing tahun. Namun, untuk beberapa tahun belakangan ini masih berpedoman dengan bentuk gunungan laki-laki dan perempuan. Memang Grebeg Gethuk merupakan produk baru. Acara Grebeg Gethuk ini merupakan ungkapan syukur masyarakat pada zaman sekarang dan juga panjang umurnya Kota Magelang dari tahun 907, sehingga untuk Grebeg Gethuk ini diikuti dengan acara- acara hiburan budaya. Condro Bawono, 3 November 2012. Sedangkan menurut Gepeng Nugroho, Grebeg Gethuk ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur dan kebersamaan seluruh warga Kota Magelang atas berkah dan rahmat Tuhan yang diberikan. Ini juga menandakan hubungan 36 pemerintah dan masyarakat yang dinamis serta dekat, bersinergi untuk bersama- sama melakukan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan. Suara Merdeka, 12 April 2010.

D. Tujuan diadakan Grebeg Gethuk