PENDAHULUAN T1 232009169 Full text

1

1. PENDAHULUAN

Salah satu sektor industri yang merupakan pilar penyangga perekonomian di Indonesia adalah sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM. Peran UKM sendiri terlihat dari jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja oleh UKM yang cukup signifikan. Akan tetapi rendahnya kesadaran sektor UKM dalam kepedulian lingkungan membawa pengaruh buruk bagi kualitas lingkungan. Kenyataanya UKM menjalankan usaha tanpa melihat dari sisi ekologis dan hanya berorientasi pada profit saja Purwaningsih, 2008. UKM yang cukup banyak dijumpai di Salatiga salah satunya adalah usaha tempe. Terdapat sekitar 273 usaha tempe yang terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” kota Salatiga dan sekitarnya. Usaha tempe umumnya merupakan usaha turun-temurun yang tidak memiliki laba cukup besar apabila produksi dalam jumlah sedikit. Menurut pelaku usaha bernama Jimah, pekerjaan ini sudah menjadi pekerjaan yang mendarah daging, walaupun laba tidak seberapa tapi produksi tetap dijalankan. Namun sebaliknya yang dialami Kasturah, apabila produksi mencapai satuan kwintal, maka laba yang didapat cukup besar, apalagi usaha tempe miliknya adalah usaha rumah tangga yang tidak perlu mengeluarkan biaya tenaga kerja. Kebanyakan usaha tempe ini tidak melakukan pengelolaan limbah yang baik. Usaha tempe menghasilkan limbah cair yang apabila tidak dikelola dengan benar dan hanya langsung dibuang di perairan akan sangat mengganggu lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terciumnya bau busuk disekitar lokasi pabrik tempe. Hasil dari penelitian yang diperoleh ternyata limbah 2 cair yang berasal dari proses perebusan dan perendaman kedelai tersebut mempunyai suhu, TDS, TSS, BOD, COD serta amoniak bebas yang dihasilkan melebihi standart baku mutu limbah cair, sehingga dapat mencemari lingkungan Wiryani, 2007 Sebagian besar usaha tempe membangun lokasi usaha disekitar sungai maupun selokan guna memudahkan proses pembuangan limbah tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan yang dapat mengurangi penghasilan Wiryani, 2007. Hal ini perlu ditanggapi serius oleh pemerintah juga pelaku usaha untuk menanggulangi kegiatan pembuangan limbah oleh pelaku usaha guna melestarikan lingkungan hidup yang tercemah oleh usaha. Dunlap dan Scare 1991 dalam Lindrianasari 2007 menyatakan bahwa dari hasil polling, publik memandang kegiatan bisnis dari perusahaan sebagai kontributor terbesar terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini, sehingga tanpa di sadari oleh pihak-pihak lain seperti perusahaan, maka perbaikan lingkungan tidak berpengaruh signifikan, sehingga dengan permasalahan lingkungan yang semakin meresahkan, UKM baiknya berperan menanggulangi masalah lingkungan terutama usaha tempe di kota Salatiga diharapkan mampu menjaga lingkungan sekitar usahanya. Banyaknya gerakan peduli lingkungan green movement yang melanda dunia, akutansi mulai menginternalisasi berbagai eksternalitas yang muncul sebagai konsekuensi proses industri, sehingga lahir istilah green accounting . Dengan hanya berfokus pada peningkatan lingkungan sosial, akuntansi mengisi peran dan harapan untuk mengukur kinerja lingkungan Assyura Ratna, 2010. 3 UKM dianggap perlu menerapkan green accounting dalam menjalankan usahanya karena peran UKM sendiri yang terlibat dalam perkembangan usaha di Indonesia turut serta menghasilkan limbah yang cukup signifikan. dalam penelitian Suryani 2011 mengatakan bahwa terdapat 52 juta UKM yang ada di Indonesia. Hal ini menunjukan keterlibatan UKM dalam kerusakan lingkungan yang tidak dapat dihindarkan. Penelitian ini mengangkat masalah green accounting pada usaha tempe di Kota Salatiga dengan persoalan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pelaku bisnis UKM tempe di Kota Salatiga Peduli dengan lingkungan? 2. Apakah pelaku bisnis UKM tempe di Kota Salatiga memiliki pengetahuan mengenai konsep green accounting dan konsep biaya lingkungan? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepedulian usaha tempe di Kota Salatiga terhadap lingkungan dan pengetahuan mereka mengenai green accounting . Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi peneliti dan pembaca mengenai pengetahuan dan tindakan lebih lanjut tentang biaya lingkungan dan green accounting. Sedangkan bagi UKM terutama tempe, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pengetahuan mengenai biaya lingkungan dan green accounting serta pengarahan untuk menyikapi hal tersebut. 4

2. KAJIAN PUSTAKA