Tari Topeng Deskripsi Teori

tersebut merupakan upaya para wali dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakan kesenian tari topeng setelah media dakwah kurang mendapat respon dari masyarakat. Tari Topeng Cirebon salah satu seni yang berisi hiburan juga mengandung simbol-simbol yang melambangkan berbagai aspek kehidup seperti nilai kepemimpinan, kebijakan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa. Dalam hubungan ini maka seni tari topeng ini dapat digunakan sebagai media komunikasi yang sangat positif sekali. Sebenarnya Tari Topeng ini sudah ada jauh sejak abad 10- 11M yaitu pada masa pemerintahan raja Jenggala di jawa timur yaitu Prabu Panji Dewa. Melalui seniman jalanan Seni Tari Topeng ini masuk ke cirebon dan mengalami akulturasi dengan kebudayaan setempat. Pada masa kerajaan Majapahit dimana Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam, Sunan Gunung Jati bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan Tari Topeng ini sebagai salah satu upaya untuk menyebarkan agama Islam dan sebagai hiburan di lingkungan keraton. Karakter Topeng KlanaRahwana merupakan visualisasi dari watak manusia yang serakah, penuh amarah, dan ambisi sifat inilah yang merupakan sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang pasti ada dalam diri manusia. Gerakan Topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok raja yang haus ambisi duniawi. Adapun yang dikatkan dengan ajaran agama Islam Tari Topeng Klana artinya kembara atau mencari, bahwa dalam hidup ini wajib beriktiar.

6. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu, Tinjauan variasi gerak dalam kesenian Tari Topengdi Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu oleh Nurul Fitri Jurusan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2013. Skripsi tersebut berisi tentang Tari Topeng Cirebon Kesenian Yang Diislamkan.Skripsi tersebut membahas bahwa Tari Topengmerupakan salah satu media dakwah penyebaran agama Islam dan mengandung nilai-nilai religius. Unsur nilai tersebut adalah : a. Nilai ketaqwaan b. Nilai keimanan c. Nilai ketaatan d. Nilai moral e. Nilai estetika f. Nilai sosial. Oleh karena itu, penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini yang berjudul Teknik pemakaian dan pengaruhnya terhadap ekspresi dan variasi gerak Tari Topeng Cirebon di Desa Pekandangan Kabupaten Indramayu. 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, karena permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrument test dan kuesioner. Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori mengenai Teknik pemakaian dan pengaruhnya terhadap ekspresi dan variasi gerak tari topeng cirebon di Desa Pekandangan Kabupaten Indramayu.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini berada di Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Pekandangan, Kabupaten Indramayu. Untuk memasuki setting penelitian ini, dilakukan beberapa usaha untuk menjalin keakraban dengan para informan. Usaha yang ditempuh peneliti antara lain : 1. Memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan apa saja yang akan dilalakukan, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan peneliti untuk mengadakan penelitian. 2. Menetapkan waktu pengumpulan data sesuai dengan perizinan yang diperoleh peneliti.