METODE PENELITIAN T1 232009169 Full text

7 ketidakmampuan untuk menterjemahkan kedalam kegiatan dalam kehidupan usaha. Yakhou dan Dorweiler 2004 dalam penelitiannya yaitu “ Environmental Accounting : An Essential Component Of Business Strategy ” membuktikan bahwa peran akuntansi mendukung strategi lingkungan dan strategi bisnis dan beberapa sub jurusan akuntansi berhubungan dengan isu lingkungan, mengarahkan perusahaan pada sebuah cara berwawasan dan ramah terhadap lingkungan.

3. METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah usaha tempe yang tergabung dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” kota Salatiga dan sekitarnya. Sedangkan sampel diambil berdasarkan kriteria dengan metode purposive sampling dengan kriteria : 1. Usaha tempe terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga dan sekitarnya tahun 2012 2. Usaha tempe terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga dan sekitarnya yang hanya berada di kota Salatiga tahun 2012 3. Usaha tempe masih berjalan sampai tahun 2013 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan wawancara dan pembagian kuesioner kepada pelaku bisnis tempe. Fokus penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan kepedulian pelaku bisnis mengenai biaya lingkungan dan green accounting di lingkungan usahanya. 8 Kategori untuk mengetahui pengetahuan dan kepedulian pelaku bisnis menurut Arikunto 2006 dibagi dalam 3 kategori, yaitu; a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76 - 100 dari seluruh pertanyaan . b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56 - 75 dari seluruh pertanyaan. c. Kurang: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40 - 55 dari seluruh pertanyaan. Dalam penilitian ini, subyek dikatakan benar apabila menyatakan tahu dan peduli dengan mengisi kuesioner diatas poin 4 atau netral keatas. variabel dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Dengan distribusi frekuensi ini seseorang bisa dengan mudah melihat bagaimana sekumpulan data mengelompok dan bagaimana kira-kira model populasi data dapat diperoleh. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini : a. Preferensi kepentingan. Pengukuran dengan memberikan kode coding untuk mengubah persepsiopini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi responden mengenai tingkat kepentingan dalam usaha. Masing- masing indikator akan diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 6 yang menunjukkan tingkatan dari masing- 9 masing indikator. Dengan deskripsi sebagai berikut, nilai “1” akan diberikan jika responden menjawab “sangat penting”, nilai “2” diberikan jika responden menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “cukup penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang penting” nilai “5” diberikan jika responden menjawab “tidak penting”. Dan nilai “6” jika responden menjawab “sangat tidak penting.” b. Kepedulian lingkungan. Variabel ini menunjukan nilai dasar dan sikap dari pelaku usaha dalam memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan disekitar lingkungan usaha. Menunjukan sikap keberpihakan untuk melibatkan diri dalam persoalan lingkungan dan perlakuan terhadap limbah usaha. c. Kesadaran biaya lingkungan. Variabel ini menunjukan pengertian yang mendalam pada diri pelaku usaha yang terwujud dalam pemikiran sikap dan tingkah laku dan tanggungjawab pelaku usaha mengenai biaya lingkungan yang terjadi dalam usahanya,. d. Pengetahuan biaya usaha. Variabel ini menunjukan pengetahuan biaya pada pelaku usaha dalam pengelolaan biaya dan pengorbanan usaha untuk memperoleh manfaat. e. Pengetahuan biaya lingkungan. Variabel ini menunjukan pengetahuan pelaku usaha dalam mengelola biaya lingkungan serta pembebanan biaya lingkungan dalam biaya usaha. 10 f. Gaya pengeluaran individu. Variabel ini menunjukan perilaku pelaku usaha dalam melakukan pengeluaran dan menata keuangan usaha sehingga dapat mengetahui sikap pelaku usaha dalam mengelola keuangan. Variabel b sampai f diukur guna mengetahui tingkat kebutuhan pelaku bisnis.. Untuk kebutuhan nilai “1” dikategorikan “sangat tidak penting”, nilai “2” dikategorikan “tidak penting”, nilai “3” dikategorikan “kurang penting”, nilai “4” dikategorikan “biasa”, nilai “5” dikategorikan “cukup penting”, nilai “6” dikategorikan “penting” dan nilai “7 dikategorikan “sangat penting”.

BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, maka dapat diperoleh sampel sebanyak 56 usaha tempe yang berada di kota Salatiga yang tergabung didalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga dan sekitarnya sebagaimana dijabarkan dalam tabel dibawah ini. Tabel1. Sampel penelitian Kriteria-kriteria yang Digunakan Jumlah Perusahaan

1. Daftar pengusaha tempe yang terdaftar dalam PRIMKOPTI